Anda di halaman 1dari 38

LOGBOOK TUTOR

“KASUS 2 KEPERAWATAN KOMUNITAS II”

Dosen Pembimbing:

Ns.Yuliana ,S.kep,M.kep

Disusun oleh :

Nadia Rifelda (G1B119065)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

TAHUN AJARAN 2021


Skenario 2

Mahasiswa profesi Ners Universitas Jambi sedang melakukan pengolahan data


asuhan keperawatan komunitas di Desa Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi,
di fokuskan pada permasalahan Anak sekolah dan PAUD dari hasil distribusi
Frekuensi sebanyak 53 siswa SD (65%), mengatakan menggosok gigi 1 x sehari.
PAUD sebanyak 32 siswa (21,44%), mengatakan menggosok gigi 1 x sehari.
Sebanyak 30 siswa SD (35 %) dan PAUD (65%) mengatakan tidak menggosok
gigi. Saat dilakukan pengkajian pada gigi dan mulut siswa ternyata di temukan
data bahwa siswa SD sebanyak 26 siswa (75 %) dan PAUD sebanyak 26 siswa
(80%) mengalami karies gigi. Kemudian Dari hasil wawancara dengan ibu-ibu
yang memiliki balita mengaku selalu rutin melakukan imunisasi balita sesuai
dengan jadwal imunisasi yang telah di tetapkan. Dari data pengkajian
menunjukkan cakupan imunisasi 95% di wilayah tersebut dan 95% imunisasi
dilakukan di puskesmas. Mahasiswa Ners Universitas Jambi kemudian
menentukan diagnosa komunitas dan rencana tindakan hingga membuat plan of
action (POA).

LO :

1. Buat Asuhan Keperawatan Komunitas


2. Buat Rencana tindakan dalam bentuk POA
3. Buat Inovasi terkait kasus tersebut
STEP I

(Identifikasi Kata Sulit)

1. Imunisasi
2. karies gigi
3. frekuensi
4. Paud
5. POA
6. diagnosa
7. distribusi

Jawaban :

1. Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh


dengan cara memasukkan vaksin, yakni virus atau bakteri yang sudah
dilemahkan, dibunuh, atau bagian-bagian dari bakteri (virus) tersebut telah
dimodifikasi.
2. Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu kondisi rusaknya struktur
dan lapisan gigi yang terjadi secara bertahap. Hal ini diawali dengan
terkikisnya enamel atau lapisan terluar gigi, kemudian menggerogoti dentin
atau lapisan tengah gigi, dan pada akhirnya mencapai sementum alias akar
gigi. Karies gigi umumnya disebabkan oleh kebiasaan makan makanan manis
atau jarang menyikat gigi.
3. Frekuensi adalah ukuran jumlah terjadinya sebuah peristiwa dalam satuan
waktu
4. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum
jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang
ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan rohani dan jasmani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan
pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan
dan 6 (enam) perkembangan: agama dan moral, fisik motorik, kognitif,
bahasa, sosial-emosional, dan seni, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap
perkembangan sesuai kelompok usia yang dilalui oleh anak usia dini seperti
yang tercantum dalam Permendikbud 137 tahun 2014 tentang Standar
Nasional PAUD.

5. Action plan adalah sebuah rencana yang disusun dengan sebaik-baiknya


untuk mewujudkan sasaran strategisnya. Action plan dirumuskan dalam
sebuah langkah besar yang akan dilaksanakan di masa depan untuk
mewujudkan sasaran strategis dalam bisnis
6. Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respons aktual
dan potensial klien terhadap masalah kesehatan. Diagnosa keperawatan
berfokus pada dan mengidentifikasi kebutuhan keperawatan dari klien.
Diagnosa keperawatan mencerminkan tingkat kesehatan atau respons
terhadap penyakit atau proses patologis, status emosional, fenomena
sosiokultural, atau tahap perkembangan , sementara itu diagnosa medis secara
menonjol mengidentifikasi status penyakit spesifik
7. Distribusi adalah salah satu komponen dalam kegiatan ekonomi selain
kegiatan produksi dan konsumsi. Kegiatan distribusi adalah aktivitas
menyalurkan atau mendistribusikan barang atau jasa.

STEP II

(Identifikasi Masalah)

1. Jelaskan bagaimana strategi intervensi keperawatan komunitas yang tepat


berdasarkan kasus tersebut?
2. Bagaimana cara perawat meminimalisir permasalahan yang terjadi pada kasus
tersebut?
3. Bagaimana jika keries gigi yang dialami anak-anak tersebut cukup parah,
selain edukasi cara menggosok gigi tindakan apa yang dapat dilakukan?
4. Bagaimana mengolah pengolahan data komunitas secara umum yang tepat
dan efesien?
5. Dampak negatif apa yang terjadi pada anak² sekolah dan paud tersebut yang
mana sebagian besarnya tidak menggosok giginya dan tindakan apa yang
harus dilakukan oleh perawat dalam menghadapi hal tersebut?
6. Bagaimana cara kita sebagai perawat komunitas agar anak sekolah dan paud
mau menggosok gigi 2x sehari?
7. Hal hal apa saja yg perlu diperhatikan dalam melakukan pengolahan data?

STEP III

(Analisis Masalah)

1. Sebelum menentukan strategi keperawatan yang akan diaplikasikan di suatu


komunitas, perawat harus menganalisa dahulu data dan target yang akan
diberikan asuhan keperawatan.Dari data yang disajikan kasus tersebut, bisa
disimpulkan siswa SD dan PAUD mengalami karies gigi dikarenakan
pola/durasi menggosok gigi yang tidak tepat. Ada beberapa strategi
keperawatan komunitas diantaranya; promosi kesehatan, pemberdayaan
masyarakat, kemitraan, sistem rujukan, advokasi, dll.Target asuhan
keperawatan komunitas pada kasus tersebut adalah siswa sekolah (siswa SD
dan PAUD).Strategi keperawatan komunitas basic yang tepat diaplikasikan
pada siswa sekolah adalah promosi kesehatan. Tahapannya dimulai dari
diseminasi informasi yang berbentuk pendidikan kesehatan khususnya
mengenai menggosok gigi. Kemudian modifikasi gaya hidup dengan cara
diajarkan dan dibimbing baik secara langsung maupun melalui perantara,
dalam kasus tersebut perantaranya bisa orang tua siswa. Sehingga siswa bisa
mengaplikasikan topik pendidikan kesehatan dengan baik dan konsisten.
2. Adapun hal yg bisa dilakukan perawat dalam mengatasi masalah tersebut
yaitu memberikan promosi kesehatan mengenai kesehatan ibu dan anak. Apa
lg masalah pada kasus berfokus pada kesehatan gigi anak yg kurang baik
dikrna kan anak anak tersebut menggosok gigi hanya 1 x dalam sehari.
Perawat bisa melakukan promosi kesehatan mengenai cara menggosok gigi
yg baik dan benar dan mengajar anak baiknya menggosok gigi sebelum tidur.
Perawat jg bisa merencanakan plan off action untuk tindakan yg akan di
berikan kepada ibu dalam menjaga kebersihan anaknya, karna biasanya
kebersihan anak di mulai dari ibu nya. perawat jg bisa melakukan Aktivitas
promosi kesehatan yang mana merupakan bagian dari salah satu program
pemerintah yang ada di bawah koordinasi Kementerian Kesehatan khususnya
Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
a. Mengkonsumsi makanan sehat seperti buah dan sayur.
b. Tidak membuang sampah sembarangan.
c. Melakukan kerja bakti untuk menciptakan lingkungan sehat (seperti:
sanitasi lingkungan membuat sumber air bersih) berdsrkn kasus
d. Menggunakan pelayanan kesehatan dengan baik&benar

3. Dengan cara edukasi flossing gigi, Benang gigi atau flossing adalah alat
pembersih yang cukup efektif membersihkan gigi selain sikat gigi.
Kebanyakan orang menggabungkan metode sikat gigi dengan penggunaan
flossing agar terhindar dari bakteri dan plak. Cara memakai flossing gigi
adalah :
a. Langkah 1 Mulai dengan mengambil benang gigi sekitar 45 cm dan
lilitkan benang di kedua jari tengah Anda.
b. Langkah 2 Pegang erat sisa benang gigi yang tidak terlilit dengan ibu jari
dan telunjuk.
c. Langkah 3 Masukkan benang gigi di sela-sela gigi dengan perlahan dan
lembut. Dianjurkan untuk flossing di depan cermin agar Anda bisa
melihat ke mana benang gigi dimasukkan.
d. Langkah 4 Mulai menggerakkan benang pada gigi bagian depan atau
belakang. Lalu, gerakkan benang naik turun dengan pelan. Jika terlalu
keras, justru dapat membuat gusi Anda berdarah.
e. Langkah 5 Apabila Anda sudah menyentuh gigi yang dekat dengan gusi,
lingkari benang ke sisi samping gigi, menyerupai huruf “C”. Gesekkan
benang secara pelan dengan gerakan naik turun. Ulangi cara ini pada
gigi-gigi lainnya.Jika Anda sudah selesai flossing, jangan lupa untuk
berkumur agar sisa-sisa kotoran dan plak dapat terbilas dengan bersih.
4. Dampak negatif dari tidak menggosok gigi dan mengalami karied gigi pada
anak yaitu menyebabkan penyakit givingitis yaitu peradangan dan
pembengkakan gusi akibat infeksi yang harus dilakukan oleh perawat jika
menghadapi hal seperti pada kasus yaitu dengan melakukan sosialisasi seperti
menjelaskan bahaya tidak gosok gigi dan melakukan demonstrasi seperti
mengajarkan teknik menyikat gigi yang benar, menyikat gigi bersama,
gunakan media visual supaya anak tetap semangat menyikat gigi bersama,
gunakan media visual supaya anak tetap semangat menyikat gigi dan
tawarkan hadiah karena memberikan reward pada anak bisa menjadi trik
efetif.
5. Dalam melakukan pengolahan data itu memerlukan beberapa tahap yaitu
mulai dari pemeriksaan data, klasifikasi, verifikasi, analisis, kesimpulan
a. Editing (Pemeriksaan Data)
Membersihkan dan mempersiapkan data-data yang telah
dikumpulkan dari kelengkapan jawaban, kejelasan, kesesuaian, dan
relevansinya.
b. Classifying (Klasifikasi)
Proses pengelompokan semua data dari berbagai sumber. Seluruh
data tersebut ditelaah secara mendalam, kemudian digolongkan sesuai
dengan kebutuhan. Kemudian data-data tersebut dibagi berdasarkan
bagian-bagian yang memiliki persamaan.
c. Verifying (Verifikasi)
Verifying adalah proses memeriksa data dan informasi yang telah
dikumpulkan agar validitas data dapat diakui dan digunakan dalam
penelitian. Kemudian data dikonfirmasi ulang atau divalidasi.
d. Analyzing (Analisis)
Tahap penganalisisan data dilakukan setelah melalui tahap
pengolahan data. Hasil olahan data itu kemudian akan di analisis dan
ditafsirkan sehingga data tersebut dapat dipahami sebagai sebuah
informasi.
e. Concluding (Kesimpulan)
Tahap terakhir dalam pengolahan data adalah kesimpulan.
Kesimpulan inilah yang nantinya akan menjadi sebuah informasi yang
terkait dengan objek penelitian si peneliti. Tahapan ini dapat diistilahkan
sebagai concluding, yaitu kesimpulan atas proses pengolahan data yang
terdiri dari empat proses sebelumnya, yaitu editing, classifying, verifying
dan analyzing.
6. Dengan cara memberikan penyuluhan yang sesuai dengan usia mereka agar
mereka dapat menyerap dengan optimal mengenai materi yang kita
sampaikan mengenai kesehatan gigi dan mulut. Adapun metodenya yaitu:
a. metode cerita menggunakan boneka tangan
Anak diajak berkomunikasi berfantasi, berkhayal, dan
mengembangkan kondisinya, cerita bisa menjadi metode pembelajaran
yang menyenangkan karna selain berisi hiburan, cerita juga menjadi
pembelajaran yang tidak menggurui dan fleksibel sehingga materi
penyuluhan yang disampaikan akan mudah diserap oleh anak.
b. Metode audio visual
Menonton film kartun merupakan cara memberi pemahaman
kepada anak tentang pengetahuan kesehatan gigi dan mulut bagi anak
karena dengan audio visual anak bisa mengingat contohnya.
7. Setelah teknik pengumpulan data dilakukan, selanjutnya adalah melakukan
pengolahan data, pentingnya pengolahan data diantaranya adalah untuk :

