Disusun Oleh :
Aisyah putri
NIM P1337425122066
2B/12
Tanggal 2023-03-06
Tahun 2019
Analisis permasalahan Kesehatan gigi dan mulut menjadi suatu masalah kesehatan
yang memerlukan penanganan segera karena berdampak pada
kondisi tubuh. Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah tahun 2016 menunjukkan rasio tumpatan dan
pencabutan gigi tetap sekitar 1,1% (Dinkes Provinsi Jawa
Tengah, 2017).
Hasil Penelitian Hasil analisis diperoleh bahwa 119 siswa sebagian besar
memiliki karakteristik usia 11 tahun dengan tingkat pendidikan
sebagian besar kelas 4. Hasil penelitian diperoleh sebanyak
44,5% memiliki pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
tinggi dan sebanyak 55,5% memiliki pengetahuan tentang
kesehatan gigi dan mulut rendah. Selain itu, sebanyak 26,9%
siswa kelas 4, 5 dan 6 SDN Gebangsari 02 Semarang memiliki
perilaku sesuai SOP dalam gosok gigi. Namun, 73,1% diketahui
memiliki perilaku tidak sesuai SOP dalam gosok gigi. Terdapat
37 responden (31,1%) memiliki pengetahuan kesehatan gigi dan
mulut tinggi namun perilaku menggosok gigi tidak sesuai SOP.
REVIEW JURNAL 2
Reviewer Aisyah putri
Tanggal 2023-03-06
Judul Peran orang tua dalam pemeliharaan Kesehatan gigi dan mulut.
Volume 1 Nomor 2
Tahun 2019
Penulis Maria Rosina Manbait, FerdinanFankari, ApriA.Manu, Emma
Krisyudhanti.
REVIEW JURNAL 3
Tanggal 2023-03-06
REVIEW JURNAL 3
Volume Vol.lll, No 1
Tahun 2019
Tujuan Penulisan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan perilaku menyikat
gigi, keasaman air, pelayanan kesehatan gigi terhadap karies di MAN 2
Batola.
Subjek Penulisan Populasi dari penelitian ini adalah murid MAN 2 Batola yang berjumlah
312 orang. Jumlah responden yaitu sebanyak 176 murid yang termasuk
dalam kriteria inklusi, yaitu bersedia menandatangani informed consent,
mengisi kuesioner yang disediakan, dan menggunakan air sungai (untuk
dikonsumsi atau menyikat gigi).
Analisa Permasalahan Karies merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang banyak
ditemukan pada masyarakat Barito Kuala, dengan indeks DMF-T 6,61
(sangat tinggi) berdasarkan data RISKESDAS. Data RISKESDAS tahun
2013 menunjukkan hanya sebesar 3,4% masyarakat Barito Kuala yang
menyikat gigi dengan benar. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa
masyarakat Barito Kuala masih banyak yang menggunakan air sungai
dengan pH rendah (3,65) untuk kebutuhan sehari-hari, seperti menyikat
gigi. Kabupaten Barito Kuala hanya memiliki 7 dari 19 Puskesmas yang
terdapat Dokter Gigi, berdasarkan data yang didapat dari Kondisi
Tenaga Medis dan Paramedis Tahun 2018 Dinas Kesehatan Kabupaten
Barito Kuala.
Pemecahan Masalah Menurut Setiawan dkk pelayanan kesehatan gigi yang ditujukan bagi
anak usia sekolah penting dalam memberikan pelayanan promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif agar mendapatkan generasi yang
sehat. Penelitian tentang kesehatan gigi dan mulut pada murid-murid
kelas I–VI SDN Kecamatan Palaran Kotamadya Samarinda Provinsi
Kalimantan Timur menunjukkan bahwa murid-murid yang mendapat
penyuluhan dan pelatihan cara menyikat gigi yang baik dan benar,
berpengaruh terhadap tingkat kebersihan gigi dan mulut mereka.
Link https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/dnt/article/view/886
REVIEW JURNAL 4
Tahun 2021
Tujuan Penulisan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan orang
tua tentang kesehatan gigi dan mulut dengan kejadian karies gigi pada
anak 3-4 tahun.
Metode Penulisan Metode penelitian ini menggunakan studi analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional.
Analisa Permasalahan Anak usia 3-4 tahun yang mengalami karies gigi sebanyak 41,1%.
Karies gigi banyak terjadi pada anakanak karena anak-anak cenderung
lebih menyukai makanan manis-manis yang bisa menyebabkan
terjadinya karies gigi. Karies gigi anak disebabkan faktor-faktor seperti
mikrobiologi, diet sehari-hari dan kondisi oral hygiene. Kesehatan gigi
anak menjadi perhatian khusus di era modern sekarang ini.
Permasalahan karies gigi pada anak menjadi penting karena karies gigi
menjadi indikator keberhasilan upaya pemeliharaan kesehatan gigi anak.
Pemeliharaan kesehatan gigi anak dibawah lima tahun masih tergantung
pada orang tua, terutama kepada ibunya karena pada umumnya anak
balita lebih dekat kepada ibunya. Pengetahuan merupakan faktor yang
sangat penting dalam terbentuknya tindakan seseorang.
Pemecahan Masalah Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting dalam terbentuknya
tindakan seseorang. Peningkatan pengetahuan akan mendukung
seseorang untuk menggunakan materi yang telah dipelajari atau
diketahui untuk diterapkan dalam kebiasaan sehari-hari. Pengetahuan
orang tua tentang pencegahan karies anaknya akan sangat menentukan
status kesehatan gigi anaknya kelak
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan ibu tentang kejadian karies
gigi pada anak balita di Posyandu Wiratama sebagian besar termasuk
dalam kategori cukup (52%), karena sebagian besar dari responden
sudah mengetahui pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut pada
anak tetapi dalam cara perawatan gigi dan mulut yang baik dan benar
masih banyak yang belum mengetahui. Tingkat keparahan karies anak di
Posyandu Wiratama Kota Semarang pada kategori sangat rendah
sebanyak 42,9% (9 anak), kategori rendah sebanyak 4,8% (1 anak),
kategori sedang sebanyak 33,3% (7 anak), kategori tinggi 14,2% (3
anak), dan kategori sangat tinggi 4,8% (1 anak). Hasil analisis
menunjukkan nilai signifikansi atau Sig. (2-tailed) sebesar 0.000, karena
nilai Sig. (2 tailed) 0.000
Kekuatan Penelitian Dalam penelitian ini, disajikan data pemeriksaan yang diperoleh dari
tingkat keparahan karies gigi anak berdasarkan indeks def-t sehingga
dapat diartikan bahwa tingkat pengetahuan ibu yang baik berhubungan
dengan tingkat keparahan karies yang rendah diukur menggunakan
indeks def-t tersebut.
Kelemahan Penelitian Susunan kata yang tidak bisa menyebabkan pembaca mengalami
kesulitan dalam menemukan beberapa data. Terdapat beberapa Bahasa
yang sulit dimengerti khususnya bagi pembaca kalangan umum.
Link https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/IJD/article/view/6873
REVIEW JURNAL 5
Reviewer Aisyah putri
Tanggal 2023-03-06
Tahun 2021
Analisis permasalahan Kondisi kebersihan gigi dan mulut yang buruk dan sering
dijumpai penumpukan plak dan deposit - deposit lainnya pada
permukaan gigi. Plak gigi merupakan deposit lunak yang
melekat erat pada permukaan gigi. Plak merupakan penyebab
utama terbentuknya penyakit gigi dan mulut. Berdasarkan data
dari Riskesdas Tahun 2007 dan 2013, persentase perilaku
penduduk umur 10 tahun ke atas yang menyikat gigi dengan
benar dari 7,3% di tahun 2007 menurun menjadi 2,3% di tahun
2013. Hal ini menjadi masalah kebersihan gigi dan mulut buruk,
karena salah satu cara pencegahan yang efektif terhadap
terjadinya penyakit di rongga mulut.
REVIEW JURNAL 6
Tahun 2022
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui strategi marketing pelayanan kesehatan gigi dan
mulut di era pandemic covid-9
Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian berupa tinjauan sistematis yang berbasis
bukti dengan menggunakan metode Preferred Reporting Items for
Systematic Reviews and Meta Analyses (PRISMA). Sumber data
didapatkan dari database yang bersumber dari Sage Journal database,
Spingerlink, Sciencedirect dan Google scholar. Artikel yang dipilih
adalah artikel yang diterbitkan dari tahun 2019-2020 dalam bahasa
Inggris.
Pemecahan Masalah Tahap skrining artikel dilakukan dengan menggunakan kategori PICOS
yang terdiri dari : populasi, intervensi, perbandingan, outcome dan tipe
studi. Literatur yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
yang berbentuk full texted dan artikel research. Kata kunci yang
digunakan dalam pencarian adalah dental patient AND COVID-19
AND teledentistry AND marketing strategy. Dari hasil penelusuran,
sebanyak 3 literatur didapatkan dari Sciencedirect database, sebanyak 3
literatur didapatkan dari Sage database, tidak ada literatur yang
didapatkan dari Spingerlink database, dan sebanyak 145 literatur
didapatkan dari Google Schollar database. Penelusuran yang dilakukan
di setiap database dilakukan dengan menggunakan kata kunci yang
sama. Setelah dilakukan skrining duplikasi didapatkan total 150 literatur
yang sesuai dengan kata kunci yang digunakan. Kemudian dilakukan
skrining pada judul dan abstrak dan sejumlah 134 literatur dikeluarkan
karena tidak sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian sehingga
menyisakan sejumlah 16 literatur. Tahap skrining selanjutnya adalah
dengan melakukan skrining full texted pada sejumlah 16 literatur yang
terpilih, mengeluarkan 11 literatur dan menyisakan 5 literatur yang
akhirnya digunakan untuk menjawab maksud dan tujuan dari penelitian
ini
Hasil Penelitian Layanan kesehatan gigi dan mulut adalah layanan kesehatan yang
sangat terdampak di masa pandemi COVID-19. Sebagian besar pasien
menunda pengobatan dan perawatan ke dokter gigi karena munculnya
perasaan cemas akan tertular penyakit COVID-19 saat berada di
fasilitas kesehatan seperti rumah sakit. Pihak manajemen rumah sakit
hendaknya memiliki strategi marketing yang tepat agar menurunnya
kunjungan pasien gigi dan mulut ke rumah sakit tidak mengganggu
keberlangsungan operasional dan pendapatan rumah sakit. Salah satu
metode pengobatan yang dapat menjadi pilihan tepat untuk pelayanan
kesehatan gigi dan mulut di masa pandemi COVID-19 ini maupun
setelahnya adalah dengan mengembangkan konsep pelayanan
teledentistry. Metode teledentistry telah terbukti berbasis data yang
akurat memiliki keunggulan yang besar dari segi produk, harga yang
lebih efisien, keterjangkauan yang luas bagi pasien ke seluruh pelosok
dan mudah untuk dipromosikan melalui media sosial. Oleh karena itu,
sudah selayaknya teledentistry dipertimbangkan sebagai metode
pelayanan alternatif yang terbaik bagi pelayanan kesehatan gigi dan
mulut dimasa pandemi COVID19
Kekuatan Penelitian Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan
mengumpulkan banyak artikel dan pendapat beberapa ahli sehingga
data- data yang di tulis berdasarkan fakta. Jurnal ini menggunakan
bahasa Indonesia yang mudah dimengerti.
Tahun 2019
Metode Penelitian Metode Jenis penelitian ini cross sectional. Penelitian dilakukan di
Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar
pada bulan Oktober 2018. Unit analisis adalah penghuni narapidana
Rutan Gianyar. Responden pada penelitian ini adalah seluruh penghuni
narapidana Rutan Gianyar yang pada sat penelitian berjumlah sebanyak
56 orang. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari penelitian
Windha Hasiva Yudita. Data hasil penelitian Windha Hasiva Yudita di
masukan ke komputer dengan menggunakan software pengolah data
SPSS for Windows. Selanjutnya dilakukan analisis bivariat uji korelasi
Spearmen.
Pemecahan Masalah dilakukan uji korelasi Spearmen antara Tingkat Pengetahuan tentang
Cara Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut serta Ketersediaan Alat.
Kekuatan Penelitian Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan uji
korelasi dan terdapat data sehingga data- data yang di tulis berdasarkan
fakta. Jurnal ini menggunakan bahasa Indonesia yang mudah
dimengerti.
REVIEW JURNAL 8
Metode Penelitian Jenis penelitian ini cross sectional. Penelitian dilakukan di Jurusan
Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar pada
bulan Oktober 2018. Unit analisis adalah penghuni narapidana Rutan
Gianyar. Responden pada penelitian ini adalah seluruh penghuni
narapidana Rutan Gianyar yang pada sat penelitian berjumlah
sebanyak 56 orang. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari
penelitian Windha Hasiva Yudita. Data hasil penelitian Windha
Hasiva Yudita di masukan ke komputer dengan menggunakan
software pengolah data SPSS for Windows. Selanjutnya dilakukan
analisis bivariat uji korelasi Spearmen.
Analisa Permasalahan “apakah ada hubungan tingkat pengetahuan tentang cara memelihara
kesehatan gigi dan mulut serta ketersediaan alat menyikat gigi pada
narapidana Kelas IIB Rutan Gianyar tahun 2018?”
Pemecahan Masalah Kesehatan adalah salah satu unsur dari masyarakat yang sejahtera,
yaitu tercapainya hak atas hidup sehat bagi seluruh lapisan
masyarakat melalui sistem kesehatan yang dapat menjamin
terlindungnya masyarakat dari berbagai resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan dan tersedianya pelayanan kesehatan yang
bermutu, terjangkau, dan merata. Kesehatan sebagai investasi akan
menghasilkan penduduk yang sehat dan produktif sebagai SDM
pembangunan yang berkelanjutan serta memiliki daya saing global. 1
Tujuan pembangunan menuju Indonesia Sehat 2025 adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggitingginya dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat,
bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang
hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu,
secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya bagi seluruh wilayah Republik Indonesia. 1
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah
seseorang mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Pengetahuan umumnya datang dari penginderaan yang terjadi
melalui panca indera manusia, yaitu: indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Dimulainya penginderaan
sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh
intensitas persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. 2 Pemeliharaan
kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya meningkatkan
kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya makanan dan
minuman tetapi fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang
menyadari besarnya peranan mulut bagi kesehatan dan kesejahteraan
seseorang. Oleh karena itu kesehatan gigi dan mulut sangat berperan
dalam menunjang kesehatan seseorang. 3 Upaya kesehatan gigi perlu
ditinjau dari aspek lingkungan, pengetahuan, pendidikan, kesadaran
dan penanganan kesehatan gigi termasuk pencegahan dan perawatan.
Sebagian besar orang mengabaikan kondisi kesehatan gigi secara
keseluruhan. Perawatan gigi dianggap tidak terlalu penting, padahal
manfaatnya sangat vital dalam menunjang kesehatan dan
penampilan. 4 Tindakan pencegahan terhadap penyakit gigi dan
mulut perlu dilakukan agar tidak terjadi gangguan fungsi, aktivitas
(belajar dan bekerja), dan penurunan produktivitas kerja yang
tentunya akan mempengaruhi kualitas hidup. 5 Belajar adalah suatu
usaha untuk menguasai segala sesuatu yang berguna untuk hidup.
Menurut konsep Eropa, arti belajar ini agak sempit, hanya mencakup
menghafal, mengingat dan memproduksi sesuatu yang dipelajari
(Notoatmodjo, 2007).6 Timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut
pada seseorang salah satu faktor penyebabnya adalah tingkat
pengetahuan. Pengetahuan dipengaruhi oleh faktor internal dan
faktor external. Faktor internal terdiri dari usia dan jenis kelamin.
Faktor external terdiri dari pekerjaan, sumber informasi, pengalaman,
sosial budaya, dan lingkungan. Faktor-faktor inilah yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang. 2 Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan yaitu: faktor internal, faktor eksternal,
dan faktor pendekatan belajar.7 Tingginya angka penyakit gigi dan
mulut saat ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah
satunya adalah faktor perilaku masyarakat yang belum menyadari
pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.7 Data
menunjukkan 22,8% penduduk Indonesia tidak menyikat gigi dan
dari 77,2% yang menyikat giginya, hanya 8,1% yang menyikat gigi
tepat waktu. Tahun 2013, sebesar 24% penduduk Bali mempunyai
masalah gigi dan mulut, diantara yang bermasalah gigi dan mulut
terdapat 38% yang menerima perawatan dan pengobatan dari tenaga
medis.9 Narapidana adalah Terpidana yang menjalani pidana hilang
kemerdekaan di LAPAS (Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 1995
Tentang Pemasyarakatan). Narapidana di dalam Lapas hanya
mendapat waktu kunjungan 3 kali dalam seminggu yaitu hari selasa,
kamis, dan jumat, pada jam yang sudah ditentukan yaitu pagi jam :
09.00 s/d 12.00 WITA sedangkan siang jam : 13.30 s/d 15.30 WITA.
Hasil Penelitian Penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat
dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang
isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden,
kedalaman pengetahuan yang ingin di ketahui dapat di lihat sesuai
dengan tingkatantingkatan di atas
Kelemahan Penelitian Dalam penelitian ini tidak terdapat kelemahan karena memenuhi
kriteria.
LINK :https://ejournal.poltekkes-denpasar.ac.id/index.php/JKG/article/view/977/339
REVIEW JURNAL 9
Volume Volume 3 No 3
Subjek Penelitian anak anak dengan gangguan autis, petugas Kesehatan dan rang tua
Analisa Permasalahan Masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering di alami anak anak
dengan gangguan autis dengan jenis asperger syndrome yaitu karies
gigi, penyakit periodontal, bernafas melalui mulut dan trauma
benturan yang sering terjadi pada anak-anak dengan gangguan
psikososial dan perilaku karena jatuh ataupun kecelakaan. Kebiasaan
yang banyak dijumpai pada anak autis yaitu buxisme, menjulurkan
lidah dan juga kebiasaan menggigit benda benda keras. Seperti
banyak ditemuinya kehausan pada enamail gigi dan juga nyeri sendi
pada daerah tempero mandibula. (Naidoo dkk 2018). Pemeliharaan
kesehatan gigi mulut yang baik akan sangat berperan dalam
menentukan derajat kesehatan dari masing masing individu terutama
anak autis. Oleh karena itu pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
yang kurang baik harus diubah. Lingkungan sangat berperan dalam
pembentukan perilaku seseorang dalam upaya untuk memelihara
kesehatan giginya, di samping faktor bawaan. Pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut antara lain meliputi tindakan menyikat gigi,
kumur-kumur dengan larutan fluor, pemeriksaan gigi secara rutin
minimal 6 bulan sekali,mengurangi makanan yang manis.
(Budiharto, 2013). Masalah-masalah kesehatan gigi dan mulut pada
anak autis yaitu karies gigi, penyakit periodontal, kelainan erupsi
gigi dan trauma. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk
melakukan penelitian berupa literature review article tentang
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada anak autis.
Pemecahan Masalah Oleh karena itu pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang kurang
baik harus diubah. Lingkungan sangat berperan dalam pembentukan
perilaku seseorang dalam upaya untuk memelihara
kesehatan giginya, di samping faktor bawaan. Pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut antara lain meliputi tindakan menyikat gigi,
kumur-kumur dengan larutan fluor, pemeriksaan gigi secara rutin
minimal 6 bulan sekali,mengurangi makanan yang manis.
(Budiharto, 2013). Masalah-masalah kesehatan gigi dan mulut pada
anak autis yaitu karies gigi, penyakit periodontal, kelainan erupsi
gigi dan trauma. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk
melakukan penelitian berupa literature review article tentang
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada anak autis.
Hasil Penelitian Adapun hasil review di lihat dari faktor pengetahuan dan faktor
perilaku pemelihara kesehatan gigi dan mulut masih cukup rendah
disebabkan oleh jarangnya mereka melakukan pemeriksaan gigi, dan
sebagian besar dari anak autis belum bisa mandiri dalam hal
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulutnya.
Kekuatan Penelitian
Kelemahan Penelitian Masalah komunikasi yang terbatas dengan anak autis menyebabkan
sulit nya mereka memahami bagaimana memelihara kesehatan gigi
dan mulutnya dilihat dari tingginya angka tidak menyikat
gigi,kebiasaan pilih pilih makanan dan menolak makanan tertentu.
Dalam penelitian ini juga anak anak ASD memiliki kebiasaan
bruxism yang tinggi. Dalam hal ketersediaan sarana dan prasarana
atau fasilitas kesehatan dalam penelitan ini fasilitas kesehatan sudah
baik namun perilaku anak anak autis jarang untuk melakukan
pemeriksaan gigi ke pelayanan kesehatan ataupun dokter gigi 6
bulan sekali apalagi jika tidak ada keluhan, untuk lingkungan
ketersetiadaan makanan yang bergizi sudah tersedia dengan baik
namun anak anak autis memilih milih makanan yang disukai dan
tidak disukai.
