Anda di halaman 1dari 15

NASKAH PUBLIKASI

EFEKTIFITAS METODE PENDIDIKAN KESEHATAN


DENGAN SIMULASI PERMAINAN ULAR TANGGA
TERHADAP PERUBAHAN SIKAP TENTANG KESEHATAN
GIGI DAN MULUT ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 03
SINGKAWANG TENGAH

PRADHETHI SARA

NIM I31112068

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2016

1
EFEKTIFITAS METODE PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN SIMULASI
PERMAINAN ULAR TANGGA TERHADAP PERUBAHAN SIKAP TENTANG
KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 03 SINGKAWANG
TENGAH

Pradhethi sara*, Arina Nurfianti**, Adriana***


*Mahasiswa Program Studi Keperawatan, Universitas Tanjungpura,
**Dosen Program Studi Keperawatan, Universitas Tanjungpura,
***Pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat

ABSTRAK

Latar belakang : Masa usia sekolah adalah masa dimana terjadi pergantian gigi susu menjadi gigi
permanen. Kurangnya pemahaman tentang perawatan gigi dan mulut akan beresiko terjadinya
masalah kesehatan gigi dan mulut, sehingga perlu dilakukan pendidikan kesehatan sebagai upaya
pencegahan dengan menanamkan perilaku baik sejak dini. Satu diantara metode pendidikan yang
dapat digunakan adalah metode pendidikan kesehatan dengan simulasi permainan ular tangga.
Tujuan : Mengetahui efektivitas metode pendidikan kesehatan dengan simulasi permainan ular
tangga terhadap perubahan sikap tentang kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah di SDN 03
Singkawang Tengah.
Metode : Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, menggunakan true experiment design dengan
rancangan pretest-postest with control group, subjek 48 orang dibagi menjadi 2 kelompok. Metode
pemilihan sampel menggunakan random sampling. Instrument penelitian menggunakan lembar
kuesioner. Data di analisis menggunakan uji wilcoxon dan uji mann-whitney.
Hasil : Pada uji Wilcoxon skor pengetahuan pada kelompok perlakuan menunjukkan nilai p value
0,000 dan kelompok kontrol nilai p value 0,002. Skor sikap pada kelompok perlakuan nilai p value
0,000 dan pada kelompok kontrol nilai p value 0,001. Perbedaan mean kedua kelompok di uji
dengan Uji Mann-Whitney dengan nilai skor pengetahuan dan sikap pada kelompok perlakuan dan
kontrol dengan nilai p value > 0.05.
Kesimpulan : Terdapat perbedaan skor pengetahuan dan sikap antara kelompok perlakuan yang
diberikan pendidikan kesehatan melalui permainan ular tangga dan kelompok kontrol, sehingga
metode pendidikan kesehatan dengan permainan ular tangga dapat direkomendasikan sebagai
metode alternatif baru yang menarik sebagai metode penyuluhan kesehatan dalam praktik
keperawatan berbasis komunitas.

Kata kunci : Permainan ular tangga, Perubahan sikap, Kesehatan gigi dan
Mulut

2
EFFECTIVENESS OF HEALTH EDUCATION METHOD USING SNAKES AND LADDERS
GAME SIMULATION TOWARDS CHANGES IN DENTAL AND ORAL HEALTH
ATTITUDE OF SCHOOL AGE CHILDREN IN SINGKAWANG TENGAH 03 PRIMARY
SCHOOL

Pradhethi Sara*, Arina Nurfianti**, Adriana***


* Nursing Student of Nursing Department, Tanjungpura University,
** Lecture of Nursing Department, Tanjungpura University,
*** Staff at Public Health Department