a. Menyederhanakan seluruh data yang terkumpul


b. Menyajikannya dalam susunan yang baik dan rapi
c. Agar mudah dianalisis

Ada 3 tahapan yang perlu dilakukan dalam melakukan pengolahan data,


diantaranya :

a. Penyuntingan (Editing) Penyuntingan dilakukan untuk memeriksa


seluruh daftar pertanyaan yang telah dikembalikan responden. Adapun
hal-hal yang perlu diperhatikan pada tahap ini adalah :– Kesesuaian
jawaban responden dengan pertanyaan yang diajukan – Kelengkapan
pengisian daftar pertanyaan – Konsistensi jawaban responden Dalam
melakukan penyuntingan, yang perlu diperhatikan seorang penyunting
adalah tidak mengganti atau menafsirkan jawaban responden. Jadi
kebenaran jawaban harus benar benar murni dan terjaga.
b. Pengkodean (Coding) Pengkodean dapat dilakukan dengan memberi
tanda (simbol) berupa angka pada jawaban responden yang diterima.
Tujuan pengkodean adalah untuk menyederhanakan jawaban responden.
Yang harus diperhatikan adalah pemberian pada jenis pertanyaan yang
diajukan (pertanyaan terbuka atau pertanyaan tetutup), yakni :– Untuk
pertanyaan tertutup, kode ditentukan dengan mudah, misalnya : 1 untuk
jawaban ya/setuju dan kode 0 untuk tidak/tidak setuju, atau ditambah
kode 99 untuk jawaban yang kosong (responden tidak memberi jawaban)
– Untuk pertanyaan terbuka dilakukan dengan tahapan tertentu, misalnya
jawaban responden diperiksa untuk dibuat kategori jawaban tertentu,
apabila ternyata jawaban perlu dikategorikan, dibuat kategori yang
sesuai, setelah itu tiap kategori diberi kode.Seluruh kode yang ditentukan
untuk tiap jawaban, disusun dalam buku kode. Buku kode ini selain
diperlukan dalam pengkodean juga digunakan sebagai pedoman untuk
analisis data dan penulisan laporan.
c. Tabulasi (Tabulating) Kegiatan yang dilakukan dalam tabulasi adalah
menyusun dan menghitung data hasil pengkodean, untuk kemudian
disajikan dalam bentuk tabel. Tabel yang dimaksud dapat berupa tabel
frekuensi, tabel korelasi, atau tabel silang. Pada dasarnya ada 2 cara
pelaksanaan tabulasi, yaitu :- Tabulasi manual, yakni semua kegiatan dari
perhitungan sampai penyajian tabel dilakukan dengan tangan.- Tabulasi
mekanis, yakni pelaksanaan dengan cara ini dibantu dengan peralatan
tertentu, seperti komputer.
STEP IV( Mind Mapping)

Mahasiswa profesi ners UNJA

Melakukan pengolahan data asuhan


keperawatan komunitas di Desa Mendalo
Darat Kabupaten Muaro Jambi

Fokus:

Anak sekolah dan PAUD

Hasil distribusi frekuensi:

1. SD (53 siswa) 65% menggosok gigi 1x sehari


PAUD (32 siswa) 21,44% menggosok gigi 1x
sehari.
2. SD (30 siswa) 35% tidak mengosok gigi
PAUD 65% tidak mengosok gigi

Dara Primer: Data Sekunder:


Ibu yang memiliki balita 1. Pada gigi dan mulut siswa
mengaku selalu rutin ternyata ditemukan data
melakukan imunisasi balita bahwa siswa SD sebanyak 26
sesuai dengan jadwal siswa (75%) dan PAUD
imunisasi yang telah sebanyak 26 siswa (80%)
ditetepkan. mengalami karies gigi.
2. Cakupan imunisasi 95% di
wilayah tersebut dan 95%
imunisasi dilakukan di
puskesmas.

Mahasiswa ners UNJA menetukan diagnosa


komunitas dan rencana tindakan hingga membuat
POA

Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Anak Usia


Sekolah dengan Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut
STEP V ( LO)

1. Buat Asuhan Keperawatan Komunitas

PENGKAJIAN

A. DATA INTI

1. Demografi :
 Berdasarkan data yang di proleh jumlah anak sekolah yang
menggosok gigi 1x sehari sebanyak 53 siswa SD (65%) dan paud
sebanyak 32 siswa (21,44%) , yang tidak menggosok gigi sebanyak
30 siswa SD (35 %) dan PAUD (65%) mengatakan tidak
menggosok gigi. Saat dilakukan pengkajian pada gigi dan mulut
siswa ternyata di temukan data bahwa siswa SD sebanyak 26 siswa
(75 %) dan PAUD sebanyak 26 siswa (80%) mengalami karies
gigi. Dari data pengkajian menunjukkan cakupan imunisasi 95%
di wilayah tersebut dan 95% imunisasi dilakukan di puskesmas
 Data usia anak sekolah
Tidak terkaji
 Data pendidikan anak usia sekolah
Tidak terkaji
 Data penyakit
Keries gigi
SD : 26 siswa (75%)
PAUD : 26 Siswa (80%)
 Data kebiasaan buruk
Tidak menggosok gigi
SD : 30 (35 %)
PAUD : (65 %)
2. Etnis
Tidak terkaji
3. Kepercayaan
Tidak terkaji
a) Distribusi anak usia sekolah berdasrkan menggosok gigi

MENGGOSOK GIGI 1X SEHARI


70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
53 siswa SD 32 siswa PAUD

MENGGOSOK GIGI 1X SEHARI

b) Distribusi anak usia sekolah berdasarkan tidak menggosok gigi

TIDAK MENGGOSOK GIGI


70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
30 siswa SD PAUD GIGI
TIDAK MENGGOSOK
c) Distribusi anak usia sekolah berdasarkan mengalami karien gigi

