3. Jenis disfagia ada disfagia orofaring, boleh dijelaskan Kembali mengenai disfagia orofaring?
Jawab:
Disfagia orofaringeal dengan etiogi multiple antara lain dapat disebabkan secara lokal karena
kelainan atau gangguan pada gigi, lesi mukosa dan produksi saliva dan secara sistemik
disebabkan oleh sejumlah sindrom penyakit neuromuskular dengan keterlibatan sistem saraf
pusat seperti gangguan serebro-vaskular, penyakit Parkinson, multiple sclerosis, amyotrophic
lateral sclerosis dan tumor batang otak. Sistem saraf perifer juga dapat terlibat seperti
poliomyelitis atau myasthenia gravis. Infeksi dan/atau inflamasi kronik, keganasan dan
tindakan terapi yang dilakukan dapat juga menyebabkan 3 disfagia orofaringeal.
Umumnya disfagia orofaringeal bersifat neurogenik. Onset yang mendadak seringkali
dihubungkan dengan adanya gejala dan tanda neurologis seperti stroke, disfungsi otot bulbar
atau kelainan neurologis lainnya. Onset yang perlahan progresif dihubungkan dengan adanya
gejala dan tanda akibat primer atau metastasis keganasan ke saraf intrakranial. Beberapa inti
sensorik dan motorik saraf kranialis berpengaruh dalam proses penelanan. Inti sensorik antara
lain trigeminus (n.V), fasialis (n. VII), glossofaringeus (n.IX) dan vagus (n.X), sedangkan inti
motorik yang menginervasi otot penelanan antara lain n.V, n.VII, ambiguous (nn.IX, X, XI)
dan hipoglossus 1,8 (n.XII).
7. kira kira, apakah ada manuver untuk melatih proses menelan untuk disfagia ini?
Jawab:
Compensatory swallowing maneuver
Manuver menelan dirancang untuk menempatkan bagian tertentu dari proses menelan normal
dibawah kontrol volunter yang meliputi:
a. Effortful swallow: bertujuan memperbaiki gerakan dasar lidah ke arah posterior selama
fase faringeal. Penderita diminta untuk menelan dengan menggerakan lidah ke arah
posterior secara kuat untuk membantu perjalanan bolus melewati rongga faring.
b. Supraglotic swallow: bertujuan menutup pita suara sebelum dan selama proses menelan
sehingga melindungi trakea dari aspirasi. Makanan atau minuman di tempatkan dalam
mulut, penderita diminta untuk menarik napas dalam kemudian ditahan, lalu penderita
menelan 1-2 kali sambil tetap menahan napas, dan batuk dengan segera setelah menelan.
c. Super-supraglotic swallow: dirancang untuk menutup pintu masuk jalan napas secara
volunter dengan mengangkat kartilago aritenoid ke anterior, ke bagian dasar dari epiglotis
sebelum dan selama proses menelan serta menutup erat pita suara palsu.
d. Mandehlson maneuever: penderita diminta untuk merasakan adanya sesuatu bergerak
pada bagian dalam lehernya saat menelan, kemudian melakukan proses menelan kembali
(menggunakan dry swallow atau dengan 1 ml air) tetapi diminta untuk menahan gerakan
tadi selama 3-5 detik, kemudian menelan dan rileks.
Kontraindikasi: agitasi berat dan tidak kooperatif, kelainan pergerakan yang berat, riwayat
vasovagal, riwayat epistaksis yang berat, trauma nasal, riwayat penatalaksanaan pada kanker
kepala maupun leher (bedah, kemoterapi, radioterapi), obstruksi pada kedua saluran nasal,
kondisi kardiovaskuler yang tidak stabil, riwayat pengobatan antikoagulan, Stenosi
nasofaringeal, Fraktur pada wajah atau basis kranii, pasien dengan kelainan darah, Etiologi
disfagia berlokasi di esofagus.