ABSTRACT

Background: School age is a period when replacement of primary teeth into permanent teeth
occurs. Lack of understanding in dental and oral care will lead to dental and oral health problem
that is why health education needs to be done as a preventive effort by instilling good habits since
early age. One of the educational methods that can be applied is health education using snakes
and ladders simulation game.
Objective: To determine the effectiveness of health education method using snakes and ladders
game simulation towards changes in dental and oral health attitude of school age children in
Singkawang Tengah 03 Primary School.
Method: This study is a quantitative research, using a true experiment design with pretest-posttest
control group, 48 subjects were divided into 2 groups. Method used to select samples was random
sampling. Research instrument was a questionnaire sheet. Data were analyzed using Wilcoxon test
and Mann-Whitney test.
Result: In the Wilcoxon test, knowledge score in the intervention group showed p value of 0.000
whilst control group showed p value of 0.002. Attitude score in the intervention group showed p
value of 0.000 whilst control group showed p value of 0.001. Mean differences of knowledge and
attitude scores between two groups tested using Mann-Whitney test which produces p value >
0.05.
Conclusion: There are differences in knowledge and attitude scores between the intervention
groups given health education using snakes and ladders game simulation and the control group.
Health education method using snakes and ladders game simulation can be recommended as an
interesting new alternative method for health education in community-based nursing practice.

Keywords: snakes and ladders game, changes in attitude, dental and oral health

3
PENDAHULUAN

Anak usia sekolah yaitu anak Adapun data lain didapatkan


dengan rentang usia 6-12 tahun dari hasil Riset Kesehatan Dasar
merupakan kategori usia yang (RISKESDAS) provinsi Kalimantan
beresiko mengalami masalah pada Barat tahun 2013 yang di rangkum
gigi dan mulut, pada usia 6-8 tahun dalam rekapitulasi pada 14
merupakan usia dimana gigi susu Kabupaten/Kota di provinsi
mulai berganti menjadi gigi Kalimantan Barat didapatkan hasil
permanen disebut juga masa gigi bahwa penduduk yang bermasalah
campuran sehingga perlu dilakukan pada gigi dan mulut mencakup
pendidikan atau edukasi tentang semua kategori usia sebanyak 20,6%
kesehatan gigi dan mulut dalam dengan spesifikasi anak yang
upaya meningkatkan pengetahuan mengalami masalah gigi dan mulut
mereka dalam menjaga kesehatan di Kalimantan Barat usia 5-9 tahun
gigi dan mulut untuk mencegah sebesar 63,5% dan usia 10-14 tahun
terjadinya kerusakan gigi.1 sebesar 32,1%.3

Menurut World Health Berdasarkan hasil Riset


Organisation (WHO) tahun 2005 Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
diperkirakan bahwa 90% dari anak 2013 oleh Kementrian Kesehatan RI
usia sekolah di dunia dan sebagian didapatkan bahwa penduduk
besar orang dewasa pernah menderita Indonesia yang berperilaku benar
karies gigi.2 Selain itu, berdasarkan menyikat gigi pada saat setelah
hasil Riset Kesehatan Dasar makan pagi dan sebelum tidur malam
(RISKESDAS) tahun 2013 oleh di dapatkan sebesar 2,3%, sedangkan
Kementrian Kesehatan RI yang berperilaku salah dalam
menunjukkan prevalensi nasional menggosok gigi yaitu pada mandi
masalah gigi dan mulut adalah pagi maupun mandi sore sebesar
sebesar 25,9% dengan spesifikasi 76,6%.4
anak yang mengalami masalah Berdasarkan Hasil Riset
kesehatan gigi dan mulut Kesehatan Dasar (RISKESDAS)

