Dosen Pembimbing :
Disusun oleh :
Akaesna Lumbantobing
1261050125
PENDAHULUAN
Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah infeksi telinga tengah yang
berlangsung lebih dari dua bulan ditandai dengan keluarnya cairan mukopurulen
secara terus-menerus, perforasi membran timpani dan penurunan pendengaran.
Otitis media supuratif kronik dibagi menjadi dua jenis yaitu tipe benigna dan
maligna. Pada tipe benigna infeksi terbatas pada mukosa tidak mengenai tulang,
jarang menimbulkan komplikasi dan tanpa kolesteatom. Sedangkan pada tipe
maligna, infeksi menyebabkan erosi tulang (adanya kolesteatom) dapat
menimbulkan komplikasi ekstrakranial maupun intrakranial.
(file:///G:/THT/jurnal%20THT/omsk%204.pdf)
Beberapa penelitian memperkirakan terjadinya otitis media supuratif
kronik menjadi 39 kasus per 100.000 orang pada anak-anak dan remaja berusia 15
tahun dan dewasa muda. Di Inggris, 0,9% anak-anak dan 0,5% orang dewasa
megalami OMSK. Di Israel, hanya 0,039% anak yang terkena dampaknya.
(JURNAL MEDSCAPE)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BUKU HIJAU
Bakteri yang paling umum ditemukan pada otitis media supuratif kronis
terjadi karena Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, Proteusspecies,
Klebsiella pneumoniae, dan diphteri
JURNAL MEDSCAPE
Definisi
Otitis Media Supuratif kronis tipe bahaya ialah OMSK yang disertai
dengan kolesteatoma. Letak perforasi membran timpani pada umumnya terdapat
pada bagian marginal atau di atik.
Pada tipe ini ditemukan adanya kolesteatom. Penyakit atikoantral lebih sering
mengenai pars flasida dan khasnya dengan terbentuknya kantong retraksi dengan
bertumpuknya keratin sehingga menghasilkan kolesteatom.
Kolesteatom dapat dibagi atas 2 tipe yaitu kolesteatom tipe kongenital dan
akuisial.
a. Kolesteatom kongenital.
Kolesteatom kongenital yang terbentuk pada masa embrionik dan ditemukan pada
telinga dengan memberan timpani utuh tanpa tanda infeksi. Lokasi kolesteatom
biasanya di kavum timpani, daerah petrosus mastoid atau di cerebellopontin angle
sering ditemukan oleh ahli bedah saraf.
b. Kolesteatom didapat.
Kolesteatom akuisital yang terbentuk setelah anak lahir terdiri atas 2 jenis yaitu
1. Kolesteatoma akuisita primer
Kolesteatoma yang terbentuk tanpa didahului oleh perforasi memberan timpani.
Kolesteatom timbul akibat terjadi proses invaginasi dari membran timpani pars
flaksida karena adanya tekanan negatif di telinga tengah akibat gangguan tuba
(Teori invaginasi).
