Departemen THT-KL
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
RSCM
Jakarta
ABSTRAK
Latar belakang: Myasthenia gravis (MG) adalah penyakit autoimun gangguan
neuromuskular yang menyebabkan kelemahan pada otot rangka. Disfagia merupakan gejala
awal yang sering ditemukan pada 6-15% pasien dengan miastenia gravis. Pada perjalanan
penyakit MG, dilaporkan 40-60% pasien mengalami disfagia fase orofaring dan esofagus.
Pemeriksaan Flexible Endoscopic Evaluation of Swallowing (FEES) dan Video Fluoroscopic
Swallowing Study (VFSS) rutin digunakan untuk penegakan diagnosis disfagia. Tujuan:
Melaporkan satu kasus untuk membandingkan pemeriksaan FEES dan VFSS dalam mendiagnosis
disfagia pada pasien dengan miastenia gravis. Kasus: Laki-laki, 51 tahun, dengan kelelahan
saat mengunyah dan kesulitan menelan, tersedak saat makan dan minum, dan penurunan berat
badan drastis. Pemeriksaan penunjang mendukung suatu diagnosis disfagia neurogenik fase
orofaring pada myasthenia gravis. Metode: Pencarian literatur secara sistematis berdasarkan
pertanyaan klinis, kriteria inklusi dan eksklusi pada database Pubmed, Proquest, Ebsco
EMBASE, dan hand searching menggunakan kata kunci. Hasil: Dari 97 artikel yang
tersaring, didapatkan 1 studi systematic review yang sesuai dengan pertanyaan klinis dan kriteria
inklusi. Studi tersebut menilai akurasi diagnostik pemeriksaan FEES dibandingkan dengan
VFSS dalam mendiagnosis disfagia fase orofaring pada populasi dewasa. Kesimpulan:
Dalam penegakkan diagnosis disfagia fase orofaring pada pasien miastenia gravis,
pemeriksaan FEES dan VFSS saling berkomplementer dan dapat memberikan hasil yang
akurat, beberapa faktor yang berkontribusi terhadap temuan hasil pemeriksaan seperti
kelelahan dan waktu melakukan pemeriksaan harus diperhatikan. Pendekatan dan kerja sama
multidisiplin dibutuhkan untuk optimalisasi manajemen diagnosis dan tatalaksana disfagia
pada kasus miastenia gravis.
Kata kunci: FEES, VFSS, Disfagia fase orofaring, Miastenia gravis.
ABSTRACT
Background: Myasthenia gravis is an autoimmune neuromuscular disorder resulting in
skeletal muscle weakness. Dysphagia is frequently found in 15-40% cases of Myasthenia
gravis. Flexible Endoscopic Evaluation of Swallowing (FEES) and Video Fluoroscopic
Swallowing Study (VFSS) are commonly used to diagnosed dysphagia. Objective: Reporting
a case to compare FEES and VFSS in diagnosting dysphagia in Myasthenia gravis patients.
Case: A 51-year-old male presenting with fatigueness and difficulty when swallowing,
accompanied with cough and choking episodes, and unexplained drastic loss of body weight.
Supporting examination findings supported the diagnosis of neurogenic oropharyngeal
dysphagia in Myasthenia gravis. Methods: Systematic literature search based on clinical
questions, inclusion and exclusion criteria in Pubmed, Proquest, Ebsco, EMBASE databases
and hand searching using keywords. Results: A total of one systematic review article which
was suitable with clinical question and fulfil the eligibility criteria, was critically appraised
of all 97 articles obtained. The included study assessed diagnostic accuracy of FEES vs
VFSS examinations in diagnosting oropharyngeal dysphagia in adult population
Conclusion: In diagnosing oropharyngeal dysphagia in myasthenia gravis population, FEES
and VFSS are considered complementary examinations to each othet and can provide
accurate results, contributing factors such as fatigue factor, and timing of examinations
should be carefully accounted. Multidisciplinary approach and collaboration is necessary in
optimizing the management of dysphagia in myasthenia gravis patients.
Keywords: FEES, VFSS, Oropharyngeal dysphagia, Myasthenia gravis.
