Anda di halaman 1dari 17

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM MEMBIMBING

MENYIKAT GIGI DENGAN PERILAKU MENYIKAT GIGI


SEBELUM TIDUR PADA ANAK USIA SEKOLAH (KELAS 3-5)
DI SD NEGERI YOSOWILANGUN KIDUL 01 KABUPATEN
LUMAJANG

Yuda Dwi Kristiyanto1, Susi Wahyuning Asih2, Elok Permatasari3


1
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jember
2
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember
3
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember

Jl. Karimata 49 Jember Telp : (0331) 332240 Fax: (9331) 337957


Email : Yudadwikristiyanto@gmail.com

Abstrak

Introduksi: Peran serta orang tua sangat diperlukan didalam membimbing,


memberikan pengertian, mengingatkan, dan menyediakan fasilitas kepada anak agar
anak dapat memelihara kebersihan gigi dan mulutnya. Tujuan penelitian yaitu
mengetahui hubungan peran orang tua dalam membimbing menyikat gigi dengan
perilaku menyikat gigi sebelum tidur pada anak usia sekolah (kelas 3-5) di SD Negeri
Yosowilangun Kidul 01 Kabupaten Lumajang. Metode: Desain penelitian ini
menggunakan korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi pada penelitian
ini yaitu 82 anak dihitung menggunakan rumus Slovin didapatkan sampel 68 anak.
Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan Proportional Random Sampling
pada 68 anak sekolah dasar. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner.
Analisis data menggunakan Spearman Rho. Hasil: Hasil penelitian ada hubungan
kuat dengan r = 0,538 peran orang tua dalam membimbing menyikat gigi dengan
perilaku menyikat gigi sebelum tidur pada anak usia sekolah (kelas 3-5) di SD Negeri
Yosowilangun Kidul 01 Kabupaten Lumajang dengan signifikansi 0,000 < α=0,05
lebih kecil dari nilai alfa yang berarti H 0 ditolak dan H 1 diterima dengan koefisien
korelasi positif. Diskusi: Rekomendasi penelitian ini yaitu peningkatan peran orang
tua dalam membimbing yang sangat penting guna pembentukan perilaku anak
terutama dalam hal menyikat gigi sebelum tidur karena orang tua sumber belajar
pertama anak sejak dia dilahirkan di dunia.

Kata kunci : Peran Orang Tua, Perilaku Menyikat Gigi Sebelum Tidur, Anak Sekolah
dasar
Daftar Pustaka 27 (2013 – 2017)

1
Relation of the Role of Parents in Guiding Teeth Brushing with Teeth
Brushing Behavior Before Sleeping in School age Children (Class 3-5)
in Yosowilangun Kidul Public Elementary School 01 Lumajang
District, 2018.

Abstract

Introduction: Parents' participation is indispensable in guiding, giving understanding,


reminding, and providing facilities to the child so that the child can maintain oral
hygiene. The purpose of this study is to knowing Relation of the Role of Parents in
Guiding Teeth Brushing with Teeth Brushing Behavior Before Sleeping in School age
Children (Class 3-5) in Yosowilangun Kidul Public Elementary School 01 Lumajang
District. Methode: The research design used correlation with Cross Sectional
approach. The population in this study is 82 children calculated using the Slovin
formula obtained a sample of 68 children. Sample selection was done using
Proportional Random Sampling in 68 elementary school children. Data collection
techniques using questionnaires. Data analysis using Spearman Rho. Result: The
results of this study have a strong relationship with r = 0.538 role of parents in guiding
tooth brushing with tooth brushing behavior before bedtime at school-age children
(grades 3-5) in Yosowilangun Kidul Elementary School 01 Lumajang District with a
significance of 0.000 <α = 0.05 more small from alpha value which means H 0 is
rejected and H 1 is accepted with positive correlation coefficient. Discussion: The
recommendation of this research is increasing the role of parents in guiding which is
very important for the formation of children's behavior, especially in the case of
brushing teeth before sleep because parents are the first source of learning since he
was born in the world.

Keywords: Role of Parents, Behavior Brushing Teeth Before Sleep, Primary School
Children
References 27 (2013 - 2017)

PENDAHULUAN tahun yang mengalami permasalahan


Kebiasaan menggosok gigi gigi berlubang (Rahim, 2015).
sebelum tidur malam bertujuan untuk Penyebabnya plak yang tidak
membersihkan sisa-sisa makanan yang dibersihkan sehingga muncul toxin,
menempel setelah makan malam. bakteri dari sisa makanan, yang
Karies gigi menjadi salah satu masalah menyebabkan infeksi dari gigi
kesehatan serius pada anak usia sekolah, menyebar ke tempat lain di dalam tubuh
terdapat 24 juta anak di bawah usia 12 (Sariningsih, 2014). Oleh karena itu
anak-anak seharusnya diajarkan dalam

2
hal menyikat gigi sebelum tidur dengan Pentingnya peranan orang tua
tepat alat, tepat waktu, tepat target dalam membantu memelihara kesehatan
maupun tepat cara, perilaku menyikat gigi dan mulut untuk mengurangi
gigi yang benar dilakukan dengan terjadinya karies dimaksudkan agar
teknik memutar minimal 15 detik untuk responden anak usia dini mampu dan
setiap gigi, menggunakan pasta yang dapat memelihara kesehatan gigi dan
mengandung fluoride, lakukan pula mulutnya dengan baik serta pihak
gerakan vertikal untuk mengangkat sekolah dan para guru atau pendidik
kotoran dari sela-sela gigi (Kementerian dapat memberikan informasi maupun
Kesehatan Republik Indonesia, 2017) pendidikan kepada siswa-siswinya
yang bertujuan mencegah timbulnya tentang kesehatan gigi dan mulut seperti
plak maupun karies pada gigi namun cara menjaga kebersihan gigi dan mulut,
faktanya Laporan hasil Riset Kesehatan cara menyikat gigi yang benar, minimal
Dasar (RISKESDAS) tahun 2013. 1kali/bulan. Mengadakan pemeriksaan
Pravalensi rata-rata penduduk dan penyuluhan tentang kesehatan gigi
Indonesia usia 5-9 tahun bermasalah dan mulut siswa-siswinya secara
gigi dan mulut sebesar 28,9% dengan berkala (Eka, 2007).
persentase tertinggi sebesar 30,5% pada Berdasarkan latar belakang yang
usia 35-44 tahun, dan dari data survey telah dibahas diatas, maka perlu
yang dilakukan tahun 2017 terdapat 4 dilakukan kajian lebih lanjut tentang
dari 10 anak usia sekolah dasar 6-12 hubungan peran orang tua dalam
tahun di SD Negeri Yosowilangun membimbing menyikat gigi dengan
Kidul 01 Lumajang masih kurang perilaku menyikat gigi sebelum tidur
menyadari pentingnya menyikat gigi pada anak usia sekolah dasar 6-12 tahun
sebelum tidur. Hal ini menunjukan di SD Negeri Yosowilangun Kidul 01
persentase masalah gigi dan mulut pada Lumajang. Diharapkan dengan
usia 6-12 tahun sudah memasuki angka penelitian ini dapat menjadi masukan
yang cukup tinggi (Badan penelitian untuk tenaga kesehatan khususnya
dan pengembangan kesehatan. Riset keperawatan dalam upaya
Kesehatan Dasar. Jakarta: Departemen meningkatkan perawatan gigi pada anak
Kesehatan Republik Indonesia; 2013). usia sekolah dasar 6-12 tahun.

3
MATERIAL DAN METODE sedangkan untuk analisi bivariat
Penelitian ini menggunakan menggunakan uji korelasi Spearman
desain penelitian korelasional dengan Rho, tahap dalam mengolah data
menggunakan pendekatan cross melalui proses editing, coding, dan
sectional yaitu jenis penelitian yang processing.
menekankan pada waktu pengukuran
atau observasi data variable independen HASIL DAN PEMBAHASAN
dan variable dependen hanya satu kali HASIL PENELITIAN
pada satu saat. Populasi dalam Penelitian yang dilaksanakan
penelitian ini adalah anak sekolah dasar pada bulan Juni 2018 dengan 68
usia 6-12 tahun kelas 3, 4 dan 5 di SD responden. Orang tua yang mempunyai
Negeri Yosowilangun Kidul 01 anak di SD Negeri Yosowilangun Kidul
Lumajang yang berjumlah 82 anak dan 01 Lumajang terbanyak berusia 36 – 40
sampel yang sudah ditentukan sebanyak tahun sebanyak 20 responden (29,4%).
68 anak. Besarnya sampel yang Tingkat pendidikan terakhir orang tua
digunakan dalam penelitian ini dengan sebagian besar berpendidikan SMP
rumus Slovin yaitu sebanyak 68 anak sebanyak 25 responden (36,8%) dan
Teknik Sampling yang untuk jenis kelamin orang tua terbanyak
digunakan adalah Proporsional Random berjenis kelamin perempuan 38
Sampling dan penelitian ini dilakukan responden (55,9%) untuk lebih jelasnya
pada bulan Juni 2018, teknik dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
pengambilan data dengan menggunakan
kuesioner yang terdiri dari peran orang
tua dan perilaku menyikat gigi sebelum
tidur pada anak, analisis dalam
penelitian ini menggunakan analisis
univariat dan bivariat dimana analisi
univariat terdiri dari data demografi
responden yaitu umur, pendidikan dan
jenis kelamin di SD Negeri
Yosowilangun Kidul 01 Lumajang

