Anda di halaman 1dari 13

JOURNAL READING

The Correlation Analysis of Dental Caries, General Health Conditions and


Daily Performance in Children Aged 2–5 Years

Disusun Oleh:

G992302038 Dimas Adityo Hutomo


G992302081 M. Dary Aqil Al Islami
G992308048 Hilya Aliva Aufia

Periode: 12 Februari - 25 Februari 2024

Pembimbing:
Dr. Risya Cilmiaty A.R., drg., M.Si., Sp.KG.

KEPANITERAAN KLINIK ILMU GIGI DAN MULUT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RS UNS
SURAKARTA
2024
HALAMAN PENGESAHAN

Journal reading ini disusun untuk memenuhi persyaratan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Gigi
dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret / RS UNS Surakarta. Journal reading
dengan judul:

The Correlation Analysis of Dental Caries, General Health Conditions and


Daily Performance in Children Aged 2–5 Years

Hari, tanggal: Rabu, 14 Februari 2024

Oleh:

G992302038 Dimas Adityo Hutomo


G992302081 M. Dary Aqil Al Islami
G992308048 Hilya Aliva Aufia

Periode: 12 Februari - 25 Februari 2024

Mengetahui dan menyetujui,

Pembimbing Makalah

Dr. Risya Cilmiaty A.R., drg., M.Si., Sp.KG.


NIP. 195807101986102001
The Correlation Analysis of Dental Caries, General Health Conditions and
Daily Performance in Children Aged 2–5 Years
Darmawan Setijanto, 1 Taufan Bramantoro, 1 Nanissa Dyah Anggraini, 2 Ardhyana Dea Maharani, 2 Dwita
Angesti, 2 Dani Susanto Hidayat3 and Aulia Ramadhani1

¹1Department of Dental Public Health, Faculty of Dental Medicine, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia
²Dental Profession Program, Faculty of Dental Medicine, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia
³Postgraduate Program, Faculty of Dental Medicine, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia

Abstrak

Latar Belakang: Kesehatan mulut penting untuk kesehatan umum dan kualitas hidup. Salah satu
penyakit mulut yang prevalensinya tinggi di Indonesia adalah karies gigi. Karies gigi dapat
menyebabkan gangguan terbatas pada aktivitas sehari-hari seperti menggigit, mengunyah,
tersenyum dan berbicara, serta mengganggu kesejahteraan psikososial, termasuk perkembangan
dan kesehatan anak secara umum.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik cross-sectional. Sampel


penelitian berjumlah 103 pasang anak beserta ibu yang dipilih dengan menggunakan teknik cluster
random sampling. Pemeriksaan intra oral dilakukan pada anak untuk mengetahui skor indeks
pembusukan, hilang, gigi terisi (DMF-T). Informasi mengenai dampak oral terhadap kinerja
sehari-hari (OIDP) anak dikumpulkan melalui kuesioner yang dibagikan kepada para ibu. Data
yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan uji regresi (p <0,05).

Hasil: Ditemukan bahwa karies gigi memiliki korelasi yang signifikan dengan kesehatan umum
(p = 0,00) dan kinerja sehari-hari, termasuk gangguan fungsi mengunyah (p = 0,00), kesulitan
menjaga kesehatan mulut (p = 0,039), gangguan tidur (p = 0,00) , dan ketidakstabilan emosi (p =
0,00).

Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan Angka kejadian karies gigi berpengaruh signifikan
terhadap kondisi kesehatan umum dan kinerja sehari-hari anak usia 2–5 tahun.

