Anda di halaman 1dari 24

Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL REFERAT

Fakultas Kedokteran November 2020


Universitas Pattimura

OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK

MOH. ATHALLARIF
2014 83 028

Pembimbing :
dr. Billy Y. R. Talakua, Sp. THT-KL

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2020
PENDAHULUAN
Otitis media adalah salah satu penyebab paling umum
demam pada populasi anak.

2 tipe utama klasifikasi otitis media : AKUT dan KRONIS.


Otitis media akut dapat berkembang menjadi otitis media supuratif kronis.

Otitis Media Supuratif Kronis [OMSK]


Adalah infeksi kronis yang ditandai dengan :
otore kronis dan membran timpani yang tidak intak.

Jika tidak diobati, dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas lebih lanjut.
ANATOMI TELINGA TENGAH
ANATOMI TELINGA TENGAH
Membran Timpani

Terdapat Umbo,
yakni bayangan penonjolan bgn bawah maleus pf membran
timpani.
Terdapat Refleks cahaya.
Pemantulan cahaya dari umbo ke arah bawah.
Normal : arah pukul 7 bgn kiri; arah pukul 5 bgn kanan

Jika mendatar = ggn tuba eustachius.

Terbagi dalam 4 kuadran,


Utk menyatakan letak perforasi.
Miringotomi atau parasentesis dilakukan di kuadran
postero-inferior [tidak terdapat tulang pendengaran]

Bagian membran timpani


FISIOLOGI TELINGA TENGAH
DEFINISI OMSK
Adalah peradangan kronis yang ditandai dengan
keluarnya cairan berulang atau terus-menerus melalui
perforasi membrane timpani selama 2-6 minggu.

Kasus OMA dgn perforasi menjadi


OMSK, jika infeksi > 2 bulan.
Jika infeksi < 2 bulan, maka subakut.

Dapat disertai kolesteatoma


adalah akumulasi abnormal epitel
skuamosa pd tulang temporal

Skematik : (a) telinga normal; (b) pasien OMSK


EPIDEMIOLOGI
Prevalensi di seluruh dunia = 65-330 juta orang.
60% diantaranya mengalami ggn pendengaran.

Biasanya dimulai sbg komplikasi OMA


persisten dgn perforasi pada anak-anak.
Paling sering sekitar usia 2 tahun.

Insiden kolesteatoma 9/100.000 orang.


Anak dgn kelainan kraniofasial,
95% adalah kolesteatoma didapat.
kelainan fungsi tuba Eustachius
cenderung berisiko menderita
penyakit telinga tengah Insidensi kolesteatoma pd anak serupa dgn org dewasa.
ETIOLOGI & FAKTOR RISIKO
Bakteri lebih sering menyerang anak-anak dgn OMSK.

Mikroorganisme yg paling umum : Staphylococcus aureus.


Yg lain: P. aeruginosa, Proteus sp, Klebsiella sp,
Bacteroides sp, Fusobacterium sp.

Faktor risiko utama antara lain :


• Episode OMA yg sering terjadi
• Infeksi saluran pernapasan atas
• Trauma yg mempengaruhi membrane timpani
• Gizi buruk dan higienitas
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI
Tipe
Tenang
Tipe Aman
OMSK Tipe Aktif
Tipe
Bahaya

Primer
Kolesteatoma
Akuisita
Kolesteatoma Sekunder
Kolesteatoma
kongenital
DIAGNOSIS
Anamnesis
Tingkatkan kecurigaan OMSK pada kasus :

Riwayat keluar cairan telinga sebelumnya, terutama disertai episode pilek,


sakit tenggorokan, batuk atau gejala infeksi saluran napas lain.

Gejala yg menandakan komplikasi serius : Nyeri dan Vertigo


Nyeri  hambatan pengaliran secret, penyebaran ke duramater atau sinus lateralis,
pembentukan abses otak.
Vertigo  fistula pd kanalis semisirkularis horizontal : menyebabkan labiritinits, meningitis.

Riwayat pembersihan telinga yg parah, gatal, berenang  OE akut.


Riwayat nyeri telinga  OE atau OMA.
Kasus otore tanpa nyeri, membedakan OMSA dari OMSK melalui durasi otore.
DIAGNOSIS
Anamnesis

Algoritma utk membedakan


tipe otitis media
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik

Diagnosis OMSK didasarkan : visualisasi cairan dari perforasi membrane timpani.


OMSK dpt dicurigai pd kasus otore > 2-3 bulan.

Letak perforasi pd membrane timpani menentukan jenis OMSK.


o Di pars tensa  Perforasi sentral
o Di tepi  Perforasi marginal
o Di pars flaksida  Perforasi atik
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik

Otore dinilai menggunakan usapan saluran telinga dgn kapas


Sifat cairan OMSK : Mukoid, tanpa nyeri, tanpa demam.

Jika terdapat nyeri dan demam, maka


curiga disertai OE atau komplikasi infeksi.

Uji fistula harus dilakukan pd kasus riwayat Vertigo.


Positif jika didapatkan vertigo dan nystagmus.

