Anda di halaman 1dari 2

Penyakit gigi dan mulut adalah penyakit yang paling banyak dikeluhkan oleh masyarakat

Indonesia, bahkan menduduki urutan pertama dari 10 penyakit. Kondisi ini patut menjadi
keprihatinan, karena menggambarkan persepsi dan perilaku masyarakat Indonesia terhadap
kesehatan gigi dan mulut masih buruk.

Berikut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Anang dkk (2021) Jenis penelitian yang
digunakan adalah deskriptif analitik. Untuk pengujian hipotesis digunakan uji korelasi product
moment untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan terikat. Subjek dalam penelitian ini
adalah seluruh mahasiswa tingkat I Diploma III Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Tasikmalaya Tahun Akademik 2019/2020 berjumlah 79 orang. Instrumen penelitian terdiri dari
angket pengetahuan dan perilaku yang dibuat dalam google form. Hasil Penelitian
menunjukkan tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi mayoritas baik sebanyak 38 orang
(51%), cukup 36 orang (49%) dan tidak ada yang termasuk kategori kurang (0). Perilaku
mahasiswa tentang kesehatan gigi dan mulut mayoritas baik sebanyak 68 orang (92%), cukup 6
orang (8%) dan tidak ada yang termasuk perilaku kurang, nilai signifikansi 0,038 < 0,05 dengan
demikian dapat simpulkan terdapat hubungan pengetahuan dengan perilaku kesehatan gigi dan
mulut. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggow Olivia R. (2017) Jenis penelitian
ialah deskriptif analitik dengan desain potong lintang. Responden penelitian ialah pekerja
pemulung yang umumnya pada kelompok usia 18-45 tahun sebanyak 78 orang. Metode
pengambilan sampel secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan
responden tentang kesehatan gigi dan mulut dan status karies paling banyak ditemukan pada
pengetahuan kurang dengan status karies tinggi yaitu sebesar 32,1%. Berdasarkan uji Chi-
Square didapatkan p value 0,027 (p < 0,05). Dan penelitian yang dilakukan oleh Azhary
Ramadhan (2016) Jenis penelitian menggunakan metode penelitian analitik observasional yang
menggunakan desain cross-sectional dengan menggunakan 100 sampel yang terdiri dari siswa-
siswi SMPN 1 Marabahan. Hasil: Hasil penelitian diperoleh sampel dengan tingkat pengetahuan
yang baik memiliki indeks DMF-t sangat rendah 19 orang, rendah 9 orang, sedang 1 orang,
tinggi 2 orang, sangat tinggi 0 orang. Sampel tingkat pengetahuan sedang memiliki indeks DMF-
t sangat rendah 23 orang, rendah 10, sedang 20 orang, tinggi 3 orang, sangat tinggi 0 orang dan
sampel tingkat pengetahuan buruk memiliki indeks DMF-t sangat rendah 0 orang, rendah 3
orang, sedang 1 orang, tinggi 7 orang, dan sangat tinggi 2 orang. Hal itu sedikit berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Astuti Novitasari Ratna (2013) Jenis penelitian yang digunakan
quasi experiment dengan rancangan pretest-posttest with control group design. Subjek
penelitian dibagi atas kelompok perlakuan (20 orang) dan kelompok kontrol (17 orang). Sampel
penelitian berdasarkan purposive sampling. Kuesioner untuk mengukur pengetahuan dan check
list untuk mengukur keterampilan. Analisis data menggunakan paired t-testdan independent t-
test. Hasil: Uji paired t-test, pengetahuan, serta keterampilan komunikasi verbal dan non ver-
bal guru pada kelompok perlakuan meningkat secara signifikan setelah mendapatkan pelatihan
(p<0,05). Melalui independent t-test, ada perbedaan yang signifikan pada pengetahuan dan
keterampilan komunikasi verbal dan non verbal antara kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol.

Khasanah Nopi Nur (2019) Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain
penelitian deskriptif. Pengumpulan datamenggunakan kuesioner dan observasi menggunakan
SOP gosok gigi. Jumlah responden sebanyak119 siswa dengan teknik purposive sampling. Data
yang diperoleh kemudian diolah secara statistik.Hasil analisis diperoleh bahwa 119 siswa
sebagian besar memiliki karakteristik usia 11 tahun dengantingkat pendidikan sebagian besar
kelas 4. Hasil penelitian diperoleh sebanyak 44,5% memilikipengetahuan tentang kesehatan gigi
dan mulut tinggi dan sebanyak 55,5% memiliki pengetahuantentang kesehatan gigi dan mulut
rendah. Selain itu, sebanyak 26,9% siswa kelas 4, 5 dan 6 SDNGebangsari 02 Semarang memiliki
perilaku sesuai SOP dalam gosok gigi. Namun, 73,1% diketahuimemiliki perilaku tidak sesuai
SOP dalam gosok gigi. Terdapat 37 responden (31,1%) memilikipengetahuan kesehatan gigi dan
mulut tinggi namun perilaku menggosok gigi tidak sesuai SOP.

Anda mungkin juga menyukai