Kata Kunci : Kesehatan anak, Kinerja harian, Karies gigi, Dampak lisan pada kinerja sehari-hari
1. PENDAHULUAN

Kesehatan mulut dan gigi penting untuk kesehatan secara umum. Sayangnya,
anak-anak nampaknya rentan terhadap penyakit mulut dan gigi karena umumnya mereka
memiliki kebiasaan perawatan mulut dan gigi yang buruk. Mengonsumsi makanan manis
dan minum minuman manis adalah beberapa contoh kebiasaan buruk mereka.¹ Berdasarkan
data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, prevalensi karies gigi di Indonesia sebesar 81,5%
pada anak usia 3–4 tahun dan sebesar 92,6% pada anak usia 5–9 tahun. Indeks pembusukan,
hilang, tambalan (DMF-T) Indonesia pada tahun 2018 sebesar 7,1, meningkat sebesar 54%
dari RISKESDAS 2018.²

Kesehatan mulut juga dianggap penting bagi kesehatan masyarakat karena mulut
yang sehat memungkinkan individu untuk berbicara, makan, dan bersosialisasi tanpa
mengalami rasa sakit, ketidaknyamanan, atau rasa malu.³ Namun, tanpa perawatan yang
memadai, karies gigi bisa saja terjadi dan akhirnya berujung pada kerusakan gigi. Karies
gigi merupakan penyebab utama sakit gigi dan kehilangan gigi. Setiap orang rentan terkena
karies gigi sepanjang hidupnya.⁴ Meskipun demikian, karies gigi merupakan salah satu
penyakit anak yang dapat dicegah.

Karies gigi juga dapat mengganggu sistem mengunyah secara umum atau menjadi
infeksi fokal sehingga berdampak pada kesehatan dan tumbuh kembang anak.⁵ Misalnya,
karies gigi sangat mempengaruhi kualitas hidup anak-anak di Amerika, Kanada dan
Inggris. Pada anak-anak Aborigin di Australia Barat, karies gigi merupakan penyakit paling
umum kelima yang menyebabkan anak-anak prasekolah dirawat di rumah sakit (usia 1–4
tahun).⁶ Sakit gigi yang disebabkan oleh karies gigi menyebabkan hilangnya 50 juta jam
sekolah per tahun, mempengaruhi kehadiran di sekolah dan kehidupan dewasa di masa
depan. Di Indonesia, sakit gigi telah menyebabkan 62,4% penduduknya mengalami
ketidaknyamanan saat bekerja/sekolah selama rata-rata 3,86 hari per tahun. Kondisi ini
menunjukkan bahwa penyakit gigi, meski tidak berakibat fatal, namun menurunkan
produktivitas kerja.

Survei pendahuluan terhadap 30 responden yang dilakukan di sekolah pra -TK di


wilayah kerja Puskesmas Kenjeran menemukan angka kejadian keparahan karies sebesar
50%. Penelitian ini difokuskan pada angka kejadian karies gigi dan kondisi kesehatan
umum anak usia 2–5 tahun di beberapa sekolah PAUD dan TK sekitar Puskesmas Kenjeran
Kota Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan angka kejadian
karies gigi dengan kondisi kesehatan umum dan kinerja sehari-hari anak usia 2–5 tahun.

2. METODE

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik cross-sectional. Indeks


DMF-T anak usia 2–5 tahun dikumpulkan beserta hasil kuesioner yang dibagikan kepada
ibunya. Sampel penelitian adalah 103 pasang anak PAUD dan TK beserta ibu di sekitar
Puskesmas Kenjeran Surabaya yang dipilih dengan metode cluster random sampling.

Tingkat keparahan karies anak diamati melalui pemeriksaan gigi sulung secara
langsung (intra oral). Selanjutnya dilakukan pengukuran indeks DMF-T untuk mengamati
kondisi Kesehatan gigi anak dengan mengamati gigi berlubang (karies), gigi tanggal karena
karies (hilang), dan gigi yang sudah ditambal. Berdasarkan data yang dikumpulkan, skor
DMF-T diperoleh dan dianalisis secara statistik untuk mengetahui adanya korelasi dengan
kondisi kesehatan umum dan kinerja sehari-hari. Anak-anak dikumpulkan melalui
kuesioner yang dibagikan kepada ibu mereka.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan dampak oral
terhadap kinerja sehari-hari (OIDP) anak-anak yang melibatkan a) makan dan menikmati
makanan, b) berbicara dan mengucapkan dengan jelas, c) menyikat gigi, d) tidur dan
bersantai, e) tersenyum, tertawa dan memperlihatkan gigi tanpa rasa malu, f) menjaga
emosi agar tidak mudah tersinggung, g) menjalankan pekerjaan utama atau peran sosial,
dan h) mampu memahami percakapan dengan orang disekitarnya. Selain itu, ditambahkan
instrumen pertanyaan untuk menganalisis kondisi kesehatan peserta secara umum. Data
yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan uji regresi dengan perangkat lunak
Statistical Package for Social Science (SPSS, IBM corporation, Illinois, US) versi 22,
dengan p-value sebesar 0,05%.

3. HASIL
a. Karakteristik Responden
Penelitian ini dilakukan di sekolah PAUD dan TK di Surabaya pada 103
anak usia 2–5 tahun beserta ibunya. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
karies, sedangkan variabel bebasnya adalah kondisi kesehatan umum anak usia 2–
5 tahun. Data dianalisis secara statistik dengan uji regresi untuk mengetahui
korelasi antar variabel-variabel tersebut. Hasil uji regresi menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara angka kejadian karies gigi dengan kondisi
kesehatan umum anak tersebut.

Tabel 1. Distribusi Responden


Berdasarkan Tabel 1, diperoleh hasil bahwa 53,4% responden mempunyai
indeks karies tinggi yaitu >6,6 dan data kondisi kesehatan anak secara umum
menunjukkan bahwa 72,8% responden pernah mengalami sakit dalam dua bulan
terakhir. Korelasi angka kejadian karies gigi dengan kinerja sehari-hari anak
dianalisis secara statistik menggunakan hasil kuesioner OIDP (Oral Impact on
Daily Performance).

b. Korelasi Angka Kejadian Karies Gigi dengan Kinerja Harian Anak


Menggunakan Kuesioner Oral Impact On Daily Performance (OIDP)
Korelasi angka kejadian karies gigi dengan kinerja sehari-hari anak
dianalisis secara statistik menggunakan hasil kuesioner OIDP. Hasil analisis dapat
dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Uji Regresi Korelasi Angka Kejadian Karies Gigi dengan Kinerja
Harian Anak Menggunakan Kuesioner OIDP
Tabel 2 juga menunjukkan hubungan angka kejadian karies gigi dengan
OIDP masing-masing responden. Tabel tersebut juga menggambarkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara angka kejadian karies gigi dengan
gangguan fungsi mengunyah, dengan nilai p-value sebesar 0,000 (p < 0,05). Namun
tidak terdapat hubungan yang signifikan antara angka kejadian karies gigi dengan
kesulitan berbicara, dengan nilai p-value sebesar 0,195 (p > 0,05).
Skor indeks OIDP menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara angka
kejadian karies gigi dengan kesulitan menjaga kebersihan mulut, dengan nilai p -
value sebesar 0,039 (p < 0,05). Terdapat pula hubungan yang signifikan antara
angka kejadian karies gigi dengan gangguan tidur akibat gangguan kesehatan gigi
dan mulut, dengan nilai p-value sebesar 0,000 (p < 0,05). Terdapat hubungan yang
signifikan antara angka kejadian karies gigi dengan ketidakstabilan emosi, dengan
nilai p-value 0,000 (p < 0,05). Tidak ada korelasi yang signifikan antara angka
kejadian karies gigi dan kesulitan tersenyum akibat gangguan kesehatan mulut,
dengan p-value 0,078 (p > 0,05).
Dengan kata lain, angka kejadian karies gigi mempunyai hubungan yang
signifikan dengan kondisi kesehatan umum anak usia 2–5 tahun, terkait gangguan
fungsi mengunyah, kesulitan menjaga kebersihan mulut, gangguan tidur akibat
gangguan kesehatan mulut dan gigi, dan ketidakstabilan emosi akibat masalah
kesehatan mulut dan gigi. Namun angka kejadian karies gigi tidak mempunyai
hubungan yang signifikan dengan kesulitan berbicara, menghindari bertemu orang,
dan kesulitan tersenyum. Namun uji statistik dengan menggunakan uji regresi
menunjukkan bahwa angka kejadian karies gigi berpengaruh signifikan terhadap
kondisi kesehatan umum anak usia <5 tahun, dengan nilai p-value sebesar 0,000 (p
< 0,05).

4. DISKUSI
Penelitian ini menunjukkan korelasi signifikan antara angka kejadian karies gigi
dengan kondisi kesehatan umum pada anak usia 2-5 tahun. Hal ini mungkin disebabkan
beberapa faktor yang dapat meningkatkan keparahan karies gigi, seperti tingkat
pendidikan, dimana semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula kesadaran
untuk menjaga kesehatan diri secara umum. Selain itu juga dapat dinilai dari cara menjaga
kesehatan gigi dan mulut, seperti tidak mengonsumsi makanan karsinogenik, penggunaan
sikat gigi, menggosok gigi. sering, dan menggunakan teknik menyikat gigi yang benar. Hal
yang sama juga disebutkan Wening dkk yang berpendapat bahwa meskipun tidak terdapat
korelasi yang signifikan antara tingkat keparahan karies gigi dengan status gizi anak,
namun penurunan keinginan makan tetap dapat dipicu oleh rasa tidak nyaman yang
dirasakan saat makan ketika sedang mengalami sakit gigi. Penurunan nafsu makan juga
dapat berdampak pada kesehatan anak secara umum karena asupan nutrisinya berkurang
dan menyebabkan penurunan daya tahan tubuh. Ramayani dkk. menyatakan bahwa anak
yang menderita karies gigi memiliki berat badan yang lebih ringan dibandingkan anak yang
tidak menderita karies gigi.
Penelitian ini juga mengevaluasi tingkat keparahan karies gigi pada anak usia <5
tahun, dengan menggunakan indeks DMF-T (decay, missing, filled-teeth) dan OIDP.
Diketahui bahwa karies gigi yang parah dapat mempengaruhi kualitas hidup secara
intrinsik dan ekstrinsik.Pada hakikatnya, rongga gigi yang parah dapat menembus ruang
pulpa dan menyebabkan peradangan pada jaringan pulpa sehingga menimbulkan rasa sakit
dan tidak nyaman hingga gangguan tidur, yang juga dapat menurunkan fungsi kekebalan
tubuh. Secara ekstrinsik, karies gigi dapat menyebabkan kebersihan mulut dan morfologi
gigi menjadi buruk sehingga dapat mengganggu fungsi mengunyah sehingga menyebabkan
berkurangnya asupan nutrisi yang juga dapat menurunkan fungsi imun. Menurunnya fungsi
kekebalan tubuh dapat menimbulkan gangguan kesehatan umum pada balita.
Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi yang paling banyak ditemukan pada
anak-anak, yang disebabkan oleh sisa makanan yang menempel pada gigi. Pengapuran
pada gigi menyebabkan gigi menjadi keropos, berlubang, bahkan retak (patah). Karies gigi
juga dapat menyebabkan anak mengalami kehilangan daya kunyah dan terganggunya
pencernaan sehingga berdampak pada kurang optimalnya pertumbuhan.
Penelitian ini menemukan bahwa usia dan jenis kelamin anak usia <5 tahun tidak
berpengaruh signifikan terhadap angka kejadian karies gigi. Hasil kuesioner OIDP terdiri
dari delapan item yang berfokus pada sepuluh aktivitas dasar sehari-hari, yaitu makan,
berbicara, membersihkan mulut, melakukan aktivitas fisik ringan, tidur, bersantai,
tersenyum, emosi, keluar rumah, dan menikmati interaksi dengan orang lain untuk
mengevaluasi dampak kesehatan mulut terhadap kemampuan anak dalam melakukan
aktivitas sehari-hari. Selain itu, pengaruh kinerja kehidupan sehari-hari terhadap karies
mulut bertujuan untuk memberikan alternatif indikator sosiodental, dengan fokus
mengukur kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang terindikasi
dengan kondisi karies mulut.
Hasil pertanyaan OIDP mengenai kondisi kesehatan umum anak usia <5 tahun yang
sering mengalami sakit gigi dan karies gigi menunjukkan adanya hubungan yang signifikan
antara angka kejadian karies gigi dengan frekuensi sakit gigi. Terdapat hubungan yang
signifikan antara angka kejadian karies gigi dengan perilaku menghindari bertemu orang
karena masalah kesehatan mulut dan gigi. Terdapat pula korelasi yang signifikan antara
angka kejadian karies gigi dengan ketidakstabilan emosi akibat gangguan kesehatan mulut
dan gigi. Dengan kata lain, angka kejadian karies gigi berpengaruh signifikan terhadap
emosi anak.