Pemeriksaan meliputi pre swallowing nasi (gastric rice), havermout, susu (thick
assessment dan post swallowing liquid), air (thin liquid). Kemudian dinilai
assessment. Pada preswallowing adanya preswallowing leakage, residu
assesment dilakukan penilaian pada pada valekula dan sinus piriformis
keadaan rongga mulut (pergerakan lidah, menggunakan
arkus faring, ukuran tonsil, tonus otot The Yale Pharyngeal Residue Severity
bukal, rongga hidung), keadaan konka Rating Scale, serta penetrasi, aspirasi, dan
inferior, media, meatus medius, septum, refleks batuk dinilai menggunakan
koana, nasofaring, adenoid dan velofaring, Penetration Aspiration Scale (PAS). PAS
serta keadaan hipofaring dan laring (tonsil awalnya dikembangkan oleh Rosenbek
lingual, epiglotis, aritenoid, adduksi- dkk sebagai penilaian derajat penetrasi dan
abduksi pita suara, penetrasi, aspirasi, dan aspirasi pada pemeriksaan VFSS, namun
refleks batuk).1,3 Butler dkk. menyatakan bahwa PAS juga
Sebelum memulai swallowing assessment, memiliki reliabilitas tinggi saat
dilakukan observasi ada atau tidaknya diaplikasikan pada pemeriksaan FEES.12
standing secretion dan dinilai Kesimpulan dari pemeriksaan FEES
menggunakan Murray Secretion Scale adalah ditegakkannya suatu disfagia
(MSS).11 Pemeriksaan dilanjutkan dengan neurogenik atau mekanik, pada fase oral
menggunakan berbagai jenis konsistensi atau faring, dan ada tidaknya silent
makanan yaitu bubur saring (puree), bubur aspiration.1
Tabel 2. The Yale Pharyngeal Residue Severity Rating Scale: Definisi derajat keparahan residu di
valekula13
I None 0% No residue
II Trace 1-5% Trace coating of the mucosa
III Mild 5-25% Epiglottic ligament visible
IV Moderate 25-50% Epiglottic ligament covered
V Severe >50% Filled to epiglottic rim
keamanan yang sangat baik, tanpa atau riwayat sindrom koroner akut,
komplikasi serius. Ada beberapa sehingga detak jantung dan tekanan darah
terhadap anestesi topikal yang digunakan potensial lainnya meski jarang terjadi yang
untuk mengurangi
Tabel 3. The Yale Pharyngeal Residue Severity Rating Scale: Definisi derajat keparahan residu di
sinus piriformis13
I None 0% No residue
II Trace 1-5% Trace coating of mucosa
III Mild 5-25% Up wall to quarter full
I Moderat 25-50% Up wall to half full
V e
V Severe >50% Filled to aryepiglottic fold
Beberapa keterbatasan dalam prosedur selama fase oral, faring, dan esofagus.10,14,15
FEES antara lain: (1) adanya keterbatasan VFSS memberikan data fisiologis fase
dalam mengamati laring yang dihalangi faring pada proses menelan, menentukan
dinding faring dan inversi epiglotis ketika abnormalitas anatomis atau struktural,
proses menelan, (2) prosedur ini tidak menentukan fungsi koordinasi yang sesuai
memberi informasi mengenai fase saat dilewati bolus, mengidentifikasi
esofagus.1,10,14 strategi yang tepat untuk mencegah
aspirasi dan efisensi pemberian makan.
