Anda di halaman 1dari 6

BAGIAN ILMU PENYAKIT THT-KL TUGAS UJIAN KONSULEN

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER AGUSTUS 2023


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

OMSK

OLEH
MUHAMMAD SALMAN NAGUIB
111 2021 2059

PEMBIMBING
dr. Samsi Mesi, Sp.THT-KL

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU PENYAKIT THT-KL
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK

Definisi

Otitis media supuratif kronis (OMSK) dahulu disebut otitis media

perforata (OMP) atau dalam sebutan sehari-hari congek. Yang disebut

otitis media supuratif kronis ialah infeksi kronis di telinga tengah dengan

perforasi menibran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah

terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental,

bening atau berupa nanah.

Etiopatogenesis

Otitis media akut dengan perforasi membran timpani menjadi otitis

media supuratif kronis apabila prosesnya sudah lebih dari 2 bulan. Bila

proses infeksi kurang dari 2 bulan, disebut otitrs media supuratif subakut.

Jenis OMSK

Jenis OMSK OMSK dapat dibagi atas 2 jenis, yaitu (1) OMSK tipe

aman (tipe mukosa = tipe banigna) dan (2) OMSK tipe bahaya (tipe tulang

= tipe maligna). Berdasarkan aktivitas sekret yang keluar dikenal juga

OMSK aktif dan OMSK tenang. OMSK aktif ialah OMSK dengan sekret

yang kel-uar dari kavum timpani secara aktif, sedangkan OMSK tenang

ialah yang keadaan kavuin timpaninya terlihat basah atau kering. Proses

peradangan pada OMSK tipe aman terbatas pada mukosa saja, dan

biasanya tidak mengenai tulang. Perforasi terletak di sentral. Urnumnya

OMSK tipe aman jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada

1
OMSK tipe aman tidak terdapat kolesteatoma. Yang dimaksud dengan

OMSK tipe maligna ialah OMSK yang disertai dengan kolesteatoma.

OMSK ini dikenal juga dengan OMSK tipe bahaya atau OMSK tipe tulang.

Perforasi pada OMSK tipe bahaya letaknya marginal atau di atik, kadang-

kadang terdapat juga kolesteatoma pada OMSK dengan perforasi

subtotal. Sebagian besar komplikasi yang berbahaya atau fatal timbul

pada OMSK tipe bahaya.

Diagnosis

Diagnosis OMSK dibuat berdasarkan gejala klinik dan pemeriksaan

THT terutama pemeriksaan otoskopi. Pemeriksaan penala merupakan

pemeiksaan sederhana untuk mengetahui adanya gangguan

pendengaran. Untuk mengetahui jenis dan derajat gangguan

pendengaran dapat dilakukan pemeriksaan audiometri nada murni,

audiometri tutur (speech audiometry) dan pemeriksaan BERA (brainstem

evoked response audiometry) bagi pasien/ anak yang tidak kooperatif

dengan pemeriksaan audiometri nada mumi. Pemeriksaan penunjang lain

berupa foto rontgen mastoid serta kultur dan uji resistensi kuman dari

sekret telinga.

Tatalaksana

Terapi OMSK tidak jarang memerlukan waktu lama, serta harus

berulang-ulang. Sekret yang keluar tidak cepat kering atau selalu kambuh

lagi. Keadaan ini antara lain disebabkan oleh satu atau beberapa

keadaan, yaitu (1) adanya perforasi membran timpani yang permanen,

2
sehingga telinga tengah berhubungan dengan dunia luar, (2) terdapat

sumber infeksi di faring, nasofaring, hidung dan sinus paranasal, (3)

Sudah terbentuk jaringan patologik yang ireversibel dalam rongga

mastoid, dan (4) gizi dan higiena yang kurang.

Prinsip terapi OMSK tipe aman ialah konservatif atau dengan

medikamentosa. Bila sekret yang keluar terus menerus, maka diberikan

obat pencuci telinga, berupa larutan H2O2 3 % selama 3-5 haii. Setelah

sekret berkurang, maka terapi dilanjutkan dengan memberikan obat tetes

telinga yang mengandung antibiotika dan kortikosteroid. Banyak ahli

berpendapat bahwa semua obat tetes yang dijual di pasaran saat ini

mengandung antibiotika yang bersifat ototoksik. Oleh sebab itu penulis

menganjurkan agar obat tetes telinga jangan diberikan secara terus

menerus lebih dari l alau 2 minggu, atau pada OMSK yang sudah tenang.

Secara oral diberikan antibiotika dari golongan ampisilin, atau eritromisin,

(bila pasien alergi terhadap penisilin), sebelum hasil tes resistensi

diterima.

Pada infeksi yang dicurigai karena penyebabnya telah resisten

terhadap ampisilin dapat diberikan ampisilin asam klavulanat. Bila sekret

telah kering, tetapi perforasi ryasih ada setelah diobservasi selama 2

bulan, maka idealnya dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti. Operasi

ini bertujuan untuk menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki

membran timpani yang perforasi, mencegah terjadinya komplikasi atau

kerusakan pendengaran yang lebih berat serta memperbaiki peradangan.

3
Bila terdapat sumber infeksi yang menyebabkan sekret tetap ada, atau

terjadinya infeksi berulang, maka sumber infeksi itu harus diobati terlebih

dahl.rlu, mungkin juga perlu melakukan pembedahan, misalnya

adenoidektomi dan tonsilektomi. Prinsip terapi OMSK tipe bahaya ialah

pembedahan, yaitu mastoidektomi. Jadi, bila terdapat OMSK tipe bahaya,

maka terapi yang tepat ialah dengan melakukan mastoidektomi dengan

atau tanpa timpanopplasti.

4
KOMPLIKASI

Berbagai komplikasi dapat terjadi akibat otitis media supuratif

kronis seperti polip, osteitis, sklerosis, timpanosklerosis, labirinitis, dan

komplikasi supuratif intrakranial seperti abses epidural, subdural, atau

otak. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah gangguan

pendengaran, baik konduktif maupun sensorineural. Gangguan

pendengaran dikaitkan dengan keterlambatan bahasa dan masalah

perilaku.

PROGNOSIS

Secara keseluruhan prognosis otitis media supuratif kronis adalah

baik jika pengobatan diberikan dan komplikasi dapat dihindari.

Beberapa kasus refrakter dapat ditemukan, dan hal ini memerlukan

evaluasi dan pengobatan yang lebih ekstensif. Karena otitis media

supuratif kronis sering kali diikuti oleh otitis media akut, penting untuk

mendiagnosis dan mengobati bakteri penyebab otitis media akut untuk

mencegah otitis media supuratif kronis. Pengenalan vaksin

Pneumococcus telah menunjukkan efek positif dalam mengurangi

kejadian otitis media akut, yang mengarah pada penurunan kasus otitis

media supuratif kronis.

Anda mungkin juga menyukai