ANAK
USIA
SEKOLAH
76
BAB I
PENDAHULUAN
77
tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut, keluarga juga tidak pernah
memeriksakan gigi dan mulut ke pelayanan kesehatan jika tidak ada keluhan dari
anak, pendidikan orang tua masih rendah (SD dan SMP) sehingga pengetahuan
tentang kesehatan kurang, ekonomi keluarga dengan anak usia sekolah termasuk
dalam tingkat ekonomi menengah ke bawah.
ISPA bisa menyerang anak usia sekolah karena kurangnya kebersihan diri
dan lingkungan serta menjaga pola makan yang sehat. Meskipun di wilayah RW 3
78
anak-anak seringkali mengalami ISPA ringan, tetapi hal tersebut dapat
mempengaruhi konsentrasi belajar anak di sekolah dan berpotensi untuk menjadi
ISPA berat. Kematian dapat terjadi pada kasus ISPA berat yang menyerang paru-
paru disebut pneumonia. Karies gigi atau gigi berlubang merupakan penyakit
infeksi yang merusk struktur gigi. Salah satu penyebab penyakit ini adalah cara
menggosok gigi yang salah dan tidak rajin menggosok gigi. Jika penyakit ini
dibiarkan, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi,
berbagai kasus berbahaya, dan bahkan kematian.
Promosi kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan
perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Promosi kesehatan berupaya
agar masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara
kesehatan, bagaimana menghindari atau mencegah hal – hal yang merugikan
kesehatan diri sendiri dan orang lain, kemana seharusnya mencari pengobatan jika
sakit, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2007).Dalam mencegah dan mengurangi
potensi komplikasi permasalahan kesehatan anak usia sekolah, perlu deteksi dini
gangguan kesehatan agar tidak berkembang menjadi masalah yang lebih berat.
Hal-hal yang dapat dilakukan antara lain dengan melakukan promosi kesehatan
dimana program ini akan meningkatkan pengetahuan anak usia sekolah tentang
pentingnya menjaga kesehatan diri sehingga diharapkan dapat mengurangi angka
kejadian ispa dan karies gigi, dapat memantau perkembangan, pertumbuhan dan
permasalahan anak usia sekolah.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
79
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas, masyarakat dapat:
80
1.3.3 Bagi pendidikan
1. Salah satu indikator keberhasilan program studi ilmu keperawatan fakultas
keperawatan Universitas Airlangga Surabaya program profesi khususnya di
bidang keperawatan komunitas pada anak usia sekolah.
2. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model praktek
keperawatan komunitas pada anak usia sekolah selanjutnya.
1.3.4 Bagi profesi
1. Upaya menyiapkan tenaga perawat yang professional, berpotensi secara
mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan
2. Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas pada anak usia
sekolah sehingga profesi mampu mengembangkannya.
81
BAB 2
TINJAUAN TEORI
82
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu
kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga, individu,
dan kelompok.
Menurut Mubarak (2006) fungsi keperawatan komunitas yaitu:
a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah
klien melalui asuhan keperawatan.
b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya dibidang kesehatan.
c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran
serta masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan
dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat
proses penyembuhan
2.1.3 Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas
Strategi intervensi keperawatan komunitas menurut Irnanda (2012)
adalah sebagai berikut:
a. Proses kelompok (group process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah
belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor
pendidikan/pengetahuan individu, media masa, Televisi, penyuluhan
yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya.Begitu juga dengan
masalah kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya
gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan sebelumnya
sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit yang
mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat
individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas
penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan pemecahan-
pemecahan masalah kesehatan melalui proses kelompok.
83
b. Pendidikan kesehatan (health promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer
materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat
prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran
dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan
tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan
No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan;
baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi
maupun secara sosial.
c. Kerjasama (partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman
bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat
dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan
komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan
masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.
84
Keperawatan kesehatan masyarakat adalahpelayanan keperawatan
profesional yang merupakan perpaduan antarakonsep kesehatan
masyarakat dan konsep keperawatan yang ditujukan padaseluruh
masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi.Dalamupaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal dilakukan melaluipeningkatan
kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) disemua tingkat
pencegahan dengan menjaminketerjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan kliensebagai mitra kerja dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasipelayanan keperawatan (KepMenKes RI, 2006).
2.2.2 Tujuan
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesianomor 279 tahun 2006, tujuan pelayanan keperawatan kesehatan
masyarakat adalah meningkatkankemandirian masyarakat dalam
mengatasi masalah keperawatan kesehatanmasyarakat yang
optimal.Pelayanan keperawatan diberikan secara langsungkepada seluruh
masyarakat dalam rentang sehat–sakit denganmempertimbangkan
seberapa jauh masalah kesehatan masyarakatmempengaruhi individu,
keluarga, dan kelompok maupun masyarakat.
2.2.3 Sasaran
Sasaran keperawatan kesehatan masyarakat adalah seluruh
masyarakattermasuk individu, keluarga, kelompok beresiko tinggi
termasuk kelompok/masyarakat penduduk di daerah kumuh, terisolasi,
berkonflik, dan daerahyang tidak terjangkau pelayanan
kesehatan.Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat dapat diberikan
secara langsung pada semua tatanan pelayanan kesehatan, yaitu:
a. Di dalam unit pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, dll)
yangmempunyai pelayanan rawat jalan dan rawat inap.
b. Di rumah
Perawat “home care” memberikan pelayanan secara langsung
padakeluarga di rumah yang menderita penyakit akut maupun
kronis.Peranhome care dapat meningkatkan fungsi keluarga dalam
85
merawat anggotakeluarga yang mempunyai resiko tinggi masalah
kesehatan.
c. Di sekolah
Perawat sekolah dapat melakukan perawatan sesaat (day care)diberbagai
institusi pendidikan. Perawat sekolah melaksanakan program screening
kesehatan, mempertahankan kesehatan, dan pendidikan kesehatan
d. Di tempat kerja/ industri
Perawat dapat melakukan kegiatan perawatan langsung dengan
kasuskesakitan/kecelakaan minimal di tempat kerja/kantor, home
industri/industri, pabrik dll.Melakukan pendidikan kesehatan untuk
keamanan dankeselamatan kerja, nutrisi seimbang, penurunan stress, olah
raga danpenanganan perokok serta pengawasan makanan.
e. Di barak-barak penampungan
Perawat memberikan tindakan perawatan langsung terhadap kasus
akut,penyakit kronis, dan kecacatan fisik ganda, dan mental.
f. Dalam kegiatan Puskesmas keliling
Pelayanan keperawatan dalam puskesmas keliling diberikan
kepadaindividu, kelompok masyarakat di pedesan, kelompok
terlantar.Pelayanankeperawatan yang dilakukan adalah pengobatan
sederhana, screeningkesehatan, perawatan kasus penyakit akut dan kronis,
pengelolaan danrujukan kasus penyakit.
g. Di Panti atau kelompok khusus lain, seperti panti asuhan anak, pantiwreda,
dan panti sosial lainya serta rumah tahanan (rutan) atau
lembagapemasyarakatan (Lapas).
h. Pelayanan pada kelompok kelompok resiko tinggi
1) Pelayanan perawatan pada kelompok wanita, anak-anak,
lansiamendapat perlakukan kekerasan
2) Pelayanan keperawatan di pusat pelayanan kesehatan jiwa
3) Pelayanan keperawatan dipusat pelayanan penyalahgunaan obat
4) Pelayanan keperawatan ditempat penampungan kelompok
lansia,gelandangan pemulung/pengemis, kelompok penderita HIV, dan
WTS.
86
2.3 Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah menurut definisi WHO (2007) yaitu, golongan
anak yang berusia antara 7-15 tahun, sedangkan di Indonesia lazimnya anak
yang berusia 7-12 tahun.Pada usia sekolah anak mencari jati diri dan akan
sangat mudah terpengaruh lingkungan, terutama teman sebaya yang
pengaruhnya sangat kuat seperti anak akan merubah perilaku dan kebiasaan
temannya, termasuk perubahan kebiasaan makan. Peranan orang tua sangat
penting.Selama pertengahan tahun masa kanak-kanak, dasar-dasar peran
dewasa dalam pekerjaan, rekreasi, dan interaksi sosial terbentuk. Negara-
negara industri periode ini dimulai saat anak mulai masuk sekolah dasar
sekitar usia 6 tahun, pubertas sekitar usia 12 tahun merupakan tanda akhir
masa kanak-kanak menengah. Tugas perkembangan pada masa anak usia
sekolah berfokus pada kemampuan fisik, kognitif, dan psikososial
(Gunarsah, 2008).
Sekolah atau pengalaman pendidikan memperluas dunia anak dan
merupakan transisi dari kehidupan yang secara relatif bebas bermain ke
kehidupan belajar, dan bekerja terstruktur.Sekolah dan rumah
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.Hal ini membutuhkan
penyesuaian dengan orang tua dan anak, anak harus belajar menghadapi
peraturan dan harapan yang dituntut oleh sekolah dan teman sebaya.Orang
tua harus membiarkan anak-anak membuat keputusan menerima tanggung
jawab dan belajar dari pengalaman kehidupan (Gunarsah, 2008).
87
yang lebih pesat dan aktivitas yang lebih banyak.Sejak umur 10-12 tahun
kebutuhan energi anak laki-laki berbeda dengan anak perempuan.Selain
itu, anak perempuan yang sudah haid memerlukan tambahan protein dan
mineral besi (Markum, dkk, 2002).
