FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
AIRWAY MANAGEMENT
(VENTILASI MASKER, INTUBASI, HEIMLICH MANUVER)
Oleh :
Savira Setyoningsih
10119210043
Pembimbing:
dr. Muhammad Dahlan, M.Kes.,Sp.An
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam airway manajemen terdapat tiga jenis airway definitif yaitu: pipa
orotrakeal, pipa nasotrakeal, dan airway surgical (krikotiroidotomi atau
trakeostomi). Penentuan pemasangan airway definitif didasarkan pada
penemuan-penemuan klinis antara lain adanya apnea, ketidakmampuan
mempertahankan airway yang bebas dengan cara-cara yang lain, kebutuhan
untuk melindungi airway bagian bawah dari aspirasi darah atau vomitus,
ancaman segera atau bahaya potensial sumbatan airway, adanya cedera kepala
1
yang membutuhkan bantuan nafas (GCS<8), ketidakmampuan mempertahankan
oksigenasi yang adekuat dengan dan pemberian oksigen tambahan lewat masker
wajah ATLS (Advance Trauma Life Support, 2008). Manajemen jalan napas pra-
rumah sakit merupakan komponen utama system emergency medical service
(EMS) di seluruh dunia, yang harus dikendalikan dengan baik dalam tindakan
resusitasi. Pengembangan eknik dan peralatan manajemen jalan napas pra-rumah
sakit yang berbeda mencerminkan evolusi triase pra-rumah sakit dan
penatalaksanaan emergency (Jacobs,Grabinsky 2014). Pengendalian jalan napas
yang tidak baik telah diidentifikasi menjadi penyebab kecacatan bahkan
kematian yang dapat dicegah pada pasien trauma dan henti jantung. Cara
penanganan jalan napas yang efektif harus tercapai sebelum pasien tiba di rumah
sakit, hal ini tidak mudah serta beberapa hal masih controversial (Lockey DJ,
Crewdson K, Louis HM 2014).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Hidung
3
pharyngeal tonsil dan Tuba Eustachius). Orofaring (merupakan
pertemuan rongga mulut dengan faring, terdapat pangkal lidah).
Laringofaring (terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran
makanan).
2. Saluran Pernapasan Bawah
a. Trakea
4
mengakibatkan tertutupnya trakea sebagai jalan napas. Pada kasus-kasus
tertentu, korban membutuhkan bantuan pernapasan. Sebelum diberikan
bantuan pernapasan, jalan napas korban harus terbuka. Pemeriksaan Jalan
Napas :
Gambar 2. Cara pemeriksaan Look-Listen-Feel (LLF) dilakukan secara simultan. Cara ini
dilakukan untuk memeriksa jalan nafas dan pernafasan
5
Gambar 3. Tangan kanan melakukan Chin lift (dagu diangkat) dan tangan kiri
melakukan head tilt. Dorong sudut rahang kiri dan kanan ke arah depan Jaw thrust
8
4. Pasang pipa orofaring
5. Tangan kiri memegang masker sedemikian rupa sehingga masker
rapat ke wajah penderita dan pastikan tidak ada udara yang keluar dari
sisi masker pada saat bag dipompa. Tangan kanan memegang bag dan
memompa sampai dada penderita (boneka) terlihat mengembang.
6. Bila dilakukan oleh dua orang : satu orang memegang masker dengan
kedua tangan dan satu orang lagi memegang bag (kantong) dan
memompa dengan kedua tangan.
7. Kecukupan ventilasi dinilai dengan melihat gerakan dada penderita
(boneka).
8. Ventilasi diberikan tiap 5 detik.
11
b. ABDOMINAL THRUST (Korban berdiri/Korban dewasa sadar)
1. Rangkul korban yang sedang sempoyongan dengan kedua lengan dari
belakang
2. Lakukan hentakan tarikan, 5 kali dengan menarik kedua lengan
penolong bertumpuk pada kepalan kedua tangannya tepat di titik
hentak yang terletak pada pertengahan pusar dan titik ulu hati korban.
Bila belum berhasil secara pelan segera baringkan korban pada posisi
terlentang. Lakukan abdominal thrust.
12
- Sebaliknya bila tiupan tidak masuk artinya jalan napas masih
tersumbat ,segera lakukan Abdominal Thrust lagi ,dan seterusnya
Bila tidak berhasil pikirkan siapkan krikotiroidotomi kemudian
disusul trakeostomi.
13
Gambar 14. Back blow/back slap pada anak
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
16