ABSTRAK
Anak usia sekolah merupakan kelompok yang rentan terhadap masalah kesehatan dan
umumnya berkaitan dengan PHBS. Salah satu faktor pemicu karena kurangnya
pengetahuan sehingga dibutuhkan pendidikan kesehatan dengan metode yang tepat untuk
meningkatkan pengetahuan siswa tentang PHBS. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode permainan (ular tangga)
terhadap tingkat pengetahuan siswa tentang PHBS di tatanan sekolah pada siswa kelas V
di SDN Cakung Barat 06 Jakarta Timur. Desain penelitian yang digunakan adalah Pre
eksperiment dengan rancangan one group pre test-post test. Pengambilan sampel
dilakukan menggunakan teknik total sampling yaitu seluruh siswa kelas V sebanyak 35
orang. Berdasarkan hasil analisis bivariat menggunakan uji Wilcoxon Signed-Rank Test
dengan tingkat kemaknaan α = 0, 05 menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan
kesehatan dengan metode permainan (ular tangga) terhadap tingkat pengetahuan siswa
tentang PHBS dengan P value < α (0,000<0,05). Dari hasil penelitian ini disarankan agar
sekolah dan pelayanan kesehatan setempat dapat bekerja sama mensosialisasikan
program PHBS dengan mengembangkan media permainan ular tangga sebagai media
promosi kesehatan guna meningkatkan pengetahuan siswa.
ABSTRACT
School-age children is a group that is vulnerable to health problems and generally
associated with PHBS. One trigger factor due to lack of knowledge so that health
education is needed with the right method to increase students' knowledge about PHBS.
This study aims to determine the effect of health education with the game method (snakes
and ladders) on the level of students' knowledge about PHBS in the school setting for
fifth grade students in SDN (Elementary School) Cakung Barat 06 East Jakarta. The
research design used was Pre Experiment with the design of one group pre test post test.
Sampling was done using a total sampling technique that is all class V students as many
as 35 people. Based on the results of bivariate analysis using the Wilcoxon Signed-Rank
Test test with a significance level α = 0, 05 shows that there is an effect of health
education with the game method (snake ladder) on the level of students' knowledge about
PHBS with P value <α (0,000 <0.05) . From the results of this study it is suggested that
schools and local health services can work together to socialize the PHBS program by
developing a snake ladder game media as a health promotion media to increase students'
knowledge.
(Maryunani, 2013). Hal ini dikarenakan, dan gingivitis). Berdasarkan hasil penelitian
dengan masuknya anak ke lingkungan Izzah, dkk (2012) yang dilakukan pada 68
sekolah, anak akan banyak menghabiskan responden usia 7-12 tahun, didapatkan
waktu di luar rumah, mulai bergabung sebanyak 66% anak menderita karies gigi
dengan teman usianya, mempelajari budaya dengan persentase perempuan lebih banyak
masa kanak-kanak, dan menggabungkan dengan yaitu sebesar 54%. Hasil penelitian
dirinya ke dalam kelompok sebaya yang juga menunjukkan 42,6% anak yang
merupakan hubungan dekat pertama setelah menderita karies gigi mengkonsumsi
keluarga (Wong, 2009). makanan manis diantara jam makan.
Kebiasaan anak sekolah bersama Masalah kesehatan lainnya yang juga
teman sebayanya seperti mengkonsumsi terjadi pada anak usia sekolah terkait dengan
jajanan secara bebas, tidak mencuci tangan PHBS yaitu masalah gizi. Berdasarkan
sebelum makan menyebabkan anak usia Riskesdas (2013), prevalensi pendek anak
sekolah mudah terkena berbagai masalah usia sekolah (5-12 tahun) sebesar 30,7%
kesehatan dan akan mempengaruhi (12,3% sangat pendek dan 18,4% pendek),
pertumbuhan dan perkembangan kesehatan dan prevalensi kurus anak usia sekolah (5-
anak usia sekolah (Retno Purwandari, dkk., 12) tahun yaitu 11,2% (4% sangat kurus dan
2013). Masalah kesehatan yang terjadi pada 7,2% kurus). Hal ini sependapat dengan
anak usia sekolah pada umumnya berkaitan beberapa hasil penelitian terkait diantaranya
dengan PHBS. penelitian yang dilakukan oleh Ria (2016)
Berdasarkan data dari Kemenkes RI, yang menunjukkan bahwa terdapat
2013 masalah Perilaku Hidup Bersih dan hubungan antara perilaku hidup bersih dan
Sehat (PHBS) pada anak sekolah dasar sehat dengan status gizi anak usia sekolah
meliputi menggosok gigi dengan baik dan dengan nilai rhitung (0,613) > rtabel (0,296).
benar, mencuci tangan menggunakan sabun,
Salah satu faktor yang menjadi
karies gigi, kecacingan, kelainan
pemicu timbulnya masalah kesehatan pada
refreksi/ketajaman penglihatan dan masalah
anak usia sekolah yaitu kurangnya
gizi. Data tentang laporan prevalensi
pengetahuan dalam menerapkan Perilaku
penyakit pada anak usia sekolah
Hidup Bersih dan Sehat (Lawrence Green,
menunjukkan bahwa proporsi anak usia
dalam Notoatmodjo, 2010). Oleh karena itu,
sekolah yang terkena penyakit diare per
perlunya penanganan untuk meningkatkan
propinsi berkisar antara 2-30%, 1-3% lebih
pengetahuan siswa sehingga siswa dapat
untuk tifus, dan sekitar 20-30% anak usia
memahami, dan mempraktekkannya di
sekolah di Indonesia menderita ISPA
lingkungan sekolah dan untuk dirinya sendiri
(Joy&Arianti, 2009).
salah satunya dengan memberikan promosi
Masalah kesehatan lainnya yang
atau pendidikan kesehatan di sekolah.
terjadi pada anak usia sekolah terkait dengan
Sekolah dianggap sebagai salah satu sasaran
PHBS yaitu pada area gigi dan mulut (karies
untuk mempromosikan kesehatan, karena
sekolah sebagai tempat untuk menanamkan
dasar perilaku untuk kehidupan anak,
termasuk perilaku kesehatan (Notoatmodjo,
2010).
2
Jurnal Keperawatan Komunitas, Agustus 2017
Terdapat berbagai metode dan media siswa tidak mengetahui tentang jajanan yang
yang dapat digunakan untuk memberikan sehat dan ciri-cirinya, 7 siswa tidak buang
pendidikan/promosi kesehatan yang sampah pada tempatnya dan tidak
disesuaikan berdasarkan sasarannya mengetahui jenis-jenis sampah, 6 siswa
(Notoatmodjo, 2010). Anak-anak memiliki tidak mengukur berat badan dan tinggi badan
sifat mudah jenuh sehingga untuk mengajak secara rutin, 2 siswa tidak tahu cara
anak-anak belajar biasanya para guru dan memberantas sarang nyamuk, 5 siswa tidak
orang tua cenderung menggunakan berbagai mengetahui alasan menggunakan jamban
alat peraga dan permainan untuk memotivasi yang bersih dan sehat.
minat anak dalam belajar (Hamdalah, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk
Melalui permainan, akan terlihat pencapaian mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan
tingkat keterampilan terbaik anak, dengan metode permainan (ular tangga)
keterampilan motorik halus akan meningkat. terhadap tingkat pengetahuan PHBS di
Seiring kendali yang meningkat pada jari dan tatanan sekolah pada siswa kelas V SDN
pergelangan tangan, anak semakin ahli pada Cakung Barat 06 Jakarta Timur.
berbagai kegiatan. Kesempatan penguasaan
keterampilan ini diperoleh melalui pekerjaan METODE
sekolah dan permainan (Potter&Perry, Metode penelitian ini menggunakan
2009). rancangan Pre eksperiment (one group
Salah satu permainan yang dapat pretest-posttest). Ciri tipe penelitian ini
digunakan untuk mempromosikan kesehatan adalah mengungkapkan hubungan sebab
yaitu ular tangga. Hal ini sesuai dengan akibat dengan cara melibatkan satu
penelitian yang dilakukan oleh Ani, dkk kelompok subjek. Kelompok subjek
yang berjudul ‘pengaruh permainan ular diobservasi sebelum dilakukan intervensi,
tangga modifikasi terhadap pengetahuan kemudian diobservasi lagi setelah dilakukan
kesehatan gigi dan mulut pada anak’. Hasil intervensi. Tempat penelitian di SDN
penelitian didapatkan terdapat peningkatan Cakung Barat 06 Jakarta Timur pada bulan
rata-rata pengetahuan setelah diberikan Maret - Agustus 2017. Teknik pengambilan
pendidikan kesehatan melalui permainan ular sampel pada penelitian ini menggunakan
tangga dimana sebelum dilakukan intervensi teknik total sampling, yaitu pengambilan
terdapat 5 anak yang mendapat nilai terendah sampel dengan seluruh populasi yaitu
yaitu 35, dan setelah dilakukan intervensi siswa/siswi kelas V SDN Cakung Barat
mengalami peningkatan nilai dengan rerata 06 Jakarta Timur sebanyak 35 responden
54. yang dibagi menjadi 7 kelompok dengan
Berdasarkan hasil observasi dan masing-masing 1 fasilitator. Sebelum
wawancara yang dilakukan terhadap 10 diberikan pendidikan kesehatan melalui
siswa/siswi kelas IV SDN Cakung Barat 06 permainan ular tangga, dilakukan pre test
Jakarta Timur, didapatkan data bahwa masih terlebih dahulu, kemudian setelah diberikan
banyak siswa/siswi yang berpengetahuan pendidikan kesehatan dilakukan post test.
kurang mengenai PHBS, yaitu 6 siswa tidak Dalam penelitian ini, permainan ular tangga
tahu cara mencuci tangan yang benar dan berisi 32 pernyataan tentang 8 indikator
waktu yang baik untuk mencuci tangan, 4 PHBS di sekolah.
3
Jurnal Keperawatan Komunitas, Agustus 2017
pada kategori baik yaitu sebanyak 22 orang (62,9%). Hasil uji statistik menggunakan
4
Jurnal Keperawatan Komunitas, Agustus 2017
wilcoxon signed rank test didapatkan berbeda dalam cara membimbing belajar
pvalue 0,000 (<0,05) maka dapat anaknya. Semakin tinggi tingkat
disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan orang tua, maka semakin
pendidikan kesehatan dengan metode besar kesempatan anak dalam
permainan (ular tangga) terhadap tingkat memperoleh informasi. Hal ini sejalan
pengetahuan responden tentang PHBS di dengan penelitian Cholilah (2007) dengan
tatanan sekolah. judul ‘Tingkat Pendidikan Orangtua Dan
Hubungannya Dengan Prestasi Belajar
Siswa MI Hayatul Islam Tanah Abang
PEMBAHASAN
Jakarta Pusat’ yang menunjukkan
Karakteristik responden berdasarkan sebagian besar orang tua siswa
jenis kelamin diketahui bahwa lebih berpendidikan SLTA yaitu sebanyak 69
banyak responden berjenis kelamin (54%).
perempuan yaitu 19 orang (54,3%). Hal
Pengetahuan siswa sebelum
ini sesuai dengan teori bahwa pengujian
diberikan pendidikan kesehatan sebagian
psikometri, teknik observasi dan
besar berada pada kategori cukup yaitu
pencitraan telah mengungkapkan bahwa,
sebanyak 27 orang (77,1%) dari total
pada umumnya, kemampuan bahasa otak
responden sebanyak 35 orang. Hal ini bisa
perempuan memproses lebih mudah, lebih
terjadi karena pengetahuan diukur
awal, dan lebih cepat daripada laki-laki,
sebelum diberikan pendidikan kesehatan
sementara laki-laki lebih siap unggul
sehingga masih banyak siswa yang belum
dalam tugas keterampilan mekanis spasial
mengetahui informasi yang berkaitan
dan mekanik. Gurian dan stevens
dengan PHBS. Hasil penelitian ini sejalan
menyatakan bahwa perbedaan ini
dengan penelitian yang dilakukan oleh
menjelaskan mengapa anak perempuan
Puryanto, dkk tahun 2012 yang
mengungguli anak laki-laki dalam
menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
membaca dan menulis, dan mengapa anak
responden pada kelompok perlakuan
laki-laki cenderung tertarik pada aktivitas
sebelum diberikan pendidikan kesehatan
fisik dan permainan video.
adalah dalam kategori cukup yaitu
Karakteristik responden berdasarkan sebanyak 8 siswa (50%) dan ada 7 siswa
tingkat pendidikan orangtua paling yang masuk dalam kategori kurang
banyak berpendidikan SMA yaitu 28 dengan persentase 43,8%.
orang (80%). Notoatmodjo (2012)
Pengetahuan siswa sesudah diberikan
mengemukakan bahwa pengetahuan
pendidikan kesehatan sebagian besar
seseorang dapat dipengaruhi oleh
berada pada kategori baik yaitu sebanyak
beberapa faktor salah satunya pendidikan.
22 orang (62,9%) dari total responden
Orang tua yang memiliki latar belakang
sebanyak 35 orang. Hal ini bisa terjadi
tingkat pendidikan yang berbeda, masing-
karena adanya informasi yang diberikan
masing akan mempunyai pengaruh yang
mengenai suatu hal memberikan landasan
kognitif baru terhadap hal tersebut. Usia
sekolah merupakan masa keemasan untuk
5
Jurnal Keperawatan Komunitas, Agustus 2017
menanamkan nilai-nilai PHBS dan media permainan ular tangga dengan nilai
berpotensi sebagai agent of change untuk probabilitas (p) adalah 0,000<0,05.
mempromosikan PHBS baik di
Pendidikan kesehatan adalah segala
lingkungan sekolah, keluarga, maupun
upaya yang direncanakan untuk
masyarakat karena anak usia sekolah
mempengaruhi orang lain, baik individu,
terutama pada pendidikan dasar
kelompok, atau masyarakat, sehingga
merupakan kelompok umur yang mudah
mereka melakukan apa yang diharapkan
menerima inovasi baru dan punya
oleh pelaku pendidikan atau promosi
keinginan kuat untuk menyampaikan
kesehatan. Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan dan informasi yang
suatu proses pendidikan di samping faktor
diterimanya kepada orang lain. Dengan
peserta juga ada faktor metode, faktor
menggunakan media permainan ular
materi atau pesannya, pendidik atau
tangga yang menarik dan menyenangkan,
petugas yang melakukannya, dan alat-alat
siswa jadi bersemangat dan cepat
bantu atau media yang digunakan untuk
menangkap informasi yang diberikan
menyampaikan pesan yang disesuaikan
sehingga dapat menyebabkan pengetauan
dengan sasaran pendidikan. Ditinjau dari
siswa meningkat.
sifat anak usia sekolah yang mudah jenuh
Penelitian ini didukung oleh Ernita sehingga dengan menggunakan
(2012) yang menunjukkan bahwa terdapat permainan dalam proses pembelajaran
perbedaan tingkat pengetahuan sebelum memungkinkan untuk memotivasi minat
dan sesudah diberikan pendidikan anak dalam belajar.
kesehatan dimana sebelum dilakukan
Pada umumnya permainan yang
pendidikan kesehatan terdapat 10 anak
digunakan dalam pembelajaran memiliki
yang memiliki pengetahuan baik dan
beberapa manfaat, yaitu: 1) Memberikan
setelah diberikan pendidikan kesehatan
ilmu pengetahuan kepada anak melalui
melaluli simulasi permainan ular tangga
proses pembelajaran bermain sambil
responden yang memiliki pengetahuan
belajar, 2) Menciptakan suasana
baik meningkat menjadi 17 anak.
pembelajaran yang menyenangkan, 3)
Analisis bivariat menggunakan uji Merangsang siswa dalam melakukan
Wilcoxon signed rank test didapatkan aktivitas belajar individual maupun
nilai p value 0,000 (<0,05) maka dapat kelompok, 4) Dapat mengembangkan
disimpulkan bahwa ada pengaruh kreativitas, kemandirian siswa
pendidikan kesehatan menggunakan menciptakan komunikasi timbal balik
metode permainan (ular tangga) terhadap serta dapat membina tanggung jawab dan
tingkat pengetahuan responden tentang disiplin siswa. Permainan ular tangga
PHBS di tatanan sekolah. Hasil penelitian memiliki desain yang menarik dan mudah
ini sejalan dengan penelitian yang digunakan sehingga merupakan alat
dilakukan Ani (2015) yang menunjukkan peraga yang tepat dalam pembelajaran.
bahwa ada peningkatan nilai rerata Gambar atau foto dalam papan permainan
pengetahuan sebelum dan sesudah ular tangga berfungsi untuk
dilakukan penyuluhan menggunakan menyampaikan pesan melalui gambar
6
Jurnal Keperawatan Komunitas, Agustus 2017
Bersih dan Sehat Siswa Kelas IV-VI Cahyaningrum, Resti. 2016. Tingkat
SD Negeri Ngentak Baturetno Pengetahuan Perilaku Hidup Bersih
Banguntapan, Bantul Tahun Ajaran Sehat (PHBS) terhadap Kebersihan
2015/2016. Skripsi Ilmu Pribadi Siswa Kelas IV dan V SD
Keolahragaan. Yogyakarta: Negeri Kraton Yogyakarta Tahun
Universitas Negeri Yogyakarta. 2015/2016. Skripsi ilmu
Diunduh dari keolahragaan. Yogyakarta:
http://eprints.uny.ac.id/37551/1/ajun. Universitas Negeri Yogyakarta.
pdf pada tanggal 27 April 2017 pukul Diunduh dari
20.22 wib http://eprints.uny.ac.id/39389/1/resti.
pdf pada tanggal 27 April 2017 pukul
13.57 wib
Alimul Hidayat, Aziz. 2009.
Metode Penelitian Keperawatan
dan Teknik Chadijah, dkk. 2014. Hubungan
Analisis Data. Jakarta: Salemba Pengetahuan, Perilaku, dan Sanitasi
Medika. Lingkungan dengan Kejadian
Kecacingan pada Anak Sekolah
Dasar di Kota Palu. Jurnal
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar kesehatan. Palu : Media litbangkes
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara vol.24 No.1 Diunduh dari
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/in
dex.php/MPK/article/viewFile/3487/
. 2010. Prosedur 3449 pada tanggal 4 April pukul
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. 20.30 wib
Jakarta: PT Rineka
Cipta Choiriyah, Endar Wahyu. 2015. Hubungan
Antara Tingkat Asupan Protein, Zat
Besi Dan Vitamin C
Astuti, Eka Kurnia. 2014. Pengaruh Dengan Kejadian Anemia
Pendidikan Kesehatan dengan Media Pada Remaja Putri Kelas X Dan XI
Audio Visual terhadap Perilaku SMA Negeri 1 Polokarto Kabupaten
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Sukoharjo. Naskah
Siswa Kelas III-V di SD Negeri publikasi skripsi kesehatan
Wanurojo Kemiri Purworejo. Skripsi masyarakat. Surakarta: Universitas
Keperawatan. Yogyakarta: Sekolah Muhammadiyah Surakarta. Diunduh
Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah. dari
Diunduh dari http://eprints.ums.ac.id/39695/1/NAS
http://opac.unisayogya.ac.id/592/1/E KAH%20PUBLIKASI.pdf pada
KA%20KURNIA%20ASTUTI%202 tanggal 3 April 2017 pukul 15.50 wib
01210201161.pdf pada tanggal 20
juli 2017 pukul 13.45 wib
Cholilah. 2007. Tingkat Pendidikan Orang
Tua dan Hubungannya dengan
Azwar, Saifuddin. 2009. Sikap Manusia, Prestasi Belajar Siswa MI Hayatul
Teori, dan Pengukurannya. Yogyakarta: Islam Tanah Abang Jakarta Pusat.
Pustaka Pelajar Skripsi Pendidikan Agama Islam.
Jakarta: Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah. Diunduh dari
Bani, Ahsanul. 2016. Peran Pendidikan tp://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bits
Kesehatan terhadap Perilaku Hidup tream/123456789/24037/1/CHOLIL
Bersih Sehat(PHBS) Siswa Kelas AH.pdf pada tanggal 25 Juli 2017
Atas SDN 1 Kesugihan Kecamatan pukul 15.35 wib
Kesugihan Kabupaten Cilacap.
Skripsi ilmu keolahragaan.
Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta. Diunduh dari Donna L. Wong., dkk. 2009. Buku ajar
http://eprints.uny.ac.id/37825/1/Skrip
si%20Fix.pdf pada tanggal 27 April keperawatan pediatrik edisi 6. Jakarta: EGC
2017 14.35 wib
Analisa :
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa lebih banyak responden berjenis
kelamin perempuan yaitu 19 orang (54,3%). Hal ini sesuai dengan teori bahwa pengujian psikometri,
teknik observasi dan pencitraan telah mengungkapkan bahwa, pada umumnya, kemampuan bahasa otak
perempuan memproses lebih mudah, lebih awal, dan lebih cepat daripada laki-laki, sementara laki-laki
lebih siap unggul dalam tugas keterampilan mekanis spasial dan mekanik. Karakteristik responden
berdasarkan tingkat pendidikan orangtua paling banyak berpendidikan SMA yaitu 28 orang (80%).
Notoatmodjo (2012) mengemukakan bahwa pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor salah satunya pendidikan. Orang tua yang memiliki latar belakang tingkat pendidikan yang
berbeda, masing- masing akan mempunyai pengaruh yang berbeda dalam cara membimbing belajar
anaknya. Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, maka semakin besar kesempatan anak dalam
memperoleh informasi. Pengetahuan siswa sebelum diberikan pendidikan kesehatan sebagian besar
berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 27 orang (77,1%) dari total responden sebanyak 35 orang.
Hal ini bisa terjadi karena pengetahuan diukur sebelum diberikan pendidikan kesehatan sehingga masih
banyak siswa yang belum mengetahui informasi yang berkaitan dengan PHBS. Pada umumnya
permainan yang digunakan dalam pembelajaran memiliki beberapa manfaat, yaitu: 1) Memberikan ilmu
pengetahuan kepada anak melalui proses pembelajaran bermain sambil belajar, 2) Menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan, 3) Merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual
maupun kelompok, 4) Dapat mengembangkan kreativitas, kemandirian siswa menciptakan
komunikasi timbal balik serta dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa. Permainan ular tangga
memiliki desain yang menarik dan mudah digunakan sehingga merupakan alat peraga yang tepat dalam
pembelajaran. Gambar atau foto dalam papan permainan ular tangga berfungsi untuk menyampaikan
pesan melalui gambar yang menyangkut indera penglihatan sehingga dapat menarik perhatian,
mengilustrasikan fakta atau informasi (Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, 2011 dalam Nafiah,
2014).
Kritik :
Cara yang dijelaskan sudah bagus tetapi ada baiknya juga diharapkan lebih memperhatikan
faktor yang dapat mengganggu pelaksanaan pendidikan kesehatan, seperti waktu pelaksanaan
penelitian agar pada saat penelitian berlangsung dapat berjalan lebih efektif. dan agar lebih luas
lagi dalam mengembangkan pendidikan kesehatan khususnya mengenai PHBS tidak hanya
dengan menggunakan metode permainan, tetapi dapat juga menggunakan metode menarik
lainnya seperti kegiatan di luar kelas dengan bermain bersama contohnya adalah Role Play.