Tujuan pemberian makan pada anak (Markum, dkk, 2002) adalah:
a. Memberikan nutrien yang cukup sesuai dengan kebutuhan, yang
dimanfaatkan untuk tumbuh kembang yang optimal, penunjang
berbagai aktivitas, dan pemulihan kesehatan setelah sakit.
b. Mendidik kebiasan makan yang baik, mencakup penjadwalan makan,
belajar menyukai, memilih, dan menentukan jenis makanan yang
bermutu.
Jadwal pemberian makan merupakan kelanjutan dari jadwal masa
bayi dengan sedikit penyesuaian, menjadi sebagai berikut : 3 kali makan
utama (pagi, siang, dan malam/sore), diantaranya diberikan makanan kecil
atau jajanan, dan bila mungkin tambahan susu (Markum, dkk, 2002).
Secara lebih terinci jadwal yang dianjurkan adalah:
88
Keterangan :
1) Dapat diganti dengan makanan penukarnya seperti roti, jagung,
kentang, sagu.
2) Diartikan sumber protein hewani : daging, telur, hati, ikan laut,
ikan tawar.
3) Diartikan sumber protein nabati : tahu, tempe, kacang-kacangan.
4) Dapat diganti dengan makanan penukar sebanyak 25 gram.
5) Berat biskuit “Regal” : 8-10 gr/buah. Berat biskuit “ Farley” : 15-
16 gr/buah
Urt : ukuran rumah tangga
G : gram
Jenis bahan makanan pokok untuk dihidangkan terdiri atas : 1)
Serealia, yang merupakan makanan pokok dan sumber kalori. Misalnya
tepung, beras, ubi, ketela, sagu, jagung. 2) Makanan asal hewan sebagai
lauk-pauk dan sumber protein hewan, seperti telur, daging, jeroan, ikan
89
tawar , ikan laut, dan daging unggas. 3) Sayuran sebagai lauk-pauk.
Misalnya kacang-kacangan sebagai sumber protein nabati, seperti kacang
hijau, kacang panjang, daun-daunan seperti bayam, kangkung, daun ketela,
kubis, dan umbi-umbian seperti wortel, bit (makanan yang telah diolah
menjadi tahu dan tempe). 4) Buah-buahan merupakan sumber vitamin A
dan vitamin C, seperti alpukat, nenas, pisang, jeruk, pepaya, dan mangga
(Markum, dkk, 2002).
Hardiansyah dan Tambunan (2004) mengartikan Angka
Kecukupan Energi (AKE) adalah rata-rata tingkat konsumsi energi dari
pangan yang seimbang dengan pengeluaran energi pada kelompok umur,
jenis kelamin, ukuran tubuh (berat) dan tingkat kegiatan fisik agar hidup
sehat dan dapat melakukan kegiatan ekonomi dan sosial yang diharapkan.
Selanjutnya Angka Kecukupan Protein (AKP) dapat diartikan rata-rata
konsumsi protein untuk menyeimbangkan protein yang hilang ditambah
sejumlah tertentu, agar mencapai hampir semua populasi sehat (97.5%) di
suatu kelompok umur, jenis kelamin, dan ukuran tubuh tertentu pada
tingkat aktivitas sedang. Angka kecukupan energi dan protein pada anak
usia sekolah dapat dilihat pada tabel.
90
makanan yang terselip bersama bakteri akan bertambah banyak dan
membentuk koloni yang disebut plak, yaitu lapisan film tipis, lengket, dan
tidak berwarna. Plak merupakan tempat pertumbuhan ideal bagi bakteri
yang dapat memproduksi asam. Jika tidak disingkirkan dengan melakukan
penyikatan gigi, asam tersebut akhirnya akan menghancurkan email gigi
dan menyebabkan gigi berlubang (Ramadhan, 2010).
91
Cara menggosok gigi yang benar menurut Maulani, dkk (2005)
yaitu:
a. Pemilihan sikat gigi
1) Untuk anak pilih sikat gigi yang kecil baik tangkai maupun kepala
sikatnya, sehingga mudah dipegang dan tidak merusak gusi.
2) Bulu sikat jangan terlalu keras/terlalu lembut dan terlalu jarang.
Pilih yang bulu sikatnya lembut tapi cukup kuat untuk melepas
kotoran di gigi
3) Ujung kepala sikat menyempit hingga mudah dijangkau seluruh
bagian mulutnya
4) Ujung sikat gigi dan ujung bulu sikat sedekat mungkin, bila tidak
ujung sikat gigi sudah berada di bagian belakang namun bulu sikat
tidak menyentuh gigi. Sehingga terdapat bagian gigi yang tidak
tersikat. Ini biasa terjadi pada gigi geraham.
