Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTSAKA

A. Definisi Vertigo
Vertigo berasal dari bahasa latin vertere yang berarti berputar dan Igo
yang berarti kondisi. Vertigo ialah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak
dari tubuh sepertirotasi memutar tanpa sensasi perputaran yang sebenarnya
dapat sekelilingnya terasa berputar (Vertigo objektif) atau badan yang
berputar (Vertigo subjektif). Vertigo termasuk kedalam gangguan
keseimbangan yang dinyatakan sebagai pusing, pening, sempoyangan, rasa
seperti melayang atau dunia seperti berjungkir balik.

Vertigo adalah sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau
lingkungan sekitarnya dengan gejala lain yang timbul terutama dari
jaringan otoonomik yang disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan
tubuh.

Sindroma vertigo terdiri dari:

1. Pusing

2. Gejala simtomatik: nistagmus, unstable

3. Gejala otonom: pucat, keringat dingin, mual, muntah

B. Anatomi dan fisiologi keseimbangan


1. Anatomi alat keseimbangan
Telinga merupakan salah satu organ keseimbangan disamping
dipengaruhi mata dan alat perasa pada tendon dalam. Terdapat tiga sistem
yang mengelola pengaturan keseimbangan tubuh yaitu sistem vestibular,
sistem proprioseptik, dan sistem optik. Sistem vestibular meliputi labirin
(aparatus vestibularis), nervus vestibularis dan vestibular sentral. Labirin
terletak dalam pars petrosa os temporalis dan dibagi atas koklea (alat
pendengaran) dan aparatus vestibularis (alat keseimbangan). Labirin yang
merupakan seri saluran, terdiri atas labirin membran yang berisi endolimfe
dan labirin tulang berisi perilimfe, dimana kedua cairan ini mempunyai
komposisi kimia berbeda dan tidak saling berhubungan.

Aparatus vestibularis terdiri atas satu pasang organ otolith dan tiga pasang
kanalis semisirkularis. Otolith terbagi atas sepasang kantong yang disebut
sakulus dan utrikulus. Sakulus dan utrikulus masing-masing mempunyai
suatu penebalan atau makula sebagai mekanoreseptor khusus. Makula
terdiri dari sel-sel rambut dan sel penyokong. Kanalis semisirkularis
adalah saluran labirin tulang yang berisi perilimfe, sedang duktus
semisirkularis adalah saluran labirin selaput berisi endolimfe. Ketiga
duktus semisirkularis terletak saling tegak lurus.
Sistem vestibular terdiri dari labirin, bagian vestibular nervus
kranialis kedelapan (nervus vestibularis bagian dari nervus
vestibulokokhlearis), dan nuklei vestibularis di bagian otak, dengan
koneksi sentralnya. Labirin terletak di dalam bagian petrosus os tempolaris
dan terdiri dari utrikulus, sakulus, dan tiga kanalis semisirkularis. Labirin
membranosa terpisah dari labirin tulang oleh rongga kecil yang terisi
dengan perilimfe, organ membranosa itu sendiri berisi endolimfe.
Urtikulus, sakulus, dan bagian kanalis semisirkularis yang melebar
(ampula) mengandung organ reseptor yang berfungsi untuk
mempertahankan keseimbangan. Tiga kanalis semisirkularis terletak di
bidang yang berbeda. Kanalis semisirkularis lateral terletak di bidang
horizontal, dan dua kanalis semisirkularis lainnya tegak lurus dengannya
dan satu sama lain. Kanalis semisirkularis posterior sejajar dengan aksis os
petrosus, sedangkan kanalis semisirkularis anterior tegak lurus dengannya.
Karena aksis os petrosus terletak pada sudut 450 terhadap garis tengah,
kanalis semisirkularis anterior satu telinga pararel dengan kanalis
semisirkularis posterior telinga sisi lainnya, dan kebalikannya. Kedua
kanalis semisirkularis lateralis terletak di bidang yang sama (bidang
horizontal). Masing-masing dari ketiga kanalis semisirkularis berhubungan
dengan utrikulus. Setiap kanalis semisirkularis melebar pada salah satu
ujungnya untuk membentuk ampula, yang berisi organ reseptor sistem
vestibular, krista ampularis. Rambut-rambut sensorik krista tertanam pada
salah satu ujung massa gelatinosa yangmemanjang yang disebut kupula,
yang tidak mengandung otolit. Pergerakan endolimfedi kanalis
semisirkularis menstimulasi rambut-rambut sensorik krista, yang dengan
demikian, merupakan reseptor kinetik (reseptor pergerakan).