2. Kolesteatoma akuisital sekunder
Kolesteatoma terbentuk setelah adanya perforasi membran timpani. Kolesteatom
terbentuk sebagai akibat dari masuknya epitel kulit dari liang telinga atau dari
pinggir perforasi membran timpani ke telinga tengah (teori migrasi) atau terjadi
akibat metaplasi mukosa kavum timpani karena iritasi infeksi yang berlangsung
(file:///G:/THT/jurnal%20THT/OMSK.pdf)
Terapi OMSK
Terapi OMSK memerlukan waktu lama serta harus berulang ulang. Sekret yang
keluar tidak cepat kering atau selalu kambuh lagi.Keadaan ini antara lain
disebabkan oleh satu atau beberapa keadaan, yaitu : 1.Adanya perforasi
membran timpani yang permanen. 2.Terdapat sumber infeksi di faring,
nasofaring, hidung dan sinus paranasal. 3.Sudah terbentuk jaringan patologik
yang irreversible dalam rongga mastoid. 4.Gizi dan higiene yang kurang
Prinsip terapi OMSK tipe benigna adalah konservatif atau dengan
medikamentosa. Bila sekret yang keluar terus menerus, maka diberikan obat
pencuci telinga, berupa larutan H202 3 % selama 3 5 hari. Setelah sekret
berkurang, maka terapi dilanjutkan dengan memberikan obat tetes telinga yang
mengandung AB dan kortikosteorid. Obat tetes telinga sebaiknya jangan
diberikan secara terus menerus
15
lebih dari 1 atau 2 Minggu atau pada OMSK yang sudah terkena obat tetes
sebanyak yang bersifat ototoksik. Secara oral diberikan AB dari golongan
ampisilin,atau eritromisin. Pada infeksi yang dicurigai penyebabnya telah resisten
terhadap ampisilin dapat diberikan ampisilin as. Klavulanat. Bila sekret telah
kering, terapi perforasi masih ada setelah di observasi selama2 bulan, maka
idealnya dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti. Operasi ini bertujuan
menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki membran timpani yang
perforasi, mencegah terjadinya perforasi atau perusakan pendengaran yang lebih
berat, serta memperbaiki pendengaran. Bila terdapat sumber infeksi yang
menyebabkan sekret tetap ada, atau terjadi infeksi berulang, maka sumber infeksi
itu harus diobati lebih dahulu, mungkin juga perlu dilakukan pembedahan,
misalnya adenoidektomi atau tonsilektomi.
Prinsip OMSK tipe maligna yaitu pembedahan mastoidektomi. Terapi konservatif
dengan medikamentosa hanya merupakan terapi sementara sebelum dilakukan
pembedahan. Bila terdapat abses sub periosteal retroaurikuler, maka dilakukan
insisi abses, sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum dilakukan mastoidektomi.
Rongga telinga tengah dan rongga mastoid berhubungan langsung melalui aditus
adantrum, oleh karenanya infeksi kronis telinga tengah yang sudah berlangsung
lama biasanya disertai infeksi kronis dari rongga mastoid yang dikenal dengan
mastoiditis. Beberapa ahli menggolongkan mastoiditis ke dalam komplikasi
OMSK.
Ada beberapa jenis pembedahan atau tehnik operasi yang dapat dilakukan pada
OMSK dengan mastoiditis kronis, baik tipe benigna atau maligna
antaralain:1.Mastoidektomi sederhana. 2.Mastoidektomi radikal. 3.Mastoidektomi
radikal dengan modifikasi. 4.Miringoplasti. 5.Timpanoplasti. 6.Pendekatan
ganda timpanoplasti.
Jenis operasi mastoid yang dilakukan tergantung pada luasnya infeksi atau
kolesteatom, sarana yang tersedia, serta pengalaman operator. Kadang
dilakukan kombinasi dari jenis operasi itu sesuai dengan luasnya infeksi atau
kerusakan
A. KOMPLIKASI
Otitis media supuratif memiliki potensi menjadi penyakit serius karena
komplikasinya yang sangat mengancam kesehatan dan dapat menyebabkan
kematian. Bentuk komplikasi ini tergantung pada kelainan patologik yang
menyebabkan otore. Pemberian antibiotika menurunkan insiden komplikasi,
namun organisme yang resisten dan kurang efektifnya pengobatan, akan
menimbulkan komplikasi. Komplikasi pada umumnya ditemukan pada pasien
OMSK tipe maligna, tetapi suatu otitis media akut atau suatu eksaserbasi akut
oleh kuman yang virulen pada OMSK tipe benigna pun dapat menyebabkan
komplikasi. Komplikasi intra kranial yang serius lebih sering terlihat pada
eksaserbasi akut dari OMSK berhubungan dengan kolesteatom.