Kesimpulan Ada banyak pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada anak autis
dilihat dari perilaku dan pengetahuan. Berdasarkan hasil dan
pembahasan dalam literature review terhadap 6 jurnal faktor yang
berhubungan dengan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada
anak autis.
1. Pengetahuan yang mempengaruhi tentang pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut
pada anak autis masih rendah .
2. Perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut Dalam jurnal
jurnal yang telah di
review perilaku anak autis dalam hal menyikat gigi angkanya masih
tinggi.
LINK :https://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/article/view/971/pdf
REVIEW JURNAL 10
Tanggal 2023-03-06
Topik Kesehatan Gigi
Volume Vol.1, No 2
Tahun 2019
Tujuan Penulisan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi permainan monopoli
puzzle kedokteran gigi sebagai media edukasi kesehatan gigi dan mulut.
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini diantaranya sosialisasi
permainan, pre test, melakukan permainan, dan post test pada siswa
siswi kelas IV SD Negeri Bumi 1. Kemudian dilakukan evaluasi untuk
mengetahui apakah terdapat peningkatan pengetahuan pada siswa-siswi
tersebut.
Subjek Penulisan Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2019 di SD Negeri Bumi
1, Penumping, Laweyan, Surakarta. dengan sasaran siswa kelas IV,
dimana seluruh siswa kelas IV diajak bermain menggunakan media
edukasi alternatif berupa MOLEGI (Monopoli Puzzle Kedokteran Gigi).
Metode Penulisan Metode penelitian ini menggunakan media edukasi alternatif berupa
MOLEGI (Monopoli Puzzle Kedokteran Gigi). Melalui permainan
MOLEGI ini, diharapkan pengetahuan siswa mengenai kesehatan gigi
dan mulut dapat bertambah serta ilmu yang didapatkan dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Analisa Permasalahan Dalam permainan MOLEGI ini responden akan menjawab pertanyaan
serta membaca pernyataan dari kartu-kartu informasi, punishment dan
reward sehingga akan meningkatkan kemampuan mengingat responden
terhadap informasi yang berhubungan tentang kesehatan gigi dan mulut
yang memudahkan responden dalam mengenali soal-soal yang diisi pada
saat postest. Permainan ini dilakukan dalam kelompok kecil terdiri dari
4-5 pemain sehingga informasi dapat mudah diterima satu sama lain,
dibandingkan dengan metode ceramah yang biasa dilakukan.
Pemecahan Masalah Dalam permainan MOLEGI ini siswa membaca pertanyaan atau perintah
dan melihat gambar yang terdapat di dalam MOLEGI serta menjawab
pertanyaan sesuai perintah. Aktivitas ini melibatkan indera penglihatan
dan pendengaran sehingga informasi dapat mudah dicerna dibandingkan
dengan menggunakan metode ceramah.
Hasil Penelitian Hasil penilitian ini menunjukkan bahwa metode permainan MOLEGI
(Monopoli Puzzle Kedokteran Gigi) ini lebih efektif dibandingkan
dengan metode ceramah, sebab permainan puzzle dan monopoli ini
berpotensi meningkatkan pengetahuan dan dapat digunakan sebagai
alternatif media edukasi kesehatan gigi dan mulut melalui cara yang
menarik, interaktif, dan menyenangkan. Berdasarkan data yang ada,
pengetahuan siswa bertambah setelah bermain permainan MOLEGI.
Kekuatan Penelitian Kegiatan pengabdian edukasi kesehatan gigi dan mulut berbasis
permainan monopoli dan puzzle (MOLEGI) ini selaras dengan kegiatan
pengabdian edukasi Kesehatan Reproduksi berbasis media pada murid
PAUD oleh Indriati, (2019) yang menunjukan bahwa edukasi kespro
berbasis media pada anak usia dini sangat bermanfaat dan lebih efektif
dari pada penyuluhan tanpa media, karena dapat meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman serta keterampilan dan kesadaran anak
secara signifikan.
Kelemahan Penelitian Susunan kata yang tidak bisa menyebabkan pembaca mengalami
kesulitan dalam menemukan beberapa data. Terdapat beberapa Bahasa
yang sulit dimengerti khususnya bagi pembaca kalangan umum.
Link https://jurnal.uai.ac.id/index.php/JPM/article/view/341