4
Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Data Tabel 1.3 Data peran orang tua
berdasarkan jumlah total per indikator
Demografi Orang Tua, Juni 2018 (n =
pada anak di SD Negeri Yosowilangun
68). Kidul 01 Lumajang, Juni 2018 (n = 68).
No. Indikator Sum Mean
Data Demografi ƒ (%)
1. Pengasuh 549 8,1
Umur 2. Pendidik 575 8,5
21 - 25 tahun 9 13,2 3. Pembimbing 542 7,9
26 - 29 tahun 10 14,7 4. Motivator 573 8,4
30 - 31 tahun 12 17,6 5. Fasilitator 534 7,8
33 - 35 tahun 17 25,0 Data diatas menjelaskan bahwa
36 - 40 tahun 20 29,4 indikator yang memiliki peran paling
Pendidikan
(mean=8,5) berasal dari indikator peran
SD 20 29,4
SMP 25 36,8 orang tua sebagai pendidik.
SMA 17 25,0
Perguruan Tinggi 6 8,8 Tabel 1.4 Distribusi frekuensi data
demografi anak, Juni 2018 (n = 68).
Jenis Kelamin Data Demografi ƒ (%)
Laki – laki 30 44,1 Kelas Umur
Perempuan 38 55,9 1. 3 9 tahun 24 35,3
2. 4 10 tahun 19 27,9
3. 5 11 tahun 25 36,8
Tabel 1.2 Peran Orang Tua ibu atau
ayah dalam membimbing di SD Negeri Jenis Kelamin
Yosowilangun Kidul 01 Lumajang, Laki – laki 29 42,6
bulan Juni 2018 (n = 68)
Perempuan 39 57,4
No. Peran
Data diatas menjelaskan sebagian besar
Orang Tua ƒ (%) anak berumur 11 tahun sebanyak 25
1. Baik 20 29,4 anak dengan persentase (36,8%)
2. Cukup 25 36,8 sedangkan untuk jenis sebagian besar
3. Kurang 23 33,8 anak berjenis kelamin perempuan yaitu
Total 68 100,0 sebanyak 39 anak dengan persentase
(57,4%).
Data diatas menjelaskan bahwa sebagian
besar orang tua ibu atau ayah berperan
cukup dalam membimbing anak di SD
Negeri Yosowilangun Kidul 01
sebanyak 25 orang dengan persentase
(36,8%).

5
Tabel 1.5 Data perilaku menyikat gigi Tabel 1.6 Data perilaku menyikat gigi
sebelum tidur pada anak di SD Negeri sebelum tidur pada anak berdasarkan
Yosowilangun Kidul 01 Lumajang, jumlah per indikator pada anak di SD
bulan Juni 2018 (n = 68) Negeri Yosowilangun Kidul
No. Perilaku 01Lumajang, Juni 2018 (n = 68).
Anak ƒ (%) No. Indikator Sum Mean
1. Baik 64 94,1 1. Tepat Alat 582 8,5
2. Tidak Baik 4 5,9 2. Tepat Cara 328 4,8
Total 68 100,0 3. Tepat Waktu 427 6,2
Data diatas menjelaskan bahwa Perilaku 4. Tepat Target 259 3,8
Data diatas menjelaskan bahwa rerata
Menyikat Gigi Sebelum Tidur pada indikator yang paling dominan yaitu
Anak untuk kategori yang paling tepat alat dengan jumlah 582
dominan yaitu katrgori baik sebanyak (mean=8,5).

64 anak dengan persentase (94,1%).

Tabel 1.7 Hubungan peran orang tua dalam membimbing menyikat gigi dengan
menyikat gigi sebelum tidur pada anak usia sekolah dasar usia 6-12 tahun di SD Negeri
Yosowilangun Kidul 01 Lumajang, Juni 2018 (n = 68)

Peran Menyikat
Orang Tua Gigi Anak
Correlation Coefficient 1.000 .538**
Peran
Sig. (2-tailed) .000
Orang Tua
N 68 68
Spearman's rho
Correlation Coefficient .538** 1.000
Menyikat Gigi
Sig. (2-tailed) .000.
Anak
N 68 68
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Data diatas menunjukkan bahwa H 0 ditolak dan H 1 diterima jika nilai signifikan 0,000
< α(0,05) artinya lebih kecil dari nilai alfa dengan r = 0,538, ada hubungan kuat maka
dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dengan ) dan dinyatakan ada hubungan kuat
apabila r = 0,538 pada rentang 0,50-0,69.

6
PEMBAHASAN
A. Peran Orang Tua tahun di SD Negeri Yosowilangun
Orang tua merupakan sumber Kidul 01 Lumajang, dari beberapa
belajar pertama anak sejak dia umur orang tua yang sangat
dilahirkan di dunia, bahkan sejak di bervariatif, bervariasi pula peran
dalam kandungan (Trianingsih, 2016). yang dijalankan oleh orang tua juga
Penelitian ini menunjukkan peran orang bergantung pada bagaimana orang
tua (ibu atau ayah) dari hasil yang sudah tua menyikapi dan berinisiatif agar
diolah didapatkan lima indikator dalam peran yang dilakukan dapat diterima
peran orang tua yaitu pengasuh, oleh anak dengan baik, hasil analisis
pendidik, pembimbing, motivator, dalam penelitian dimana tiga
fasilitator dan tiga kategori cukup, baik, kategori baik, cukup dan kurang
kurang dengan hasil pada kategori baik kebanyakan umur orang tua berada
indikator yang paling dominan adalah pada kategori cukup, sedangkan yang
peran orang tua sebagai pendidik, paling sedikit berada pada kategori
kategori cukup peran orang tua sebagai baik begitupula untuk kategori umur
pengasuh sedangkan pada kategori orang tua data tabel menjelaskan
kurang peran orang tua sebagai bahwa sebagian besar orang tua
fasilitator, sedangkan untuk tabulasi sudah masuk pada kategori masa
silang antara peran orang tua dengan dewasa akhir sedangkan untuk masa
umur, pendidikan dan jenis kelamin dewasa awal hanya beberapa saja.
didapatkan hasil pada kategori cukup, Berkaitan dengan umur orang
adapula dari hasil penelitian yang tua yang sangat bervariatif jelas
didapat peran orang tua (ibu atau ayah) berbeda pula peran yang dilakukan,
berdasarkan distribusi umur, tingkat asmaul husna (2016) berpendapat
pendidikan dan jenis kelamin berikut bahwa dalam hal menyikat gigi
penjelasaannya: peranan orang tua menentukan
1. Peran Orang Tua (Ibu atau Ayah) kesehatan gigi anak, sebab orang tua
berdasarkan Umur
terutama sang ibu merupakan figure
Berdasarkan penelitian yang
yang paling dekat dengan anak sejak
dilakukan terdapat 68 orang tua yang
si anak dilahirkan, selain itu perilaku
berumur mulai dari 26 sampai 40

7
anak juga cukup berperan dalam dalam membimbing anak, pada
menjaga kesehatan gigi dan dasarnya semakin dewasa umur
mulutnya, begitu pula peran orang orang tua maka semakin dewasa pula
tua yang baik dapat dilatarbelakangi pola pikirnya dalam hal
oleh waktu yang dimiliki orang tua, membimbing anak karena di dalam
orang tua yang tidak bekerja lingkungan keluarga orang tualah
memiliki waktu yang banyak atau yang sangat dekat dan sebagai
maksimal dengan anak, sehingga tempat curahan hati anak, sebagai
memiliki waktu untuk menstimulus panutan anak, dan sebagai pemimpin
perannya (Irmilia, Herlina, & anak sehingga tidak bisa dipungkiri
Hasneli, 2015). Jika orangtua jika perilaku anak menggambarkan
perhatian dan peduli saat anak bagaimana keberhasilan orang tua
menyikat gigi maka anak akan dalam menjalankan perannya sebagai
merasa nyaman saat menyikat gigi, pembimbing didalam lingkungan
hal tersebut dikarenakan orangtua keluarga.
telah memberikan dukungan yang 2. Peran Orang Tua (Ibu atau Ayah)
Berdasarkan Pendidikan
dapat mempermudah anak dalam
Berdasarkan penelitian yang
melakukan aktifitas menyikat gigi
sudah dilakukan di SD Negeri
misalnya mengajari anak menyikat
Yosowilangun Kidul 01 Lumajang
gigi, memberikan pujian agar anak
untuk distribusi pendidikan dari 68
teratur menyikat gigi, mencegah cara
responden orang tua (ibu atau ayah)
terjadinya gigi berlubang dan rutin
ini menunjukkan secara garis besar
mengganti sikat gigi 1 bulan sekali
bahwa yang dimana anak yang
agar anak merasa nyaman saat
mempunyai orang tua yang
menyikat gigi (Suciari, Arief &
berpendidikan tinggi kecenderungan
Rachmawati, 2015).
mempunyai tingkat kecerdasan yang
Anak yang mempunyai
baik dibandingkan dengan anak yang
kebiasaan menyikat gigi yang baik
orang tuanya mempunyai pendidikan
dipengaruhi peran orangtua yang
rendah bahwa, data tabel
baik pula, umumnya umur orang tua
menjelaskan sebagian besar orang
juga berpengaruh terhadap pola pikir
tua berpendidikan SMP dan yang

8
paling sedikit berpendidikan tersebut orangtua akan lebih
Perguruan Tinggi dengan tiga berperan aktif dalam mendukung
kategori yaitu baik, cukup dan perkembangan anaknya (Suciari,
kurang kebanyakan pendidikan orang Arief & Rachmawati, 2015).
tua berada pada kategori cukup, Penelitian ini sejalan dengan
sedangkan yang paling sedikit berada (Palar, Palandeng & Kallo, 2012)
pada kategori baik. peranan orang tua sebagai pendidik
Tingkat pendidikan seseorang bagi anak-anak di dalam keluarga,
berhubungan dengan kemampuan peran orang tua merupakan faktor
menerima informasi dan pendidik utama dalam melaksanakan
berhubungan dengan sikap mereka praktik gosok gigi pada anak. Peran
dalam memperolah pengetahuan, pendidik yang aktif dari orang tua
tingkat pendidikan juga memiliki akan menjadikan anak terbiasa
pengaruh terhadap pemahaman melaksanakan gosok gigi secara
seseorang dalam masalah yang rutin. Orangtua sebagai orang yang
sedang dihadapi (Irmilia, Herlina & pertama dekat dengan anak paling
Hasneli, 2015). Orang tua mengetahui tentang perkembangan
merupakan sosok pertama dan utama dan kondisi anak, apa yang disuka
dalam pendidikan anak meskipun dan dibenci oleh anak, apa kelebihan
anak telah dititipkan ke sekolah dan kebutuhan anak, gaya berbicara
(Umar, 2015), akan tetapi peran baik anak, hobi anak, apa cita cita dan
yang diberikan orangtua bisa juga mimpi anak, dan sebagainya
disebabkan karena pendidikan (Ratnaningtya & Paramitha, 2015).
orangtua yang tinggi, semakin tinggi Informasi mengenai kesehatan
tingkat pendidikan seseorang makin gigi yang disampaikan oleh iklan
mudah mereka menerima informasi pasta gigi, sikat gigi, penyuluhan
dari luar dan semakin banyak pula kesehatan gigi maupun iklan layanan
informasi yang diperoleh tentang masyarakat tentang pemeliharaan
bagaimana cara mendukung gigi merupakan salah satu sumber
perkembangan anaknya sehingga informasi tentang kesehatan gigi
dari informasi yang diperoleh anak yang diterima oleh orang tua

9
baik ibu maupun ayah. Informasi tentang kesehatan gigi. Pengetahuan
yang diterima tersebut secara tidak ibu tentang kesehatan gigi sangat
sadar dapat meningkatkan penting karena merupakan faktor
pengetahuan orang tua tentang yang penting dalam memberikan
kesehatan gigi anak. Disinilah pengaruh pada kesehatan dan
hubungan orang tua dengan anak penyakit gigi anak. Pengetahuan ibu
sangat mempengaruhi pertumbuhan didasari juga oleh beberapa faktor
pola perilaku anak, hubungan orang seperti: pekerjaan, tingkat
tua dengan anak yang serasi penuh pendidikan, pengalaman mengasuh
kasih sayang, perhatian bisa anak, lingkungan tempat tinggal serta
membuat anak menjadi pribadi yang status ekonomi (Rompis,
baik dan mudah untuk dididik. Pengemanan & Gunawan, 2016).
Orangtua memiliki peran kunci di Salah satu faktor yang
dalam mensukseskan pelaksanaan mempengaruhi yaitu lingkungan
pendidikan inklusif di tingkat tempat tinggal responden,
sekolah. lingkungan tempat tinggal responden
3. Peran Orang Tua (Ibu atau Ayah) termasuk dekat dengan kota yaitu
Berdasarkan Jenis Kelamin
Kota Lumajang, kedekatan dengan
Berdasarkan penelitian yang
perkotaan menyebabkan kesempatan
sudah dilakukan hasil analisis untuk
responden untuk memperoleh
distribusi pada jenis kelamin dari 68
informasi tentang kesehatan gigi
responden orang tua (ibu atau ayah)
anak dari media massa, penyuluhan,
didapatkan sebagian besar orang tua
atau informasi dari tenaga kesehatan
berjenis kelamin perempuan dengan
relatif mudah. Sedangkan untuk
tiga kategori yaitu baik, cukup dan
orang tua yang berjenis kelamin laki
kurang kebanyakan umur orang tua
– laki (ayah) sangat kurang dalam
berada pada kategori cukup,
memberi informasi mengenai
sedangkan yang paling sedikit berada
kesehatan gigi dikarenakan ayah
pada kategori baik hal ini
yang perperan sebagai pencari
dikarenakan orang tua yang paling
nafkah, pendidik, pelindung, pemberi
dekat dengan anak adalah ibu
rasa aman bagi setiap anggota
sehingga pengetahuan ibu harus baik

10
keluarga sedangkan ibu berperan menyikat gigi tepat alat, tepat cara,
sebagai pengurus rumah tangga, tepat waktu, tepat target dengan dua
pengasuh dan pendidik anak -anak, kategori yaitu baik dan tidak baik
pelindung keluarga dan anak didapatkan dengan hasil pada
berperan sesuai dengan kategori baik indikator yang paling
perkembangannya, baik secara fisik, dominan adalah tepat alat dan pada
mental, spritual, dan perkembangan kategori tidak baik juga tepat alat,
psikososial (Irmilia, Herlina & sedangkan untuk tabulasi silang
Hasneli, 2015). antara menyikat gigi sebelum tidur
Jenis kelamin orang tua juga pada anak dengan umur dan jenis
berperan penting dalam hal kelamin didapatkan pada kategori
membimbing anak, anak biasanya tidak baik, adapula dari hasil
memiliki karakter yang hampir mirip penelitian yang didapat perilaku
dengan orang tuanya, terkadang anak menyikat gigi sebelum tidur pada
yang lebih berkarakter seperti ibu anak berdasarkan distribusi umur dan
akan sulit menerima bimbingan dari jenis kelamin berikut
ayah karena pada dasarnya, setiap penjelasaannya:
orang tua menginginkan anaknya 1. Perilaku Menyikat Gigi Sebelum
Tidur pada Anak Berdasarkan Umur
mendapatkan kehidupan yang lebih
Berdasarkan penelitian yang
baik dalam segala hal, dibandingkan
dilakukan di SD Negeri
dengan kehidupan yang telah
Yosowilangun Kidul 01 Lumajang
didapatkan kedua orang tuanya. Tak
terdapat 68 anak yang berumur mulai
terkecuali, dalam masalah perilaku
dari 9 sampai 13 tahun menjelaskan
anak, orang tua akan berusaha agar
bahwa sebagian besar anak berumur
anaknya berperilaku yang lebih baik.
11 tahun yaitu sudah memasuki masa
B. Perilaku Menyikat Gigi Sebelum
remaja awal, dari data tabel dengan
Tidur Pada Anak
Berdasarkan hasil penelitian dua kategori yaitu baik dan tidak,
menunjukkan bahwa perilaku hasil tabulasi silang menyebutkan
menyikat gigi sebelum tidur pada mayoritas anak berperilaku tidak
anak didapatkan empat indikator dan baik dalam menyikat gigi sebelum
dua kategori, empat indikator yaitu tidur dari bermacam - macam umur,

11
sehingga bermacam - macam pula berbagai kecakapan yang dapat
perilaku anak dalam menerima meningkatkan daya pikirnya (Sari,
informasi tentang kesehatan gigi dan Ulfiana & Dian, 2012).
menanggapi nasehat orang tua dan Pada usia tersebut anak sudah
guru disekolah. dapat menangkap suatu pengertian
Didalam keluarga anak tentang masalah kesehatan gigi,
berinteraksi dengan ayah dan ibunya, pada usia ini daya pikir anak sudah
kakak dan adiknya, mungkin juga berkembang ke arah berpikir konkret
dengan kakek dan neneknya, dan rasional. Selain itu pada usia
sepupunya, paman dan bibinya, masa remaja awal sudah dapat diberi
bagaimana perilaku orang di tanggung jawab terhadap tindakan
sekitarnya di dalam keluarganya, menggosok gigi, sudah mampu
maka demikianlah yang mudah melakukan menggosok gigi secara
mempengaruhi perilakunya sistematis bila dibandingkan dengan
(Umar, 2015) begitupula kegiatan kelompok usia dibawahnya. Untuk
kesehatan gigi anak usia sekolah itu kesehatan gigi dari awal perlu
dilaksanakan melalui kegiatan Usaha dijaga agar anak mempunyai gigi
Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) permanen yang baik.
yang salah satu kegiatan UKGS lebih 2. Perilaku Menyikat Gigi Sebelum
Tidur pada Anak Berdasarkan Jenis
menekankan pada aspek pelayanan
Kelamin
kesehatan siswa yaitu melakukan Berdasarkan penelitian yang
upaya pencegahan penyakit gigi sudah dilakukan di SD Negeri
yang terjadi pada anak sekolah Yosowilangun Kidul 01 Lumajang
(SD/MI) (Arianto, Shaluhiyah & didapatkan analisis untuk distribusi
Nugraha, 2014). Umur sangat jenis kelamin dari 68 anak dengan
mempengaruhi perilaku seseorang hasil sebagian besar anak berjenis
juga bisa mempengaruhi terhadap kelamin perempuan, hal ini
daya tangkap dan pola pikir dikarenakan dari seluruh responden
seseorang. Kemampuan kognitif yang paling banyak mengisi
pada masa ini sudah cukup untuk kuesioner adalah berjenis kelamin
menjadi dasar unruk diberikannyan perempuan, sehingga didapatkan

12
distribusi karakteristik anak berkembang lebih cepat
berdasarkan jenis kelamin yang dibandingkan anak perempuan, yang
terbanyak adalah berjenis kelamin justru lebih cepat mengembangkan
perempuan, sedangkan dari data motorik halusnya, seperti memegang
tabulasi silang dapat dilihat untuk pensil dan menulis. Atas dasar inilah,
kategori tidak baik anak anak-anak perempuan mungkin akan
perempuanlah yang paling tinggi lebih dulu tertarik pada seni
nilainya dalam perilaku menyikat (melukis, mewarnai, dan
gigi sebelum tidur, sedangkan untuk keterampilan seni lainnya)
anak laki – laki hanya selisih sepuluh dibandingkan anak laki-laki (Dewi,
anak dengan perempuan. Oktiawati & Saputri 2015).
Berkaitan dengan orang tua hal Perempuan dan laki-laki
ini dapat dilihat dari berbagai faktor memang memiliki banyak perbedaan
seperti peran orang tua yang dalam segi apapun karena pada
berperan penting dalam membimbing dasarnya perempuan lebih cenderung
pengetahuan anak sebagian besar ulet dan telaten dalam melakukan
didapatkan dari orang tua sehingga aktivitas apapun berbeda dengan
diharapkan orang tua dapat laki-laki yang lebih menggunakan
mengajari dan menjelaskan dengan emosi terlebih dahulu dalam
benar kepada anak tentang menyikat memecahkan suatu masalah, tetapi
gigi yang baik dan benar setiap orang tetap saja tumbuh kembang anak
tua tentu menyadari bahwa setiap dibentuk oleh lingkungan terdekat,
anak adalah unik dan berkembang yaitu keluarga. Seumpama anak laki-
dengan tahapan yang berbeda-beda, laki berada di tengah keluarga
berbeda gender pun anak juga punya seniman, anak laki-laki justru
perkembangan yang berlainan mengembangkan bakat seninya
(Sekartini, 2017). Contohnya terlebih dahulu daripada
keterampilan motorik anak motorik keterampilan fisik yang lain, atau
kasar untuk anak laki-laki yang anak perempuan yang berada di
meliputi berlari, melompat, dan tengah keluarga olahragawan akan
keseimbangan, cenderung lebih dulu tertarik pada aktivitas fisik

13
daripada seni. Tak masalah yang pintu gerbang masuknya makanan
mana yang lebih dulu berkembang, dan minuman yang diperlukan bagi
yang penting anak-anak tetap sehat tubuh manusia agar sehat
dan tumbuh kembang secara optimal. (Sariningsih, 2014).
C. Hubungan Peran Orang Tua Berdasarkan hasil penelitian
Dalam Membimbing Menyikat
yang diolah dengan uji korelasi
Gigi Dengan Perilaku Menyikat
Gigi Sebelum Tidur Pada Anak Spearman Rho menggunakan
Usia Sekolah Dasar 6-12 Tahun
bantuan komputerisasi didapatkan
di SD Negeri Yosowilangun
Kidul 01 Lumajang hasil bahwa nilai koefisien r =
Orang tua merupakan sumber
0.538 yang brarti ada hubungan
belajar pertama anak sejak dia
kuat maka dapat disimpulkan
dilahirkan di dunia, bahkan sejak di
bahwa H 0 ditolak dan H 1 diterima.
dalam kandungan (Trianingsih,
Artinya ada Hubungan antara Peran
2016). Peran serta orang tua sangat
Orang Tua dalam Membimbing
diperlukan didalam membimbing,
Menyikat Gigi dengan Perilaku
memberikan pengertian,
Menyikat Gigi sebelum Tidur pada
mengingatkan, dan menyediakan
Anak Usia Sekolah Dasar 6-12
fasilitas kepada anak agar anak
Tahun di SD Negeri Yosowilangun
dapat memelihara kebersihan gigi
Kidul 01 Lumajang di tandai p
dan mulutnya (Husna, 2016), Oral
value adalah 0,000 < α=0,05 pada
Hygiene (menyikat gigi) sangatlah
tabel dengan 68 responden.
penting untuk kesehatan gigi dan
Ditinjau dari hasil tersebut bahwa
mulut, beberapa masalah mulut dan
peran orang tua dalam
gigi bisa terjadi karena kita kurang
membimbing yang tinggi akan
memperhatikan dan menjaga
menimbulkan perilaku yang baik
kesehatan gigi maupun mulut
dalam hal menyikat gigi sebelum
dengan cara menyikat gigi inilah
tidur pada anak sehingga anak
cara yang paling manjur tujuannya
dapat menerima pengetahuan yang
untuk mencegah timbulnya masalah
baik dari peran orang tuanya.
karena gigi dan mulut merupakan

14
SIMPULAN DAN SARAN dengan Perilaku Menyikat Gigi

SIMPULAN sebelum Tidur pada Anak Usia

Berdasarkan hasil analisis hubungan Sekolah (Kelas 3-5) di SD Negeri

peran orang tua dalam membimbing Yosowilangun Kidul 01 Kabupaten

menyikat gigi dengan perilaku menyikat Lumajang dengan nilai signifikasi

gigi sebelum tidur pada anak usia 0,000 < α=0,05 lebih kecil dari nilai

sekolah (kelas 3-5) di SD Negeri alfa yang berarti H 0 ditolak dan H 1

Yosowilangun Kidul 01 Kabupaten diterima.