VIDEOFLUOROSCOPIC Aspirasi saat proses menelan
SWALLOWING STUDY (VFSS) mengindikasikan adanya kurang atau
VFSS adalah pemeriksaan radiologis terlambatnya refleks faringoglotal dan
proses menelan yang kualitatif, dinamis, disfungsi plika vokalis.15
sering dianggap sebagai baku emas untuk Keuntungan dari prosedur VFSS antara
menegakkan diagnosis disfagia karena lain : (1) prosedur ini dapat menilai
dapat mengevaluasi fungsi menelan secara struktur mulut, faring, esofagus, dan fase
langsung serta dapat menilai efektivitas menelan, (2) dapat menilai durasi tahapan
manuver menelan. VFSS menggunakan x- menelan di setiap fase, (3) memberikan
ray fluoroskopi dengan berbagai gambaran dampak berbagai variasi bolus
konsistensi barium sulfat untuk baik volume dan teksturnya maupun teknik
mengevaluasi fisiologi fungsi menelan atau manuver terapetik, (4) gambar yang
dihasilkan berupa rekaman yag dapat atau cara pemberian makanan (per oral,
ditinjau dan dianalisis. Keterbatasan dari menggunakan selang makan), prosthesis
prosedur VFSS antara lain : (1) prosedur intraoral, stimulasi oromotor,
ini menggunakan radiasi ion, (2) prosedur Neuromuscular electrical stimulation
ini tidak menggunakan makanan dan (NMES), serta tatalaksana kelainan yang
cairan yang biasa dikonsumsi, (3) VFSS mendasari.6
menunjukkan “test” atau uji coba yang Tujuan terapi dari MG adalah untuk
tidak sepenuhnya menggambarkan fungsi mencapai remisi total dari gejala, atau
menelan normal, (4) pemeriksaan VFSS meminimalisir manifestasi klinis. Terapi
berfokus pada fungsi motorik, (5) untuk MG dipilih berdasarkan onset dan
kesulitan dalam aksesibilitas dan derajat keparahan penyakit, dengan pilihan
ketersediaan prosedur ini, (6) prosedur terapi farmakologis menggunakan
memerlukan biaya yang cukup mahal.10 penghambat asetilkolinesterase
(pyridostigmine), plasmaferesis atau Total
MANAJEMEN DISFAGIA PADA Plasma Exchange (TPE), Intravenous
MIASTENIA GRAVIS Immunoglobulin (IVIG), pemberian
Manajemen disfagia membutuhkan imunosupresan, sampai dengan timektomi.
pendekatan dan kerjasama multidisiplin. Terapi non-farmakologis dalam bentuk
Setelah mengidentifikasi penyebab yang latihan pernapasan, latihan resistensi dan
mendasari disfagia, dan berdasarkan kekuatan otot, terapi okupasi dan terapi
temuan yang didapat dari pemeriksaan wicara, serta konseling juga dapat
FEES dan VFSS, terapi yang tepat dapat diberikan kepada pasien dengan MG.2,4,6
diberikan oleh dokter atau speech and
language pathologist. Strategi rehabilitasi
untuk manajemen disfagia dapat
ditentukan dengan tujuan untuk
meningkatkan keamanan dan efisiensi dari
suatu proses menelan. Strategi rehabilitasi
disfagia antara lain, augmentasi postur dan Gambar 6. Pilihan terapi MG berdasarkan
onset penyakit4
sensoris, perasat menelan (perasat
Mendelsohn, perasat Masako, supraglottic
LAPORAN KASUS
swallow, effortul swallow, dan lain lain),
Pasien laki-laki, 51 tahun, datang ke Poli
penyesuaian konsistensi, tekstur, volume
THT Bronkoesofagologi RSCM dengan
dan kecepatan pemberian makanan, jalur
keluhan kelelahan saat mengunyah dan medik untuk fasilitasi refleks batuk, latihan
kesulitan menelan sejak 3 bulan. Setiap oromotor, fasilitasi menelan; Departemen
makan konsistensi padat, pasien merasa Neurologi untuk evaluasi adanya kelainan
kelelahan saat mengunyah serta sulit neurologis; Departemen THT divisi laring
menelan, sehingga harus didorong air faring untuk evaluasi parese plika vokalis;
terutama pada suapan ketiga dan dan Departemen Gizi klinik untuk
seterusnya. Keluhan juga kadang disertai pemenuhan kebutuhan nutrisi.
batuk dan tersedak saat makan dan minum,
sejak 3 bulan terakhir, pasien hanya makan
bubur nasi. Tidak didapat adanya
penurunan napsu makan dan jumlah
makanan yang dimakan, mual, serta
muntah, namun dirasakan terdapat
Gambar 7. Pemeriksaan FEES menunjukkan
penurunan berat badan drastis sebanyak 23 standing secretion (MSS 1), residu di sinus
kilogram dalam kurun waktu 3 bulan. piriformis dan valekula (The Yale Pharyngeal
Residue Severity Rating Scale III), SEA yang
Keluhan lain didapatkan suara serak dan terbuka
bicara pelo saat pasien bicara dalam jangka
Hasil pemeriksaan MRI kepala tanpa
waktu lama, mudah kelelahan dan sesak
kontras dalam batas normal, laboratorium
yang dipengaruhi dengan semakin berat
faktor risiko dalam batas normal, sehingga
dan lamanya aktivitas. Riwayat kelemahan
penyebab lesi vaksular dapat dieksklusi
satu sisi tubuh, nyeri kepala, kejang, bicara
dan pasien dicurgai kemungkinan suatu
pelo, dan wajah asimetris tidak ada. Pasien
lesi perifer dd/ miastenia gravis.