92
6) Sikat permukaan gigi geraham dari arah belakang ke depan
7) Sikat permukaan lidah agar makanan yang masih menempel dapat
hilang secara maksimal
8) Kumur sebanyak 2-3 kali untuk membilas seluruh permukaan
mulut yang telah disikat
Cara mencegahan sakit gigi:
1) Menggosok gigi yang benar
2) Bila ada gigi yang berlubang harus dirawat dengan benar. Pada
bagian gigi yang berlubang jangan ditusuk-tusuk dengan tusuk gigi
atau alat lainnya.
3) Jangan mengkonsumsi obat antibiotik tanpa resep dokter. Contoh:
CTM, ampicillin, amoxcilin.
4) Segera periksa ke dokter gigi
93
BAB 3
PENGKAJIAN KOMUNITAS
DI RW 3 KELURAHAN MULYOREJO KECAMATAN MULYOREJO
KOTA SURABAYA
94
Selatan : Makam Pedukuhan Ngembong
Barat : wilayah Mojoklangru
Tingkat Sosial Ekonomi Tingkat Sosial :
RW III:
Masyarakat di RW III mempunyai hubungan sosial
yang baik antar-tetangga, kegiatan warga dapat
berjalan.
Tingkat Ekonomi :
RW III:
Sebagian besar keluarga dengan anak usia sekolah di
RW III memiliki tingkat ekonomi menengah
kebawah.
Sebagian besar keluarga dengan anak usia sekolah
bekerja wiraswasta
Kebiasaan 1. Anak – anak menghabiskan waktu dari jam 06.30
– 12.00 WIB di sekolah masing - masing.
2. Anak usia sekolah di RW 3 menghabiskan waktu
luangnya setelah sekolah yaitu bermain dengan
teman-temannya, menonton TV, dan bermain
HP.
3. Saat sore hari senin – jumat anak usia sekolah
yang mengaji di mushola namun ada juga anak
usia sekolah yang laki-laki seringkali bermain di
warnet.
4. Malam hari anak usia sekolah menghabiskan
waktu untuk belajar, menonton TV, dan bermain
dengan teman - temannya.
Transportasi 1. Sebagian besar anak usia sekolah menggunakan
transportasi sepeda, dibonceng sepeda motor,dan
becak untuk menuju ke fasilitas pelayanan
kesehatan.
2. Kondisi jalan besar di RW III (RT 1, 2 dan 6)
terbuat dari paving, di beberapa bagian jalan
terdapat polisi tidur, gang-gang sempit berukuran
kurang lebih 1 – 2 meter yang hanya bisa dilalui
sepeda motor dan kendaraan kecil lain.
Fasilitas Umum Kesehatan :
Terdapat Puskesmas Mulyorejo sebagai puskesmas
induk, bidan praktik swasta.
Sekolah :
Terdapat PAUD dan TK
Agama :
Terdapat masjid dan mushola
Ekonomi :
Terdapat toko kebutuhan sehari-hari, bengkel,
pedagang kaki lima, pedagang kelililng, dan warung
95
makan
Agen-agen :
Air isi ulang dan minyak tanah
Lain-lain :
Poskamling, ponten umum, makam, lapangan
bulutangkis, BPS, dll.
Suku Bangsa Sebagian besar anak usia sekolah merupakan suku
Jawa
Agama Mayoritas anak usia sekolah beragama Islam
Health Morbidity Penyakit terbanyak yang terjadi pada anak usia
sekolah selama 6 bulan terakhir adalah ISPA dan
karies gigi.
Sarana Penunjang 1. Rata-rata mempunyai televisi, radio.
2. Media cetak yang dibaca oleh sebagian besar
masyarakat adalah koran dan majalah.
3. Sudah ada sumber air bersih yaitu PDAM dan
sumur. Air yang dikonsumsi warga untuk
kebutuhan makan dan minum ada yang
menggunakan PAM, dan juga air mineral.
4. Sumber penerangan menggunakan PLN
5. Sumber informasi kesehatan didapatkan anak usia
sekolah selama ini dari sekolah.
Jenis Kelamin
41
47 Laki-laki
Perempuan
96
3.2.2 Proporsi Anak Usia Sekolah RW 03 Berdasarkan Status Gizi
Status Gizi
1
16
Baik
Cukup
71 Kurang
Imunisasi
10
Lengkap
Tidak Lengkap
78
97
Gambar 3.3 menunjukkan bahwa sebagaian besar anak usia sekolah pada
rentang usia 5-12 tahun mempunyai status imunisasilengkap dan hanya sebagian
kecil yang status imunisasi tidak lengkap.
