SULAWESI TENGAH
OLEH
ZULKARNAIN HARMAIN
NIM : 211611098
Alhamdulillahi Rabbil Alamin segala puja atas kehadirat Allah SWT Tuhan
semesta alam, yang telah melimpahkan segala Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan proposal ini yang dimaksudkan sebagai syarat untuk
menyelesaikan studi pada Jurusan Trapis gigi Universitas Nahdatul Ulama Gorontalo.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan keharibaan sebaik-baik makhluk
Allah, yaitu Baginda Rasulullah SAW beserta keluarganya, para sahabat beliau yang
mulia, dan orang-orang yang mengikuti beliau dengan kebaikan hingga hari
pembalasan.
Rasa hormat dan terima kasih yang tak terhingga penulis haturkan kepada Orang
tua tercinta, Istri dan anakku tercinta, serta seluruh keluarga yang selalu
memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan studi. Dalam penyusunan
proposal ini tidak sedikit kendala yang dihadapi oleh penulis, namun berkat bimbingan,
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang dengan penuh kesabaran, telah
meluangkan waktunya yang sangat berharga demi membimbing, mengarahkan dan
memberikan masukkan kepada penulis dalam menyelesaikan proposal ini., petunjuk,
saran dengan begitu arif dan bijaksana, serta senantiasa menumbuhkan semangat dan
rasa percaya diri dalam menuntut ilmu pengetahuan.
Semoga apa yang telah diberikan dapat bermanfaat dan berguna serta
mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amin...
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………3
C. Tujuan Penelitian………………………………………………………………………….3
1. Tujuan Umum…………………………………………………………………………..3
2. Tujuan Khusus…………………………………………………………………………3
D. Manfaat Penelitian………………………………………………………………………...4
1. Manfaat Teoritis…………………………………………………………………………4
2. Peneliti Lain……………………………………………………………………………..4
3. Manfaat Praktisi…………………………………………………………………………4
E. Keaslian Skripsi…………………………………………………………………………...4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka……………………………………………………………………………..6
B. Landasan Teori…………………………………………………………………………...17
C. Kerangka Konsep………………………………………………………………………..18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian………………………………………………………………….19
B. Definisi Konsep dan Operasional…………………………………………………….19
1. Definisi Konseptual…………………………………………………………………...19
2. Definisi Operasional…………………………………………………………………..19
C. Lokasi Penelitian………………………………………………………………………...19
D. Waktu Penelitian…………………………………………………………………………19
E. Populasi dan Sampling Penelitian……………………………………………………19
F. Penyusunan instrument penelitian…………………………………………………..19
ii
1. Instrumen Penelitian………………………………………………………………….19
2. Bahan Penelitian………………………………………………………………………19
G. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………………………..20
1. Dokumentasi……………………………………………………………………………20
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..21
Lampiran……………………………………………………………………………………….23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
F. Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut penduduk Indonesia merupakan hal yang perlu
mendapat perhatian serius. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kejadian penyakit
gigi dan mulut yang diderita oleh sebagian penduduk Indonesia. Hasil Riset Kesehatan
Dasar atau Riskesdas 2018 menyebutkan bahwa 93 persen anak usia dini, yakni dalam
rentang usia 5-6 tahun, mengalami gigi berlubang. Ini berarti hanya tujuh persen anak
di Indonesia yang bebas dari masalah karies gigi. Hasil Riskesdas 2018 ini juga
menunjukkan bahwa rata-rata anak-anak usia 5-6 tahun mengalami lubang pada
delapan giginya. Hal ini bisa mempengaruhi status gizi anak karena gigi berlubang
membuat anak menolak untuk makan. Salah satu faktor penyebabnya adalah
Sementara untuk perilaku menyikat gigi yang benar, hasil Riskesdas 2018
menyebut bahwa baru 2,8 % persen penduduk Indonesia yang sudah menyikat gigi dua
kali sehari, yakni pagi dan malam secara benar. Hal ini menunjukkan bahwa edukasi
seputar menyikat gigi harus dimulai sejak dini karena akan menjadi kebiasaan hingga
dewasa,oleh sebab itu perawatan gigi sejak dini pada anak membutuhkan pelayanan
karena anak belum mampu melakukan sendiri, sampai mereka siap untuk diajarkan dan
mampu merawat gigi secara mandiri. Bila seorang anak tidak terbiasa menggosok gigi,
akan dari kebiasaan tersebut dapat meningkatkan potensi karies pada anak (Rosseno,
2008).
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut menurut profil propinsi Sulawesi tengah
tahun 2020 jumlah kasus gigi dan mulut yang terdata adalah 14757 kasus gigi dan
mulut. Dari kasus ini yang terlayani dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut yakni :
tindakan pencabutan gigi ada 4.322 kasus dan 585 kasus telah di lakukan penambalan
serta 850 kasus dirujuk kepalayanan kesehatan gigi dan mulut yang lebih memadai
1
Untuk menilai upaya pemeliharaan kesehatan gigi pada murid SD dipakai
perbandingan antara jumlah murid yang mendapat perawatan gigi dan jumlah murid
yang perlu perawatan gigi. Kegiatan sikat gigi masal di SD/MI merupakan salah satu
kegiatan UKGS yang bertujuan agar anak-anak sekolah dasar dapat memahami cara
dan waktu yang tepat untuk melakukan sikat gigi). Cakupan pemeriksaan gigi pada
murid SD/MI secara selektif di Kota Palu pada Tahun 2020 sebesar 21,08% meningkat
sebesar 0,04% jika dibanding cakupan Tahun 2019 yaitu 21,04%. Sementara itu jika
dilihat dari jumlah murid yang mendapat perawatan pada Tahun 2020 terdapat 3.379
orang yang perlu perawatan dan yang mendapat perawatan sebanyak 922 orang atau
27,29%. Sedangkan jika dilihat dari jumlah sekolah yang melaksanakan kegiatan UKGS
pada Tahun 2020 hanya 25 SD/MI dari 188 SD/MI yang ada di Kota Palu (13,30%).
Pada profile Rumah Sakit Umum Daerah Anutapura Kota Palu Sulawesi
Tengah kasus gigi di poliklinik gigi umum dan polik klinik konservasi gigi dewasa tahun
2020 sebanyak 1392 kasus, pada Poliklinik gigi anak ( Pedodontia) sebanyak 585
kasus. Jumlah total kasus gigi sebanyak 1.977 kasus. Dengan melihat jumlah kasus
kesehatan gigi dan mulut. Rata – rata masyarakat berkunjung ke rumah sakit jika
masyarakat yang minim atas pengetahuan perawatan gigi dan mulut dalam keseharian.
Semakin meningkatnya angka karies gigi saat ini dipengaruhi oleh salah satunya
pentingnya merawat kesehatan gigi dan mulut. Ketidak tahuan masyarakat tersebut
Hal ini karena menurunnya jaringan pendukung gigi. Karies gigi ini nantinya menjadi
sumber infeksi yang dapat mengakibatkan beberapa penyakit sistemik (Nurhidayat dkk.,
2012).
Apa lagi pada anak-anak prasekolah dan sekolah dasar yang belum begitu
memahami betapa penting menjaga kesehatan gigi dan mulut ditambah lagi kurangnya
perhatian dan peranan penting orang tua terhadap kesehatan gigi dan mulut anaknya.
2
Seharusnya peranan orang tua merupakan peranan control untuk mencegah terjadinya
caries gigi dan memeriksakan gigi anaknya di pelayanan kesehatan gigi dan mulut
setiap enam bulan sekali untuk mengetahui apakah gigi pada anaknya mengalami
Dampak yang ditimbulkan akibat karies gigi secara ekonomi adalah semakin
lemahnya produktivitas masyarakat. Jika yang mengalami anak-anak maka akan
menghambat perkembangan anak sehingga akan menurunkan tingkat kecerdasan
anak, yang secara jangka panjang akan berdampak pada kualitas hidup masyarakat
(Asse, 2010).
Dengan melihat jumlah kasus gigi anak yang berkunjung dipolikklinik gigi anak
menjadi perhatian khusus bagi penulis akan melakukan penelitian pada anak-anak
umur Sekolah Dasar yang berkunjung dipolikklinik gigi anak untuk mengetahui faktor-
faktor penyebab terjadinya caries gigi pada Anak usia Sekolah Dasar. Hal ini sebagai
upaya sedini mungkin untuk mencegah terjadinya caries gigi pada anak-anak usia
Sekolah Dasar.
G. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja
kah yang menyebabkan terjadinya caries gigi pada Anak usia Sekolah Dasar yang
berkunjung di Rumah sakit Umum Anutapura palu bagian Polikklinik Gigi Anak ?
H. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan khusus yang dapat dijelaskan
sebagai berikut.
3. Tujuan Umum
untuk mengetahui faktor-fakto apa saja yang menyebab terjadinya caries gigi
pada Anak usia Sekolah Dasar yang berkunjung di Rumah sakit Umum
Anutapura palu bagian Polikklinik Gigi Anak
4. Tujuan Khusus
a. untuk mengetahui faktor-fakto apa saja yang menyebab terjadinya caries gigi
pada Anak usia Sekolah Dasar yang berkunjung di Rumah sakit Umum
3
b. Untuk mengetahui apakah perilaku orang tua anak usia sekolah dasar yang
I. Manfaat Penelitian
4. Manfaat Teoritis
a. Bagi orang tua anak usia sekolah dasar yang berkunjung di polikklinik gigi
anak.
anak.
kualitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut anak sekolah dasar untuk
b. Peneliti Lain
2. Manfaat Praktis
Sebagai masukan pada semua pasien polikklinik gigi anak tentang perlunya
J. Keaslian Skripsi
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Nur Widayati dengan judul Faktor Yang
Berhubungan Dengan Karies Gigi Pada Anakusia 4–6 Tahun diTaman Kanak-Kanak
(TK) R.A Bustanussholihin di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan
4
Penelitian ini bersifat Analitik yang datanya dikumpulkan secara Cross Sectional
dengan sampel anak TK usia 4–6 tahun dengan jumlah sampel sebanyak 49 anak.
Pengumpulan data primer melalui wawancara pada orang tua siswa TK R.A
Bustanussholihin dengan menggunakan kuisioner dan data sekunder diperoleh dari
instansi yaitu data profil wilayah di TK R.A Bustanussholihin di Desa Balun
Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Penelitian ini menggunakan uji korelasi
coeffi cient contingency. Berdasarkan hasil uji korelasi coeffi cient contingency
didapatkan hasil bahwa faktor yang memiliki hubungan yang kuat adalah kebiasaan
memberi makan manis,lengket, dan minum susu dengan nilai P = 0,504.
Sedangkan faktor yang memiliki hubungan yang lemah yaitu kebiasaan
pemeliharaan kebersihan gigi anak dan kebiasaan pemeriksaan gigi dan mulut
anak. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan atau korelasi
yang kuat antara kebiasaan memberi makanan manis, lengket dan minum susu
dengan kejadian karies gigi anak usia 4–6 tahun. Sehingga untuk mencegah
keparahan karies gigi maka perlu diadakan penyuluhan tentang pemberian makan
manis, lunak dan lengket terhadap pengaruh karies gigi serta bagaimana
seharusnya pemberian susu formula maupun Air Susu Ibu (ASI) kepada anak agar
tidak terjadi karies rampan.
poliklinik gigi RSU Anutapura Kota Palu Sulawesi Tengah. Data yang didapatkan
berdasarkan data sekendur berupah sensus harian langsung dari poliklik gigi anak,
table data bulanan dan tahunan didapatkan dari profile RSU Anutapura Kota Palu.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
D. Telaah Pustaka
a. Karies gigi adalah suatu proses kronis, regresif yang dimulai dengan larutnya
mineral email, sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan
sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial dari
substrat (medium makanan bagi bakteri) yang dilanjutkan dengan timbulnya
destruksi komponen-komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi
(pembentukan lubang) (Kennedy, 2002).
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah suatu bentuk pelayanan yang
maupun yang sehat meliputi: peningkatan kesehatan gigi dan mulut, pencegahan
gigi dan mulut yang terencana, ditujukan kepada kelompok tertentu yang dapat
dalam bidang promotif, preventif, dan kuratif sederhana yang diberikan kepada
asuhan kesehatan gigi dan mulut, termasuk program pengkontrolan plak gigi
6
Leavel and Clark Budiarto (2010) dimensi tingkat pelayanan kesehatan gigi,
prevention) yaitu:
topikal aplikasi, flouridasi air minum dan sebagainya. Pada tingkat ini
c. Diagnosa dini dan pengobatan segera (Eary diagnosis and prompt treatment)
yang baru terkena karies, penambalan fissure yang terlalu dalam dan
sebagainya.
fungsi dan bentuk sesuai dengan aslinya, misalnya pembuatan gigi tiruan.
meliputi kepedulian terhadap klien, empati dan dengan perasaan kasih sayang.
Seorang perawat gigi harus memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan
dan risiko yang dihadapi, dan mendukung hak pasien untuk mengambil
keputusan.
mulut yang ditulis oleh Erni Gultom (2017), pelayanan asuhan kesehatan gigi
a. Individu
dan mulut, kesehatan gigi dan mulut yang optimal seharusnya diawali dari
akan dapat menjadi contoh bagi orang lain, baik dalam keluarga maupun di
b. Keluarga
8
Keluarga adalah kumpulan individu yang hidup bersama sebagai satu
kesehatan yaitu :
keluarganya
maupun nonkesehatan
c. Masyarakat
yang lama yang merupakan satu kesatuan yang membentuk sistem dan
kesehatan gigi yang ada. Dengan kondisi masyarakat seperti ini, diharapkan
(UKGM).
9
Menurut Budiharto (2010) sikap dapat menjadi suatu tindakan yang nyata
yaitu diperlukan faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan antara lain,
adanya saran dan prasarana atau fasilitas. Tindakan pelayanan kesehatan gigi
a. Persepsi
sikat gigi yang benar dari bermacam-macam sikat gigi yang disajikan dengan
berbagai bentuk dan kekerasan bulu sikat (bulu sikat yang lunak, sedang,
b. Respons terpimpin
Jika seseorang mampu melakukan sesuatu sesuai urutan yang benar dan
gigi untuk anak berumur dibawah lima tahun dengan posisi ibu di belakang
anaknya, dan anak serta ibu menghadap cermin agar anak dapat melihat.
mencontohnya.
c. Mekanisme
mampu menggosok gigi dengan benar secara teratur yaitu pagi hari sesudah
d. Adaptasi
mempunyai kebiasaan minum susu dalam botol maka ibu dapat mengurangi
jumlah gula dalam susu dan setelah memberi minum, ibu segera
membersihkan gigi anak dengan kain bersih yang dibasahi, sebab akan
10
Adapun program pelayanan asuhan keperawatan gigi diberikan untuk
tujuan promotif preventif, dan kuratif. Promotif yang dimaksud dalam pelayanan
asuhan keperawatan gigi adalah tugas sebagai perawat gigi untuk berupaya
oleh, untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong dirinya
sendiri, serta mampu berperan secara aktif dalam masyarakat sesuai sosial
Sasarannya adalah kelompok orang sehat agar tetap memiliki gigi dan mulut
yang sehat.
pelihara diri dalam bidang kesehatan gigi dan mulut bagi diri sendiri dan
keluarganya
c. Dapat menjalankan upaya pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi diri
penyakit gigi dan mulut bagi seseorang atau masyarakat. Sasaran yang dihadapi
adalah kelompok orang resiko tinggi, seperti anak pra sekolah, anak sekolah dan
secara rutin (setiap hari). Misalnya melakukan sikat gigi secara teratur pada
gigi dan mulut ke pelayanan kesehatan (dokter gigi, puskesmas, rumah sakit)
setiap 6 bulan sekali. Perawatan seperti ini dapat mendeteksi sedini mungkin
11
kerusakan-kerusakan, kelainan gigi dan mulut. Perawatan yang dilakukan
Dan yang terakhir adalah program kuratif, yaitu program yang bertujuan
yang menderita penyakit atau masalah kesehatan gigi dan mulut yang terjadi
orang sakit (pasien) terutama penyakit kronis. Bila sudah terjadi kerusakan gigi,
terbebasnya gigi geligi dari plak dan calculus, keduanya selalu terbentuk pada
gigi dan meluas ke seluruh permukaan gigi, hal ini disebabkan karena rongga
mulut bersifat basah, lembab dan gelap, yang menyebabkan kuman dapat
dan mulut seseorang diukur dengan suatu index. Index adalah suatu angka yang
dengan cara mengukur luas dari permukaan gigi yang ditutupi oleh plak maupun
objektif.
a. Menyikat gigi
mulut dari sisa makanan dan debris yang bertujuan untuk mencegah
12
2) Frekuensi menyikat gigi Menurut Manson (dalam Putri, Herijulianti, dan
Nurjanah, 2010), menyikat gigi sebaiknya dua kali sehari yaitu pagi setelah
3) Cara menyikat gigi Menurut (Sariningsih, 2012), cara menyikat gigi yang
a) Siapkan sikat gigi yang kering dan pasta yang mengandung fluor,
atas dan gigi rahang bawah dengan gerakan ke atas dan ke bawah.
setiap permukaan
a) Sikat Gigi
Menurut (Putri, Herijulianti, dan Nurjanah, 2010) Syarat sikat gigi yang
ideal : (1) Tangkai sikat gigi harus enak di pegang dan stabil, pegangan
sikat gigi harus cukup lebar dan cukup tebal. (2) Kepala sikat jangan
b) Pasta Gigi
bahan penambah rasa dan warna, serta pemanis, selain itu dapat juga
hidoksida dengan jumlah 20%-40% dari isi pasta gigi (Putri, Herijulianti,
b. Jenis Makanan
2) Sebaliknya makanan yang dapat merusak gigi yaitu makanan yang manis
dan mudah melekat pada gigi seperti: coklat, permen, biskuit, dll.
pendidikan anak usia dini yang memiliki peranan sangat penting untuk
jembatan antara lingkungan keluarga dengan masyarakat yang lebih luas yaitu
14
Salah satu jenis jalur pendidikan formal adalah Taman Kanak-kanak.
untuk anak usia dini usia 4-6 tahun. Sedangkan menurut Maimunah (2012)
Menurut pendapat Bilher dan Snowman yang dikutip oleh Masitoh (2003)
menekankan anak usia dini kepada anak usia 2,5 tahun sampai dengan usia 6
tahun. Lebih lanjut pasal 1 ayat 16 Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang
suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia 6
anak usia dini mencakup berbagai berbagai program yang melayani anak dari
perkembangan intelektual, sosial, emosi, bahasa, dan fisik anak”. Taman Kanak-
kanak sebagai salah satu bentuk satuan pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),
bukan merupakan syarat untuk memasuki jenjang pendidikan dasar, akan tetapi
bagian yang sangat penting. Atas dasar itu maka peran serta masyarakat dalam
28 ayat 3, “pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk
Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), bentuk lain yang sederajat”.
terdapat dua kelompok yaitu kelompok A dengan usia 4-5 tahun dan kelompok B
15
dengan usia 5-6 tahun. Pembelajaran di Taman Kanak-kanak dilakukan untuk
agama moral, bahasa, fisik motorik, kognitif, sosial emosional, dan seni. Semua
perkembangan anak.
pendidikan sekolah yang dikenal oleh anak, oleh karena itu Taman Kanak-
kanak perlu menciptakan situasi pendidikan yang memberi rasa aman dan
menyenangkan.
oleh karena itu pengetahuan terhadap dunia sekitar merupakan alat yang
dipilih oleh guru untuk penngembangan kemampuan dasar. Faktor lain yang
mengungkapkan prinsip dasar pembelajaran bagi anak usia dini sebagai berikut:
menyenangkan.
individual.
d. Bersifat fleksibel.
E. Landasan Teori
gigi dan mulut yang terencana, ditujukan kepada kelompok tertentu yang dapat
dalam bidang promotif, preventif, dan kuratif sederhana yang diberikan kepada
gangguan, kerusakan penyakit gigi dan mulut bagi seseorang atau masyarakat.
Sasaran yang dihadapi dalam penelitian ini adalah orang tua anak sekolah dasar
yang berkunjung di polikklinik gigi anak. Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh
kebutuhan dasar anak diantaranya kebutuhan asah, asih dan asuh. Pola asih
menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
(Setiadi, 2008).
berdampak pada kemandirian anak menyikat gigi secara baik dan benar. Menyikat
gigi Menurut Putri, Herijulianti, dan Nurjanah (2010), adalah tindakan membersihkan
gigi dan mulut dari sisa makanan dan debris yang bertujuan untuk mencegah
Jangan anggap remeh kesehatan gigi dan mulut terutama anak usia dini.
Banyak orang tidak pernah membayangkan bahwa masalah gigi dan mulut anak
17
dapat berpengaruh pada perkembangan anak. Maka dari itu, betapa penting
perhatian orangtua terhadap kesehatan gigi dan mulut anak, terutama anak- anak
yang masih balita maupun anak usia dini. Sebab, kondisi gigi susu akan
menentukan pertumbuhan gigi tetap si anak. Selain itu, bila anak memiliki gigi yang
tidak sehat, dia akan sulit mencerna makanan sehingga proses pertumbuhan si
anak akan terganggu. Akibatnya, anak akan mudah terserang penyakit. Setiap
harus bebas dari rasa sakit gigi dan memberi mereka awal kehidupan yang baik
F. Kerangka Konsep
Penyajian hasil penelitian diuraikan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja kah yang menyebabkan terjadinya caries gigi
pada Anak usia Sekolah Dasar yang berkunjung di Rumah sakit Umum Anutapura
Variabel independen
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan teknik analisis data
menggunakan statistika. Menurut Azwar (2005:5) penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang menekankan pada data-data numerical (angka) yang diolah secara
statistika
B. Definisi Konsep dan Operasional
1. Definisi Konseptual
Variabel menurut Sugiyono adalah segala sesuatu yang disebut apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (2012:38), Variabel-variabel yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor-faktor penyebab terjadinya
karies
b. Variabel Terikat (Y)
variabel terikat dalam penelitian ini adalah anak usia sekolah dasar yang
berkunjung di polikklinik Gigi Anak Rsud Anutapura Kota Palu Sulawesi
Tengah
5. Definisi Operasional
Pada definisi ini, penulis mencoba melakukan pembatasan pemahaman
terhadap Konsep Atau Variabel Yang Diteliti Yang Secara Jelas Tercantum Pada
Judul Penelitian analisis deskriptif faktor-faktor penyebab terjadinya caries gigi
pada anak usia Sekolah Dasar Yang Berkunjung Di Polikklinik Gigi Anak RSUD
Anutapura Kota Palu Sulawesi Tengah
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan mengambil lokasi Di Polikklinik Gigi Anak RSUD Anutapura
Kota Palu Sulawesi Tengah
G. Waktu Penelitian
Waktu penelitan akan dilakukan awal bulan April sampai bulan Juni Tahun 2023
1. Instrumen Penelitian
2. Bahan Penelitian
Data yang diperoleh merupakan data sekunder yang diperoleh dengan cara
dokumentasi. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan mencatat data
yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dari dokumen- dokumen
yang dimiliki oleh instansi terkait, dimana pada umumnya dokumen tersebut
berupa laporan.
Dalam hal ini penulis selaku peneliti juga menggunakan media internet sebagai
penelusuran informasi berupa teori maupun data-data penunjang penelitian
yang akan dilakukan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Profil pronsi Sulawesi tengah tahun 2020 Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah
Arikunto, S. 2002. Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktek. Edisi revisi. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Budiharto. 2010. Pengantar Ilmu perilaku Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta:
EGC
Erni, G, dkk. 2017. Konsep Dasar Pelayanan Keperawatan Gigi dan Mulut I. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Masitoh, dkk. 2003. Pendekatan Belajar aktif di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Universitas
Terbuka
Putri MH, Herijulianti E, Nurjannah N. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan
Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran
Rita Izzati dkk. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.
Rosseno, Y. 2008.Perawatan Gigi Anak - Menjaga Gigi Anak Tetap Sehat. Diakses melalui
http://www.dentiadental.com/2008/. Pada Tanggal 19 Agustus 2019
Sariningsih, Endang. 2012. Merawat Gigi Anak Sejak Usia Dini. Jakarta: Kompas Gramedia
Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu
Stikes S1 Keperawatan. 2016. Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Gigi dan Mulut. Diakses
melalui http://shareilmusehat.blogspot.com/2016/07/ faktor -yang-mempengaruhi-
kesehatan-gigi.html.Pada tanggal 19 Agustus 2019.
Sugiono. 1999. Metodologi Penelitian Administrasi. Edisi Kedua. Bandung: CV Alfa Beta.
Supriyanto, A.S dan Machfudz, M. 2010. Metodologi Riset: Manajemen Sumberdaya Manusia.
Malang: UIN-Maliki Press.
21
Tarigan, H. G. 2013. Berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.
Taylor, Steven J. 1993. Kualitatif: Dasar - Dasar Penelitian. Surabaya: Usaha Nasional
22
Kusioner tentang Kebiasaan Anak menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut
Nama : ______________
Kelas : ______________
No Pertanyaan Tidak Ya
(0) (1)
Nama : ______________
Pekerjaan : ______________
No Pertanyaan Tidak Ya
(0) (1)
23
24