Lumajang dapat ditarik kesimpulan SARAN


1. Perawat
sebagai berikut:
Perlu di management lagi bagi para
1. Peran Orang Tua di SD Negeri
perawat untuk memberikan pengertian
Yosowilangun Kidul 01 Lumajang dalam hal pentingya melaksanakan
penyuluhan kesehatan khusunya PHBS
sebagian kecil masuk dalam
agar dalam membimbing anak dapat
kategori cukup ditandai dengan 25
tercapai dengan hasil kesehatan yang
orang tua (36.8%) memiliki peran maksimal dan tidak menimbulkan
dampak negatif apapun.
cukup.
2. Sekolah
2. Perilaku Anak Usia Sekolah Dasar
Perlu adanya pendidikan yang baik
di SD Negeri Yosowilangun Kidul
dalam menjaga kesehatan di lingkungan
01 Kabupaten Lumajang sebagian
sekolah yaitu peran serta dari guru
berada dalam kategori cukup
dalam memberikan atau mengajarkan
ditandai dengan 30 anak (44.1%)
anak-anak tentang cara menyikat gigi,
memiliki perilaku cukup.
membimbing pola jajan anak-anak
3. Ada Hubungan kuat ditandai nilai r
selama disekolah dengan cara
= 0,538 Peran Orang Tua dalam menyediakan jenis jajanan yang baik
untuk kesehatan gigi misalnya buah-
Membimbing Menyikat Gigi

15
buahan, menyediakan pemeriksaan gigi perkembangan anak di sekolah serta
dan mulut setiap 6 bulan sekali dengan terus mengembangkan UKGS (Usaha
cara bekerjasama dengan pihak Kesehatan Gigi Anak Sekolah) agar
puskesmas, berkomunikasi dengan guru terciptanya perilaku hidup bersih dan
adalah salah satu cara orangtua untuk sehat.
mendapatkan informasi mengenai

Pallar, M.P., Palandeng, H., Kallo, D.V.


DAFTAR PUSTAKA
(2015). Ejournal Keperawatan.
Hubungan Peran Orang Tua Dengan
Arianto, Shaluhiyah, Z., Nugraha, P.
Prestasi Belajar Anak Usia Sekolah
(2014). Jurnal Promosi Kesehatan
Di SDN Inpres I Tumaratas
Indonesia. Perilaku Menggosok Gigi
Kecamatan Langowan Barat,3(2),
pada Siswa Sekolah Dasar Kelas V
hlm 2.
dan VI di Kecamatan Sumberejo.
2(9) 127.
Ratnaningtya, M.S., Paramitha, P.P.,
(2015). Jurnal Psikologi dan
Depkes, RI. 2008. Riset Kesehatan Dasar
Perkembangan. Keterlibatan Orang
(RISKESDAS) 2013. Jakarta: Badan
Tua Dalam Pendidikan Anak di TK
Penelitian dan pengembangan
Ceria, 4(1), 10-11.
Kesehatan Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Rompis, C., Pangemanan. D., Gunawan, P.
(2016). Jurnal e-Gigi. Hubungan
Dewi, R.C., Oktiawati, A., & Saputri, I D.
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
(2015). Konsep tumbuh kembang
Kesehatan Gigi Anak Dengan Tingkat
anak usia sekolah. teori dan konsep
Keparahan Karies Anak TK di Kota
tumbuh kembang (hlm. 31-40).
Tahuma, 4(1), 46-52.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Sariningsih, E. (2014). Gigi dan rongga
Eka, Nonik. M. (2007). Pengaruh
mulut fungsi dan masalahnya. Gigi
Pendidikan Kesehatan Gigi Terhadap
busuk dan poket periodontal sebagai
Pengetahuan dan Sikap Anak Usia
fokus infeksi (hlm. 10). Jakarta: elex
Sekolah di SD Boto Kembang
media komputindo.
Kulonprogo Yogyakarta.
Sari, K.E., Ulfiana, E., Dian. P., (2012).
Husna, A. (2016). Vokasi kesehatan.
Fakultas keperawatan universitas
Peranan orang tua dan perilaku anak
airlangga. Pengaruh pendidikan
dalam menyikat gigi dengan kejadian
kesehatan gosok gigi dengan metode
karies anak, 2(1), 20.
permaninan simulasi ular tangga
terhadap perubahan pengetahuan,
Irmilia, E., Herlina, Hasneli, Y. (2015).
sikap, dan aplikasi tindakan gosok
JOM. Hubungan Peran Orang Tua
gigi anak usia sekolah di sd wilayah
Terhadap Perkembangan Psikososial
paron ngawi, 7-8.
Anak Usia Sekolah, 2(1).

16
Sekartini, R., (2017). Perbedaan
pertumbuhan abak laki-laki dan
perempuan

Suciari, A., Arief, Y., & Rachmawati, P.


(2015). Fakultas keperawatan
universitas airlangga. Peran orang
tua dalam membimbing menyikat gigi
dengan kejadian karies gigi anak
prasekolah, 225.

Supriyantoro direkomendasikan oleh


kementerian kesehatan republik
indonesia, http: www.kemenkes.go.id,
diperoleh 14 desember, 2017.

Trianingsih, R. (2016). Alibtida. Pengantar


praktik mendidik anak usia sekolah
dasar, 3(2), 204.

Umar, M. (2015). Jurnal ilmiah. Peranan


orang tua dalam peningkatan prestasi
belajar anak, 1 (1) , 26.

17

Anda mungkin juga menyukai