KESEHATAN GIGI DAN MULUT


(MENGALAMI KARIES GIGI)
KESEHATAN GIGI DAN MULUT (MENGALAMI KARIES GIGI)
81%

80%

79%

78%

77%

76%

75%

74%

73%

72%
26 siswa SD 26 siswa PAUD

d) Distribusi anak usia sekolah berdasarkan imunisasi

IMUNISASI
IMUNISASI
95%

95%

C ak u p an i m u n i sasi d i w i l ay ah t er seb u t I m u n i sasi d i l ak u k an d i p u sk em as

B. DATA SUBSISTEM KOMUNITAS


NO KETERANGAN DESKRIPSI

1. Lingkungan Tidak tekaji

2. Pelayanan Kesehatan Tidak terkaji


dan Sosial

3. Ekonomi Tidak terkaji

4. Transportasi Tidak terkaji

5. Politik & Pemerintahan Tidak Terkaji

6. Komunikasi Tidak Terkaji

7. Pendidikan Tidak terkaji

8. Rekreasi Tidak terkaji

C. ANALISA DATA

DATA MASALAH
 Siswa SD (65%) Ketidakefektifan manajemen
menggosok gigi 1x sehari, kesehatan berhubungan dengan
siswa SD (75%) kurangnya kesadaran tentang
mengalami karies gigi. perilaku hidup sehat.
 Siswa PAUD (65%) tidak
menggosok gigi, siswa
PAUD (80%) mengalami
karies gigi.
 Dari data pengkajian
Kesiapan meningkatkan status
menunjukkan cakupan
imunisasi anak pada keluarga
imunisasi 95% di wilayah
dengan anak balita aktif diimunisasi.
tersebut dan 95%
imunisasi dilakukan di
puskesmas

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

 Ketidakefektifan manajemen kesehatan berhubungan dengan kurangnya


kesadaran tentang perilaku hidup sehat : Siswa SD (65%) menggosok gigi
1x sehari, siswa SD (75%) mengalami karies gigi, siswa PAUD (65%)
tidak menggosok gigi, siswa PAUD (80%) mengalami karies gigi.
 Kesiapan meningkatkan status imunisasi anak pada keluarga dengan anak
balita aktif diimunisasi.

E. INTERVENSI KEPERAWATAN KOMUNITAS


 Ketidakefektifan manajemen kesehatan berhubungan dengan kurangnya
kesadaran tentang perilaku hidup sehat : Siswa SD (65%) menggosok gigi
1x sehari, siswa SD (75%) mengalami karies gigi, siswa PAUD (65%)
tidak menggosok gigi, siswa PAUD (80%) mengalami karies gigi.
DATA DIAGNOSA TUJUAN NOC NIC
Domain 1 : Tujuan: Prevensi primer : Prevensi Primer

Promosi Klien mampu Domain 3: Perilaku


kesehatan meningkatkan
Domain IV:
manajemen
Pengetahuan
kesehatan
Kelas S: Pendidikan
tentang Kesehatan
& Perilaku Pasien

Kelas 2 : Kelas Q: Perilaku


 5510:
Sehat
Pendidikan
Manajemen
kesehatan
Kesehatan  1600:
 5515:
Perilaku
peningkatan
patuh
kesadaran
Kesiapan  1603:
kesehatan
menigkatkan Perilaku
 5520: Fasilitasi
manajemen pencarian
pembelajaran
kesehatan kesehatan

(00162)  1606:
Partisipasi
dalam
keputusan
perawatan
kesehatan
 1623:
Perilaku
Domain 7:
patuh
Komunitas
pengobatan
yang Kelas C:
dirasakan Peningkatan
 1632: kesehatan Komunitas
Perilaku
 5510:
patuh
Pendidikan
aktivitas
kesehatan
yang
 8500:
dirasakan
Pengembangan
kesehatan
masyarakat
 8700:
Pengembangan
program
Kelas R:
Kepercayaan
tentang Kesehatan

 1701:
Kepercayaa
n mengenai
kesehatan:
merasakan
kemampuan
melakukan

Kelas S:
Pengetahuan
tentang Kesehatan

 1805:
Pengetahua
n: Perilaku
kesehatan
 1806:
Perilaku:
Sumber-
sumber
kesehatan
 1808:
Pengetahua
n:
Pengobatan
 1823:
Perilaku:
Promosi
kesehatan
 1855: Gaya
hidup sehat

Prevelensi Prevensi Sekunder


Sekunder
Domain 3: Perilaku
Kelas T: Kontrol
Kelas O: Terapi
Risiko dan
Perilaku
Keamanan

 4310: Terapi
 1902:
Aktivitas
Kontrol
risiko  4340:
Manajemen
 1909:
perilaku
Perilaku
pencegahan
jatuh
 1910:
Keamanan
lingkungan
rumah
Kelas R: Bantuan
 1916:
Koping
Kontrol
risiko  5230:
gangguan Peningkatan
penglihatan koping
 5420:
Dukungan
spiritual

Domain V:
Kondisi
Kesehatan yang
Dirasakan Domain 4:
Keamanan

Kelas V: Manajemen
Kelas U: Kondisi
Risiko
Kesehatan yang
Dirasakan  6480:
Manajemen
 2000:
lingkungan
Kualitas
 6490:
hidup
Pencegahan
 2001:
jatuh
Kesehatan
spiritual
 2006: Status Domain 7:
kesehatan Komunitas
pribadi
 2009: Status
kenyamanan
:
Lingkungan

Kelas D: Manajemen

Kelas L:
Kepuasan Risiko Komunitas
Terhadap
Perawatan  6484:
Manajemen
 3000: lingkungan:
Kepuasan Komunitas
klien: Akses  6610:
terhadap Identifikasi
sumber- Risiko
sumber
perawatan
 3002:
kepuasan
klien:
Komunikasi
 3012:
Kepuasan
klien:
Pengajaran

Domain VI:
Kesehatan
keluarga

Kelas X:
Kesejahteraan
Keluarga

 2600:
Koping
keluarga
 2606: Status
kesehatan
keluarga
 2609:
Dukungan
keluarga
selama
perawatan

Prevensi Tersier Prevensi Tersier

Kelas X: Domain 6: Sistem


Kesejahteraan kesehatan
Keluarga

 2605:
Kelas b: Manajemen
Partisipasi
Informasi
keluarga
dalam
 7910:
perawatan
Konsultasi
profesional
 7920:
Dokumentasi
 8086:
Peresepan:
Pelayanan non
farmakologis
 8100: Rujukan
 8180:
Konsultasi
melalui telepon
 8190: Tindak
lanjut melalui
telepon

 Kesiapan meningkatkan status imunisasi anak pada keluarga dengan anak


balita aktif diimunisasi.

a) Definisi : pola pelaksanaan imunisasi pada individu ,keluarga dan


komunitasdapat ditingkatkan.
b) Batasan : mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan pengetahuan,
perilaku tentang imunisasi, meningkatkan status imunisasi anak.
c) Tujuan : menjelaskan resiko terkait imunisasi (PD3l).
d) Intervensi : manajemen imunisasi.
e) Aktifitas perawat :
a. Pengkajian : data riwayat medis,alergi, pengetahuan imunisasi,
jadwal dan KIPPI
b. Penyuluhan
2. Buat Rencana tindakan dalam bentuk PO

POA

KETIDAKEFEKTIFAN MANAJEMEN KESEHATAN B/D KURANGNYA KESADARAN

TENTANG PERILAKU HIDUP SEHAT : SISWA/I SD (65%) MENGGOSOK GIGI 1X/HARI,

SISWA SD (75%) MENGALAMI KARIES GIGI DI SD DESA MENDALO DARAT KAB. MUARO JAMBI

Indikator
No Tahap Kegiatan Tujuan Uraian kegiatan Sasaran Waktu Lokasi Pelaksanaan
keberhasilan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Koordinasi Adanya Kesepakatan dengan Kepala Februar SD di Desa Tim Adanya
dengan  pihak dukungan/persetujuan pihak sekolah sekolah i 2022 Mendalo mahasiswa kesepakatan
1 Persiapan sekolah pihak sekolah kegiatan,jadwal Darat Kab. profesi Ners dengan pihak
Muaro Jambi UNJA sekolah.
Menyiapkan Tersedianya kebutuhan Menyiapkan Seluruh Februar SD di Desa Tim Tersedianya
kebutuhan untuk pelaksanaan blanko,alat dan bahan siswa/i SD i 2022 Mendalo mahasiswa alat dan bahan
untuk kegiatan untuk kegiatan Darat Kab. profesi Ners
pelaksanaan Muaro Jambi UNJA untuk
kegiatan kegiatan.

Pengumpulan Mengetahui status Melakukan Seluruh Februar SD di Desa Tim Terkumpulnya


data kesehatan gigi dan pemeriksaan subjektif siswa/i SD i 2022 Mendalo mahasiswa data kesehatan
mulut dengan memberikan Darat Kab. profesi Ners
quesioner,pemeriksaan Muaro Jambi UNJA gigi dan
objektif
mulut
Menyiapkan Memudahkan Membuat satpel sesuai Seluruh Februar SD di Desa Tim Tersedianya
satpel, alat penyampaian materi materi siswa/i SD i 2022 Mendalo mahasiswa satpel dan
peraga sesuai Darat Kab. profesi Ners
materi Muaro Jambi UNJA alat peraga.

2 Pelaksanaan Melakukan Meningkatkan Melakukan Seluruh Februar SD di Desa Tim Semua siswa/i
penyuluhan penyuluhan sesuai siswa/i SD i 2022 Mendalo mahasiswa
Promotif dengan kemauan, satpel tentang: Darat Kab. profesi Ners memahami
metode pengetahuan, dan Muaro Jambi UNJA dan dapat
permainan 1.Pengertian karies gigi,
ular tangga. pemahaman siswa/i. penyebab karies gigi, menjawab
proses terjadinya
karies gigi, cara pertanyaan
mencegah karies gigi. yang benar.

2. Jenis makanan yang


baik untuk kesehatan
gigi dan mulut.