Gigi
27
Rajin
Tidak Rajin
61
Tidak Pernah
Gamba2r 3.4 Proporsi Anak Usia Sekolah Berdasarkan Kebiasaan Gosok Gigidi
RW 03 Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya
pada tanggal 7-11 Maret 2016
Gambar 3.4 menunjukkan bahwa sebagian besaranak usia sekolah pada
rentang usia 5-12 tahun mempunyaikebiasaan gosok gigiyang rajin dan sebagian
kecil mempunyai kebiasaan gosok gigi yang tidak rajin. Namun masih banyak
ditemukan anak usia sekolah yang mengalami karies gigi.
42
46 Ya
Tidak
98
Gambar 3.5 Proporsi Anak Usia Sekolah Berdasarkan Kejadian Sakit Gigidi
RW 03 Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya
pada tanggal 7-11 Maret 2016
Gambar 3.5 menunjukkan bahwa sebagian besar anak usia sekolah pada
rentang usia 5-12 tahun mengalamikejadian sakit gigidan sebagian kecil tidak
pernah mengalami sakit gigi. Pemeriksaan gigi yang tidak teratur dan pola makan
tidak sehat menjadi penyebab masalah gigi pada anak usia sekolah.
Kejadian ISPA
42
46 Ya
Tidak
99
dan menangani diberikan pada Ibu kesehatan) pada ibu
secara mandiri anak dengan anak usia terkait dengan
usia sekolah yang sekolah pencegahan dan
mengalami masalah penanganan anak
kesehatan dengan ISPA dan
khususnya ISPA Karies gigi
dan karies gigi
2 Kurangnya Sudah pernah Memberikan
pendidikan dilakukan tentang pelatihan cuci
kesehatan anak usia penyuluhan PHBS tangan pakai sabun
sekolah tentang namun masih belum dan gosok gigi serta
perilaku hidup termotivasi untuk mengadakan
bersih dan sehat melakukan dalam pelatihan dan lomba
(PHBS) kehidupan sehari- untuk membuat
hari makanan sehat pada
anak usia anak
sekolah
3 Kurangnya belum pernah Mengadakan lomba
pengetahuan anak dilakukan kegiatan kreasi makanan
tentang makanan tentang menghias sehat dan
sehat makanan sehat penyuluhan tentang
makanan sehat pada
anak usia sekolah
4 Kurangnya antusias ada kegiatan pencak Mengadakan lomba
anak terhadap silat dan sepak bola bercerita
permainan tapi tidak teratur menggunakan
tradisional dan puzzle tentang pola
edukatif hidup sehat
5 Anak lebih sering belum pernah ada Mengadakan
menghabiskan pendidikan penyuluhan
waktu di warnet dan kesehatan seksual mengenai
dikhawatirkan dini pada anak pendidikan seksual
melihat hal-hal yang dini pada anak
berbau negatif
100
BAB 4
DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI RW 3 KELURAHAN MULYOREJO KECAMATAN MULYOREJO KOTA SURABAYA
Tabel 4.1 Analisa data asuhan keperawatan komunitas di RW 03 Kelurahan Mulyorejo, Maret 2016
Data Subyektif Data Obyektif Masalah Keperawatan
1. Guru TPA mengatakan anak-anak lebih suka 1. Ada 88 anak usia sekolah di wilayah Ketidakefektifan
bermain gadget dan pergi ke warnet. RW 03 dan hanya 11 anak yang pemeliharaan kesehatan
2. Guru TPAmengatakan anak yang suka bermain di mengunjungi taman baca. anak usia sekolah di RW 03
warnet, gadget, dan menonton TV bisa 2. Anak usia sekolah jarang terlihat kelurahan Mulyorejo
mengganggu kesehatan karena pola makan dan bermain di luar rumah, mayoritas berada
tidur yang tidak teratur. di dalam rumah menonton TV dan
3. Guru TPAmengatakan banyak ibu yang belum bermain gadget.
mengetahui tentang pemenuhan kesehatan gizi 3. Tampak ibu yang membiarkan anaknya
anak usia sekolah. jajan sembarangan
4. Guru TPAmenyarankan adanya tambahan 4. Kurangnya kesadaran ibu dalam
pengetahuan untuk konsumsi makanan/ jajanan pemberian makanan/ jajanan sehat untuk
sehat pada orang tua yang memiliki anak usia anak
sekolah. 5. Terdapat 61 anak yang mengalami ISPA
5. Beberapa orang tua mengatakan anak mereka suka dan 46 anak yang mengalami sakit gigi 6
jajan sembarangan dan gigi anak berlubang bulan terakhir.
6. Beberapa ibu mengatakan belum mengetahui 6. Ada 27 anak yang tidak rajin menggosok
mendetail tentang penanganan secara mandiri gigi
101
anak usia sekolah yang mengalami masalah 7. Ada 71 anak yang memiliki gizi baik, 16
kesehatan khususnya ISPA dan karies gigi anak yang memiliki gizi cukup, 1 anak
7. Beberapa ibu mengatakan anaknya pernah yang memiliki gizi kurang.
menderita batuk, pilek, dan sakit gigi.