5. KESIMPULAN
Meskipun OIDP berfokus pada sepuluh aktivitas dasar sehari-hari, hal ini tidak
berarti bahwa sepuluh aktivitas dasar sehari-hari tersebut semuanya berdampak pada karies
gigi pada anak-anak.17–19 Akhirnya, dapat disimpulkan bahwa angka kejadian karies gigi
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kondisi kesehatan umum dan kinerja
sehari-hari anak usia 2–5 tahun.
TELAAH KRITIS

1. Deskripsi Umum
Desain : Studi cross-sectional
Judul : Tepat, lugas, dan eksplisit
Penulis : Tertulis jelas
Abstrak : Jelas berisi latar belakang, tujuan, metode, hasil, dan kesimpulan
hasil penelitian
Pendahuluan : Merangkum latar belakang penelitian

2. Analisis PICO
Population : Subjek penelitian ini adalah 103 pasang anak PAUD dan TK
beserta ibunya, di sekitar Puskesmas Kenjeran Surabaya
Intervention : Tidak terdapat intervensi yang dilakukan pada studi ini
Comparison : Mengetahui pengaruh karies gigi terhadap kondisi kesehatan umum
dan kinerja sehari-hari pada anak usia 2–5 tahun
Outcome : Penelitian ini menunjukkan bahwa kejadian angka kejadian karies
gigi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kondisi
kesehatan umum dan kinerja sehari-hari anak usia 2–5 tahun.

3. Analisis VIA
Validity : Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional berbasis
populasi. Subjek yang diteliti memenuhi kriteria, cara prosedur
pengambilan data jelas, penulisan sesuai dan dapat dipercaya, dan
analisis data sudah dilakukan dengan baik. Level of evidence berada
di tingkat 4b.
Importance : Penelitian ini penting untuk mengetahui hubungan antara karies
gigi, kondisi kesehatan umum dan kinerja sehari-hari pada anak usia
2–5 tahun. Temuan dari penelitian ini menunjukkan adanya
hubungan antara karies gigi, kondisi kesehatan umum dan kinerja
sehari-hari pada anak usia 2–5 tahun termasuk gangguan fungsi
mengunyah, kesulitan menjaga kesehatan mulut, gangguan tidur,
dan ketidakstabilan emosi
Applicability : Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat menjadi referensi
dan dapat memperluas wawasan mengenai karies gigi, kondisi
kesehatan umum dan kinerja sehari-hari pada anak usia 2–5 tahun

4. Critical appraisal

No Question Yes No Unclear NA

1 Were the criteria for inclusion in the V


sample clearly defined?

2 Were the study subjects and the setting V


described in detail?

3 Was the exposure measured in a valid V


and reliable way?

4 Were objective, standard criteria used for V


measurement of the condition?

5 Were confounding factors identified? V

6 Were strategies to deal with confounding V


factors stated?

7 Were the outcomes measured in a valid V


and reliable way?