3. Cara menyikat gigi


yang baik dan benar.
Melakukan Meningkatkan Membimbing cara Seluruh Februar SD di Desa Tim Siswa/i lebih
sikat gigi keterampilan siswa/i menyikat gigi yang siswa/i SD i 2022 Mendalo mahasiswa terampil
massal. dalam menyikat gigi Darat Kab. profesi Ners dalam
yang baik dan benar. baik dan benar. Muaro Jambi UNJA
menyikat
Preventif
gigi.
Scalling Menghilangkan Membersihkan karang 26 siswa/i Februar SD di Desa Tim Karang gigi
plak/karang gigi. gigi secara manual SD i 2022 Mendalo mahasiswa sudah tidak
Darat Kab. profesi Ners ada lagi
Muaro Jambi UNJA
Kuratif Melakukan Mencegah semakin Melakukan 26 siswa/i Februar SD di Desa Tim Gigi yang
penumpatan luasnya karies gigi. penambalan pada gigi SD i 2022 Mendalo mahasiswa rusak masih
gigi dengan Darat Kab. profesi Ners dapat
Mengembalikan fungsi Muaro Jambi UNJA diperbaiki
tumpatan gigi seperti semula.
ART.
Observasi Mengamati Melakukan 26 siswa/i Februar SD di Desa Tim Ruang/tempat
pertumbuhan gigi pengamatan terhadap SD i 2022 Mendalo mahasiswa gigi pengganti
permanen pertumbuhan gigi Darat Kab. profesi Ners dapat
permanen Muaro Jambi UNJA dipertahankan
sehingga
tersedia
tempat ketika
gigi permanen
penggantinya
tumbuh
Rujukan. Melakukan tindakan  Tuntasnya perawatan 26 siswa/i Februar SD di Desa Tim Semua siswa
rujukan pada gigi yang lanjutan SD i 2022 Mendalo mahasiswa yang
membutuhkan Darat Kab. profesi Ners memerlukan
tindakan lebih lanjut Muaro Jambi UNJA rujukan  akan
dirujuk untuk
mendapatkan
perawatan
lebih lanjut
Melakukan Untuk mengetahui Pemeriksaan laporan 26 siswa/I Februar SD di Desa Tim Semua
evaluasi hasil program i 2022 Mendalo mahasiswa kegiatan telah
pelayanan pelayanan asuhan kegiatan yang telah SD Darat Kab. profesi Ners dilaksanakan
3 Evaluasi asuhan keperawatan yang dilaksanakan. Muaro Jambi UNJA sesuai dengan
keperawatan telah dilaksanakan. rencana.
3. Buat Inovasi terkait kasus tersebut
Inovasi yang optimal dalam melakukan promkes pada anak usia sekolah
dengan metode-metode yang menarik minat mereka terhadap materi yang
disampaikan. Adapun metode inovasi promkes mengenai kesehatan gigi dan
mulut pada anak usia sekolah adalah:
a. Metode cerita menggunakan boneka tangan
Anak diajak berkomunikasi berfantasi, berkhayal, dan mengembangkan
kondisinya, cerita bisa menjadi metode pembelajaran yang
menyenangkan karna selain berisi hiburan, cerita juga menjadi
pembelajaran yang tidak menggurui dan fleksibel sehingga materi
promkes mengenai kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah yang
disampaikan akan mudah diserap oleh anak.
b. Metode audio visual
Menonton film kartun merupakan cara memberi pemahaman
kepada anak tentang pengetahuan kesehatan gigi dan mulut bagi anak
karena dengan audio visual anak bisa mengingat contohnya.
c. Metode menggunakan media Permainan Ular Tangga terhadap
Pengetahuan cara menjaga kesehatan gigi dan mulut
Hal ini dikarenakan metode penyuluhan berupa permainan yang
menarik, yang mana permainan ini melibatkan responden secara
langsung dalam menyelesaikan permainan, dan anak di tuntut untuk
focus dalam permainan agar dapat menyelesaiakn permainan sehingga isi
dari penyuluhan berupa pengetahuan cara menjaga kesehatan gigi yang di
sampaikan melalui permainan ular tangga mudah terserap kedalam otak
anak.
Hal ini dikarenakan metode promkes dengan permaianan dengan
media ular tangga menyebabkan rasa penasaran dan rasa persaingan antar
teman untuk menyelesaikan secara terlebih dahulu, kemudian anak akan
mendengarkan apa yang di jelaskan penyuluh yang tertuang pada papan
permainan ini karena pada beberapa kotak ada berupa amplop pertanyaan
sehingga anak akan mendengarkan dengan benar dan focus karena takut
jika pada saat mengocok dadu mendapatkan kotak amplop pertanyaan
dan tidak dapat mejawab pertanyaan karena tidak mendengarkan secara
focus dan membaca secara seksama, hal ini lah yang dapat melekatkan
informasi kedalam otak anak sehingga terdapat peningkatan pengetahuan
setelah di berikan penyuluhan dengan media ular tangga.
d. Metode menggunakan media Permainan Campak gelang terhadap
Pengaruh permainan lempar karet gelang terhadap kemampuan
emosional. anak bahwa lempar karet dapat meningkatkan emosional anak
dilihat dari hasil analisis dari kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol dimana rata rata yang kelompok kontrol lebih rendah dari pada
kelompok eksperimen yaitu permainan lempar karet gelang.
Hal ini dikarenakan metode promkes berupa permainan yang
menarik, berdasarkan penelitian yang dilakukan dan situasi yang di amati
oleh peneliti bahwa permainan ini melibatkan responden secara langsung
dalam menyelesaikan permainan, dan anak di tuntut untuk focus dalam
mendengarkan apa yang di bacakan oleh teman disampingnya hingga
permainan selesai sehingga pesan yang di sampaikan melalui apa yang di
dengar siswa dari apa yang dibacakan temannya dan di bantu dengan apa
yang mereka lihat dari gambar pada papan campak gelang yang berada di
depan masing masing siswa, sehingga informasi yang di sampaikan
mudah di serap oleh siswa, serta Perubahan pengetahuan sebelum dan
sesudah penyuluhan dipengaruhi oleh metode yang diberikan. Meskipun
ada beberapa anak yang terlihat bosan atau tidak terlalu memperhatikan,
hanya fokus melihat gambar pada papan campak gelang dan tidak terlalu
memdengarkan 5 orang temannya membacakan isi dari penjelasan dari
gambar di papan tersebut hal ini sejalan dengan hasil dari post test
kuisioner permainan campak gelang lebih banyak siswa yang tidak
terjadi peningkatan atau tetap berada pada kategori sedang dari pada post
test kuisioner post test campak gelang. Akan ang. Akan tetapi promkes
menggunakan metode permainan campak gelang dapat meningkatkan
pemahaman anak tentang pengetahuan cara menjaga kesehatan gigi
dikarenakan Kegiatan belajar yang dilakukan dengan keinginan sendiri
tanpa ada paksaan akan lebih disukai oleh anak
STEP VI
A. Konsep Keperawatan Komunitas
1. Definisi
a. a.Menurut WHO (1974) dalam Harnilawati (2013) komunitas sebagai
suatu kelompok sosial yang di tentutkan oleh batas-batas wilayah, nilai-
nilai keyakinan dan minat yang sama, serta ada rasa saling mengenal dan
interaksi antara anggota masyarakat yang satu dan yang lainnya.
b. b.Menurut Spradley (1985) Harnilawati (2013) komunitas sebagai
sekumpulan orang yang saling bertukar pengalaman penting dalam
hidupnya.
c. c.Menurut Sumijatun dkk (2006) dalam Harnilawati (2013) komunitas
(community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan
nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus
dengan batasbatas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga. Keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan
professional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan
kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemeliharaan rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (Menurut
CHN).

2. Paradigma Keperawatan Komunitas


Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen
pokok yaitu manusia, keperawatan, kesehatan, dan lingkungan. Sebagai
sasaran praktik keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu,
keluarga dan masyarakat.
a. Individu sebagai klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh
dari askep biologi, psikologi, sosial, dan spiritual. Peran perawat pada
individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yang
mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi, dan spiritual karena
adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatas pengetahuan, kurangnya
kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
b. Keluarga sebagai klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat
secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara
perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungan nya sendiri
atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya
mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan
fisologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri, dan
aktualisasi diri.
Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu
focus
pelayanan keperawatan yaitu:
 Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga
yang menyangkut kehidupan masyarakat.
 Keluarga sebagai satu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
memperbaiki, ataupun mengabaikan masalah kesehatan di dalam
kelompoknya sendiri.
 Masalah kesehatan di dalam keluarga saling berkaitan. Penyakit yang
diderita salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh keluarga
tersebut.
c. Masyarakat Sebagai Klien
Masyarakat memiliki ciri-ciri adanya interaksi antar warga, di atur
oleh adat istiadat, norma, Hokum dan peraturan yang kas dan memiliki
identitas yang kuat mengikat semua warga. Kesehatan dalam keperawatan
kesehatan komunitas di definisikan sebagai kemampuan melakukan peran
dan fungsi dengan efektif.
Kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah kepada
kreatifitas, konstruktif, dan prouktif. Menurut Hendrik L. Blum ada empat
factor yang mempengaruhi kesehatan yaitu lingkungan, perilaku,
pelayanan kesehatan, dan keturunan. Lingkungan terdiri dari lingkungan
fisik dan sosial. Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berkaitan dengan
fisik seperti air, udara, sampah, tanah, iklim, dan perumahan. Keturunan
merupakan factor yang telah ada pada iri manusia yang dibawa nya sejak
lahir, misalnya penyakit asma. Keempat factor tersebut saling berkaitan
dan saling menunjang satu dengan yang lainnya dalam
menentukan derajat kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai bentuk
pelayanan esensial yang berikan oleh perawat kepada individu, keluarga,
dan kelompok masyarakat yang mempunyai masalah kesekahatan meliputi
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitasi dengan menggunakan proses
keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian
integral pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan biologi, psikologi,
sosial, dan spiritual secara komprehensif yang ditujukan kepada individu
keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup
manusia.
Lingkungan paradigm keperawatan befokus pada lingkungan
masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan
manusia. Lingkungan disini meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial,
dan budaya dan lingkungan spiritual.

3. Sasaran Keperawatan Komunitas


Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat
individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga
penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi, dan daerah yang tidak
terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, dan ibu hamil. Menurut
Anderson sasaran keperawatan komunitas terdiri dari tiga tingkat yaitu:
a. Tingkat individu
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang
mempunyai masalah kesehatan tertentu yang dijumpai di poli klinik,
puskesmas dengan sasaran dan pusat perhatian pada masalah kesehatan
dan pemecahan masalah kesehatan individu.
b. Tingkat keluarga
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan di rawat sebagai bagian dari keluarga
dengan mengukur sejauh mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga
yaitu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk mengatasi
masalah kesehatan, memberi perawatan kepada anggota keluarga,
menciptakan lingkungan yang sehat dan memanfaat sumber daya dalam
masyarakat untuk meningkatkan kesehatan keluarga.
c. Tingkat komunitas
Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien.
 Pembina kelompok khusus
 Pembinaan desa atau masyarakat yang bermasalah

4. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas mencakup berbagai bentuk upaya
pelayanan kesehatan baik upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitative
maupun resosialitatif. Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan
kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan
melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan, peningkatan gizi,
pemeliharaan kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan lingkungan,
olahraga teratur, rekreasi, dan pendidikan seks.
Upaya preventif untuk mencegah terjadi penyakit dan gangguan
kesehatan
terhadap individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat melalui kegiatan
imunisasi, pemeriksaan kesehatan berkala, melalui posyandu, puskesmas, dan
kunjungan rumah, pemberian vitamin A, iodoium, ataupun pemeriksaan atau
pemeliharaan kehamilan, nifas, dan menyusui.
Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang
sakit atau
masalah kesehatah melalui kegaiatan perawatan orang sakit dirumah, perawatan
orang sakit sebagai tindak lanjut dari puskesmas dan rumah sakit, dan perawatan
perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis.
Upaya rehabilitative atau pemulihan terhadap pasien yang dirawat
yang dirumah atau kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu
seperti
TBC.
Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan penderita
ke masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat sepert
penderita AIDS.

B. Konsep Anak Usia Sekolah


Anak usia sekolah adalah anak yang memiliki umur 6 sampai 12
tahun yang masih duduk di sekolah dasar dari kelas 1 sampai kelas 6 dan
perkembangan sesuai usianya.
Anak usia sekolah merupakan kelompok risiko yaitu suatu kondisi
yang dihubungkan dengan peningkatan kemungkinan adanya kejadian
penyakit. Hal ini tidak berarti bahwa jika factor risiko tersebut ada pasti
akan menyebabkan penyakit, tetapi dapat berakibat potensial terjadinya
sakit atau kondisi yang membahayakan kesehatan secara optimal dari
populasi. Anak usia sekolah merupakan populasi risiko karena beberapa
hal yaitu:
1. Anak banyak menghabiskan waktu di luar rumah
2. Aktivitas fisik anak semakin meningkat
3. Pada usia ini anak mencari jati dirinya
4. Masih membutuhkan peran orang tua untuk membantu memenuhi
kebutuhan

C. Konsep Kesehatan Gigi dan Mulut


1. Definisi
Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal terpenting bagi
kehidupan manusia dan merupakan bagian dari kesehatan secara umum.
Yang perlu diperhatikan oleh masyarakat.
Beberapa pakar mengemukakan bahwa kesehatan rongga mulut
merupakan bagian integral dari kesehatan secara umum, namun banyak
orang tidak mengetahui bahwa rongga mulut berperan penting bagi
kesehatan tubuh. Rongga mulut yang sehat memungkinkan seseorang
untuk berkomunikasi secara efektif, menikmati berbagai macam makanan,
meningkatkan kualitas hidup, percaya diri, dan mempunyai kehidupan
sosial yang lebih baik. Kondisi sebaliknya, rongga mulut yang tidak sehat
dapat berpengaruh pada kehidupan sosial seseorang, keterbatasan fungsi
pengunyahan, keterbatasan fungsi bicara, rasa sakit, dan tergangunya
waktu kerja atau sekolah.
Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka
harus dilakukan perawatan secara berkala. Perawatan dapat dimulai dari
memperhatikan diet makanan, membatasi makanan yang mengandung
gula dan makanan yang lengket. Pembersihan plak dan sisa makanan yang
tersisa dan menyikat gigi harus menggunakan teknik dan cara yang tidak
merusak struktur gigi. Pembersihan karang gigi dan penambalan gigi yang
berlubang oleh dokter gigi, serta pencabutan gigi yang sudah tidak bisa
dipertahatikan lagi dan merupakan fokal infeksi. Kunjungan berkala ke
dokter gigi setiap enam bulan sekali baik ada kebutuhan ataupun tidak ada
keluhan.