8. Guru TPA mengatakan ibu-ibu mengerti tentang
pentingnya menggosok gigi namun masih
memiliki kemauan dan kedisiplinan yang rendah
9. Beberapa anak mengatakan pernah melihat video
porno bersama teman-temannya
10. Beberapa anak mengatakan bahwa mereka melihat
video porno tersebut diwarnet dan di vcd rumah
saat orangtua tidak berada dirumah
102
4.2 Penapisan Masalah
Dari hasil analisa data, dilaporkan data yang kemudian dilakukan penapisan masalah untuk menentukan prioritas masalah, adapun
Tabel 4.2 Penapisan masalah asuhan keperawatan komunitas RW 03 Kelurahan Mulyorejo, Maret 2016
Diagnosa keperawatan Pentingnya penyelesaian Perubahan positif untuk Penyelesaian untuk
pada agregat Pokja anak masalah penyelesaian di peningkatan kualitas
usia sekolah 1 : rendah komunitas hidup
2 : sedang 0 : tidak ada 0 : tidak ada Total Score
3 : tinggi 1 : rendah 1 : rendah
2 : sedang 2 : sedang
3 : tinggi 3 : tinggi
Ketidakefektifan 3 3 3 9
pemeliharaan kesehatan
anak sekolah di RW 03
kelurahan Mulyorejo
103
BAB 5
RENCANA DAN STRATEGI POKJAKES ANAK USIA SEKOLAH
DI RW 3 KELURAHAN MULYOREJO KECAMATAN MULYOREJO KOTA SURABAYA
Dari hasil analisa data yang telah dilakukan, maka didapatkan diagnosa keperawatan komunitas sesuai prioritas. Dari diagnosa
tersebut, kami melakukan perencanaan bersama dengan seluruh penanggungjawab pokjakes dan menentukan sarana dan prasarana yang
akan digunakan untuk melaksanakan promosi kesehatan. Adapun perencanaan yang akan kami laksanakan adalah sebagai berikut.
Tabel 5.1 Intervensi kperawatan asuhan keperawatan komunitas RW 03 Kelurahan Mulyorejo, Maret 2016
Diagnosa Rencana Tujuan Sasaran Waktu
Keperawatan Kegiatan Hari/Tanggal Tempat Intervensi PJ
Ketidakefekti 1. Penyuluhan Setelah dilakukan anak usia Jumat, 25 Musholla 1. Pilih kelompok sasaran dan Navira
fan tentang tindakan sekolah Maret 2016 Amanah rentang usia yang akan Chairunisa,
pemeliharaan pencegahan keperawatan diberikan pendidikan S.Kep
kesehatan ISPA komunitas 1x kesehatan mengenai ISPA,
anak usia 2. Penyuluhan dalam 1 minggu, Guru TPA Sabtu, 9 April Balai RW karies gigi, sarapan sehat, Navira
sekolah di tentang komunitas dapat dan anak 2016 3 Kel. dan pendidikan kesehatan Chairunisa,
RW III pencegahan memahami usia Mulyorejo seksual dini S.Kep
kelurahan karies gigi tentang sekolah 2. Bantu kelompok sasaran
Mulyorejo pentingnya dalam mengklarifikasi nilai
3. Penyuluhan pencegahan Ibu dan Kamis, 17 Balai RW dan kepercayaan tentang Zakiah Nur
tentang ISPA, karies gigi, anak usia Maret 2016 3 Kel. kesehatan. Suraya,
pendidikan mencegah sekolah Mulyorejo 3. Pilih cara yang tepat untuk S.Kep
104
kesehatan perilaku menarik atensi peserta
seksual dini menyimpang 4. Identifikasi faktor internal
seksual, serta dan faktor eksternal yang
menerapkan berpengaruh terhadap
4. Lomba kreasi sarapan sehat Anak usia Kamis, 31 Balai RW perilaku kesehatan Ragillia
sarapan sehat NOC Knowledge sekolah Maret 2016 3 Kel. 5. Identifikasi karakteristik Irena,
Health Mulyorejo target populasi terhadap S.Kep
Promotion: pendidikan kesehatan yang
5. Pelatihan cuci 1.Perilaku yang Anak usia Sabtu, 9 April Musholla akan diberikan Rizqi
tangan dan mempromosika sekolah 2016 Amanah 6. Gunakan teknik Amaliya.,S.