Adam dkk (1899) mengemukakan klasifikasi sebagai berikut :
A. Komplikasi ditelinga tengah :
1. Perforasi persisten
2. Erosi tulang pendengaran
3. Paralisis nervus fasial
B. Komplikasi telinga dalam
1. Fistel labirin
2. Labirinitis supuratif
3. Tuli saraf ( sensorineural)
C. Komplikasi ekstradural
1. Abses ekstradural
2. Trombosis sinus lateralis
3. Petrositis
D. Komplikasi ke susunan saraf pusat
1. Meningitis
2. Abses otak
3. Hindrosefalus otitis
Paparella dan Shumrick (1980) membagi dalam :
A. Komplikasi otologik
1. Mastoiditis koalesen
2. Petrositis
3. Paresis fasialis
4. Labirinitis
B. Komplikasi Intrakranial
1. Abses ekstradural
2. Trombosis sinus lateralis
3. Abses subdural
4. Meningitis
5. Abses otak
6. Hidrosefalus otitis
Shambough (1980) membagi atas komplikasi meninggal dan non meninggal :
A. Komplikasi meninggal
1. Abses ekstradural dan abses perisinus
2. Meningitis.
3. Trombofle bitis sinus lateral
4. Hidrosefalus otitis
5. Otore likuor serebrospinal
BUKU HIJAU
BAB III
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. A
Umur : 9 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Desa pelencau, Kabupaten Malinau Selatan
Tanggal Pemeriksaan : 23 Mei 2017
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Keluar cairan dari telinga kiri
Keluhan Tambahan :
Pendengaran berkurang dan terdapat luka pada belakang telinga
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang diantar oleh ibunya ke Poliklinik THT RSUD
Tarakan dengan keluhan keluar cairan dari telinga sebelah kiri sejak 2
minggu yang lalu. Ibu pasien mngatakan keluhan ini sudah dirasakan
anaknya sejak 8 bulan terakhir, namun semakin berat sejak 2 minggu yang
lalu. Cairan keluar terus menerus sepanjang hari. Cairan yang keluar dari
telinga berwarna hijau, kental dan berbau. Pasien mengaku pernah keluar
darah dari telinga kiri nya sewaktu dibersihkan. Ibu pasien mengatakan
anaknya pernah dibawa berobat 5 bulan yang lalu (bulan Desember)
diberikan obat minum dan obat tetes telinga, namun keluhan belum
berkurang. Ibu pasien mengaku tidak rajin kontrol untuk membawa
anaknya ke poli THT.
Keluhan tambahan yang dirasakan pasien adalah pendengaran
berkurang sejak 1 bulan terakhir. Ibu pasien mengatakan anaknya menjadi
lama untuk merespon jika dipanggil.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Ibu pasien mengatakan anaknya sudah pernah mengalami keluhan
yang sama saat pasien sekitar 8 bulan yang lalu.
Riwayat alergi:
Disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan telinga
Pemeriksaan hidung
Pemeriksaan Tenggorokan
Mulut
1. Gigi Dalam batas normal
2. Gusi Dalam batas normal
3. Lidah Dalam batas normal
4. Kelenjar Ludah Dalam batas normal
Leher
Kelenjar Limfoid Tidak Teraba Tidak Teraba
Pambesaran Kelenjar Pambesaran Kelenjar
Getah bening Getah bening
Arcus Faring Simetris
Uvula Ditengah
Tonsil
1. Besar T1 T2
2. Warna Merah muda Merah muda
3. Krypta Tidak melebar Tidak Melebar
4. Dedritus - -
5. Perlengketan - -
Resume:
Pasien datang ke poli THT RSUD Tarakan diantar oleh ibunya dengan keluhan
otore dan tinitus pada auricula sinistra sejak 2 minggu. Dari pemeriksaan fisik
ditemukan perforasi membran timpani dan sekret pada auricula sinistra, dan fistel
di retroauricula sinistra.
DIAGNOSA KERJA
DIAGNOSA BANDING
PEMERIKSAAN ANJURAN
RENCANA PENGOBATAN
Konservatif
Coamoxyclav 3x 1 cth
Vitamin C 3 x 100 mg
Operatif
Mastoidektomi + Timpanoplasty
KIE PASIEN
- Menjaga telinga tetap kering ( menutup telinga saat mandi dan berenang)
- Apabila terkena batuk pilek segera diobati
PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanasionum : dubia ad malam
Ad fungsionum : dubia ad malam