Anda di halaman 1dari 6

║Journal Caninus Denstistry Volume 2, Nomor 3 (Agustus 2017): 131 - 136

Tingkat Pengetahuan Guru Mengenai Kesehatan Gigi dan Status Karies Gigi
Murid Sekolah Dasar dengan UKGS dan Tanpa UKGS
(Studi pada SDN 16 dan SDN 49 Banda Aceh)

Diva Farahiyah Ikenasya, Herwanda, Cut Fera Novita


Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Syiah Kuala
E-mail author: divaikenasya@gmail.com

ABSTRAK
Guru memiliki peran penting dalam mencegah permasalahan mulut murid seperti kerusakan gigi,
yang umumnya terjadi pada anak usia sekolah di sekolah. Guru yang memiliki pengetahuan yang luas
tentang kesehatan mulut dapat menjadi sumber informasi mengenai kesehatan mulut bagi murid
mereka. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Para peserta dalam penelitian ini ditentukan
dengan menggunakan purposive sampling. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan
menyebarkan kuisioner kepada para guru dan pemeriksaan gigi dilakukan dengan menggunakan
indeks DMF-T pada murid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan kesehatan gigi
pada guru di SDN 16 (UKGS) adalah dalam kategori tinggi dengan status karies murid dalam kategori
rendah, dan tingkat pengetahuan guru di SDN 49 (Tanpa UKGS) termasuk dalam kategori sedang
dengan status karies murid dalam kategori sedang.

Kata kunci : Guru, pengetahuan, murid, karies gigi.

ABSTRACT
Teachers have an important role in preventing student’s oral problems such as tooth decay, which is
generally common in school-age children in school. Teachers who have broad knowledge about oral
health can be the source of information about oral health for their students. The study was
descriptive. The participants in this study were taken by using purposive sampling. The data
collection procedure was carried out by distributing the questionnaire to the teachers and dental
examination performed by using DMF-T index on the students. The results showed that the level of
oral health knowledge on teachers in SDN 16 (UKGS) was in high category with the student dental
caries status was in low category, and teachers’ knowledge level in SDN 49 (Without UKGS) are in
moderate category with the student dental caries status in moderate category.

Keywords : Teachers, knowledge, students, dental caries.

PENDAHULUAN kesehatan gigi dan mulut. Guru tidak dapat


Menurut UU No 14 Tahun 2005 pasal 1 mengajarkan pengetahuan yang luas mengenai
ayat 1, guru adalah pendidik profesional dengan kesehatan gigi dan mulut apabila guru tersebut
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk
mengarahkan, melatih, menilai, dan dirinya sendiri. Upaya yang dilakukan dalam
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak mencegah terjadinya permasalahan rongga mulut
usia dini jalur formal, pendidikan dasar, dan seperti karies, yang pada umumnya sering terjadi
pendidikan menengah. Guru merupakan sosok pada anak di usia sekolah dikarenakan banyaknya
penting pada kehidupan anak selain orang tua jajanan di sekolah yang bersifat kariogenik, guru
dikarenakan guru bertanggung jawab atas memiliki peran dalam mencegah terjadinya
pendidikan yang harus diperoleh muridnya di permasalahan tersebut. Guru dapat dijadikan
bangku sekolah agar memiliki pengetahuan yang panutan dan sumber informasi bagi muridnya
baik. Pengetahuan yang baik akan membantu dalam perencanaan dan pelaksanaan program
murid untuk dapat membedakan kebiasaan yang pencegahan kesehatan gigi dan mulut, karena
baik dan kebiasaan yang berdampak negatif. 1,2,3 pada umumnya murid akan melakukan dan
Peningkatan pengetahuan guru mengenai mengikuti apa yang dikatakan oleh guru
kesehatan rongga mulut akan membantu guru mereka.4,5,6
dalam mengajarkan kepada murid mengenai

J o u r n a l C a n i n u s D e n t i s t r y V o l . 2 , N o . 3 : 1 3 1 - 1 3 6 | 131
Berdasarkan World Health Organization murid di bangku sekolah, sedangkan Sekolah
(WHO) karies gigi merupakan salah satu Dasar Negeri 49 adalah Sekolah Dasar yang tidak
penyakit mulut yang umum terjadi, studi memiliki UKGS, sehingga sekolah tersebut tidak
epidemiologis lebih dari 20 tahun terakhir memiliki kegiatan rutin untuk meningkatkan
menunjukkan prevalensi karies yang tinggi pada pengetahuan serta menjaga kesehatan rongga
anak-anak dan dewasa muda. Karies gigi mulut seperti pada Sekolah Dasar Negeri 16
merupakan suatu penyakit infeksi yang Banda Aceh.11,12
disebabkan oleh banyak faktor diantaranya Penelitian ini bertujuan untuk
adalah pola makan dan oral hygiene. Karies gigi mengetahui tingkat pengetahuan guru mengenai
dapat mempengaruhi perkembangan anak dan kesehatan gigi dan status karies gigi murid
mengganggu aktivitas anak. Keberadaan rasa sekolah dasar dengan UKGS dan tanpa UKGS
sakit, infeksi, atau disfungsi sistem stomatognati (studi pada SDN 16 dan SDN 49 Banda Aceh).
dapat membatasi penyerapan makanan yang
bergizi sehingga akan mempengaruhi BAHAN DAN METODE
pertumbuhan anak, proses pembelajaran, Jenis penelitian ini adalah penelitian
kemampuan berkomunikasi, dan mengganggu deskriptif untuk melihat tingkat pengetahuan
aktivitas anak.7,8 guru mengenai kesehatan gigi dan status karies
Penelitian yang dilakukan oleh Badan gigi murid di sekolah dasar dengan UKGS dan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan tanpa UKGS. Penelitian ini dilaksanakan pada
Kementrian Kesehatan RI yang dilaksanakan bulan Maret 2017 di di SDN 16 Banda Aceh dan
pada tahun 2013 di Propinsi Aceh menunjukkan SDN 49 Banda Aceh. Subjek pada penelitian ini
indeks DMF-T sebesar 4,0 (sedang) dan adalah sebanyak 24 guru dan 55 murid.
penelitian yang dilakukan berdasarkan kelompok Peneliti melakukan seleksi subjek
umur 12 tahun menunjukkan indeks DMF-T penelitian berdasarkan kriteria inklusi dan
sebesar 1,4 (rendah), kemudian penelitian yang eksklusi. Peneliti memberikan informasi
dilakukan oleh Haloi R et al. (2012), pada anak mengenai apa yang akan dilakukan kepada
usia 6 dan 12 tahun, indeks DMF-T (Decayed, subjek penelitian. Guru yang setuju untuk
Missing, Filled teeth) anak-anak tersebut adalah menjadi subjek penelitian diberikan informed
2,4 (rendah) dan 1,3 (rendah) dengan tingkat consent untuk di tandatangani, kemudian murid
pengetahuan guru yang dikategorikan baik adalah yang terpilih sebagai subjek penelitian diberikan
sebanyak 67,9% dan penelitian yang dilakukan informed consent agar dapat ditandatangai oleh
oleh Permatasari I dan Andhini D (2014), pada orangtua ataupun wali. Setelah informed consent
siswa-siswi di SDN 157 Palembang ditandatangan maka akan dilakukan pemeriksaan
menunjukkan indeks DMF-T (Decayed, Missing, indeks DMF-T.
Filled Teeth) sebesar 6,36 yaitu masuk dalam Seluruh guru yang terpilih menjadi
kategori tinggi. Hasil penelitian tersebut subjek penelitian diberikan kuisioner mengenai
menunjukkan bahwa angka indeks DMF-T yang pengetahuan kesehatan gigi kemudian hasil
tinggi dikarenakan kurangnya edukasi mengenai jawaban yang dipilih oleh guru diukur dengan
kesehatan gigi dan mulut dari pihak sekolah menggunakan skala Guttman dengan jawaban
dikarenakan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah yang benar diberikan skor 1 dan jawaban yang
(UKGS) di sekolah tersebut tidak berjalan salah diberikan skor 0. Murid yang menjadi
dengan baik.4,9,10 subjek penelitian dipersilahkan duduk dengan
Sekolah Dasar Negeri 16 Banda Aceh posisi menghadap sumber cahaya/sinar matahari,
merupakan salah satu dari beberapa sekolah dasar kemudian subjek diminta untuk membuka mulut.
yang memiliki Usaha Kesehatan Gigi Sekolah Pengamatan gigi dilakukan dengan menggunakan
(UKGS) yang aktif dimana UKGS sendiri 2 kaca mulut dengan salah satu kaca mulut untuk
merupakan salah satu program pelayanan mengamati adanya gigi decay, missing dan filled.
kesehatan gigi dan mulut di puskesmas yang Pemeriksaan dilakukan dimulai dari regio molar
dibawahi oleh program Usaha Kesehatan Sekolah tiga kanan maksila hingga ke regio kiri maksila,
(UKS). Pelaksanaan program UKGS yang kemudian dilanjutkan ke mandibula regio kiri
dilaksanakan oleh dokter gigi dan perawat gigi dan terakhir ke gigi mandibula regio kanan. Data
sering melibatkan guru dalam upaya yang diperoleh dicatat dalam odontogram status
meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut gigi dan diukur berdasarkan <1,2 (sangat rendah),

Journal Caninus Dent istry Vol.2,No.3:131-136|132


1,2-2,6 (rendah), 2,7-4,4 (sedang), 4,5-6,5 kategori tinggi adalah sebanyak 5 guru (41,7%),
(tinggi), dan >6,5 (sangat tinggi). kategori sedang (41,7%) dan kategori rendah
Data yang diperoleh akan dianalisis (16,7%).
menggunakan Statistical Package for the Social
Science (SPSS). Analisis data yang dilakukan

100%
120%
adalah analisis univariat dengan menggunakan
100%
teknik deskriptif, teknik ini digunakan untuk
mendeskripsikan distribusi frekuensi tingkat 80%

41,70%

41,70%
pengetahuan guru mengenai kesehatan gigi dan 60%
status karies gigi murid.

16,70%
40%

HASIL PENELITIAN 20%

0%

0%
0%
Tabel 1. Frekuensi Tingkat Pengetahuan Guru SDN 16 Banda Aceh SDN 49 Banda Aceh
mengenai Kesehatan Gigi di SDN 16 Banda (UKGS) (Tanpa UKGS)
Aceh (UKGS)
Tinggi Sedang Rendah
Tingkat Jumlah Persentase
Pengetahuan Subjek (%)
Tinggi 12 100 Gambar 1. Diagram batang tingkat pengetahuan
Sedang 0 0 guru mengenai kesehatan gigi di sekolah dasar
Rendah 0 0 dengan UKGS dan tanpa UKGS
Total 12 100
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Murid yang
Menjadi Subjek Penelitian
Berdasarkan Tabel 1. terlihat bahwa dari
12 guru di SDN 16 Banda Aceh semuanya Sekolah Laki- Perempuan Jumlah
memperoleh kategori tinggi (100%) dan tidak ada Laki Subjek
yang termasuk dalam kategori sedang dan (n)
rendah. SDN 16
19 22 41
(UKGS)
Tabel 2. Frekuensi Tingkat Pengetahuan Guru SDN 49
mengenai Kesehatan Gigi di SDN 49 Banda (Tanpa 7 9 16
Aceh (Tanpa UKGS) UKGS)
Tingkat Jumlah Persentase Total 26 31 57
Pengetahuan Subjek (%)
Tinggi 5 41,7 Berdasarkan Tabel 3. terlihat dari 57
Sedang 5 41,7 subjek, jumlah subjek murid kelas VI SDN 16
Rendah 2 16,7 Banda Aceh (UKGS) adalah 41 murid terdiri dari
19 murid laki-laki dan 22 murid perempuan dan
Total 12 100
subjek murid kelas VI SDN 49 Banda Aceh
(Tanpa UKGS) adalah 16 murid terdiri dari 7
Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa dari
murid laki-laki dan 9 murid perempuan.
12 guru di SDN 49 Banda Aceh yang
Berdasarkan Tabel 4. dan Gambar 2.
memperoleh kategori tinggi adalah 5 orang
terlihat bahwa indeks DMF-T pada SDN 16
(41,7%) sedang 5 orang (41,7%), dan rendah 2
Banda Aceh (UKGS) dan SDN 49 Banda Aceh
orang (16,7%).
(Tanpa UKGS) adalah 2,02 dan 2,87 dimana
Berdasarkan Gambar 1. menunjukkan
indeks tersebut termasuk dalam kategori rendah
bahwa seluruh guru SDN 16 (UKGS) yang
dan sedang. Total DMF-T pada SDN 16 (UKGS)
berjumlah 12 guru memperoleh tingkat
yang subjek penelitiannya tediri atas 41 orang
pengetahuan yang termasuk dalam kategori tinggi
adalah 83 dengan gigi yang mengalami Decay
(100%) dan tidak ada yang termasuk dalam
(D) sebanyak 73, Missing (M) sebanyak 1 dan
kategori sedang maupun rendah. Guru di SDN 49
Filling (F) sebanyak 9. Total DMF-T pada SDN
Banda Aceh (tanpa UKGS) yang memperoleh
49 (Tanpa UKGS) yang subjek penelitiannya
tingkat pengetahuan yang termasuk dalam
tediri atas 16 orang adalah 46 dengan gigi yang

Journal Caninus Dent istry Vol.2,No.3:131-136|133


mengalami Decay (D) sebanyak 44, Missing (M) yang memiliki UKGS dan pada saat pelaksanaan
sebanyak 1 dan Filling (F) sebanyak 1. program UKGS yang dilaksanakan oleh dokter
gigi dan perawat gigi sering melibatkan guru
Tabel 4. Indeks Karies Gigi Murid Kelas VI di dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan gigi
SD dengan UKGS dan Tanpa UKGS dan mulut murid di bangku sekolah.13
Sekolah Indeks D, Total Indeks Kategori Sekolah yang memiliki UKGS sering
M, F-T DMF- DMF- dilaksanakan kegiatan-kegiatan untuk
T T meningkatkan derajat kesehatan gigi murid dan
D M F saat kegiatan berlangsung murid didampingi oleh
SDN 16 73 1 9 83 2,02 Rendah guru-guru, sehingga guru juga dapat menambah
UKGS pengetahuannya mengenai kesehatan gigi.
SDN 44 1 1 46 2,87 Sedang Peningkatan pengetahuan guru mengenai
49 kesehatan gigi dapat menambah peran guru
Tanpa seperti merujuk murid yang memiliki
UKGS
permasalahan pada giginya ke dokter gigi,
Total 117 2 10 129
memberitahu murid mengenai makanan yang
mengandung gula yang dapat menyebabkan
karies, menjelaskan kepada murid mengenai
4 metode yang benar dalam mencegah
2,87 SDN 16 permasalahan rongga mulut, dan dengan
3
2,02 (UKGS) peningkatan pengetahuan guru diharapkan guru
2 dapat secara aktif terlibat dalam komunitas untuk
SDN 49 meningkatkan kesehatan rongga mulut muridnya
1
(Tanpa sehingga dapat mencegah berbagai permasalahan
0 UKGS) yang ada di rongga mulut diantaranya yaitu
Indeks DMF-T karies yang sangat sering terjadi.11,12
Tabel 2. menunjukkan bahwa tingkat
Gambar 2. Diagram batang Indeks DMF-T di pengetahuan guru mengenai kesehatan gigi dari
SDN 16 (UKGS) dan SDN 49 (Tanpa UKGS) 12 guru di Sekolah Dasar Negeri 49 Banda Aceh
ada sebanyak 5 guru (41,7%) berpengetahuan
PEMBAHASAN tinggi, 5 guru (41,7%) berpengetahuan sedang,
Guru memiliki peran penting dalam dan 2 guru (16,7%) berpengetahuan rendah. Guru
mencegah permasalahan mulut siswa seperti yang memiliki pengetahuan tinggi mengenai
kerusakan gigi, yang umumnya terjadi pada anak kesehatan gigi memperoleh informasi mengenai
usia sekolah di sekolah. Guru yang memiliki kesehatan gigi oleh tenaga kesehatan pada saat
pengetahuan yang luas tentang kesehatan gigi melakukan kunjungan ke dokter gigi. Guru yang
dapat menjadi sumber informasi mengenai memiliki pengetahuan sedang hanya memperoleh
kesehatan gigi bagi siswa mereka.4,6 informasi mengenai kesehatan gigi dari media
Tabel 1. menunjukkan bahwa dari 25 seperti televisi. Peneliti memperkirakan pada
guru di Sekolah Dasar Negeri 16 Banda Aceh guru yang memiliki pengetahuan rendah
dengan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS), dikarenakan tidak adanya kegiatan-kegiatan yang
ada sebanyak 12 guru yang terlibat dalam dapat memberikan informasi mengenai kesehatan
kegiatan UKGS. Seluruh guru yang terlibat gigi sehingga tidak semua guru memiliki
dalam kegiatan UKGS (100%) memiliki pengetahuan yang tinggi mengenai kesehatan
pengetahuan mengenai kesehatan gigi yang gigi.
termasuk dalam kategori tinggi. Hasil penelitian Tabel 3. dan Tabel 4. menunjukkan
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh bahwa indeks karies gigi dari 41 subjek di
Muhajir (2013) yang menujukkan tingkat Sekolah Dasar Negeri 16 (UKGS) adalah 2,02
pengetahuan guru di sekolah yang memiliki yaitu termasuk dalam kategori rendah. Hal ini
program UKGS ada sebanyak 21 guru (87,5%) serupa dengan penelitian Mangkey (2015) di
memiliki pengetahuan baik. Penulis SMPN 1 Tomohon yang merupakan sekolah
memperkirakan hal ini dikarenakan Sekolah dengan UKGS, penelitian yang dilakukan
Dasar Negeri 16 Banda Aceh merupakan sekolah menunjukkan indeks DMF-T murid di sekolah

Journal Caninus Dent istry Vol.2,No.3:131-136|134


tersebut sebesar 2,26 yaitu termasuk dalam UKGS) menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
kategori rendah. Penulis memperkirakan hal ini mengenai kesehatan gigi yang tergolong tinggi
dikarenakan Sekolah Dasar Negeri 16 Banda sebanyak 5 orang (41,7%), sedang 5 orang
Aceh memiliki UKGS sehingga dengan adanya (41,7%), dan rendah 2 orang (16,7%). Status
sarana fasilitas UKGS murid dapat mendapatkan karies gigi murid di Sekolah Dasar Negeri 16
pengetahuan mengenai kesehatan gigi dari tenaga Banda Aceh (UKGS) yang berjumlah 41 subjek
kesehatan ataupun guru yang dapat dijadikan adalah 2,02 yaitu termasuk dalam kategori rendah
sumber informasi sehingga dapat meningkatkan dan status karies gigi murid di Sekolah Dasar
kesadaran murid dalam menjaga kesehatan gigi Negeri 49 Banda Aceh (Tanpa UKGS) yang
dan mulutnya. Seperti pada penelitian yang berjumlah 16 subjek adalah 2,87 yaitu termasuk
dilakukan oleh Haloi R et al. (2012) di Mathura dalam kategori sedang.
City pada murid kelompok usia 6 tahun dan 12
tahun yang menunjukkan indeks DMF-T yang DAFTAR PUSTAKA
tergolong rendah yaitu 2,4 dan 1,3 serta 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
pengetahuan guru yang tergolong baik yaitu 14 Tahun 2005.
sebanyak 67,9 %.4,13,14 http://www.sjdih.depkeu.go.id/fulltext/2005/
Tabel 3. dan Tabel 4. menunjukkan 14tahun2005uu.htm. 26 Januari 2016.
indeks DMF-T dari 16 murid yang menjadi 2. Dawani N, Afaq A, Bilal S. Oral Health
subjek penelitian di SDN 49 Banda Aceh adalah Knowledge, Attitude and Practices Amongst
sebesar 2,87 yaitu termasuk dalam kategori Teacher of Public School Set-up Karach,
sedang. Hal ini sejalan dengan penelitian yang Pakistan. Journal of the Dow University of
dilakukan Mayusip (2015) di SMPN 4 Touluaan Health Sciences Karachi 2013;7(1):15.
yang merupakan sekolah yang tidak memiliki 3. Sekhar V, Sivsankar R, Easwaran M,
UKGS menunjukkan bahwa indeks DMF-T Subitha L, Bharath N, Rajeswary K, et al.
murid di sekolah tersebut adalah sebesar 3,52 Knowledge, Attitude and Practice of School
yaitu termasuk dalam kategori sedang. Hal ini Teacher Towards Oral Health in
dapat dikarenakan di sekolah tersebut tidak Pondicherry. Journal of Clinical and
memiliki UKGS sehingga informasi mengenai Diagnostic Research 2014;8(8):12.
kesehatan gigi yang didapatkan murid masih 4. Haloi R, Ingle AN, Kaur N. Caries Status of
sedikit dan dapat menyebabkan rendahnya Children and Oral Health Behavior,
kesadaran murid dalam menjaga kesehatan gigi Knowledge and Attitude of Their Mothers
dan mulut. Selain sumber informasi mengenai and Schoolteachers in Mathura City. J
kesehatan gigi yang dapat mempengaruhi Contemp Dent 2012;2(3):78-81.
terjadinya karies gigi, perilaku murid juga dapat 5. Worotitjan I, Mintjelungan CN, Gunawan P.
mempengaruhi tingkat kejadian karies. Perilaku Pengalaman Karies Gigi Serta Pola Makan
merupakan salah satu yang memegang peranan dan Minum pada Anak Sekolah Dasar di
penting dalam menentukan status kesehatan gigi Desa Kiawa Kecamatan Kawangkoan Utara.
dan mulut seseorang. Hal ini sejalan dengan Jurnal e-Gigi 2013;1(1):60.
penelitian yang dilakukan Sunarjo, dkk (2016) 6. Tangade PS, Jain M, Mathur A, Prasad S,
yang menunjukkan bahwa pada kelompok anak Natashekara M. Knowledge, Attitude and
yang terdapat karies pada gigi tetapnya memiliki Practice of Dental Caries and Periodontal
perilaku dengan kriteria baik lebih rendah Disease Prevention among Primary School
daripada kelompok anak yang tidak memiliki Teachers in Belgaum City, India. Pesquisa
karies pada gigi tetapnya.15,16,17 Brasileira em Odontopediatria e Clinica
Integrada 2011;11(1):78-9.
KESIMPULAN 7. Quadri FA, Hendriyani, Pramono A, Jafer
Berdasarkan penelitian yang telah M. Knowledge, Attitudes and Practices of
dilakukan dapat disimpulkan bahwa tingkat Sweet Food and Beverage Consumption and
pengetahuan dari 12 orang guru di Sekolah Dasar Its Assosiation with Dental Caries among
Negeri 16 Banda Aceh (UKGS) adalah Schoolchildren in Jazan, Saudi Arabia.
seluruhnya dalam kategori tinggi (100%), dan Eastern Mediterranean Health Journal
tingkat pengetahuan dari 12 orang guru di 2015;21(6):404.
Sekolah Dasar Negeri 49 Banda Aceh (Tanpa

Journal Caninus Dent istry Vol.2,No.3:131-136|135


8. Sharma V, Amith HV, Bhambai A, Ral KS, Metode Ceramah Terhadap Penurunan
Ral P, Sharma A. Knowledge, Attitude, and Indeks Plak Gigi Tinjauan pada Pelajar SDN
Practice Regarding Oral Health among Atu-Atu Pelaihari Kabupaten Tanah Laut
Primary School Teachers of Bopal City Tahun 2014. Dentino Jurnal Kedokteran
Central India. International Journal of Gigi 2016;1(1):7.
Scientific Study 2015;3(1):54. 13. Muhajir. Tingkat Pengetahuan Kesehatan
9. Badan Penelitian dan Pengembangan Gigi dan Mulut Pada Guru dan Murid SDN
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Tahun 16 (UKGS) dan SDN 46 (Tanpa UKGS) di
2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. P:118. Kota Banda Aceh. 2013. Skripsi. p. 28.
www.depkes.go.id/resources/download/gene 14. Mangkey E, Posangi J, Leman MA.
ral/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf. 18 Juli Gambaran Status Karies Pada Siswa SMP
2016. Negeri Tomohon. Jurnal e-Gigi (eG)
10. Permatasari I, Andhini D. Hubungan 2015;3(1):182.
Perilaku Menggosok Gigi dan Pola Jajan 15. Mayusip BOS, Mariati NW, Mintjelungan.
Anak dengan Kejadian Karies Gigi pada Gambaran Status Karies pada Murid SMP
Murid SD Negeri 157 Palembang. Jurnal Negeri 4 Touluaan Kecamatan Silian Raya
Keperawatan Sriwijaya 2014;1(1):43. Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal e-
11. Setiawan R, Adhani R, Sukmana BI, Gigi (eG) 2015;3(2):482.
Hadianto T. Hubungan Pelaksanaan UKGS 16. Juwita L. Perilaku Menyikat Gigi dan
dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Insiden Karies Gigi. Jurnal Ners Lentera
Murid Sekolah Dasar dan Sederajat di 2013;1(1):23.
Wilayah Kerja Puskesmas Cempaka Putih 17. Sunarjo L, Salikun, Ningrum PW. Faktor
Kota Banjarmasin. Dentino Jurnal Penyebab Tingginya Angka Karies Gigi
Kedokteran Gigi 2014;2(1):103. Tetap pada Siswa SD Negeri 02 Banjarsari
12. Listyantika P, Adhani R, Adenan. Kecamatan Talun Kabupaten Pekalongan.
Efektivitas Penyuluhan Metode Bermain dan 2016;1(1):24.

Journal Caninus Dent istry Vol.2,No.3:131-136|136

Anda mungkin juga menyukai