Abstrak: Karies merupakan masalah yang sering terjadi pada anak usia sekolah. Daerah Istimewa Yogyakarta
merupakan provinsi yang memiliki indeks DMF-T tinggi sebesar 5,9 dan melebihi indeks DMF-T nasional. Salah
satu upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah adalah dengan metode pendidikan kesehatan
dengan metode simulasi, serta teknik sederhana yang dapat menarik perhatian anak dan dapat dipahami. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intervensi pendidikan kesehatan gigi dan mulut terhadap tingkat
kebersihan gigi dan mulut pada siswa SD Negeri 3 Sleman. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen
semu dengan desain one group pretest posttest design. Penelitian dilakukan di SD Negeri 3 Sleman, sampel yang
digunakan adalah siswa kelas 3 dari 57 siswa tahun 2017. Intervensi dilakukan dengan pendidikan kesehatan gigi
dan mulut. Responden diperiksa terkait dengan tingkat kebersihan gigi dan mulut. Diukur dengan Indeks PHP
(Patient Hygiene Perfomance) sebelum dan sesudah intervensi. Berdasarkan hasil, rata-rata skor pre test kebersihan
gigi dan mulut responden adalah 0,082 dan rata-rata skor post tes kebersihan gigi dan mulut responden adalah 1,483.
Ada perbedaan 1.4007. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kebersihan mulut responden sebelum dan sesudah
diberikan pendidikan. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kebersihan gigi dan mulut
dengan nilai pvalue 0,000. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut secara rutin dan
disampaikan dengan metode yang menarik.
Pendahuluan
Karies gigi merupakan masalah utama gigi dan mulut di negara berkembang. Karies merupakan
salah satu masalah yang paling umum pada anak usia sekolah. Kementerian Kesehatan RI
melaporkan prevalensi nasional masalah kesehatan gigi dan mulut sekitar 25,9% [1]. Persentase
masalah gigi dan mulut pada anak kelompok umur 5-9 tahun sekitar 28,9% dan anak kelompok
umur 10-14 tahun persentasenya 25,2%, sedangkan pada kelompok umur 12 tahun persentase
anak dengan gangguan kesehatan gigi dan mulut sebesar 24,8%. Berdasarkan survei World
Health Organization (WHO) tahun 2007, 77% anak di Indonesia menderita karies gigi. Daerah
Istimewa Yogyakarta merupakan provinsi yang memiliki indeks DMF-T tinggi sebesar 5,9 dan
melebihi indeks DMF-T nasional.
Tindakan preventif yang paling efektif dilakukan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut
adalah dengan menyikat gigi secara teratur dan benar [2]. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
93,8% orang Indonesia telah menyikat gigi setiap hari, tetapi hanya 2,3% menyikat gigi dengan
benar. Survei Kebiasaan dan Sikap tahun 2012 di Indonesia menunjukkan bahwa perilaku
menyikat gigi pada malam hari sebelum tidur tercatat rendah. Pada kelompok usia 5-10 tahun,
hanya 13% anak yang memiliki kebiasaan menggosok gigi pada malam hari sebelum tidur [1].
Pada kelompok usia 11-15 tahun hanya 22% yang memiliki kebiasaan menggosok gigi pada
malam hari sebelum tidur, namun saat tidur bakteri di mulut berkembang dua kali lebih kuat.
Anak usia sekitar 6 sampai 12 tahun atau anak usia sekolah masih kurang mengetahui cara
menjaga kebersihan gigi dan mulut [1]. Oleh karena itu, upaya menjaga kesehatan gigi dan mulut
harus dilakukan sejak dini. Usia sekolah dasar merupakan waktu yang ideal untuk melatih
keterampilan motorik anak, termasuk menyikat gigi [3]. Salah satu upaya dalam meningkatkan
kesehatan gigi dan mulut adalah dengan metode pendidikan kesehatan. Menurut Angela
keterampilan menyikat gigi harus diajarkan dan ditekankan pada anak di segala usia terutama
anak sekolah karena pada usia tersebut mudah untuk menerima dan menanamkan nilai-nilai
dasar. Anak sekolah perlu belajar bagaimana meningkatkan keterampilan menyikat gigi,
terutama pada anak dengan tingkat kebersihan mulut yang rendah dan keterampilan menyikat
gigi yang tidak memadai, diharapkan dapat mengubah perilaku yang berdampak buruk bagi
kesehatan dan berhubungan dengan norma kesehatan.
Model yang baik dan teknik sederhana perlu diberikan sebagai contoh cara edukasi
menggosok gigi pada anak. Cara penyampaian pendidikan kesehatan gigi dan mulut pada anak
hendaknya dibuat semenarik mungkin melalui penyuluhan yang menarik tanpa mengurangi
konten edukatif, simulasi atau demonstrasi langsung, program audio visual atau menyikat gigi
yang terkontrol[3].
Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tercatat 93,6% masyarakat yang menggosok gigi
setiap hari, namun hanya 3,4% yang menyikat gigi dengan benar. Kegiatan menggosok gigi
paling banyak dilakukan setelah mandi pagi dengan persentase 88,6%, sedangkan setelah makan
masyarakat sering tidak menggosok gigi yaitu sekitar 5,2% [1]. Profil Kesehatan Kabupaten
Sleman Tahun 2013, terdapat sepuluh penyakit utama rawat jalan di berbagai Puskesmas untuk
semua kelompok umur termasuk penyakit karies gigi. Pasien dengan karies gigi di Kabupaten
Sleman tahun 2012 menduduki peringkat ke delapan dengan jumlah penderita sebanyak 14,841
jiwa.
Meode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain one group pretest
posttest. Penelitian dilakukan pada tahun 2017 di SD Negeri 3 Sleman kelas 3 SD. Ada 49 siswa
yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Intervensi yang dilakukan adalah pendidikan kesehatan
gigi dan mulut. Responden diperiksa terkait dengan tingkat kebersihan gigi dan mulut mereka.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kebersihan gigi dan mulut adalah penggunaan braket. Ini
bisa menjadi pengganggu dalam penelitian. Oleh karena itu untuk mengatasi hal tersebut maka
sampel penelitian yang diambil adalah responden yang memenuhi kriteria inklusi yaitu siswa
yang tidak menggunakan braket. Tingkat kebersihan gigi dan mulut diukur dengan Indeks PHP
(Patient Hygiene Perfomance) sebelum dan sesudah intervensi. Instrumen yang dibutuhkan
adalah cairan disclosing solution, sikat gigi dan pasta gigi, dan alat diagnostik (mulut kaca,
sonde, pinset, dan ekskavator). Analisis hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan uji t
berpasangan dengan tingkat kepercayaan 95% dan = 0,05. Izin etik untuk penelitian ini diperoleh
dari komite etik penelitian Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia (Surat Persetujuan Etik, Nomor
011705054). Perilaku etis yang sesuai dipertahankan selama penelitian.
Kesimpulan
Ada perbedaan nilai rerata tingkat kebersihan gigi dan mulut dari responden. Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan kebersihan gigi dan mulut responden sebelum dan sesudah
mendapatkan pendidikan. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan
kesehatan gigi dan mulut terhadap kebersihan gigi dimana p-value 0,000. Oleh karena itu, perlu
dilakukan pendidikan kesehatan gigi dan mulut secara rutin dan disampaikan dengan metode
yang menarik.
Referensi
Indonesia Ministry of Health. Basic Health Research. Health Research and Development,
Jakarta, 2013.
Oktrianda, Bedi. Time Relation, “Brushing Teeth Techniques and What to Consume with Dental
Caries Occurrence at Primary School 66 Payakumbuh in Working Area of Payakumbuh
Lampasi Public Health Center 2011”. Thesis. Universitas Andalas, Padang, 2011.
Riyanti, Eriska. “Education Relation of Tooth Brushing With Oral Hygiene And Mouth Levels
Integrated Islamic Primary School (SDIT) Imam Bukhari”. Thesis. Universitas Padjadjaran
Bandung, 2005.
Angela, A. “Primary Prevention in High-Risk Caries Children”. Dental Juornal. 38 (3), 130.
July-September, 2005.
Notoatmodjo, S. Health Promotion Theory and Applications, Rineka Cipta. Jakarta, 16-8, 2010.
Gede, Y. I., Karel, P., Ni Wayan, M. “Knowledge Relation of Tooth and Mouth Hygiene with
Dental and Oral Hygiene Status at Senior High School Students of 9 Manado”. Jurnal e-Gigi
(eG). 1 (2), 84-88, 2013.
Anitasari, S., Nina E. R. “Relation of Frequency Brushing Teeth with Level of Dental Hygiene
and Mouth of Elementary School Students in Palaran Subdistrict, Samarinda, East
Kalimantan Province”. Dental Magazine (Dental Journal). 38 (2), 88-90, 2005.
Sabilillah, M. F., Ane, K. “Oral Hygiene Relations with Teeth Brushing Skills in Blind
Children”. Journal ARSA (Actual Research Science Academic). 2 (2), 23-28, 2017.
Ambarwati, T., Aan, F, Samjaji. “Differences Brushing Teeth Using Bristle Medium and Soft
Brush on Debris Index on Students Department of Keperawatn Teeth”. Journal ARSA
(Actual Research Science Academic). 2 (2), 29 – 34, 2017.
Nugroho, C. “Relationship Damage Bristle Brush with Level Hygiene Teeth grade V State
Elementary School V Ciawi Tasikmalaya”. Journal ARSA (Actual Research Science
Academic). 2 (2), 35 – 40, 2017.
Pintauli, S. Analysis of Behavior Relationship of Dental and Oral Health Care on Dental and
Oral Health Status of Elementary and Junior High School Students in Medan. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan. 16 (4), 376 – 390, 2010.
Notoatmodjo, S. Public Health Sciences and Art. Rineka Cipta. Jakarta, 32-7, 2007.
Puspitaningtiyas, R., Leman, M. A., Juliatri. ”Comparison of the Effectiveness of Dental Health
Education Methods of Lectures and Methods of Simulation Game on Improving Child and
Dental Health Knowledge”. Jurnal e-Gigi (eG). 5 (1), 68 – 73, 2017.
Sumantri, D., Yuniar, L., Mustika A. “Effect of Dental and Oral Knowledge Level Changes on
7-8 Years of Aged Students at 2 Primary Schools of Sub-district of Mandiangin Selayan
Bukittinggi City through Educational Game of Dentistry”. Andalas Jurnal. 1 (1), 2013.
Zainal. Media Models and Contextual Learning Strategies (Inovatif) . Yrama Widya. Bandung,
13, 2013.
Putri. “The Effect of Dental Education by Using the Jaw Model Compared with the Mentoring
Method on the Dental and Mouth Hygiene Levels of Blind Students Special School-A
Bandung”. Periodical Medicine Magazine. 46 (3), 134-142, 2014.
Suiroka, I. P., Supariasa, I. D. N. Media Health Education. Graha Ilmu. Yogyakarta, 5-7, 2012.
Bagaray, F. E. K., Vonny, N. S. W., Christy N. M. “DHE Effectiveness Difference with Media
Booklet and Media Flip Chart on Improving Dental and Oral Health Knowledge of Students
of Elementary School Students 126 Manado”. Jurnal e-Gigi (eG). 4 (2), 76-82, 2016.
Tandilangi, M., Christy, M., Vonny N. S.W. Effectiveness of Dental Health Education with
Cartoon Animation Media Against Change of Dental and Oral Health Behavior of Seventh
Elementary School Students Advent 02 Sario Manado, Jurnal e-Gigi (eG). 4 (2), 106 – 110,
2016.
Papilaya, E. A., Kustina, Z., Juiatri. “Comparison of Influence of Health Promotion Using Audio
Media with Audio Visual Media to Dental and Oral Health Behavior of Elementary School
Students”. Jurnal e-Gigi (eG). 4 (2), 282-286, 2016.
Nurhidayat, O., Eram, T. P, Bambang W. “Comparison of Power Point Media with Flip Chart in
Improving Dental and Oral Health Knowledge”. Unnes Journal of Public Health. 1(1), 31-35,
2012.
Debnath, T. Ashok’S Public Health and Preventive Dentistry, 2nd ed., AITBS Publishers &
Distributors (Regd.). India, 8-30, 2002.
Indonesia Ministry of Health. Guidance of School Dental Health Effort. Jakarta, 2004.