Uji Fistula
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang
Evaluasi tingkat penurunan pendengaran :
audiometri & pembuatan audiogram nada murni utk menilai hantaran tulang & udara

Pemeriksaan radiografi [proyeksi schuller]


Memiliki nilai diagnostik terbatas.

Kultur bakteri tidak diperlukan


untuk menegakkan diagnosis.
PENATALAKSANAAN
Tujuan utama penatalaksanaan :
Pemberantasan infeksi dan Penutupan perforasi timpani.

Prinsip pengobatan tergantung jenis OMSK dan luas infeksi :


Konservatif dan Pembedahan

Secara umum,
Perawatan konservatif : pasien dgn otore mukoid, busuk atau
tdk busuk, perforasi sentral,

Pasien dgn kolesteatom  mutlak harus operasi.


Kontrol infeksi sebelum operasi dgn obat.

Ditemukan komplikasi  segera operasi.


PENATALAKSANAAN
Lini pertama konservatif
Aural toilet + Antibiotik ototopical.

Aural toilet
Aural toilet mengacu pd menjaga telinga tetap bersih & kering.
Teknik : membersihkan dgn kapas, suction cairan & debris,
menempatkan sumbu telinga utk membuka saluran edema.

Menjaga telinga kering : Bubuk bedak insuflasi.


Terdiri dari campuran kloramfenikol, sulfametoksazol, dan amfoterisin B.

Tidak terdapat konsensus mengatur toilet aural atau kapan


menggunakan bubuk bedak
Direkomendasikan : 2-3 kali seminggu,
tergantung tingkat keparahan & durasi gejala.
PENATALAKSANAAN
Antibiotik ototopikal

Pilihan : Gol. Kuinolon atau ciprofloxacin.


Efek samping rendah & lebih efektif.

Gol. Aminoglikosida memiliki efek samping


kokleotoksisitas & vestibulotoksisitas tinggi.

Kortikosteroid terkadang dlm kombinasi antibiotik.

Di tempat dmn obat topical tidak tersedia,


Terdapat larutan topical alternatif :
o Asam asetat
o Aluminium asetat (larutan Burrow)
o Larutan Domeboro(Kombinasi as. Asetat + alumunium asetat)
o Larutan antiseptic berbasis yodium
PENATALAKSANAAN
Antibiotik sistemik

Jika terjadi kegagalan pengobatan primer utk mengatasi otore setelah 3


minggu terapi, maka pertimbangkan pemberian antibiotic sistemik

Lini kedua : Antibiotik oral.


Pilihan Kuinolon oral [hati-hati penggunaan pd anak].
Antibiotik lain yg direkomendasi pd anak :
Amoksisilin/asam klavulanat atau eritromisin/sulfafurazol

Lini terakhir : Antibiotik intravena.


o Risiko efek samping sistemik
o Peningkatan potensi terjadinya resistensi antibiotik
PENATALAKSANAAN
Pembedahan

Dipertimbangkan sbg pilihan terakhir setelah terapi


medis maksimal telah dilakukan pd OMSK berulang.

Pembedahan timpanomastoidektomi diindikasi pd kasus yg memiliki komplikasi.

Timpanoplasti diindikasi utk memperbaiki pendengaran & membantu mencegah


infeksi berulang dgn menutup ruang telinga tengah.
Timpanoplasti dpt dilakukan mulai dari 6-12 bulan setelah infeksi sembuh.

OMSK dgn kolesteatom memerlukan pembedahan,


dalam bentuk timpanomastoidektomi.
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS DAN
KOMPLIKASI
Secara keseluruhan prognosis baik,
Jika pengobatan diberikan & komplikasi dihindari.

Kasus refraktori dapat ditemukan.


Diperlukan evaluasi & perawatan lebih ekstensif.

Sebagian kasus perforasi dpt menutup scr spontan.

Komplikasi umum : Ggn pendengaran.


o Komplikasi intratemporal
o Komplikasi ekstratemporal
o Komplikasi intrakranial
KESIMPULAN
Otitis media supuratif kronis adalah peradangan telinga tengah menetap yang ditandai
dengan otore melalui perforasi membran timpani selama 2-6 minggu. Kadang-kadang, otitis
media supuratif kronis akan dikaitkan dengan kolesteatoma. Dasar diagnosis otitis media
supuratif kronik adalah dengan ditemukannya visual cairan dari perforasi membran timpani.
Letak perforasi di membran timpani penting untuk menentukan tipe/jenis otitis media
supuratif kronik.

Tujuan utama penatalaksanaan otitis media supuratif kronik adalah pemberantasan


infeksi dan penutupan perforasi timpani. Prinsip pengobatan tergantung dari jenis
penyakit dan luas infeksi, dimana terbagi atas pengobatan konservatif dan
pembedahan. Modalitas saat ini untuk pengobatan utama otitis media supuratif
kronik adalah kombinasi aural toilet dan obat tetes antimikroba topikal. Pembedahan
dilakukan pada kasus yang disertai komplikasi atau terdapat kolesteatoma.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai