Anda di halaman 1dari 3

║Journal Caninus Denstistry Volume 1, Nomor 4 (November 2016): 6 - 8

Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) Pada Murid Kelas IV SD Negeri 24 Kuta Alam

Lisa Narulita,Viona Diansari, Suzanna Sungkar


Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Syiah Kuala
E-mail author: narulita.lisa@gmail.com

ABSTRAK
Mulut merupakan suatu tempat yang ideal bagi perkembangan bakteri karena temperatur,
kelembaban dan sisa makanan. Kelompok anak usia sekolah dasar termasuk kelompok rentan untuk
terjadinya kasus kesehatan gigi dan mulut sehingga perlu diwaspadai. Masalah utama pada usia ini
dapat disebabkan karena anak tidak dibiasakan melakukan penyikatan gigi sejak dini oleh orang tua,
sehingga anak tidak mempunyai kesadaran dan motivasi untuk memelihara kesehatan gigi dan
mulutnya, keadaan tersebut memudahkan gigi anak terkena resiko penyakit gigi dan mulut. Status
kebersihan gigi dan mulut dapat ditentukan dengan menggunakan Oral Hygiene Index Simplified
(OHI-S) yang menjumlahkan Debris Index-Simplified (DI-S) dan Calculus Index-Simplified (CI-S),
masing-masing dari indeks tersebut ditentukan dari jumlah debris dan kalkulus pada 6 permukaan
gigi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui status Oral Hygiene anak usia sekolah dasar pada SD
Negeri 24 Kuta Alam. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, dengan subjek penelitian sebanyak 62
orang murid kelas IV A dan B pada SD Negeri 24 Kuta Alam. Penelitian ini menggunakan metode
Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) untuk melihat status kebersihan gigi dan mulut siswa. Hasil
penelitian ini menunjukkan sebanyak 58,1% kategori baik. Dari hasil penelitian ini disimpulkan
bahwa murid kelas IV pada SD Negeri 24 Kuta Alam mempunyai kebersihan gigi dan mulut baik,
keadaan ini disebabkan karena siswa telah mengetahui informasi menjaga kebersihan mulut dengan
benar melalui penyuluhan dan media iklan.

Kata kunci : Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S), Usia anak sekolah dasar

ABSTRACT
The mouth is an ideal place for the development of bacteria due to temperature, humidity and food
scraps. Groups of primary school age children in vulnerable groups to the occurrence of cases of oral
health that needs to be watched. The main problem at this age can be caused because the child is not
accustomed to brushing teeth from an early age by their parents, so children do not have the
awareness and motivation to maintain healthy teeth and mouth, making it easier for the state of
children's teeth exposed to the risk of oral disease. Dental and oral hygiene status can be determined
by using Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) aggregating the Debris Index-Simplified (DI-S) and
Calculus Index-Simplified (CI-S), of each of the index is determined from the amount of debris and
calculus on six surfaces of the teeth. The purpose of this study to determine the status of Oral Hygiene
primary school age children in SD Negeri 24 Kuta Alam. This type of study is descriptive, the
research subjects were 62 students in grade IV A and B at SD Negeri 24 Kuta Alam. This study uses
Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) to view the status of oral and dental hygiene students. The
results of this study showed as much as 58.1% both categories. From the results of this study
concluded that students of class IV at the SD Negeri 24 Kuta Alam have good oral hygiene, this
situation is because students have been informed properly maintain oral hygiene through education
and media advertising.

KeyWords : Simplified Oral Hygiene Index (OHI-S), children of primary school age).

PENDAHULUAN mulut merupakan salah satu faktor lokal yang


Kesehatan mulut yang baik pengaruhnya sangat dominan dan dapat
mencerminkan status kesehatan keseluruhan menyebabkan berbagai masalah gigi dan mulut.1
seorang individu. Pemeliharaan kesehatan gigi Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun
dan mulut merupakan salah satu upaya 2013, prevalensi nasional masalah gigi dan mulut
meningkatkan kesehatan. Kebersihan gigi dan mencapai 25,9%, dengan cakupan 16 provinsi di

Journal Caninus Dentistry Vol.1,No.4:6-8 |6


atas prevalensi nasional.2 Aceh merupakan salah HASIL PENELITIAN
satu provinsi yang memiliki prevalensi masalah Penelitian ini dilakukan pada murid-murid
gigi dan mulut di atas prevalensi nasional yaitu kelas IV SD Negeri 24 Kuta Alam Banda Aceh.
dengan prevalensi mencapai 30,5%. Hal ini Subjek dalam penelitian ini sebanyak 62 orang
menjadikan Aceh sebagai provinsi dengan yang terdiri dari 28 orang laki-laki dan 34 orang
prevalensi masalah gigi dan mulut tertinggi di perempuan. Penelitian ini dilakukan pada bulan
Pulau Sumatera. Agustus 2016. Pemeriksaan status kebersihan
Masalah kesehatan gigi dan mulut dapat rongga mulut dilakukan dengan cara pengukuran
dinilai melalui status oral hygiene. Status oral Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) dengan
hygiene dapat ditentukan dengan Oral Hygiene menilai Debris Index (DI) dan Calculus Index
Index Simplified (OHI-S). Status kesehatan gigi (CI) berdasarkan kriteria: baik, sedang dan buruk.
dan mulut masyarakat atau perorangan menurut Greene dan Vermilion memilih 6 gigi untuk
Hendrik L. Blum dipengaruhi oleh empat faktor diukur mewakili semua gigi posterior dan
yaitu lingkungan (fisik maupun sosial budaya), anterior dari setiap segmen dalam rongga mulut.
perilaku, keturunan dan pelayanan kesehatan. Permukaan bukal gigi 16, 26, permukaan labial
Perilaku memegang peranan yang penting dalam gigi 11, 31, dan permukaan lingual dari gigi 36
mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut. dan 46.
Perilaku kesehatan gigi meliputi pengetahuan, Berdasarkan hasil penelitian mengenai Oral
sikap dan tindakan yang berkaitan dengan Hygiene Index Simplified (OHI-S) pada murid
pemeliharaan kesehatan gigi.3,4 Tindakan SD Negeri 24 Kuta Alam Banda Aceh terhadap
menjaga kebersihan rongga mulut merupakan 62 murid, maka didapatkan hasil sebagai berikut
bagian dari perilaku pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut, untuk mengetahui status oral hygiene Tabel 1. Jumlah Laki-Laki dan Perempuan
anak usia sekolah dasar pada SD Negeri 24 Kuta Jenis Jumlah Persentase (%)
Alam, Maka dilakukan pemeriksaan oral hygiene Kelamin (N)
pada murid kelas 4 SD. Laki – Laki 28 45,2%
Perempuan 34 54,8%
METODE PENELITIAN Total 62 100%
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Agustus 2016 pada SD Negeri 24 Kuta Alam Pada Tabel 2. di bawah ini memperlihatkan
Banda Aceh. Populasi dalam penelitian ini adalah distribusi gambaran kebersihan mulut siswa
murid-murid yang ada pada SD Negeri 24 Kuta berdasarkan status Oral Hygiene Index Simplified
Alam yang berjumlah 360 murid. Subjek (OHI-S) dari 62 responden penelitian.
penelitian ini adalah murid-murid kelas IV A dan
B SD Negeri 24 Kuta Alam sebanyak 62 murid. Tabel 2. Persentase Indeks OHI-S pada Murid
Data yang diambil dalam penelitian ini adalah Kelas IV SD Negeri 24 Kuta Alam Berdasarkan
data sekunder, yaitu data yang diambil secara Jenis Kelamin
tidak langsung melalui media perantara OHI-S Laki- % Perempuan %
(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data Laki
sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau Baik 15 53,57% 21 61,76%
laporan historis yang telah tersusun dalam arsip Sedang 12 42,86% 13 38,24%
(data dokumenter) yang dipublikasi dan yang Buruk 1 3,57% - -
Total 28 100% 34 100%
tidak dipublikasi.5 Teknik pengumpulan data:
pada penelitian ini dikumpulkan data sekunder
dari hasil survey pemeriksaan OHI-S pada murid
PEMBAHASAN
SD Negeri 24 Kuta Alam pada tahun 2016. Data Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel
yang telah diperoleh dikumpulkan dan 2. memperlihatkan distribusi gambaran
ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi kebersihan mulut siswa berdasarkan status Oral
frekuensi untuk melihat persentase dari masing– Hygiene Index Simplified (OHI-S) dari 62
masing skor OHI-S murid SD Negeri 24 Kuta responden penelitian di mana diperoleh OHI-S
Alam Banda Aceh. rata-rata untuk kategori baik (57,66%), kategori
sedang (40,55%) dan kategori buruk (1,78%),

Journal Caninus Dentistry Vol.1,No.4:6-8 |7


Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar KESIMPULAN
responden pada subjek penelitian mempunyai Berdasarkan penelitian yang telah
kebersihan gigi dan mulut baik, keadaan ini dilakukan dapat disimpulkan bahwa: murid kelas
disebabkan karena responden telah mengetahui IV pada SD Negeri 24 Kuta Alam mempunyai
informasi menjaga kebersihan mulut dengan kebersihan gigi dan mulut baik, keadaan ini
benar melalui penyuluhan dan media iklan. Hal disebabkan karena siswa telah mengetahui
ini didukung dengan penelitian tentang informasi menjaga kebersihan mulut dengan
kebersihan mulut di sekolah dasar yang benar melalui penyuluhan dan media iklan.
dilakukan oleh Ristya Widi, perilaku
membersihkan gigi dengan kategori sangat baik DAFTAR PUSTAKA
menduduki persentase tertinggi yaitu sebesar 1. Ghosh N, Kasif S, Soumya KB, Indranil C,
57,6% dengan total sampel 170 siswa, Rama R. A Study On Prevalence of Oral
selanjutnya kategori baik sebesar 31,5% dengan Morbidities in An Urban Slum of
jumlah sampel 93 siswa dan kategori sedang Kishanganj District, Bihar, India. IOSR
dengan persentase 10,8% pada 32 siswa.6 Journal of Dental and Medical Sciences.
Berdasarkan Tabel 2. memperlihatkan 2014;13(4):49-52.
persentase indeks OHI-S pada murid kelas IV SD 2. Gede K.K, Karel P, Ni Wayan M. Hubungan
Negeri 24 Kuta Alam berdasarkan jenis kelamin Pengetahuan Kebersihan Gigi dan Mulut
dari 34 murid perempuan, 21 (61,76%) Dengan Kebersihan Gigi dan Mulut pada
diantaranya termasuk ke dalam kategori baik dan Siswa SMA Negeri 9 Manado. Jurnal e-
13 (38,24%) kategori sedang, sedangkan laki-laki GiGi. 2013;1(2): 84-8.
dari 28 murid 15 (53,57%) diantaranya termasuk 3. Newman MG, Henry HT, Perry RK.
kategori baik, dan 12 (42,86%) kategori sedang Carranza’s Clinical Periodontology. 10th ed.
dan 1 (3,5%) kategori buruk. Terdapatnya St. Louis: Saunders. 2006; 134-74, 543,
kategori sedang pada penelitian ini menunjukkan 1041.
bahwa keadaan ini mungkin terjadi disebabkan 4. Daliemunthe SH. Periodonsia. Medan:
oleh responden yang kurang mempedulikan Departemen Periodontal FKG USU. 2008;
kebersihan rongga mulutnya. Terdapat 1 55-7, 105-27.
responden pada kategori buruk, responden yang 5. Notoatmodjo S. Kesehatan Masyarakat:
termasuk dalam kategori buruk mungkin Ilmu & Seni. Jakarta: Rineka Cipta. 2007;
dipengaruhi dengan keadaan atau kebiasaan 165.
hidup sehari-hari sehingga mempengaruhi 6. Anitasari S, Nina ER. Hubungan Frekuensi
perilaku anak dalam menjaga kebersihan gigi dan Menyikat Gigi dengan Tingkat Kebersihan
mulutnya, atau orang tua yang kurang Gigi dan Mulut Siswa Sekolah Dasar Negeri
memperoleh informasi ataupun pendidikan di Kecamatan Palaran Kotamadya
tentang cara menjaga kebersihan gigi dan mulut. Samarinda Provinsi Kalimantan Timur. Maj.
Ked. Gigi. (Dent. J. ). 2005;38(2):88-90.

Journal Caninus Dentistry Vol.1,No.4:6-8 |8

Anda mungkin juga menyukai