1
2013 Provinsi Kalimantan Barat 12 sudah cukup untuk menjadi dasar
bahwa perilaku benar menyikat gigi diberikannya berbagai kecakapan
didapatkan sebesar 2,9% saja, yang dapat mengembangkan pola
sedangkan sebesar 97,1% masih pikir atau daya nalarnya. Kelas IV
berperilaku salah.4 SD adalah siswa dengan rentang usia
Kota Singkawang merupakan rata-rata 9-10 tahun, dimana pada
salah satu kota yang mewakili hasil kelompok usia ini minat belajar
dari rekapitulasi RISKESDAS 2013 siswa cukup tinggi, didukung oleh
Provinsi Kalimantan Barat tentang ingatan anak yang kuat serta
masalah kesehatan gigi dan mulut. kemampuan dalam menangkap dan
Kota Singkawang menduduki memahami materi yang diberikan.
peringkat pertama berperilaku salah Secara umum, perilaku kesehatan
dalam menggosok gigi dengan gigi pada usia ini lebih kooperatif
persentase sebesar 98,2%, dan hanya dari pada kelompok usia yang lebih
1,8% saja yang berperilaku benar muda dan kelompok usia ini juga
dalam menggosok gigi.3 dianggap sudah mandiri dalam
Puskesmas Singkawang kegiatan menyikat gigi. Usia sekolah
Tengah juga telah melakukan dasar juga merupakan usia yang tepat
penjaringan pada Sekolah Dasar se- untuk melatih kemampuan motorik
Kecamatan Singkawang Tengah anak termasuk salah satu nya
pada tahun 2014 melalui program menyikat gigi.5
UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Dalam perubahan perilaku,
Sekolah) yang diadakan setahun terdapat tiga domain penting meliputi
sekali didapatkan hasil bahwa SDN pengetahuan, sikap, dan tindakan.
03 Singkawang Tengah adalah Perilaku mulai terbentuk dari
sekolah yang menempati peringkat pengetahuan atau ranah domain
tertinggi diantara sekolah lainya yang kognitif. Subjek atau individu
memiliki masalah kesehatan gigi dan mengetahui adanya rangsangan yang
mulut. Berdasarkan teori berupa materi atau objek di luar
perkembangan kognitif dari piaget, dirinya, kemudian terbentuk
kemampuan intelektual anak usia 6- pengetahuan baru yang akan

2
menstimulus tanggapan batin sebagai media pendidikan kesehatan
seseorang untuk mengaplikasikan dalam meningkatkan pengetahuan
sebuah sikap terhadap objek yang siswa tentang kesehatan gigi dan
diketahuinya tersebut. Dengan mulut karena media simulasi ular
adanya stimulus tersebut juga akan tangga masuk dalam salah satu
merangsang terjadinya perubahan kategori permainan edukatif
tindakan. Tetapi untuk melakukan memenuhi kriteria-kriteria dalam
sebuah tindakan, tanpa adanya permaianan edukatif.7, 8
stimulus pengetahuan dan sikap juga Pendidikan kesehatan dengan
dapat dilakukan, namun perilaku media simulasi ular tangga belum
yang dilandasi dengan dasar pernah dilakukan untuk mengetahui
pengetahuan akan lebih langgeng efektifitasnya di Provinsi Kalimantan
dibandingkan yang tanpa dilandasi Barat khususnya di Kota
pengetahuan.6 Singkawang.
Salah satu stimulus yang METODE
dapat digunakan dalam pemberian Jenis penelitian ini adalah
pendidikan kesehatan anak adalah penelitian kuantitatif dengan
dengan metode permainan.7 Anak menggunakan desain penelitian true
usia sekolah memiliki koordinasi dan experiment dengan rancangan
intelektual untuk berinteraksi dengan pretest-postest with control group
anak lain seusia mereka. Selain design. Populasi pada penelitian ini
meningkatkan pengetahuan, bermain adalah seluruh siswa kelas IV SDN
juga dapat melatih anak dalam 03 Singkawang Tengah dengan kelas
bekerja sama dan melatih anak dalam IV-A berjumlah 26 orang, dan kelas
mengenal sebuah peraturan untuk IV-B berjumlah 24 orang dengan
melatih kedisiplinan anak.8 metode pemilihan sample
Dengan berkembangnya menggunakan Probability sampling.
zaman, maka dikembangkan pula Penelitian ini menggunakan
sebuah permainan yang disebut permainan ular tangga yang telah
dengan Alat Permainan Edukatif.9 dimodifikasi dengan kartu
Permainan ular tangga dipilih pertanyaan tentang kesehatan gigi

3
dan mulut sebagai media intervensi. Penelitian menggunakan analisis
Lembar kuesioner digunakan pada univariat dan analisis bivariat dengan
pretest dan postest untuk mengukur menggunakan uji Wilcoxon dan uji
perubahan sikap sebelum dan Mann-Whitney. Penelitian ini telah
sesudah intervensi. Lembar mendapat iin etik dari komite etik
kuesioner yang digunakan berdasarkan keterangan lolos uji etik
merupakan gabungan dari kuesioner no :3075/UN22.9/DT/2016 dan surat
penelitian-penelitian sebelumnya rekomendasi lolos kaji etik (ethical-
yang dimodifikasi dan telah clearance).
dilakukan uji validitas.10,11,12,13.

HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Karakteristik Responden


Karakteristik Responden
Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
Frekuensi (F) Persentase (%) Frekuensi (F) Persentase (%)

Usia
10 17 70,8% 12 24,5%
11 6 25,0% 11 22,4%
13 1 4,2% 1 2,0%
Jenis Kelamin
Laki-laki 12 50% 6 12,2%
Perempuan 12 50% 18 36,7%

Tabel 2 Distribusi skor pengetahuan dan sikap pada siswa kelas IV di SDN 03
Singkawang Tengah sebelum dan sesudah intervensi
Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
Median SD Min-Max Median SD Min-Max
Pre test
Pengetahuan 11,00 2,104 8-15 11,00 2,461 7-15
Sikap 8,00 1,829 5-11 9,00 1,693 5-11
Post test
Pengetahuan 17,00 1,952 10-18 13,50 3,255 3-17
Sikap 12,00 0,482 11-12 10,00 1,268 7-12

4
Tabel 3 Hasil uji Wilcoxon pada kelompok intervensi
Variabel Median SD p Value
Pengetahuan sebelum intervensi 11,00 2,104 0,000
Pengetahuan sesudah intervensi 17,00 1,952
Sikap sebelum intervensi 8,00 1,829 0,000
Sikap sesudah intervensi 12,00 0,482

Tabel 4 Hasil Uji Wilcoxon pada kelompok kontrol

Variabel Median SD p Value


Pengetahuan sebelum intervensi 11,00 2,461 0,002
Pengetahuan sesudah intervensi 13,50 3,255
Sikap sebelum intervensi 9,00 1,693 0,001
Sikap sesudah intervensi 10,00 1,268

Tabel 5 Hasil Uji Mann-Whitney pengetahuan

Postest pengetahuan
Variabel Median
(Mean Rank)
Perlakuan (n=24) 17,00 (32,35)
Kontrol (n=24) 13,50 (16,65)
P Value 0,000

Tabel 6 Hasil Uji Mann-Whitney sikap


Postest sikap
Variabel Median
(Mean Rank)
Perlakuan (n=24) 12,00 (34,17)
Kontrol (n=24) 10,00 (14,83)
P Value 0,000

Berdasarkan hasil tabel 1 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden


berusia 10 tahun, dan didominasi oleh respoenden dengan jenis kelamin
perempuan.

Berdasarkan hasil tabel 2 terjadi peningkatan skor pengetahuan dan sikap


pada kelompok interensi dan kontrol dilihat dari hasil pretest dan protest

Berdasarkan tabel 3 didapatkan bahwa p value <0,05 yang berarti terdapat


perubahan pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah diberikan intervensi.

Berdasarkan tabel 4 didapatkan bahwa p value <0,05 yang berarti terdapat


perubahan pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah diberikan intervensi.

5
Berdasarkan tabel 5 uji pengetahuan pada kelompok perlakuan dan
kontrol didapatkan p value < 0,05 yang berarti terdapat perbedan pengetahuan
antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

Berdasarkan tabel 6 uji sikap pada kelompok perlakuan dan kontrol


didapatkan p value < 0,05 yang berarti terdapat perbedan sikap antara kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol.

PEMBAHASAN kelompok kontrol dengan metode


Usia terbanyak didominasi ceramah. Tetapi peningkatan
oleh usia 10 tahun. Dilihat dari sisi pengetahuan dan sikap lebih
perkembangan psikologis bahwa signifikan terjadi pada kelompok
pada usia 10 tahun merupakan masa intervensi dengan metode simulasi
dimana keingintahuan sangat besar permainan ular tangga, hal ini
dan melihat sesuatu dari sudut dikarenakan proses penerimaan
pandangnya sendiri, hal ini informasi dengan permainan ular
berpengaruh juga pada cara berpikir tangga akan memiliki intensitas yang
dan menangkap suatu informasi dan lebih tinggi untuk mempersepsikan
pengetahuan yang didapat, selain itu sebuah informasi dibandingkan
juga pada usia 10 tahun terjadi dengan metode ceramah yang hanya
pertumbuhan otak yang pesat menggunakan kata-kata.16
sehingga pada usia ini dapat dengan Pengetahuan diperoleh
mudah menerima dan mengingat sebagian besar oleh indra penglihatan
5, 14, 15
informasi yang diberikan . (30%) dan indra pendengaran
Pada penelitian ini sebagian besar (10%).17 Saat memainkan permainan
responden berjenis kelamin ular tangga, indra yang digunakan
perempuan karena pada penelitian ini selain mata adalah telinga. Semua
populasi responden didominasi oleh panca Indra merupakan jalur
responden perempuan. penerimaan informasi ke otak,
Terjadi peningkatan semakin banyak indra yang
pengetahuan dan sikap pada digunakan dalam penyampaian
kelompok interveni dengan metode informasi maka akan semakin
pendidikan kesehatan melalui banyak informasi yang diterima dan
simulasi permainan ular tangga dan

6
disimpan. Dalam permainan ular dapat memberikan umpan balik
tangga ini responden membaca secara langsung kepada responden,
pertanyaan atau perintah dan melihat umpan balik ini dilakukan dengan
gambar yang terdapat di dalam cara membahas jawaban kuesioner
permainan ular tangga serta dalam bentuk kartu pertanyaan yang
menjawab pertanyaan sesuai sudah diberikan agar dapat
perintah. Aktivitas ini melibatkan mengevaluasi jawaban masing-
indera penglihatan dan pendengaran masing responden sehingga
sehingga informasi dapat mudah kebenaran informasi yang diterima
dicerna dibandingkan dengan responden dapat langsung dipahami
menggunakan metode ceramah.18 dan dicerna.19 Dilihat dari jumlah
Selain itu juga kemampuan pemain nya, permainan ular tangga
seseorang untuk mengingat informasi ini dilakukan dalam kelompok kecil
penting, meningkat lebih tinggi bila yaitu 4-5 orang sehingga dengan
ia mempelajari materi dengan jumlah anggota pemain yang sedikit
metode tertulis (bacaan) karena maka suasana mudah dikendalkan
dengan membaca (bacaan) dan tidak akan terdistraksi dengan
kemampuan mengingat akan hal yang memecahkan konsentrasi
meningkat 72% sesudah 3 jam, sehingga informasi yang didapat
dalam permainan ular tangga ini mudah untuk di cerna, dibandingkan
responden akan membaca pertanyaan dengan metode ceramah pada
dari kartu-kartu pertanyaan yang ada kelompok kontrol dengan jumlah
di dalam permainan ular tangga, siswa yang ramai dalam satu kelas
sehingga akan meningkatkan kemungkinan informasi yang
kemampuan mengingat responden diberikan tidak sampai pada sasaran
terhadap soal-soal yang berhubungan apabila responden tidak
tentang kesehatan gigi dan mulut memperhatikan penjelasan dari
yang memudahkan responden dalam penyuluh secara sungguh-sungguh.18
mengenali soal-soal yang diisi pada Selain itu juga metode
saat postest nanti.18 Kelebihan lain permainan ular tangga adalah salah
dari permainan ular tangga ini adalah satu metode pembelajaran koperatif

7
dimana memberikan kesempatan orang (60,42%). Berdasarkan
kepada responden untuk melakukan jenis kelamin diketahui bahwa
interaksi dan berpartisipasi aktif perempuan lebih banyak dari
selama intervensi berlangsung pada laki-laki yaitu sebanyak 30
dibandingkan dengan metode orang (62,5%).
konvensional berupa ceramah yang b. Terjadi peningkatan nilai median
hanya memusatkan perhatian pengetahuan pada kelompok
responden sepenuhnya kepada intervensi dengan metode -
penyuluh sehingga yang aktif disini pendidikan kesehatan melalui
hanya penyuluh sedangkan simulasi permainan ular tangga
responden hanya tunduk dengan selisih nilai pretest-
mendengarkan pejelasan yang postest yaitu 6,00. Terjadi
dipaparkan sehingga tidak peningkatan nilai median
memberikan akses bagi mereka pengetahuan pada kelompok
untuk berkembang secara madiri kontrol dengan metode ceramah
melaui proses berpikirnya dalam dengan selisih nilai pretest-
mengolah informasi, sehingga postest yaitu 2,50.
metode penidikan dengan simulasi c. Terjadi peningkatan nilai median
permainan ular tangga ini lebih sikap pada kelompok intervensi
efektif dibandingkan dngan metode dengan metode pendidikan
ceramah dalam meningkatkan kesehatan melalui simulasi
pengetahuan dan sikap reponden.20, 21 permainan ular tangga dengan
selisih nilai pretest-postest yaitu
4,00. Terjadi peningkatan nilai
PENUTUP
median sikap pada kelompok
Kesimpulan yang dapat diperoleh kontrol dengan metode ceramah
dari penelitian ini sebagai berikut: dengan selisih nilai pretest-
postest yaitu 1,00.
a. Gambaran karakteristik
d. Metode pendidikan kesehatan
responden, yaitu didominasi oleh
dengan simulasi permainan ular
usia 10 tahun yaitu sebanyak 29

8
tangga efektif terhadap tentang menjaga kesehatan gigi dan
pengetahuan dan sikap. mulut.
SARAN Bagi Peneliti Lain, Peneliti
Saran yang dapat disampaikan berharap hasil penelitian ini dapat
berdasarkan penelitian ini antara lain: menjadi bahan referensi untuk
Bagi Keperawatan, dapat penelitian selanjutnya tentang
menjadi alternatif baru yang menarik efektifitas metode pendidikan
sebagai metode penyuluhan kesehatan dengan simulasi
kesehatan dalam praktik keperawatan permainan ular tangga terhadap
berbasis komunitas. perubaha sikap anak usia sekolah di
Bagi Dinas Kesehatan Kota SDN 03 Singkawang Tengah.
Singkawang, dapat dijadikan Peneliti juga berharap untuk peneliti
modifikasi tatanan pelayanan lain untuk mengadakan penelitian
kesehatan tepatnya dapat digunakan lebih lanjut dengan waktu yang lebih
sebagai alternatif intervensi dan lama yang berkaitan dengan hasil
kebijakan baru pada kegiatan penelitian ini dengan menggunakan
promosi kesehatan. jenis perlakuan yang sama atau
Bagi Puskesmas Singkawang bahkan berbeda.
Tengah, sebagai sebuah metode baru DAFTAR PUSTAKA
dalam memberikan pendidikan 1. Wong, Eaton, Wilson,
kesehatan kepada siswa pada Winkelstein, Schwartz. Buku
Ajar Keperawatan Pediatrik. 1st
program tahunan UKGS (Usaha vol. 9th ed. Jakarta : EGC; 2008.
Kesehatan Gigi Sekolah) di seluruh 2. Riset Kesehatan Dasar. Pedoman
Pewawancara Petugas
Sekolah Dasar cakupan wilayah kerja Pengumpul Data. Jakarta :
Puskesmas Singkawang Tengah Badan Litbangkes, Depkes RI;
2007. Diperoleh dari :
Bagi Sekolah, media pada http://www.depkes.go.id
penelitian ini dapat digunakan untuk diunduh tanggal 17 Januari 2016
3. Riset Kesehatan Dasar Provinsi
memberikan penyuluhan lebih lanjut Kalimantan Barat. Pedoman
kepada siswa sekolah dasar dalam Pewawancara Petugas
Pengumpul Data. 2013.
upaya perubahan perilaku anak Diperoleh dari :
http://www.depkes.go.id.
diunduh tanggal 17 Januari 2015

