Anda di halaman 1dari 20

Mini Proposal

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN SAKIT GIGI DENGAN


KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI
PADA ANAK DI SD NEGERI 149
GANDUS PALEMBANG

Oleh :
Eldo Kusuma Wijaya
NIM : 70 2018 004
Pembimbing: drg. Dientiyah Nur Anggina, MPH

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum............................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus...........................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................3
1.4.1 Secara Teoritis...........................................................................3
1.4.2 Secara Praktisi...........................................................................3
1.5 Keaslian Penelitian............................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Landasan Teori
2.1.1 Definisi Sakit Gigi.....................................................................4
2.1.2 Etiologi Sakit Gigi.....................................................................4
2.1.3 Patofisiologi Sakit Gigi.............................................................5
2.1.4 Kebiasaan Menggosok Gigi.......................................................6
2.2 Kerangka Teori..................................................................................8
2.3 Hipotesis............................................................................................8

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian..................................................................................9
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian...........................................................9
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian........................................................9
3.3.1 Populasi.....................................................................................9
3.3.2 Sampel dan Besaran Sampel .....................................................9
3.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi.....................................................10
3.3.4 Teknik Pengambilan Sampel.....................................................10
3.4 Variabel Penelitian............................................................................11
3.4.1 Variabel Dependen....................................................................11
3.4.2 Variabel Independen..................................................................11
3.5 Definisi Operasional..........................................................................11
3.6 Cara Pengumpulan Data....................................................................12
3.7 Cara Pengolahan dan Analisis Data .................................................13
3.7.1 Tahap Pengolahan Data............................................................13
3.7.2 Analisis Data.............................................................................14
3.8 Alur Penelitian ..................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................16

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan mulut merupakan hal penting untuk kesehatan secara umum
dan kualitas hidup. Kesehatan mulut berarti terbebas kanker tenggorokan,
infeksi dan luka pada mulut, penyakit gusi, kerusakan gigi, kehilangan gigi, dan
penyakit lainnya, sehingga terjadi gangguan yang membatasi dalam menggigit,
mengunyah, tersenyum, berbicara, dan kesejahteraan psikososial (WHO,2013).
Salah satu kesehatan mulut adalah kesehatan gigi. Kesehatan gigi menjadi hal
yang penting, khususnya bagi perkembangan anak.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 prevalensi terjadinya
karies gigi di Indonesia menunjukan 29,3% penduduk nasional mempunyai
karies gigi, pada anak usia 5-9 tahun 28,9 % dari jumlah anak di Indonesia dan
anak 10-14 tahun 25,2 % dari jumlah anak yang mengalami masalah gigi dan
mulut. Rentang usia 6-12 tahun merupakan rentang usia anak sekolah
Sakit gigi, adalah nyeri pada gigi atau struktur pendukungnya, yang
disebabkan oleh penyakit gigi atau nyeri yang mengenai gigi akibat penyakit
lain selain dari struktur gigi sendiri (Segen, 2012). Penyebab umum terjadinya
sakit gigi adalah karies gigi, pulpitis, , hipersensitivitas dentin, abses gigi,
gingivitis dan gangguan temporomandibular (Allison J,dkk, 2020)
Kebiasaan menggosok gigi yang baik dapat turut mencegah penyebab
dari sakit gigi seperti karies gigi, karena menggosok gigi yang baik merupakan
salah satu cara paling efektif untuk mencegah sakit gigi. Upaya menggosok gigi
ini dapat menghilangkan plak atau deposit yang dapat menghilangkan bakteri
lunak yang melekat pada gigi yang berakibat karies gigi.
Gigi anak sekolah yang memiliki gangguan jika tidak dirawat dengan
baik akan berdampak buruk terhadap gigi sehat yang lainnya, kemudian gigi
sebelumnya akan lebih rapuh dan mudah patah. Komplikasi terjadi bila kuman
masuk melalui lubang syaraf ke akar gigi, maka akan timbul peradangan

1
menimbulkan nanah sebagai tanda inflamasi yang dikeluarkan tubuh melalui
permukaan fistula di permukaan gusi. Infeksi kronis menahun pada satu atau
lebih gigi primer yang bisa menyebabkan kerusakan gigi permanen yang sedang
berkembang dibawahnya, dikhawatirkan mereka merasakan komplikasi dan
minder terhadap gambaran dirinya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara kejadian sakit gigi dengan
kebiasaan menggosok gigi pada anak di SD Negeri 149 Gandus, Palembang?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara kejadian sakit gigi dengan kebiasaan
menggosok gigi pada anak di SD Negeri 149 Gandus, Palembang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui jumlah kejadian sakit gigi pada di SD Negeri 149
Gandus, Palembang
2. Untuk mengetahui bagaimana kebiasaan menggosok gigi pada anak di
SD Negeri 149 Gandus, Palembang

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Menambah pengalaman dan wawasan, serta bahan dalam penerapan
ilmu metode penelitian.
2. Meningkatkan pengetahuan pembaca dan penulis tentang hubungan
antara kejadian sakit gigi dengan kebiasaan menggosok gigi pada anak
di SD Negeri 149 Gandus, Palembang.
3. Meningkatkan pengetahuan pembaca dan penulis mengenai penyakit
penyakit gigi

2
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Untuk menambah referensi perpustakaan dan sebagai bahan acuan yang
akan datang.
2. Meningkatkan kemampuan berfikir analitis dan sistematis dalam
mengidentifikasi permasalahan di kesehatan masyarakat.

1.5 Keaslian Penelitian

Nama Judul Penelitian Desain Hasil


Penelitian

Syamsyudin Hubungan Perilaku Cross 1. Tidak ada hubungan


Abu Bakar Kesehatan sectional pengetahuan dengan karies
Menggosok Gigi gigi anak di SD Inpres
Dengan Karies Pada Winangun Kota Manado.
Anak di SD Inpres
Winangun Kota 2. Ada hubungan sikap
Manado dengan karies gigi anak di
SD Inpres Winangun Kota
Manado.
3. Ada hubungan tindakan
dengan karies gigi anak di
SD Inpres Winangun Kota
Manado.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Definisi Sakit Gigi
Sakit gigi, adalah nyeri pada gigi atau struktur pendukungnya, yang
disebabkan oleh penyakit gigi atau nyeri yang mengenai gigi akibat
penyakit lain selain dari struktur gigi sendiri (Segen, 2012).

2.1.2 Etiologi Sakit Gigi


a. Karies gigi
Gigi berlubang (karies) adalah lubang dalam dua lapisan luar
gigi yang disebut enamel dan dentin. enamel adalah putih terluar
permukaan yang keras dan dentin adalah lapisan kuning tepat di
bawah enamel. Kedua lapisan tersebut berfungsi melindungi jaringan
hidup dalam gigi disebut pulp, di mana pembuluh darah dan saraf
berada. bakteri tertentu dalam mulut mengubah gula sederhana
menjadi asam. Asam melunakkan dan (bersama dengan air liur)
melarutkan enamel dan dentin, sehingga terjadi demineralisasi
jaringan keras gigi dan memerlukan cukup waktu membuat gigi
berlubang (Muttaqin A,2010)
b. Gingivitis
Merupakan perubahan patologis pada gusi yang disertai adanya
tanda-tanda inflamasi. Gingivitis dapat kita kenal dengan istilah gusi
bengkak atau gusi yang meradang. Miroorganisme mampu
menghasilkan produk berbahaya yang dapat menyebabkan kerusakan
pada epitel dan sel – sel jaringan penghubung (conective tissue )
seperti halnya unsur – unsur pokok interseluler yaitu: colagen, faktor
pertumbuhan dan glikolis (Michele D, 2014)

4
c. Hipersensitifitas akar gigi
Sakit gigi juga bisa disebabkan oleh akar gigi terbuka. Biasanya,
akar lebih rendah adalah dua pertiga dari gigi yang biasanya dikubur
di tulang. Racun bakteri melarutkan tulang sekitar akar dan
menyebabkan gusi dan tulang surut, memperlihatkan akar. Kondisi
akar terkena disebut "resesi." Akar terbuka dapat menjadi sangat
sensitif terhadap makanan dingin, panas, dan asam karena mereka
tidak lagi dilindungi oleh gusi sehat dan tulang (Miglasi S,2010).
d. Impaksi dan erosi gigi
Sakit gigi bisa berasal dari gigi yang telah gagal tumbuh ke
dalam posisi yang tepat dan tetap di bawah gusi dan / atau tulang.
Ketika molar ketiga hendak tumbuh, gusi di sekitarnya dapat menjadi
meradang dan bengkak. gigi tetangganya terkena dampak dan
menyebabkan rasa sakit ketika mereka memberikan tekanan ke gigi
atau tulang dan meradang atau terinfeksi. (Scully C, 2013)

2.1.3 Patofisiologi Sakit Gigi


Nyeri adalah sensasi tidak menyenangkan yang disebabkan oleh
keadaan yang intens atau merusak. Pada sakit gigi, saraf dapat dirangsang
oleh faktor eksogen (misalnya, racun bakteri, produk sampingan
metabolik, bahan kimia, atau trauma) atau faktor endogen (seperti
mediator inflamasi).
Jalur nyeri sebagian besar ditularkan melalui myelin (nyeri tajam
atau menusuk) dan serabut saraf C tak bermyelin (nyeri lambat, tumpul,
nyeri, atau terbakar) dari saraf trigeminal, yang memasok sensasi ke gigi
dan gusi melalui banyak divisi dan cabang. Awalnya, nyeri dirasakan saat
rangsangan berbahaya diterapkan (seperti dingin). Paparan terus menerus
dapat menurunkan ambang batas saraf, memungkinkan rangsangan yang
biasanya tidak menyakitkan untuk memicu rasa sakit. Komponen fisik

5
nyeri diproses di medula spinalis dan dirasakan di korteks frontal. Karena
persepsi nyeri melibatkan sistem sensorik yang tumpang tindih dan
komponen emosional, respons individu terhadap rangsangan yang identik
bervariasi (Cohen S, 2017)

2.1.4 Kebiasaan Menggosok Gigi


Kebiasaan menyikat gigi merupakan tingkah laku membersihkan
gigi yang dilakukan seseorang secara terus menerus. Kebiasaan menyikat
gigi yang baik merupakan cara yang paling efektif untuk mencegah karies
gigi dan infeksi gigi dan struktur gigi lain (Wong, dkk, 2008). Menyikat
gigi setidaknya dua kali sehari (pagi setelah sarapan dan malam sebelum
tidur) adalah dasar program hygiene mulut yang efektif (Rahim R,2015).
Ada beberapa teknik atau metode menyikat gigi yang bisa
digunakan menurut (Rahim R, 2015) akan tetapi untuk mendapatkan hasil
yang baik maka diperlukan teknik menyikat gigi, teknik menggosok gigi
tidak hanya satu teknik saja melainkan harus kombinasi dengan sesuai
dengan urutan gigi agar saat menggosok gigi semua bagian permukaan
gigi dapat dibersihkan dan tidak merusak lapisan gigi.Berbagai cara
menyikat gigi yaitu :
a. Metode Vertikal
Sikat gigi diletakkan dengan bulunya tegak lurus pada
permukaan bukal untuk permukaan ingual dan palatina sikat gigi
dipegang severtikal mungkin.
b. Metode Horizontal
Pada metode ini bagian depan dan belakang gigi digosok dengan
sikat yang digerakan maju-mundur/kedepan dan kebelakang, dengan
bulu-bulunya tegak lurus pada permukaan yang dibersihkan metode ini
juga disebut metode menggosok.
c. Metode Berputar

6
Metode berputar merupakan varian (bentuk yang dirubah)
metode vertical.Disini dengan bulu-bulunya ke arah apical
ditempatkan setinggi mungkin pada gingival, kemudian dengan
gerakan berputar tangkai singkat.Disarankan untuk membersihkan tiap
daerah dengan gerakan horizontal.
d. Metode Vibrasi/Bergetar
Metode bergetar dimaksudkan untuk orang dewasa dan terutama
ditujukan pada pembersihan gusi selama ini dimungkinkan dengan
sikat gigi. Disini dengan gerakan memutar permukaan elemen-elemen
yang dibersihkan. Pada metode Fones lengkungan gigi-geligi dalam
oklusi dan permukaan bukal dibersihkan dengan melekat sikat tegak
lurus dan membuat gerakan memutar. Gerakannya juga meluas sampai
ke gusi dan permukaan lingual dibersihkan dengan gerakan sirkulasi
kecil dan permukaan oksual dengan gerakan menggosok.
e. Metode Fisiologis
Metode ini gerakannya pada waktu menyikat harus mempunyai
arah yang sama seperti arah makanan. Dengan sikat lunak elemen-
elemen dibersihkan dengan dengan gerakan menyapu dari mahkota ke
gusi.

7
2.2 Kerangka Teori

Faktor Sosiodemografi
(Pendidikan orangtua, pekerjaan orang tua)

Kebiasaan Menggosok gigi

Sakit Gigi Gigi Sehat

2.3 Hipotesis
H0 : Tidak terdapat hubungan antara kebiasaan menggosok gigi dengan sakit gigi
H1: Terdapat hubungan antara kebiasaan menggosok gigi dengan sakit gigi

8
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik yang bertujuan
melihat hubungan kejadian sakit gigi dengan kebiasaan menggosok gigi
penelitian yang dipilih adalah cross sectional.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada Juli 2021 di SD Negeri 149, Gandus
Palembang.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


3.3.1 Populasi Penelitian
a. Populasi Target
Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa SD
Negeri 149 Gandus Palembang
b. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah seluruh Siswa
kelas IV V dan VI di SD Negeri 149 Palembang aktif pada Juli 2021

3.3.2 Besar Sampel Penelitian


a. Sampel
Sampel penelitian ini adalah seluruh seluruh siswa SD Negeri
149 Gandus Palembang yang telah memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi.

b. Besar Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
lemeshow. Dengan rumus perhitungan ;

9
Z 2 p (1−p )
α
n=

Dimana :

Zα = 1,96
N = jumlah sampel
p = Proporsi yang akan dilihat. (max estimasi: 0,5)

d = Alfa (0,05) atau sampling error

Melalui rumus diatas, maka jumlah sampel yang diambil adalah


1.96² . 0,5 ( 1−0,5 )
n=
0 , 1²
n = 96,4 dibulatkan menjadi 96
Untuk mengatasi kekurangan dari kehilangan responden, maka
peneliti melakukan penambahan sampel sebesar 10 % dari besar sampel.
Sehingga jumlah responden menjadi 106 responden.

3.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi


A. Kriteria Inklusi
1. Seluruh Siswa kelas IV, V, dan VI di SD Negeri 149 Palembang
yang aktif pada Juli 2021

B. Kriteria Eksklusi
1. Siswa SD Negeri 149 Palembang yang tidak menyetujui untuk
mengisi questioner
2. Siswa kelas I, II dan III pada SD Negeri 149 Palembang
3. Siswa SD Negeri 149 Palembang yang menggunakan orthodontic
braces

10
3.3.4 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Teknik
simple random sampling. Pada penelitian ini, sampel diambil dari SD
Negeri 149 Gandus, Palembang.

3.4 Variabel Penelitian


3.4.1 Variabel Independen
Variabel independen pada penelitian ini adalah kebiasaan menggosok
gigi.
3.4.2 Variabel Dependen
Variabel dependen pada penelitian ini adalah sakit gigi

3.5 Definisi Operasional


Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Skala Hasil Ukur


Operasional Ukur Ukur

Sakit Gigi Nyeri pada gigi Sering: Skor Kuesioner Nominal 1. Sakit (≥ 15)
atau struktur 4 2.Tidak Sakit
pendukungnya, Kadang- (<15)
yang kadang: Skor
disebabkan 3
oleh penyakit Jarang: Skor
gigi atau nyeri 2
yang mengenai Tidak
gigi akibat pernah: Skor
penyakit lain 1
selain dari
struktur gigi
sendiri
Kebiasaan Tingkah laku Sering: Skor Kuesioner Nominal 1. Baik ( ≥23)
Menggosok membersihkan 4 2. Buruk (<23)
gigi gigi yang Kadang-
dilakukan kadang: Skor
seseorang 3
secara terus Jarang: Skor
menerus. 2

11
Tidak
pernah: Skor
1

3.6 Cara Pengumpulan Data


3.6.1 Data Primer
Data yang diambil pada penelitian berupa data primer berasal dari :
kuesioner yang dibagikan kepada siswa SD Negeri 149 Gandus,
Palembang yang telah terpilih

3.6.2 Alat dan Bahan


1. Alat tulis
2. Lembar Kuesioner

3.6.3 Cara Kerja


1. Membagikan data Lembar Persetujuan dan Kuesioner mengenai
keluhan sakit gigi dan kebiasaan menggosok gigi kepada siswa SD
Negeri 149 Gandus, Palembang yang telah terpilih

3.6.4 Uji Validitas


Uji validitas dan reliabilitas
a. Uji Validitas
Menurut Arikunto (2009) uji validitas merupakan tolak ukur untuk
menilai atau membuktikan sebuah instrument untuk keaslian.
Penelitian ini menguji validitas dengan menganalisis hasil-hasil yang
ada berdasarkan skor sesuai dengan korelasi skor total dengan butir
yang dimaksudkan. Product moment berdasrkan koefisien korelasi
dapat melihat validitas (Ghazali, 2011), selanjutnya dapat digunakan
rumus dari product moment seperti contoh berikut :

12
r =

Keterangan :

r : Koefisien terhadap korelasi

∑X : Jumlah skor dari pertanyaan

∑Y : Jumlah skor hasil

n : Jumlah berdasarkan responden

Kriteria pengujian :

Apabila r hitung > r tabel, maka item pertanyaan adalah valid

Apabila r hitung < r tabel, maka item pertanyaan adalah tidak valid

b. Uji reliabilitas
Uji realiabilitas merupakan metode uji guna mengetahui dari
instrumen yang telah digunakan dalam hal tersebut secara nyata atau
tidak (Notoadmodjo, 2010). Hasil yang tinggi maupun rendah
berdasarkan reabilitas dapat terlihat dengan angka yang bisa dikatakan
koefisien berdasarkan realitas. Untuk Hasil tinggi-rendahnya nyata
kusisioner dapat dinilai berdasrkan angka cronbatch alpha seperti nilai
corncbacth alpha> nilai pada r tabel di taraf letak kesalahn 5%
(Sugiyono, 2005). Hal ini dapat dikatakan nyata atau sesuai bila
nilainya diatas persen tersebut.

3.7 Cara Pengolahan dan Analisis Data


3.7.1 Cara Pengolahan Data

13
Tahap dari persiapan pengolahan data terdiri dari beberapa kegiatan
yang bisa dilakukan sebagai berikut :
1. Editing (pengolahan data)
Merupakan kegiatan untuk mengecek dan perbaikan data
2. Coding (pengkodean data)
Merupakan kegiatan untuk mengubah data yang berbentuk kalimat
menjadi angka
3. Data Entry (pemasukan data)
Merupakan kegiatan dengan proses memasukkan data yang sudah di
coding atau di editing yang selanjutnta dimasukkan kedalam program
4. Cleaning (pembersihan data)
Merupakan kegiatan untuk mengecek kembali data yang telah
dimasukkan apakah terjadi kesalahan atau tidak.
(Notoadmodjo, 2010).

3.7.2 Analisis Data


A. Analisis Univariat
Distribusi frekuensi dapat dilihat dengan dilakukannya analisis
univariat berdasarkan variabel independen dan dependen
B. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
variabel dependen dan variabel independen menggunakan uji chi-
square secara komputerisasi.

14
3.8 Alur Penelitian

Siswa SD Negeri 149 Gandus


Palembang

Mengisi lembar persetujuan

Membagikan Kuesioner

Pengumpulan dan Penyajian data

Analisis data

Kesimpulan & Saran

15
DAFTAR PUSTAKA

Allison,J,R;Stone,S,J; Pigg,M. 2020. ‘The Painful Tooth: Mechanisms, Presentation


and Differential Diagnosis of Odontogenic Pain’. Oral Surgery. 13 (4): pp 309-
320. https://doi:10.1111/ors.12481.
Arikunto. S., 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi 6.
Jakarta : Rineka Cipta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan KementrianKesehatan RI.Riset


Kesehatan Dasar 2013. Jakarta :2013
Fukuda, K.2016. ‘Diagnosis and Treatment of Abnormal Dental Pain’. Journal of
Dental Anesthesia and Pain Medicine.
https://doi.org/10.17245/jdapm.2016.16.1.1
Ghazali I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang :
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

KM, Cohen S, Berman LH.2017. Cohen’s Pathways of the Pulp (10th ed.) St,Louis,
Mo: Mosby Elsevier
Michele Leonardi Darby, Margaret Walsh, 2014. Dental Hygiene - E-Book: Theory
and Practice. page 318
Miglani S, Aggarwal V, Ahuja B (October 2010). "Dentin hypersensitivity: Recent
trends in management". Journal of Conservative Dentistry. 13 (4): 218–
24. doi:10.4103/0972-0707.73385
Muttaqin A,2010. Gangguan Gastrointestinal. Banjarmasin
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Rahim, R. 2015. Hubungan Kebiasaan Menggosok Gigi Pada Malam Hari dan
Kejadian Karies Pada Anak Sekolah Dasar Negeri karang Tengah 07
Tangerang. Segen, JC.2012. Concise Dictionary of Modern Medicine.
McGraw-Hill Companies

16
Scully, C. 2013. Oral and Maxillofacial Medicine : the Basis of Diagnosis and
Treatment (3rd ed). Edinburgh: Churchill Livingstone/Elsevier.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatitf. Bandung : CV. Alfabeta.
WHO. 2013. The World Oral Health Report. http:// www.who.int/oral
health/media/en/orh-report03- en.pdf
Wong, D.L, DKK. 2008. Wong buku ajar keperawatan pediatrik. Jakarta: EGC
http://ejurnal.esaunggul.ac.id/indekx.php/Formil/article/download/1156/1063.
Diakses: 1 Juni 2021

17
18

Anda mungkin juga menyukai