memiliki riwayat hipertensi sejak 5 tahun
Pemeriksaan repetitive nerve stimulation
dan rutin konsumsi Amlodipin 1x5mg per
(RNS) menunjukan tanda lesi
oral.
neuromuscular
Pemeriksaan FEES pertama dilakukan
pada 24 Juni 2021 dan didapatkan
kesimpulan disfagia neurogenik fase
orofaring dengan silent aspiration dan
parese abduksi dan adduksi plika vokalis
sinistra. Pasien kemudian disarankan untuk
diet per nasogastric tube (NGT), dan
dikonsulkan ke beberapa departemen
terkait, yaitu; Departemen Rehabilitasi Gambar 8. Pemeriksaan VFSS
junction post sinaps, mendukung suatu ANALISIS LITERATUR
diagnosis miastenia gravis. Pasien Pertanyaan Klinis
mendapat terapi piridostigmin 2x60 Berdasarkan deskripsi dari kasus tersebut
miligram sejak Agustus 2021, konseling di atas, diformulasikan suatu pertayaan
gizi dan diberikan diet bertahap 1700-2000 klinis sebagai berikut, “Bagaimanakah
kkal dalam bentuk makanan cair, 7-8 kali akurasi pemeriksaan VFSS dibandingkan
pemberian per hari via NGT, dan telah dengan FEES sebagai pemeriksaan baku
menjalani latihan NMES pada otot supra emas dalam mendiagnosis disfagia fase
dan infrahioid selama 20 menit, dengan orofaring pada pasien dengan miastenia
dosis 3-11 mA, sebanyak 3 paket. Pasien gravis?”. Dari pertanyaan klinis tersebut,
kemudian dilakukan VFSS untuk evaluasi didapatkan PICO (patient / population /
terapi pada 12/11/2021, dengan problem, intervention, comparison,
kesimpulan: residu minimal di valekula outcome) sebagai berikut.
dan sinus piriformis pada semua
Tabel 5. Tabel PICO
konsistensi. PAS Score 1 untuk semua
P Pasien dengan miastenia gravis
konsistensi. Pasien dikonsulkan kembali (direct) dan gangguan neurologi
lain (indirect) dengan kecurigaan
oleh TS Rehabilitasi medik ke Poli THT
disfagia fase orofaring
Bronkoesofagologi untuk pertimbangan I Flexible endoscopic evaluation of
swallowing (FEES)
pelepasan NGT dan diet peroral.
C Videofluoroscopic swallowing
Pemeriksaan FEES kedua pada 24 study (VFSS)
O Diagnosis disfagia fase orofaring
November 2021 menunjukkan kesimpulan
disfagia neurogenik fase orofaring dengan
silent aspiration (PAS 8). Enam minggu Strategi pencarian literatur
kemudian, pada 4 Januari 2021 dilakukan Pencarian literatur untuk laporan kasus ini
perbaikan. Pasien disarankan untuk kata kunci seperti yang disajikan pada
menjaga oral hygiene, dan dilakukan tabel 6. Pencarian literatur dengan metode
untuk diet peroral dengan posisi chin tuck, mengidentifikasi referensi berdasarkan
gerakan menelan berulang 2-3 kali tiap studi yang relevan dengan PICO.
suapan.
Kriteria eligibilitas gangguan neurologi lainnya dengan
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah kecurigaan disfagia fase orofaring,
semua jenis penelitian systematic penelitian yang membandingkan FEES dan
review/meta-analysis dari penelitian VFSS, dan manuskrip berbahasa Inggris
potong lintang dan penelitian primer atau Indonesia. Kriteria eksklusi adalah
potong lintang yang dilakukan pada pasien artikel yang tidak tersedia dalam full text.
dewasa dengan miastenia gravis atau
4. Umay EK, Karaahmet F, Gurcay E, Balli F, 12. Butler SG, Markley L, Sanders B, Stuart A.
Ozturk E, Karaahmet O, et al. Dysphagia in Reliability of the penetration aspiration scale
myasthenia gravis: the tip of the Iceberg. Acta with flexible endoscopic evaluation of
Neurologica Belgica. 2018 Jun 1;118(2):259– swallowing. Annals of Otology, Rhinology
66. and Laryngology. 2015 Jun 1;124(6):480–3.
5. Bou Ali H, Salort-Campana E, Grapperon 13. Neubauer PD, Rademaker AW, Leder SB. The
AM, Gallard J, Franques J, Sevy A, et al. New Yale Pharyngeal Residue Severity Rating
strategy for improving the diagnostic Scale: An Anatomically Defined and Image-
sensitivity of repetitive nerve stimulation in
Based Tool. Dysphagia. 2015 Oct
1;30(5):521–8.
Lampiran 1. Ringkasan temuan pada pemeriksaan FEES
FEES 24/6/2021 FEES 24/11/2021 FEES 4/1/2022 FST 6/1/2022
Pre - Wet sounding voice -Hipertrofi tonsil lingual grade - Hygiene oral kurang baik
swallowing - Suara serak II - Gigi geligi tidak lengkap
assessment - Batuk volunteer inadekuat - Reflux finding score: 8
- Pergerakan lidah ke kanan -Sfingter esofagus atas terbuka - Hipertrofi tonsil lingual
terbatas pada saat tidak menelan grade 1
- Tonus bukalis kanan lemah - Epiglotis tegak dan kaku
- Reflux finding score: 3
- Parese adduksi dan abduksi plika - MSS 1 - MSS 0
vokalis sinistra
- Tampak standing secretion pada
valekula, sinus piriformis
bilateral, dan post-krikoid
dengan penetrasi sekret ke jalan
napas (MSS 2)
Swallowing Puree dan gastric rice: Puree, gastric rice, havermout Gastric rice, havermout: Roti 1-30:
asssessment - Terdapat preswallowing leakage thick liquid dan thin liquid: - residu pada valekula (The - Residu di valekula
- Residu pada valekula, sinus - Terdapat pre swallowing Yale Pharyngeal Residue sekitar 25% (The
piriformis, dan post-krikoid yang leakage Severity Rating Scale III), Yale Pharyngeal
tidak menghilang dengan - Inisiasi refleks menelan sinus piriformis bilateral Residue Severity
gerakan menelan berulang dan terlambat (The Yale Pharyngeal Rating Scale III),
dibilas air (The Yale Pharyngeal - Retrofleksi epiglottis Residue Severity Rating sinus piriformis
Residue Severity Rating Scale terlambat Scale III) dan post krikoid sekitar 25% (The
III-IV) - Residu pada valekula, sinus - menghilang dengan Yale Pharyngeal
- Penetrasi dengan risiko silent piriformis bilateral dan post gerakan menelan 2-3x serta Residue Severity
aspiration (PAS 5) krikoid (The Yale dibilas air yang membaik Rating Scale III),
Pharyngeal Residue Severity dengan posisi chin tuck - menghilang dengan
Rating Scale III-IV) gerakan menelan 2-
3x.
- Tidak terdapat
penetrasi ataupun
aspirasi ke jalan
napas (PAS 1),
Thin liquid: Thick liquid: Thick liquid dan thin liquid: - Sfingter esofagus
- Pre swallowing leakage - Setelah gerakan menelan - Residu di valekula (The atas terbuka pada
- Residu pada valekula, sinus berulang hingga 5 kali Yale Pharyngeal Residue saat tidak menelan
piriformis, - Terdapat penetrasi dan Severity Rating Scale III), (setelah pemberian
dan post-krikoid. aspirasi ke jalan napas sinus piriformis (The Yale roti ke 30)
- Terdapat penetrasi dan silent tanpa refleks batuk (PAS Pharyngeal Residue
aspirasi ke jalan napas (PAS 8) 8). Severity Rating Scale III)
dan post krikoid yang
membaik dengan posisi
chin tuck
- Refleks menelan menurun - Refleks menelan lemah,
- Gerakan retrofleksi epiglotis gerakan retrofleksi epiglotis
tidak ada terlambat, terdapat
- Terdapat hiposensitifitas hiposensitifitas hipofaring,
hipofaring. gangguan kontraksi
- Refleks batuk inadekuat konstriktor faring ringan
Kesimpulan - Disfagia neurogenik fase - Disfagia neurogenik fase - Disfagia neurogenik fase - Disfagia
orofaring dengan silent aspirasi orofaring dengan silent faringeal perbaikan neurogenik fase
ke jalan napas (PAS 8) aspiration (PAS 8) - Laryngopharyngeal reflux faringeal perbaikan
- Parese plika vokalis sinistra - Laryngopharyngeal reflux perbaikan - Laryngopharyngea
l reflux perbaikan
Saran - Diet per NGT - Diet per NGT - Jaga oral hygiene
- Konsul TS Rehabilitasi medik - Lansoprazole 2x30 mg per - Diet per oral, jika terdapat kelelahan atau kesulitan
untuk fasilitasi refleks batuk, ngt menelan pemasangan NGT
oromotor exercise dan refleks - Lanjutkan terapi sesuai TS - Evaluasi 2 minggu lagi
menelan Neurologi
- Konsul TS Neurologi untuk
evaluasi adanya kelainan
neurologis
- Konsul TS THT Laring Faring
untuk evaluasi paresis plika
vokalis
- Konsul TS Gizi untuk
pemenuhan kebutuhan nutrisi
Lampiran 2. Ringkasan Studi
Peneliti,
Desain Intervention &
Tahun, Populasi N Luaran Effect estimate
studi Comparator
Tempat
Giraldo- Systematic Pasien 198 FEES vs. VFSS Akurasi diagnosis FEES menunjukan nilai
Cadavid Review / dewasa > 18 disfagia: premature sensitivitas lebih besar
dkk; Meta- tahun dengan spillage, penetrasi, dari pada VFSS terhadap
2016; analysis kecurigaan aspirasi, residu di faring penilaian aspirasi (0.88
Colombi disfagia vs. 0.77; P=0.03),
a neurogenik penetrasi (0.97 vs. 0.83;
fase orofaring P=0.0002), dan residu
laringofaring (0.97 vs.
0.80; P<0.0001). Untuk
sensitivitas dalam
mendeteksi pharyngeal
premature spillage
hampir sama pada kedua
pemeriksaan (VFSS:
0.80; FEES: 0.69;
P=0.28).
Spesifisitas kedua
pemeriksaan hampir
sama dengan rentang
0.93–0.98).
Analisis sensitivitas
menunjukkan perbedaan
signifikan diantara kedua
pemeriksaan, terhadap
residu, dan perbedaan
signifikan namun
minimal terkait penetrasi
dan aspirasi.
Fattori Studi Pasien 60 FEES vs. VFSS vs. Akurasi diagnosis FEES menunjukkan
dkk; prospektif dengan Oro-pharyngo- disfagia: adanya sensitivitas dan overall
2016; disfagia esophageal premature spillage, validity tinggi terhadap
Italia scintigraphy adanya dan jumlah konsistensi semi padat
(OPES) residu di area (85,2%; 83.3%) dan
hipofaring, adanya cairan (80.4%; 80%).
aspirasi trakeobronkial OPES menunjukkan
sensitivitas dan overall
validity tinggi terhadap
konsistensi semi padat
(96,3,2%; 93.3%) dan
cairan (94.1%; 90%).
OPES vs FEES
nenunjukkan nilai
sensitivitas tinggi
>97.9% dan overall
validity tinggi >83%.
Premature spillage :
FEES vs VFSS memiliki
spesifisitas baik pada
konsistensi semi solid
dan cairan
(84.4%;86.7%), dengan
sensitivitas rendah
(60%), dengan overall
validity 78.3%;80%
Residu hipofaring:
FEES vs VFSS memiliki
overall validity 75%.
OPES vs VFSS
menunjukkan overall
validity yang rendah
pada konsistensi semi
solid (43%), namun pada
konsistensi cairan baik
(88.6%)
Aspirasi: FEES vs.
VFSS memiliki nilai
overall validity yang
rendah pada kedua
konsistensi (63.3%,
65%), namun OPES
memiliki nilai overall
validity yang baik
71.7%.