gosok gigi n kesehatan (3) demonstrasi untuk Kep
serta 2.Mencegah dan meningkatkan keahlian
pemeriksaan mengontrol 7. Libatkan individu, keluarga
gigi infeksi (3) dan kelompok masyarakat
Knowledge: dalam perencanaan dan
Heath Resources implementasi untuk
1. Strategi untuk modifikasi pola hidup sehat
mengakses
pelayanan
kesehatan (3)
Knowledge :
Health behavior
1. Praktik
pemenuhan
nutrisi sehat
1: tidak ada
pengetahuan
105
2: pengetahuan
terbatas
3: pengetahuan
sedang
4: pengetahuan
banyak
5 : pengetahuan
luas
106
BAB 6
Dalam kegiatan praktik profesi keperawatan komunitas ini, implementasi yang dapat kami laksanakan dengan hasil kesepakatan
pada perencanaan antara warga di RW 3 Kelurahan Mulyorejo Kota Surabaya dengan mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga Surabaya adalah sebagai berikut :
Diagnosa Kegiatan Pelak Sasaran Waktu Metode Materi Hambatan Solusi
sana Hari Tanggal
Ketidak Penyuluh Maha Kelas 3- Selasa 29 Maret Teams 1. Pengertian 1. Waktu 1. Koordinasi dengan
efektifan an siswa 6 SD RT 2016 Game ISPA pelaksanaan HE guru TPA untuk
pemeli tentang 1,2, dan Tourna 2. Penyebab saat peserta mengaji lebih awal,
haraan pencegah 6 RW 3 ment ISPA mengaji, lalu memberikan
kesehatan an ISPA 3. Tanda sehingga penyuluhan
anak usia gejala ISPA mengganggu
sekolah di 4. Cara waktu mengaji
RW III Penularan 2. Beberapa peserta 2. Membagi peserta
kelurahan ISPA mendominasi saat yang mendominasi
Mulyorejo 5. Pencegahan penyuluhan ke dalam kelompok
ISPA yang berbeda-beda
6. Etika Batuk
Penyuluh Maha Kelas 3- Rabu 30 Maret Puzzle 1. Pengertian 1. Waktu 1. Waktu mengaji
an siswa 6 SD RT 2016 berceri karies gigi pelaksanaan HE dimulai lebih awal
107
tentang 1,2, dan ta 2. Penyebab saat peserta lalu penyuluhan
karies 6 RW 3 karies gigi mengaji, dimulai
gigi dan 3. Tanda gejala sehingga
Guru karies gigi mengganggu
TPA 4. Pencegahan waktu mengaji
karies gigi 2. Tempat yang 2. Tempat penyuluhan
digunakan pindah ke balai RW
penyuluhan tidak 3
memadai
Penyuluh Maha Kelas 4- Kamis 7 April Ceram 1.Pengertian 1. Peserta dan ibu 1. Memaksimalkan
an siswa 6 SD RT 2016 ah dan pendidikan yang datang sedikit anak usia sekolah di
tentang 1,2, dan Tanya seks karena malam hari sekitar balai RW 3
pendidika 6 RW 3 jawab 2.Manfaat untuk datang saat acara
n dan Ibu pendidikan
kesehatan seks
seksual 3.Cara
dini mencegah
pelecehan
seksual pada
anak
Pelatihan Maha Kelas 1- Kamis 31 Maret Demon 1.Manfaat cuci 1. Fasilitas sarana 1. Menggunakan
cuci siswa 6 SD RT 2016 strasi tangan dan prasarana tidak tempat wudhu sebagai
tangan 1,2, dan dan gosok gigi memadai pengganti wastafel
dan 6 RW 3 Simulas 2. Waktu cuci 2. Anak tidak 2. Membeli sikat gigi
gosok i tangan dan membawa sikat untuk dibagikan kepada
gigi serta gosok gigi gigi anak
pemerik 3.Langkah
saan gigi langkah
108
dan mencuci
mulut tangan dan
gosok gigi
Lomba Maha Kelas 3- Ming 3 April Mono 1. Pengertian 1. Anak belum 1. Menjelaskan cara
kreasi siswa 6 SD RT gu 2016 poli sarapan pernah bermain bermain dan aturan
sarapan 1,2, dan dan sehat monopoli permainan serta
sehat 6 RW 3 simula 2. Manfaat menyediakan 2
si sarapan fasilitator di masing
sehat masing kelompok
3. Waktu 2. Siswa yang 2. Mengajak anak anak
sarapan datang sedikit lain secara personal
sehat karena hari libur
4. Komponen
sarapan
sehat
109
BAB 7
Dalam kegiatan praktek profesi keperawatan komunitas dan keluarga ini sesuai hasil implementasi yang berhasil kami laksanakan
maka hal-hal yang dapat kami evaluasi adalah sebagai berikut:
Diagnosa Pencapaian NOC SOAP
Keperawatan
Komunitas
Ketidakefektifan NOC Knowledge Health Promotion:
pemeliharaan 1. Perilaku yang mempromosikan Subjektif:
kesehatan anak usia kesehatan (4) 1. Anak usia sekolah mengatakan sudah memahami terkait ISPA dan
sekolah di RW III cara mencegah penyakit ISPA
kelurahan 2. Anak usia sekolah dan guru mengatakan sudah memahami terkai
Mulyorejo karies gigi
3. Anak usia sekolah menjelaskan etika batuk yang benar
4. Anak usia sekolah dapat menjelaskan langkah-langkah cuci tangan
dan menggosok gigi yang benar
5. Anak usia sekolah mengatakan sudah memahami terkait sarapan
2. Mencegah dan mengontrol infeksi sehat
(3) 6. Anak usia sekolah dan ibu mengatakan sudah memahami terkait
pendidikan seksual dini
110
Objektif:
1. Anak usia sekolah dapat mempraktekkan etika batuk yang benar
2. Anak usia sekolah dapat mempraktekkan cara gosok gigi yang
Knowledge: Heath Resources benar
Strategi untuk mengakses pelayanan 3. Anak usia sekolah dapat mempraktekkan cara mencuci tangan
kesehatan (4) dengan benar
4. Anak usia sekolah dapat membuat menu sarapan sehat
5. Anak usia sekolah dapat mempraktekkan cara mencegah perilaku
penyimpangan seksual
Knowledge : Health behavior
Praktik pemenuhan nutrisi sehat (3) Analisis
Diagnosa keperawatan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan anak
usia sekolah di RW III kelurahan Mulyorejo telah teratasi
1: tidak ada pengetahuan
2: pengetahuan terbatas Perencanaan:
3: pengetahuan sedang 1. Perlu diadakan kegiatan yang dapat mencakup seluruh anak usia
4: pengetahuan banyak sekolah dengan menyesuaikan waktu dan tempat sehingga tidak
5: pengetahuan luas mengganggu kegiatan yang ada di masyarakat
2. Perlu diadakan kegiatan yang melibatkan orang tua dan guru TPA
agar dapat mendukung perilaku kesehatan anak
111
BAB 8
PENUTUP
8.1 Kesimpulan
Praktik profesi keperawatan komunitas yang dilaksanakan mahasiswa
Program Profesi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga di
RT 01, 02 dan 06 RW 03 Kelurahan Mulyorejo merupakan bentuk aplikasi
disiplin ilmu keperawatan keluarga dan komunitas.
Kegiatan praktik profesi keperawatan komunitas di RW 03 kelurahan
Mulyorejo yang dilaksanakan dibagi menjadi beberapa kelompok kerja kesehatan
(POKJAKES) salah satunya pokjakes AUS (Anak Usia Sekolah). Kegiatan yang
telah dilakukan pada POKJAKES AUS adalah penyuluhan tentang pencegahan
dan penanganan ISPA, penyuluhan tentang karies gigi, penyuluhan tentang
pendidikan seksual dini, pelatihan cuci tangan dan gosok gigi serta pemeriksaan
kesehatan gigi dan mulut dan lomba kreasi sarapan sehat.
Secara umum, praktik profesi keperawatan komunitas yang dilakukan oleh
mahasiswa berkerja sama dengan masyarakat di wilayah RW 03 Kelurahan
Mulyorejo serta kelompok kerja kesehatan pada khususnya, mendapatkan respon
yang cukup baik dari masyarakat. Terbukti dari ketertarikan dan antusiasme warga
yang cukup tinggi terhadap semua kegiatan POJAKES AUS. Semoga dengan
adanya praktik keperawatan komunitas dari Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga dapat lebih memotivasi warga untuk selalu meningktakan derajat
kesehatan diri sendiri, keluarga dan sekitar lingkungan khususnya pada anak usia
sekolah.
8.2 Saran
Adapun saran-saran yang ingin kami sampaikan kepada beberapa pihak antara
lain:
1. Pemberian arahan dan bimbingan yang intensif pada mahasiswa dengan
konsep bimbingan yang baku sebelum terjun ke masyarakat
2. Mahasiswa diharapkan lebih meningkatkan kemampuan dan menambah bekal
serta ketrampilan tentang konsep keperawatan komunitas, sehingga kinerja
112
dalam melaksanakan praktik profeesi keperawatan komunitas dapat lebih
optimal
3. Perlu adanya pengembangan metode dan media baru untuk memberikan
pendidikan kesehatan terhadap anak usia sekolah yang lebih menarik
4. Perlu adanya kegiatan yang dapat menjangkau sasaran lebih banyak dan
melibatkan orangtua dan guru TPA
5. Diharapkan dapat terbentuk kader POKJAKES AUS di RW 03 sehingga dapat
meneruskan penyuluhan dan pendidikan kesehatan khususnya pada anak usia
sekolah serta melakukan deteksi adanya masalah kesehatn pada anak usia
sekolah, kemudian melakukan kerjasama dengan puskesmas dalam
menyelesaikan permasalahan kesehatan yang ditemui.
113
DAFTAR PUSTAKA
114