Utrikulus dan sakulus mengandung organ reseptor lainnya, makula utrikularis dan
makula sakularis. Makula utrikulus terletak di dasar utrikulus paralel dengan dasar
tengkorak, dan makula sakularis terletak secara vertikal di dinding medial sakulus.
Sel-sel rambut makula tertanam di membrana gelatinosa yang mengandung kristal
kalsium karbonat, disebut statolit. Kristal tersebut ditopang oleh sel-sel penunjang

Reseptor ini menghantarkan implus statik, yang menunjukkan posisi kepala


terhadap ruangan, ke batang otak. Struktur ini juga memberikan pengaruh pada
tonus otot. Impulsyang berasal dari reseptor labirin membentuk bagian aferen
lengkungrefleks yang berfungsi untuk mengkoordinasikan otot ekstraokular,
leher, dan tubuh sehingga keseimbangan tetap terjaga pada setiap posisi dan setiap
jenis pergerakan kepala.4

Stasiun berikutnya untuk transmisi implus di sistem vestibular adalah nervus


vestibulokokhlearis. Ganglion vestibulare terletak di kanalis auditorius internus
mengandung sel-sel bipolar yang prosesus perifernya menerima input dari sel
resptor diorgan vestibular, dan yang proseus sentral membentuk nervus
vestibularis. Nervus ini bergabung dengan nervus kokhlearis, yang kemudian
melintasi kanalis auditorius internus, menmbus ruang subarakhnoid di
cerebellopontine angle, dan masuk ke batang otak di taut pontomedularis.
Serabut-serabutnya kemudian melanjutkan ke nukleus Vestibularis, yang terletak
di dasar ventrikel keempat.
Kompleks nuklear vestibularis terbentuk oleh:

1. Nukleus vestibularis superior (Bekhterev)

2. Nukleus vestibularis lateralis (Deiters)

3.Nukleus vestibularis medialis (Schwalbe)

4.Nukleus vestibularis inferior (Roller)

2. Fisiologi keseimbangan
Informasi yang berguna untuk alat keseimbangan tubuh akan
ditangkap oleh respetor vestibuler visual dan propioseptik. Dan ketiga
jenis reseptor tersebut, reseptor vestibuler yang punya kontribusi
paling besar, yaitu lebih dari 50% disusul kemudian reseptor visual
dan yang paling kecil konstibusinya adalah propioseptik. Labirin
terdiri dari labirin statis yaitu utrikulus dan sakulus yang merupakan
pelebaran labirin membrane yang terdapat didalam vestibilum labirin
tulang. Labirin kinetic terdiri dari tiga kanalis semisirkularis dimana
pada tiap kanalis terdapat pelebaran yang berhubungan dengan
utrikulus, disebut ampula. Didalamnya terdapat Krista ampularis yang
terdiri dari sel-sel reseptor keseimbangan dan seluruhnya tertutup oleh
suatu substansi gelatin yang disebut kupula. Gerakan atau perubahan
kepala dan tubuh akan menimbulkan perpindahan cairan endolimfedi
dalam labirin dan selanjutnya silia sel rambut menekuk. Tekukan silia
menyebabkan permeabilitas membrane sel berubah, sehingga ion
kalsium akan masuk kedalam sel yang menyebabkan implus sensoris
melalui saraf aferen ke pusat keseimbangan di otak. Sewaktu berkas
silia terdorong kearah yang berlawanan, maka terjadilah
hiperpolarisasi. Organ vestibuler berfungsi sebagai transuder yang
mengubah energy mekanik akibat rangsangan otolit dan gerakan
endolimfedi dalam kanalis semisirkularis menjadi energibiolistrik,
sehingga dapat memberiinformasi mengenai perubahan posisi tubuh
akibat percepatan sudut.5Sistem vestibuler berhubungan dengan sistem
tubuh lain, sehingga kelainannya dapat menimbulkan gejala pada
tubuh yang bersangkutan. Gejala yang timbul dapat berupa vertigo,
rasa mula dan muntah. Pada jantung berupa bradikardi atau takikardi
dan pada kulit reaksinya berkeringat
C. Etiologi

Keseimbangan bergantung pada empat sistem berbeda yang tidak saling


tergantung. Pertama sistem vestibular yang menangkap gerakan akselerasi
dan persepsi gravitasi. Rangsang propioseptif dari sensasi posisi sendi
serta tonus otot memberi informasi menyangkut hubungan antara kepala
dan bagian tubuh lainnya. Yang ketiga, penglihatan memberi persepsi dari
sensasi posisi, kecepatan, dan orientasi. Yang terakhir, semua sensasi ini
diintegrasikan pada batang otak dan serebelum.

Pada vertigo tipe sentral, etiologi umumnya adalah gangguan


vaskuler. Sedangkan, pada vertigo tipe perifer, etiologinya idiopatik.
Biasanya vertigo jenis perifer berhubungan dengan manifestasi patologis
di telinga.

a. Beberapa penyebab vertigo perifer:


1. Idiopatik 49%,
2. Trauma 18%,
3. Labirintitis viral 15%,
4. Lain-lain (Sindrom Meniere 2%, pasca operasi telinga 2%, pasca
operasinon telinga 2%, ototosisitas 2%, otitis sifilitika 1%).

