Anda di halaman 1dari 15

TINNITUS

Sugi nurrahmawati
H3A019056
DEFINISI

• Bunyi atau dengungan pada telinga


• Kondisi ini bukan suatu penyakit, melainkan gejala
dari penyakit
• Contohnya cedera telinga, masalah akibat dari
penyakit vaskular, atau kehilangan pendengaran
yang muncul seiring bertambahnya usia.
EPIDEMIOLOGI

• Tinnitus merupakan kondisi yang bisa


dialami semua orang dari segala usia.
• Tetapi kondisi ini umumnya dialami
oleh lansia yang berusia di atas 65
tahun
KLASIFIKASI TINNITUS

• Subjektif ( suara hanya bias didengar oleh penderita)


dapat terjadi pada kasus otologik, metabolik,
neurologi, kardiovaskuler, obat-obatan ototoksik psikogenik
• Objektif ( suara bias didengar oleh pemeriksa )
kasus yang dapat terjadi berupa vascular, mioklonus,
temporomandibular joint disease.
ETIOLOGI
• kerusakan pada telinga bagian dalam. Ini merupakan penyebab dari sebagian besar tinnitus. Pada
kondisi normal, bunyi yang masuk ke telinga akan dikirim ke otak oleh saraf-saraf pendengaran
setelah sebelumnya melalui struktur yang mengandung sel-sel sensitif bunyi. Struktur ini disebut
sebagai koklea. Tetapi jika terjadi kerusakan pada koklea, proses pengiriman sinyal akan terputus
dan otak akan terus mencari sinyal-sinyal dari koklea yang tersisa sehingga menyebabkan bunyi
tinnitus.
• Kehilangan pendengaran karena lanjut usia. Kepekaan saraf pendengaran akan berkurang seiring
bertambahnya usia sehingga kualitas pendengaran kita akan menurun.
• Pajanan suara atau bunyi yang nyaring, contohnya mendengar musik yang terlalu nyaring melalui
earphone, pekerja pabrik yang menangani mesin-mesin berat, atau mendengar bunyi ledakan yang
keras.
• Penumpukan kotoran dalam telinga. Ini akan menghalangi pendengaran dan bisa memicu iritasi
pada gendang telinga.
• Infeksi pada telinga tengah.
• Pertumbuhan tulang telinga yang abnormal.
• Penyakit Meniere.
• Cedera kepala atau leher.
• Efek samping obat-obatan tertentu, seperti antibiotik,
kina, antidepresan tertentu, serta aspirin.
• Hipertiroidisme.
• Pecahnya gendang telinga.
• Neuroma akustik.
• Gangguan kardiovaskular, misalnya
hipertensi atau aterosklerosis.
GEJALA TINNITUS

• tinnitus ditandai dengan munculnya bunyi-bunyi


tertentu pada telinga, seperti bunyi berdenging,
berdesis, atau bahkan siulan. Bunyi ini bisa
terdengar pada salah satu atau kedua telinga
penderita.
• Sebagian besar bunyi tinnitus juga hanya bisa
terdengar oleh penderitanya ( subjektif ). Tetapi ada
juga tinnitus yang terkadang bisa terdengar oleh
dokter yang memeriksa kondisi telinga pasien
( objektif)
PATOFISIOLOGI TINNITUS

• Pada tinitus terjadi aktivitas elektrik pada area


auditoris yang menimbulkan perasaan adanya bunyi,
namun impuls yang ada bukan berasal dari bunyi
eksternal yang ditransformasikan, melainkan berasal
dari sumber impuls abnormal di dalam tubuh pasien
sendiri. Impuls abnormal itu dapat ditimbulkan oleh
berbagai kelainan telinga. Tinitus dapat terjadi dalam
berbagai intensitas. Tinitus dengan nada rendah seperti
bergemuruh atau nada tinggi seperti berdenging.
DIAGNOSA
•Anamnesis
• Kualitas dan kuantitas tinnitus
• Lokasi, pada telinga sebelah kanan/ kiri , atau keduanya
• Sifat bunyi :, apakah mendenging, mendengung, menderu, ataupun mendesis dan bunyi lainnya
• Apakah bunyi yang di dengar semakin mengganggu di siang atau malam hari
• Gejala-gejala lain yang menyertai seperti vertigo dan gangguan pendengaran serta gangguan
neurologik lainnya.
• Lama serangan tinitus : -berlangsung hanya dalam satu menit kemudian hilang suatu keadaan
yang fisiologis, jika tinitus berlangsung selama 5 menit dianggap patologik.
• Riwayat medikasi sebelumnya yang berhubungan dengan obat-obatan dengan sifat ototoksik
• Kebiasaan sehari-hari terutama merokok dan meminum kopi
• Riwayat cedera kepala, pajanan bising, trauma akustik
• Riwayat infeksi telinga dan operasi telinga
• Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan fisik pada pasien dengan tinitus dimulai dari pemeriksaan
auskultasi dengan menggunakan stetoskop pada kedua telinga pasien.
suara tinitus objektif, maka harus ditentukan sifat dari suara tersebut. jika
suara yang didengar serasi dengan pernapasan, maka kemungkinan besar
tinitus terjadi karena tuba eustachius yang paten. Jika suara yang di dengar
sesuai dengan denyut nadi dan detak jantung, maka kemungkinan besar
tinitus timbul karena aneurisma, tumor vaskular, vascular malformation,
dan venous hum. Jika suara yang di dengar bersifat kontinua, maka
kemungkinan tinitus terjadi karena venous hum atau emisi akustik yang
terganggu.
Suara tinnitus subjektif diperiksa dengan audiometri
• Pemeriksaan Penunjang
Apabila belum ditemukan penyebabnya maka
dilakukan CT scan ataupun MRI. Dengan
pemeriksaan tersebut dapat menilai ada tidaknya
kelainan pada saraf pusat. Kelainannya dapat
berupa multipel sklerosis, infark dan tumor.
PENCEGAHAN

• a. Hindari suara-suara yang bising, jangan terlalu sering


mendengarkan suara bising (misalnya diskotik, konser
musik, walkman, loudspeaker, telpon genggam)
• b. Batasi pemakaian walkman, jangan mendengar dengan
volume amat maksimal
• c. Gunakan pelindung telinga jika berada di tempat bising.
• d. Makanlah makanan yang sehat dan rendah garam
• e. Minumlah vitamin yang berguna bagi saraf untuk
melakukan perbaikan, seperti ginkogiloba, vit A dan E
TATALAKSANA

• 1. lektrofisiologik, yaitu memberi stimulus


elektroakustik (rangsangan bunyi) dengan intensitas
suara yang lebih keras dari tinnitusnya, dapat dengan
alat bantu dengar atau tinnitus masker
• 2. Psikologik, yaitu dengan memberikan konsultasi
psikologik untuk meyakinkan pasien bahwa
penyakitnya tidakmembahayakan dan bisa
disembuhkan, serta mengajarkan relaksasi dengan
bunyi yang harus didengarnya setiap saat
• 3. Terapi medikametosa, sampai saat ini belum ada
kesepakatan yang jelas diantaranya untuk
meningkatkan aliran darah koklea, transquilizer,
antidepresan sedatif, neurotonik, vitamin dan
mineral.
• 4. Tindakan bedah, dilakukan pada tumor akustik
neuroma. Namun, sedapat mungkin tindakan ini
menjadi pilihan terakhir, apabila gangguan denging
yang diderita benar-benar parah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai