Anda di halaman 1dari 4

1. Tadi sudah dijelaskan mengenai gejala disfagia.

Kalua pasien tersebut adalah seorang anak


sedangkan dia tidak mengerti ap aitu susah menelan, apakah ada gejala manifestasi yang bis
akita lihat bahwa anak tesebut mengalami disfagia?
Jawab:
Disfagia dapat dibagi menjadi 3 tipe berdasarkan lokasi fase menelan yang terganggu, yaitu
disfagia fase oral, disfagia fase faring, dan disfagia fase esofagus. Disfagia dapat pula dibagi
menjadi 2 tipe berdasarkan penyebab, yaitu disfagia neurogenik dan disfagia mekanik. Tanda
dan gejala disfagia secara umum pada anak ialah postur tubuh kaku dan melengkung saat
diberi makan, menolak makanan atau cairan, menolak pemberian tekstur makanan tertentu
(hanya mau bubur atau sereal), waktu makan yang lama, dan makanan sering dilepeh atau
dimuntahkan
Tanda dan gejala disfagia fase oral ialah kesulitan mengunyah, kesulitan minum ASI,
hipersalivasi, dan makanan/minuman keluar dari mulut dan hidung, sedangkan tanda dan
gejala disfagia fase faring ialah batuk atau muntah saat diberi makan, kesulitan koordinasi
antara bernapas dengan makan atau minum, tubuh bertambah kaku selama makan, gargling,
suara serak/ terdengar berat. Adanya pneumonia atau infeksi paru berulang, dan berat badan
kurang dapat menjadi kecurigaan terjadinya kesulitan menelan pada anak

2. Bagaimana tatalaksana disfagia pada anak?


Jawab:
Penatalaksanaan disfagia pada bayi dan anak terdiri atas (1) memodifikasi tekstur makanan
menjadi lebih lunak maupun cair, (2) mengoptimalkan posisi pada saat menelan untuk
mencegah aspirasi, (3) mengubah posisi kepala dan badan agar saluran napas terlindungi
dengan baik, (4) pengaturan suhu makanan, volume, konsistensi makanan dan cairan, (5)
latihan atau stimulasi oral untuk meningkatkan kekuatan motorik dan koordinasi serta, (6)
mengadaptasi peralatan makan misal variasi ukuran sendok, bentuk dot, dan laju alir cairan
pada botol susu.

3. Jenis disfagia ada disfagia orofaring, boleh dijelaskan Kembali mengenai disfagia orofaring?
Jawab:
Disfagia orofaringeal dengan etiogi multiple antara lain dapat disebabkan secara lokal karena
kelainan atau gangguan pada gigi, lesi mukosa dan produksi saliva dan secara sistemik
disebabkan oleh sejumlah sindrom penyakit neuromuskular dengan keterlibatan sistem saraf
pusat seperti gangguan serebro-vaskular, penyakit Parkinson, multiple sclerosis, amyotrophic
lateral sclerosis dan tumor batang otak. Sistem saraf perifer juga dapat terlibat seperti
poliomyelitis atau myasthenia gravis. Infeksi dan/atau inflamasi kronik, keganasan dan
tindakan terapi yang dilakukan dapat juga menyebabkan 3 disfagia orofaringeal.
Umumnya disfagia orofaringeal bersifat neurogenik. Onset yang mendadak seringkali
dihubungkan dengan adanya gejala dan tanda neurologis seperti stroke, disfungsi otot bulbar
atau kelainan neurologis lainnya. Onset yang perlahan progresif dihubungkan dengan adanya
gejala dan tanda akibat primer atau metastasis keganasan ke saraf intrakranial. Beberapa inti
sensorik dan motorik saraf kranialis berpengaruh dalam proses penelanan. Inti sensorik antara
lain trigeminus (n.V), fasialis (n. VII), glossofaringeus (n.IX) dan vagus (n.X), sedangkan inti
motorik yang menginervasi otot penelanan antara lain n.V, n.VII, ambiguous (nn.IX, X, XI)
dan hipoglossus 1,8 (n.XII).

4. Apa diagnosis banding disfagia?


Jawab: spasme esofageal

5. Apa saja factor risiko disfagia?


Jawab:
a. Usia lebih dari 50 tahun, Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), stroke, penyakit paru
obstruktif kronis, nyeri kronik
b. Operasi tulang belakang servikal anterior
c. Anak dengan bawaan atau keturunan malformasi
d. Lesi mekanis ekstrinsik (misalnya limfoma, gondok, tumor tiroid atau paru-paru,
metastasis)
e. Malformasi herediter atau kongenital
f. Kina, tetrasiklin, sulfametoksazol-trimeto- prim (yaitu, Bactrim, Septra), klindamisin,
nonsteroi-obat anti-inflamasi, procainamide, antikholinergik, bifosfat, vitamin C, atau
asupan kalium klorida
g. Merokok, obesitas, dan asupan alkohol yang berlebihan
h. Trauma atau iradiasi pada kepala, leher, dan dada
i. Lesi mekanis
j. Peristiwa / penyakit neurologis
k. Kekurangan zat besi
l. Pasien terinfeksi HIV dengan jumlah CD4 yang menurun
m. Kelainan vaskular (yaitu lengkung aorta ganda, cincin vaskular lengkap, dll.)

6. Apa keuntungan menggunakan FEES?


Jawab:
Pemeriksaan Flexible Endoscopic Evaluation of Swallowing menggunakan
nasofaringolaringoskopi serat optik lentur untuk melihat laring dan faring saat menelan. Jika
Videofluoroscopic Swallow Study (VFSS) merupakan pemeriksaan radiologi yang merekam
proses menelan secara langsung, gerakan lambat gambar demi gambar, dan juga dikenal
sebagai modifikasi pemeriksaan barium swallow. FEES tidak membutuhkan barium dan
paparan radiasi. Saat ini FEES merupakan pemeriksaan yang dapat diandalkan untuk
diagnosis dan penatalaksanaan disfagia pada anak. FEES dapat mengevaluasi fase persiapan
oral, fase oral, maupun fase faring, tetapi tidak dapat menilai fase esofagus. FEES
menampilkan gambaran laring dan hipofaring sebelum dan sesudah (tetapi tidak saat) fase
faring, dan mendeteksi adanya gangguan menelan baik struktural maupun fisiologis, serta
penilaian risiko aspirasi.

7. kira kira, apakah ada manuver untuk melatih proses menelan untuk disfagia ini?
Jawab:
Compensatory swallowing maneuver
Manuver menelan dirancang untuk menempatkan bagian tertentu dari proses menelan normal
dibawah kontrol volunter yang meliputi:
a. Effortful swallow: bertujuan memperbaiki gerakan dasar lidah ke arah posterior selama
fase faringeal. Penderita diminta untuk menelan dengan menggerakan lidah ke arah
posterior secara kuat untuk membantu perjalanan bolus melewati rongga faring.
b. Supraglotic swallow: bertujuan menutup pita suara sebelum dan selama proses menelan
sehingga melindungi trakea dari aspirasi. Makanan atau minuman di tempatkan dalam
mulut, penderita diminta untuk menarik napas dalam kemudian ditahan, lalu penderita
menelan 1-2 kali sambil tetap menahan napas, dan batuk dengan segera setelah menelan.
c. Super-supraglotic swallow: dirancang untuk menutup pintu masuk jalan napas secara
volunter dengan mengangkat kartilago aritenoid ke anterior, ke bagian dasar dari epiglotis
sebelum dan selama proses menelan serta menutup erat pita suara palsu.
d. Mandehlson maneuever: penderita diminta untuk merasakan adanya sesuatu bergerak
pada bagian dalam lehernya saat menelan, kemudian melakukan proses menelan kembali
(menggunakan dry swallow atau dengan 1 ml air) tetapi diminta untuk menahan gerakan
tadi selama 3-5 detik, kemudian menelan dan rileks.

8. Apa indikasi dan kontraindikasi pemeiksaan FEES?


Jawab:
Indikasi: riwayat disfagia faringeal, kesulitan mengolah sekret oral, kesulitan dalam
mengkoordinasikan proses menelan dan bernapas, kualitas fokal yang abnormal disertai
suspek disfagia, Fatig selama menelan, lobus pharyngeus

Kontraindikasi: agitasi berat dan tidak kooperatif, kelainan pergerakan yang berat, riwayat
vasovagal, riwayat epistaksis yang berat, trauma nasal, riwayat penatalaksanaan pada kanker
kepala maupun leher (bedah, kemoterapi, radioterapi), obstruksi pada kedua saluran nasal,
kondisi kardiovaskuler yang tidak stabil, riwayat pengobatan antikoagulan, Stenosi
nasofaringeal, Fraktur pada wajah atau basis kranii, pasien dengan kelainan darah, Etiologi
disfagia berlokasi di esofagus.

Anda mungkin juga menyukai