8 Was appropriate statistical analysis used? V


DAFTAR PUSTAKA

1. Berwulo H. Gambaran tingkat karies berdasarkan status kebersihan gigi dan mulut pada
siswa sekolah dasar di Desa Ranowangko II Kecamatan Kombi. Thesis. Manado:
Universitas Sam Ratulangi; 2011. p. 23–24.
2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2018. p. 110.
3. Alrmaly B, Assery M. Need of oral health promotion through schools among developing
countries. J Int Oral Heal. 2018; 10: 1–3.
4. Zou J, Meng M, Law CS, Rao Y, Zhou X. Common dental diseases in children and
malocclusion. Int J Oral Sci. 2018; 10: 7.
5. Smith L, Blinkhorn FA, Blinkhorn AS, Hawke F. Prevention of dental caries in Indigenous
children from World Health Organization–listed high-income countries: A systematic
review. Health Educ J. 2018; 77(3): 332–48.
6. Boy H, Khairullah A. Hubungan karies gigi dengan kualitas hidup remaja SMA di Kota
Jambi. J Kesehat Gigi. 2019; 6: 10–3.
7. Sheiham A. Dental caries affects body weight, growth and quality of life in pre -school
children. Br Dent J. 2006; 201(10): 625–6.
8. Wening GS, Bramantoro T, Palupi R, Ramadhani A, Alvita D. Overview of dental caries
severity and body mass index (BMI) on elementary school children. J Int Oral Heal. 2019;
11(7): 48–55.
9. Ramayani MP, Nadhiroh SR. Relationship between dental caries and the level of
consumption and nutritional status of primary school age children. Media Gizi Indones.
2012; 7(2): 1492.
10. Nagarajappa R, Batra M, Sanadhya S, Daryani H, Ramesh G. Relationship between oral
clinical conditions and daily performances among young adults in India - A cross sectional
study. J Epidemiol Glob Health. 2015; 5(4): 347–57.
11. Berniyanti T, Bramantoro T, Palupi R, Wening GS, Kusumo A. Epidemiological
investigation of caries level in 2nd and 3rd grader primary school student. J Int Oral Heal.
2019; 11(7): 44–7.
12. Bönecker M, Abanto J, Tello G, Oliveira LB. Impact of dental caries on preschool
children’s quality of life: An update. Braz Oral Res. 2012; 26(Spl. Iss.1): 103 –7.
13. Akbar FH, Pratiwi R, Multazam A. Hubungan status karies gigi dengan kualitas hidup
terkait kesehatan mulut anak usia 8-10 tahun (Studi kasus SDN 3 dan SDN 5 Kota
Parepare). Thesis. Makassar: Universitas Hasanuddin; 2014. p. 1 –15.
14. Rebouças AP, Bendo CB, Abreu LG, Lages EMB, Flores-Mir C, Paiva SM. Cross-cultural
adaptation and validation of the Impact of Fixed Appliances Measure questionnaire in
Brazil. Braz Oral Res. 2018; 32: e14.
15. Nasia AA, Arumrahayu W, Rosalien R, Maharani A, Adiatman M. Child-oral impacts on
daily performances index in Indonesia: Cross-cultural adaptation and initial validation.
Malaysian J Public Heal Med. 2019; 19(2): 68–77.
16. Duarte-Rodrigues L, Ramos-Jorge J, Drumond CL, Diniz PB, Marques LS, Ramos-Jorge
ML. Correlation and comparative analysis of the CPQ8-10 and child-OIDP indexes for
dental caries and malocclusion. Braz Oral Res. 2017; 31: e111.
17. Gilchrist F, Rodd H, Deery C, Marshman Z. Assessment of the quality of measures of child
oral health-related quality of life. BMC Oral Health. 2014; 14: 40.
18. Yusof ZYM, Jaafar N. A Malay version of the Child Oral Impacts on Daily Performances
(Child-OIDP) index: assessing validity and reliability. Health Qual Life Outcomes. 2012;
10: 63.
19. Nurelhuda NM, Ahmed MF, Trovik TA, Åstrøm AN. Evaluation of oral health -related
quality of life among Sudanese schoolchildren using Child-OIDP inventory. Health Qual
Life Outcomes. 2010; 8: 152.

Anda mungkin juga menyukai