9
4. Riset Kesehatan Dasar. Pedoman Kecamatan Medan Selayang.
Pewawancara Petugas 2012. Diperoleh dari :
Pengumpul Data. Jakarta : Badan http://repository.usu.ac.id .
Litbangkes, Depkes RI. 2013. Diunduh tanggal : 1 Februari
Diperoleh dari : 2015.
http://www.depkes.go.id. 11. Afifah IA. Hubungan antara
diunduh tanggal 17 Januari 2016 Pengetahuan tentang Kesehatan
5. Selan SLR, Nabuasa E, Limbu R. Gigi dan Mulut dengan
Analisis Evektifitas Permainan Tindakan Menjaga Kebersihan
Sebagai Metode Penyuluhan Gigi dan Mulut pada Anak SD
terhadap Pengetahuan Kesehatan Shafiyyatul Amaliyyah Medan.
Gigi dan Mulut pada Murid 2011. Diperoleh dari :
Kelas IV SDN Naikoten 1 http://repository.usu.ac.id .
Kupang Tahun 2013. MKM, 8(2). Diunduh tanggal 1 Februari
2014. 2016.
6. Budiharto. Pengantar Ilmu 12. Nur BK. Efektivitas Penyuluhan
Perilaku Kesehatan dan dengan Kartu Kuartet Berbasis
Pendidikan Kesehatan Gigi. Multimedia terhadap
Jakarta : EGC; 2009 Pengetahuan Kesehatan Gigi dan
7. Riva I. Koleksi Game Edukatif di Mulut pada Anak Usia 8-10
Dalam dan Luar SeKolah. Tahun. 2015. Diperoleh dari :
Jogjakarta: Flashbook; 2012. http://repository.unej.ac.id .
8. Hamdalah A. Perbedaan Diunduh tanggal 31 Januari
Efektivitas Metode Ceramah 2016
dengan Media Cerita Bergambar 13. Muhammad. Gambaran Tingkat
dan Ceramah dengan Media Pengetahuan & Perilaku
Permainan Ular Tangga dalam Memelihara Kebersihan Gigi &
Meningkatkan Pengetahuan, Mulut pada Pasien di Poli Gigi
Sikap, dan Praktik Kesehatan Puskesmas Kuta Malaka Aceh
Gigi dan Mulut (Studi pada Besar. Oral Hygine Dentistry;
Siswa Kleas 3 SDN Patrang 02 2014. Diperoleh dari :
Kecamatan Patrang Kabupaten http://etd.unsyiah.ac.id .
Jember). Jurnal Promkes; 2013. 14. Kyle T, Carman S. Buku Ajar
1(2), 118-123. Diperoleh dari : Keperawatan Pediatri. 1st vol. 2nd
http://repository.unej.ac.id . ed. Jakarta: EGC; 2014
diunduh tanggal 1 Februari 2016 15. Wirawan A, Dewi S. Teori dan
9. Hidayat AA. Pengantar Ilmu Pengukuran Pengetahuan, Sikap,
Keperawatan Anak 1. Jakarta : dan Perilaku Manusia.
Salemba Medika; 2012 Yogyakarta : Nuha Medika;
10. Lusiani, Y. Efektifitas 2010.
Penyuluhan yang Dilakukan 16. Trianto. Mendesain Model
Oleh Perawat Gigi dan Guru Pembelajaran Inovatif-Progresif
Orkes dalam Meningkatkan Konsep, Landasan, dan
Perilaku Pemeliharaan Implementasiny pada Kurikulum
Kesehatan Gigi dan Mulut pada Tingkat Satuan Pendidikan
Murid SD Negeri 060973 di (KTSP). Jakarta : Kencana; 2010.

10
17. Notoadmodjo S. Promosi Kelas VII dan VIII SMP Ma’arif
Kesehatan dan Ilmu Perilaku. NU Tegal Tahun 2010. 2010.
Jakarta : Rineka Cipta; 2007. Diperoleh dari :
18. Affandi, B. Pelatihan http://lib.unnes.ac.id/3801/.
Ketrampilan Melatih. Jakarta: Diunduh tanggal 16 januari
Jaringan Nasional Pelatihan 2016.
Klinik-Kesehatan Reproduksi; 20. Suyatno. Menjelajah
2003 Pembelajaran Inovatif. Surabaya
19. Amelia C. Efektivitas Permainan : Mamedia Buana Pustaka ; 2009
Ular Tangga untuk 21. Notoadmodjo S. Ilmu Perilaku
Meningkatkan Pengetahuan Kesehatan. Jakarta : Rineka
Tentang Bahaya Rokok Siswa Cipta; 2010.

11

Anda mungkin juga menyukai