2. Jenis dan Fungsi Gigi


Menurut R. Yulianti, gigi merupakan struktur putih kecil yang ada
di dalam mulut manusia dan menjadi salah satu organ yang sangat penting
dalam proses pencernaan dalam tubuh. Gigi digunakan untuk mengoyak,
mengikis, memotong, dan mengunyah makanan. Pada manusia dapat
ditemui empat jenis gigi yang terdapat dalam mulut yaitu:
a. Gigi seri : gigi yang memiliki satu akar yang berfungsi memotong
makanan
b. Gigi taring : gigi yang memiliki satu akar dan memiliki fungsi untuk
mengoyak makanan
c. Gigi geraham kecil : gigi yang memiliki dua akar yang berfungsi
menggilas dan mengunyah makanan
d. Gigi geraham besar : gigi yang memiliki tiga akar yang berfungsi
melumatkan dan mengunyah makanan

Setiap jenis gigi memiliki fungsi yang berbeda karena tiap jenisnya
memiliki bentuk yang berbeda satu dan yang lain. Selain itu juga di
pengaruhi lokasinya di dalam rongga mulut. Berikut ini adalah beberapa
fungsi gigi diantaranya:
a. Pengunyahan
Gigi memiliki peran penting untuk menghaluskan makanan agar
lebih mudah ditelan serta meringankan kerja proses pengunyahan didalam
rongga mulut maka makanan yang ada di proses menjadi lebih halus dan
mempermudah proses penelanan. Proses pengunyahan dipengaruhi oleh
keseimbangan posisi antara rahang atas dan rahang bawah, apabila tidak
seimbang makan akan mengganggu proses pengunyahan sehingga gigi
tidak dapat bekerja secara maksimal.
b. Berbicara
Gigi sangat diperlukan untuk mengeluarkan bunyi ataupun
hurufhuruf tertentu seperti T, V, D, dan S. Tanpa gigi maka akan kesulitan
dalam berbicara alias ngomong dan tidak akan terdengar sempuna.
c. Estetika
Gigi dan rahang dapat mempengaruhi senyum seseorang, dengan
adanya gigi yang rapid an bersih makan senyum seseorang akan terlihat
lebih menarik dibandingkan dengan seseorang yang memiliki gigi yang
tidak beraturan. Selain itu bentuk rahang juga akan mempengaruhi bentuk
wajah seseorang.
3. Macam-macam Penyakit Gigi
Berdasarkan Agustiana, macam-macam penyakit gigi terbagi
menjadi tiga yaitu:

a. Gigi berlubang (karies gigi)


Karies gigi atau gigi berlobang adalah gigi yang membusuk yang
terjai akibat suatu proses yang secara bertahap melarutkan email
(permukaan gigi sebelah luar yang keras) dan terus berkembang ke bagian
dalam gigi.

Penyebab penyakit gigi ini diakibatkan karena adanya kuman.


Menurut para ahli menyatakan bahwa karies gigi terbagi menjadi
tiga, yaitu:
 Karies superfisial, yaitu gigi berlubang yang hanya mengenai lapisan gigi
terluar
 Karies media, yaitu gigi berlubang yang sudah mengenai dentin
 Karies profunda, yaitu gigi berlubang yang sudah mengenai jaringan pulpa

b. Gingivitis (peradangan gusi)


Radang gusi terjadi akibat adanya plak dan bakteri.

c. Penyakit periodontal (jaringan pendukung gigi)

4. Penyebab kerusakan gigi


Makanan yang dikonsumsi anak akan mempengaruhi kesehatan
gigi. Terlalu banyak karbohidrat, baik gula misalnya kue, permen, susu,
makanan dan minuman manis lainnya maupun tepung-tepungan misalnya
keripik kentang atau singkong dapat mengakibatkan pegeroposan gigi.
Seberapa lama karbohidrat menempel pada gigi adalah penyebab utama
pembusukan gigi, permen coklat dan makan yang manis adalah makanan
yang paling sering mengancam kerusakan gigi. Sebagian besar permen
uang yang beredar saat ini adalah permen yang mengandung gula. Jika
dikonsumsi dengn cara tidak tepat makan dapat memberi kesempatan bagi
bakteri mulut untuk merusak gigi. Mekanismenya adalah permen yang
dikonsumsi oleh anak-anak tersebut mengandung gula yang nantinya
“memberi makanan” bagi bakteri untuk berkembang merusak gigi. Tetapi
tidak ada makanan yang perlu dijauhi untuk mendapatkan gigi dan mulut
yang sehat. Semua itu kembali pada proses dan waktu, yang menjadi
masalah dalam hal ini adalah sisa-sisa makanan yang masih menempel
pada gigi. Memasuki usia jajanan di sekolah, dengan jenis makanan dan
minuman yang manis, mengancam kesehatan gigi anak.

5. Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut


 Biasakan menyikat gigi pagi setelah makan dan sebelum tidur malam
 Kurangi makanan manis dan lengket
 Mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan yang berserat dan berair
 Cara menyikat gigi yang benar
 Gunakan pasta gigi yang mengandung fluoride
 Pariksa gigi ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali

DAFTAR PUSTAKA

Efendi,feri dan makhud. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori Dan


Praktik Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Mubarak dan Elisabeth, 2017. Pengantar Keperawatan Komunitas. Jakarta : CV
Sagung Seto
Mubarak dan Riyadi , 2005. Buku Ajar Keperawatan komunitas 2. Jakarta : CV
Sagung Seto
Wong, 2009. Buku Keperawatn Komunitas . Jakarta : Salemba Medika
Hamdalah Alif, 2013. Efektivitas Media Cerita Bergambar Dan Ular Tangga
Dalam Pendidikan Kesehatan Gigi Dan Mulut Siswa Sdn 2 Patrang
Kabupaten Jember. Jurnal Promkes, Vol. 1, No. 2 Desember 2013: 118-
123
Rifa. (2012). Koleksi Games Edukatif di Dalam dan Luar Sekolah. Yogyakarta:
Flashbook.

Anda mungkin juga menyukai