Lampiran 3. Telaah kritis systematic review menggunakan instrumen qFAITH
Studi Validity Importance Applicability
Giraldo- q Apakah Ya FEES memiliki perbedaan Studi yang termasuk pada
Cadavid pertanyaan Pertanyaan klinis dipaparkan signifikan pada sensitivitas SR/MA ini merupakan 6 studi
dkk. klinis yang secara jelas pada artikel, yaitu: terhadap penilaian aspirasi, potong lintang yang
diutarakan pada bagaimana akurasi diagnostik penetrasi, dan residu membandingkan akurasi dari
systematic dari pemeriksaan FEES dan dibandingkan dengan VFSS pemeriksaan FEES dan
review? VFSS untuk mendeteksi (0.89;0.64, 0.95;0.75, 0.95;0.76, VFSS, dengan populasi
perubahan keamanan saat P<0.0001), tidak didapatkan subjek pasien dewasa dengan
menelan pada populasi dewasa perbedaan signifikan pada disfagia fase orofaring
dengan disfagia fase orofaring. sensitivitas terhadap premature (n=198), menunjukkan bahwa
F Apakah tidak Ya spillage dan spesifisitas untuk pemeriksaan FEES memiliki
terdapat Peneliti melakukan pencarian semua parameter (0.98;0.98, sensitivitas tinggi
kemungkinan, klinis menggunakan 3 database 0.98;0.98, 0.97;0.97, 0.93;0.93, dibandingkan dengan VFSS
studi yang (PubMed, Embase, LILACS), P=1.00) dalam menilai penetrasi,
relevan tidak menggunakan kata kunci dan asprirasi dan residu, dan
terinklusi? MeSH term dengan Boolean kedua tes memiliki
operator. Tidak dijelaskan sensitivitas sama terkait
bahwa peneliti juga melakukan penilaian premature spillage.
hand searching di search engine Kedua pemeriksaan tersedia
lain, namun peneliti juga di RSCM dan dapat
melakukan review terhadap diaplikasikan pada pasien
artikel yang direkomendasikan dengan kecurigaan disfagia,
para pakar dan yang ditemukan untuk menilai parameter
secara manual saat melakukan premature spillage, residu,
review referensi dari artikel. penetrasi, dan aspirasi.
Tidak ada limitasi bahasa, dan
dengan periode pencarian 1
Januari 1983 – 31 Maret 2016).
A Apakah kriteria Ya
inklusi artikel Penulis telah menetapkan
sesuai? kriteria eligibilitas dengan
memformulasikan PICO, kriteria
inklusi dan eksklusi, serta hanya
mengambil penelitian memenuhi
kriteria eligibilitas.
Apakah studi Ya
yang termasuk Terdapat 6 studi dengan desain
valid untuk tipe potong lintang, dan telah
pertanyaan? dilakukaan telaah kritis dan
penilaian risiko bias
menggunakan Quality
Assessment of Diagnostic
Accuracy Studies (QUADAS).
TH Apakah hasil Ya
yang didapat Tidak didapatkan bukti
konsisten antar heterogenitas antar studi yang
studi? dapat mempengaruhi hasil dari
analisis. Didapatkan
heterogenitas klinis terkait
penetrasi dan aspirasi dari studi
oleh Rao dkk dan Park dkk,
sehingga dua studi di atas
dikeluarkan dari analisis
sensitivitas.
Lampiran 4 Telaah kritis studi diagnosis menggunakan instrumen CEBM’s critical appraisal tool for
diagnostic study
Telaah Kritis Studi Fattori dkk. 2016
Diagnostik
Apakah tes diagnostik dievaluasi Ya. Pada studi (n=60) didapatkan 22 laki-laki dan 38
dalam spektrum yang mewakili perempuan, dengan rerata usia 63.66 tahun + 16,5 SD,
pasien (seperti mereka yang dengan etiologi terbanyak adalah kelainan neurologis
(56.7%).
akan ditemukan dalam praktik)?
Apakah uji referensi standar Ya. FEES sebagai tes indeks dibandingkann dengan
(baku emas) diterapkan terlepas VFSS sebagai baku emas. OPES sebagai tes indeks,
dari hasil tes indeks/tes yang dibandingkan dengan masing-maisng VFSS dan FEES
sebagai baku emas.
diuji?