Beberapa faktor predisposisi lain yang mencetuskan terjadinya


vertigo adalah kurangnya pergerakan aktif, sehingga saat
mengalami perubahan posisi mendadak akan timbul sensasi
vertigo, alkoholisme akut, pasca operasi mayor.

b. Penyebab vertigo nonvestibular


1. Hiperventilasi
Hiperventilasi merupakan salah satu penyebab pusing non
vestibuler yangcukup lazim. Gejala-gejala seperti kepala terasa
pusing serta parestesia pada ekstrimitas bagian distaltrjadi pada
ventilasi cepat. Daerah sirkumoral khususnya cenderung
mengalami parestesia. Keadaan iniseringkali dikaitkan dengan tipe
kepribadian histeris.
2. Hipoglikemia
Hipoglikemia dalah penurunan kadar glukosa darah. Sering kali
disertai gejala mual muntah, namun jarang dengan vertigo yang
benar-benar berputar. Pasien mengeluhkan gejala-gejala
ketidakstabilan dan pusing berkaitan dnegan pengeluaran keringat
berlebihan dan pucat.
3. Penyebab vascular
Fenomena vaskular apapun yang dapat mengganggu suplai darah
batang otak dan serebelum dapat menimbulkan gejala pusing dan
ketidakstabilan

D. Patofisiologi

E. Manifestasi klinis
F. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik yang menyeluruh sebaiknya difokuskan pada evaluasi


neurologis terhadap saraf-saraf kranial dan fungsi serebelum, misalnya
dengan melihat modalitas motorik dan sensorik. Penilaian terhadap fungsi
serebelum dilakukan dengan menilai fiksasi gerakan bola mata, adanya
nistagmus menunjukkan adanya gangguan vestibuler sentral. Pemeriksaan
kanalis auditorius dan membran timpani juga harus dilakukan untuk
menilai ada tidaknya infeksi telinga tengah, malformasi, kolesteatoma atau
fistula perilimfatik. Dapat juga dilakukan pemeriksaan tajam pendengaran.

Beberapa pemeriksaan klinis yang dilakukan untuk melihat adanya gangguan


keseimbangan diantaranya adalah:
1. Tes Romberg
Pada tes ini, penderita berdiri dengan kaki yang satu didepan kaki yang
lain, tumit yang satu berada didepan jari-jari kaki yang lain. Orang yang
normal mampu berdiri dalam sikap Romberg ini selama 30 detik atau lebih.
Berdiri dengan satu kaki dengan mata terbuka dan kemudian dengan mata
tertutup merupakan skrining yang sensitif untuk kelainan keseimbangan. Bila
psien mampu berdiri dengan satu kaki dalam keadaan mata tertutup dianggap
normal
2. Tes melangkah ditempat (stepping step)

Penderita harus berjalan ditempat dengan mata tertutup sebanyak 50


langkah dengan kecepatan seperti berjalan biasa dan tidak diperbolehkan
beranjak dari tempat semula. Tes ini dapat mendeteksi ada tidaknya gangguan
system vestibuler. Bila penderita berajak lebih dari 1 meter dari tempat
semula atau badannya berputar lebih dari 30 derajat dari keadaan semula,
dapat diperkirakan penderita mengalami gangguan sistem vestibuler

3. Tes salah tunjuk (past-pointing)

Penderita diperintahkan untuk merentangkan lengannya dan telunjuk


penderita diperintahkan menyentuh telunjuk pemeriksa. Selanjutnya,
penderita diminta untuk menutup mata, mengangkat lengannya tinggi-
tinggi(vertikal) dan kemudian kembali pada posisi semula. Pada gangguan
vestibuler, akan didapatkan salah tunjuk.

4. Manuver Nylen-Barany atau Hallpike

Untuk menimbulkan vertigo pada penderita dengan gangguan system


vestibuler, dapat dilakukan manuver Nylen Barany atau Hallpike. Pada tesini,
penderita duduk di pinggir ranjang pemeriksaan, kemudian direbahkan
sampai kepala bergantung di pinggir tempat tidur dengan sudut sekitar
30derajat dibawah horizon, lalu kepala ditolehkan ke kiri. Tes kemudian
diulangi dengan kepala melihat lurus dan diulangi lagi dengan kepala
menoleh kekanan. Penderita harus tetap membuka matanya agar pemeriksa
dapat melihat muncul/tidaknya nistagmus. Kepada penderita ditanyakan
apakah merasakan timbulnya gejala vertigo

5. Tandem gait.

Penderita berjalan dengan tumit kaki kiri/kanan diletakkan pada ujung


jarikaki kanan/kiri ganti berganti. Pada kelainan vestibuler perjalanannya
akanmenyimpang dan pada kelainan serebeler penderita akan cenderung
jatuh

G. Diagnosis banding

H. Pemeriksaan penunjang

I. Tatalaksana
J. Komplikasi
K. Prognosis

Anda mungkin juga menyukai