Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHUUAN

Menelan merupakan suatu proses yang kompleks yang memungkinkan


pergerakan makanan dan cairan dari rongga mulut ke lambung. Proses ini
melibatkan struktur mulut, faring, laring dan esofagus. Keluhan sulit menelan
(disfagia) merupakan salah satu gejala kelainan atau penyakit di orofaring dan
esofagus. Keluhan ini akan timbul bila terdapat gangguan gerakan otot-otot
menelan dan gangguan transportasi makanan dari rongga mulut ke lambung. Jenis
makanan yang dapat menyebabkan disfagia dapat memberikan informasi
mengenai kelainan yang terjadi.

Salah satu metode pemeriksaan penunjang diagnostik disfagia adalah


dengan menggunakan endoskopi fleksibel, yang disebut Flexible Endoscopic
Evaluation of Swallowing (FEES). Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh
Susan Langmore dan kawan-kawan pada tahun1988. Tujuan FEES adalah untuk
menegakkan diagnosis disfagia pada fase faringeal, menentukan kelainan anatomi
dan fisiologi penyebab disfagia dan menentukan posisi aman dan lebih efisien
untuk menelan pada penderita disfagia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Flexible endoskopik evaluation of swallowing Merupakan pemeriksaan


evaluasi fungsi menelan dengan menggunakan nasofaringoskop serat optic lentur.
Pasien diberikan berbagai jenis konsistensi makanan dari jenis makanan cair
sampai padat dan dinilai kemampuan pasien dalam proses menelan.

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menilai seorang


pasien dengan keluhan disfagia antara lain : Videofluoroscopic Swallow Study
(=Modified Barium Swallow (MBS)), Fiberoptic Endoscopic Examination of
Swallowing (FEES), Fiberoptic Endoscopic Examination of Swallowing with
Sensory Testing (FEESST), Scintigraphy.

FEES sekarang menjadi pilihan pertama untuk evaluasi pasien dengan


disfagia di eropa karena mudah, dapat dilakukan berpindah tempat dan lebih
murah dibandingkan MBS. Prosedur ini dapat dilakukan oleh dokter spesialis
THT-KL bersama dokter spesialis Rehabilitasi Medik dan dapat menilai anatomi
dan fisiologi menelan, perlindungan jalan nafas dan hubungannya dengan fungsi
menelan makanan padat atau cair, diagnosis, rencana terapi selanjutnya serta
evaluasi keberhasilan setelah terapi.

Fiberoptic Endoscopic Examination of Swallowing (FEES) adalah


pemeriksaan fase faringeal pada proses menelan yang dilakukan secara endoskopi.
FEES sudah digunakan sebagai alat evaluasi pada kasus gangguan menelan sejak
dideskripsikan oleh Susan E. langmore pada tahun 1988. Beberapa penelitian
menyebutkan bahwa FEES dapat mendeteksi dengan baik adanya aspirasi,
penetrasi dan residu faringeal apabila dibandingkan dengan videofluoroskopi.
Namun demikian FEES bukan merupakan pengganti dari pemeriksaan lainnya
seperti videofluoroskopi
FEES merupakan prosedur instrumen yang digunakan untuk mengevaluasi
fungsi menelan dan menuntun penatalaksanaan kelainan menelan. Dengan
menggunakan endoskopi transnasal untuk memvisualisasikan secara langsung
anatomi struktur yang penting dalam proses menelan agar dapat mengevaluasi
pergerakan struktur tersebut selama menelan makanan maupun minuman
pemeriksaan evaluasi fungsi menelan dengan menggunakan nasofaringoskop serat
optik lentur. Pasien diberikan berbagai jenis konsistensi makanan dari jenis
makanan cair sampai padat dan dinilai kemampuan pasien dalam proses menelan.
Tahap pemeriksaan dibagi dalam beberapa tahap:

1. Pemeriksaan sebelum pasien menelan (preswallowing assessment) untuk


menilai fungsi muskular dari oromotor dan mengetahui kelainan fase oral
2. Pemeriksaan langsung dengan berbagai konsistensi makanan, dinilai
kemampuan pasien dan diketahui konsistensi apa yang paling aman untuk
pasien
3. Pemeriksaan terapi dengan mengaplikasikan berbagai manuver dan posisi
kepala untuk menilai apakah terdapat peningkatan kemampuan menelan
4. Penilaian anatomi dan fisiologi menelan: velar, anatomi faring dan laring,
pergerakan dan sensasi yang berkaitan dengan proses menelan
5. Penilaian fungsi menelan makanan dan cairan secara langsung.
6. Aplikasi manuver terapi, modifikasi diet dan strategi perilaku, serta
evaluasi efektifitasnya.

Indikasi

indikasi FEES adalah untuk mengevaluasi pasien dengan kesulitan


menelan dan kemungkinan risiko aspirasi dalam proses menelan. Metode ini juga
dapat menentukan intake nutrisi yang optimal untuk meminimalkan risiko
aspirasi. Indikasi lain adalah : menilai struktur anatomi orofaring, nasofaring, dan
laringofaring. Menilai integritas sensorik struktur faring dan laring. Menilai
kemampuan pasien untuk melindungi jalan napas pada saat menlan. Tanda dan
gejala disfagia di bawah ini dapat mengindikasikan untuk dilakukan pemeriksaan
FEES, yakni

a. Riwayat disfagia faringeal


b. Kesulitan mengolah sekret oral
c. Kesulitan dalam mengkoordinasikan proses menelan dan bernapas.
d. Kualitas fokal yang abnormal disertai suspek disfagia
e. Fatig selama menelan
f. Globus pharyngeus

Aplikasi FEES pada kelompok pasien dengan disfagia telah diketahi


dalam literatur (Langmore,2001). FEES dapat diaplikasikan pada beberapa
populasi berbeda, yakni pasien-pasien dengan kelainan neurologis seperti stroke
dan tumor di kepala serta post bedah kepala leher.

Kontraindikasi
a. Agitasi berat dan tidak kooperatif
b. Kelainan pergerakan yang berat
c. Riwayat vasovagal
d. Riwayat epistaksis yang berat
e. Trauma nasal
f. Riwayat penatalaksanaan pada kanker kepala maupun leher (bedah,
kemoterapi, radioterapi)
g. Obstruksi pada kedua saluran nasal
h. Kondisi kardiovaskuler yang tidak stabil
i. Riwayat pengobatan antikoagulan
j. Stenosi nasofaringeal
k. Fraktur pada wajah atau basis kranii
l. Pasien dengan kelainan darah
m. Etiologi disfagia berlokasi di esofagus.
Prosedur Pemeriksaan

Agar pemeriksaan FEES ini dapat berlangsung dengan baik dan untuk
menghindari komplikasi yang mungkin timbul, perlu diperhatikan persiapan yang
optimal. Persiapan meliputi:

a. Persiapan penderita
Sebelum tindakan FEES perlu dilakukan:
1) Anamnesis lengkap dan cermat
2) Pemeriksaan THT rutin
3) Pemeriksaan darah tertutama penderita dengan kecurigaan gangguan
perdarahan.
4) Pemeriksaan tanda-tanda vital sesaat sebelum pemeriksaan.

b. Anestesi
Anestesi dan atau dekongestan topikal digunakan untuk mengurangi rasa
tidak nyaman. Namun demikian penggunaannya tidak dianjurkan karena dapat
mempengaruhi aspek sensoris dari menelan. Pemakaian lubrikan (K-Y Jelly) di
ujung endoskop dapat memudahkan insersi endoskop

c. Persiapan alat
Alat-alat dan bahan yang dibutuhkan adalah :
1) Endoskop fleksibel
2) Light source
3) Stimulator sensoris pada ujung endoskop
4) Monitor televise
5) Kamera dan video untuk merekam
6) Mavigraf
7) Minuman dan makanan yang berwa
rna dengan berbagai konsistensi
Alat-alat pemeriksaan FEES, dikutip dari kepustakaan
d. Tahap Pemeriksaan
tahap pemeriksaan dibagi menjadi 3 tahap yaitu :
1. Pemeriksaan sebelum pasien menelan (preswallowing assessment) untuk
menilai fungsi muscular dari oromotor dan megetahui kelainan fase oral.
2. Pemeriksaan langsung dengan memberikan berbagai konsistensi
makanan. Dinilai kemampuan pasien dan diketahui konsistensi apa yang
paling aman untuk pasien.
3 Pemeriksaan terapi dengan mengaplikasikan berbagai maneuver dan
posisi kepala untuk menilai apakah terdapat peningkatan kemampuan
menelan.

c. Teknik pemeriksaan

FEES dilakukan di poliklinik atau ruang perawatan. Pasien dalam posisi


duduk menghadap pemeriksa. Endoskop dimasukkan ke dalam vestibulum nasi
menelusuri dasar hidung, ke arah velofaringeal masuk ke
dalam orofaring. Pada pemeriksaan FEES perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut: Evaluasi laring dan supraglottis meliputi plika ariepiglotik, incisura
interaritenoid, plika vokalis dan plika ventrikularis, subglotik dan bagian
proksimal trakea. Evaluasi pergerakan laring pada saat respirasi dan fonasi.
Evaluasi pengaturan sekret. Prosedur pemeriksaan FEES ada 2 tahap, pertama
yaitu evaluasi refleks adduktor laring terhadap rangsangan berupa pulsasi udara
yang diberikan melalui saluran khusus dalam endoskop dan yang kedua evaluasi
menelan makanan berwarna dengan berbagai konsistensi.
Gambaran skematik pemerksaan FEES, dikutip dari kepustakaan

Evaluasi Pemeriksaan

Dengan pemeriksaan FEES dinilai 5 proses fisiologi dasar seperti :


1. Sensitivitas pada daerah orofaring dan hipofaring yang sanagt berperan dalam
terjadinya aspirasi.
2. Spillage (preswallowing leakage) masuknya makanan kedalam hipofaring
sebelum reflex meelan dimulai sehingga mudah terjadi aspirasi.
3. Residu : menumpuknya sisa makanan pada daerah valekula, sinus piriformis
kanan dan kiri, poskrokoid dan dinding faring posterior sehingga makanan
tersebut akan mudah masuk ke jalan napas pada saat proses menelan terjadi
ataupun sesudah proses menelan.
7. Penetrasi : masuknya makanan ke vestibulum laring tetapi belum melewati
pita suara. Sehingga menyebabkan mudah masuknya makanan ke jalan napas
saat inhalasi.
8. Aspirasi : masuknya makanan ke jalan napas melewati pita suara yang
sangat berperan dalam terjadi komplikasi paru.
Komplikasi:

Survei yang dilakukan oleh Langmore pada tahun 1995 menemukan hanya
27 kasus dari 6000 prosedur FEES yang mengalami komplikasi. Adapun
komplikasi yang bisa timbul pada pemeriksaan FEES adalah sebagai berikut:

a. Rasa tidak nyaman : biasanya ringan, dari 500 pemeriksaan dengan FEES
dilaporkan 86% pasien merasa tidak nyaman yang ringan.
b. Epistaksis : terdapat kurang dari 1,1% kasus epistaksis dilaporkan selama
pemeriksaan FEES. Pemeriksaan dianjurkan untuk waspada pada pasien yang
diberikan terapi antikoagulan, mereka dengan kelainan pembekuan darah
serta yang memiliki riwayat bedah nasal sebelumnya.
c. Respon vasovagal: sinkop vasovagal merupakan tipe sinkop yang paling sering
terjadi selama prosedur FEES. Dalam sebuah studi dengan 500 prosedur
FEEST yang dilakuakan, tidak terdapat laporan.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai