KASUS 2
DOSEN PENGAMPU :
Ns. Kamariyah, S.Kep.,M.Kep.
DISUSUN OLEH :
Mahasiswa profesi Ners Universitas Jambi sedang melakukan pengolahan data asuhan
keperawatan komunitas di Desa Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi, di fokuskan pada
permasalahan Anak sekolah dan PAUD dari hasil distribusi Frekuensi sebanyak 53 siswa SD
(65%), mengatakan menggosok gigi 1 x sehari. PAUD sebanyak 32 siswa (21,44%), mengatakan
menggosok gigi 1 x sehari. Sebanyak 30 siswa SD (35 %) dan PAUD (65%) mengatakan tidak
menggosok gigi. Saat dilakukan pengkajian pada gigi dan mulut siswa ternyata di temukan data
bahwa siswa SD sebanyak 26 siswa (75 %) dan PAUD sebanyak 26 siswa (80%) mengalami karies
gigi. Kemudian Dari hasil wawancara dengan ibu-ibu yang memiliki balita mengaku selalu rutin
melakukan imunisasi balita sesuai dengan jadwal imunisasi yang telah di tetapkan. Dari data
pengkajian menunjukkan cakupan imunisasi 95% di wilayah tersebut dan 95% imunisasi
dilakukan di puskesmas. Mahasiswa Ners Universitas Jambi kemudian menentukan diagnosa
komunitas dan rencana tindakan hingga membuat plan of action (POA).
LO :
STEP 1
1. Diagnosa Komunitas ( Dina )
Diagnosa komunitas adalah kegiatan menggali permasalahan utama yang dihadapi oleh
komunitas berdasarkan fakta yang ada dan pengambilan strategi serta rencana tindak lanjut
untuk penyelesaian masalah tersebut.
Menurut definisi WHO, diagnosa komunitas adalah penjelasan secara kuantitatif dan kualitatif
mengenai kondisi kesehatan di komunitas serta faktor faktor yang mempengaruhi kondisi
kesehatannya.
(Anisa)
2. Imunisasi ( Indah )
Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara
memasukkan vaksin, yakni virus atau bakteri yang sudah dilemahkan, dibunuh, atau bagian-
bagian dari bakteri (virus) tersebut telah dimodifikasi (Mita)
3. Puskesmas ( Fira )
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan
masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas
kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatau
wilayah kerja (Depkes, 2011).
Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas, adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya ( Mertisa )
4. Distribusi frekuensi ( Syafril )
Distribusi frekuensi adalah sebuah daftar, tabel, atau diagram yang menunjukkan frekuensi
berbagai kejadian dalam suatu sampel. Setiap butir atau baris dalam tabel menunjukkan
frekuensi atau jumlah terjadinya nilai dalam kelompok atau interval tersebut. (Fira )
5. POA ( Rini)
Plan Of Action ( POA ) adalah sebuah rencana yang disusun dengan sebaik-baiknya untuk
mewujudkan sasaran strategisnya sesuai dengan masalah yang terjadi di wilayah kerja ( Okti )
6. Distribusi ( Nanda )
Distribusi adalah kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah
penyampaian barang dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaanya sesuai dengan
yang diperlukan jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan (Oentoro, 2010). (Anisa )
7. Karies gigi ( Erawati )
Karies gigi merupakan area gigi yang rusak permanen dan berkembang menjadi lubang kecil,
penyebabnya yaitu karena bakteri, ngemil, minuman manis dan kurangnya kebersihan gigi. (
RIKA )
STEP 2
1. Dampak negatif apa yang terjadi pada anak anak sekolah dan paud tersebut yang mana
sebagian besarnya tidak menggosok giginya dan mengalami karies gigi. dan tindakan apa yang
harus dilakukan oleh perawat dalam menghadapi hal tersebut? (Dina Indriani, G1B119056)
2. Bagaimana cara kita sebagai seorang perawat untuk menarik perhatian anak usia sekolah saat
kita melakukan upaya promotif karena seperti yang kita ketahui bahwa anak pada usia ini
cenderung lebih menikmati dunianya seperti sering bermain diluar rumah? (marini amaliya
muslim) G1B119076
3. Hal apa saja yang perlu diperhatikan pada saat pengolahan data dikomunitas? (RIKA FITRIA
G1B119080)
4. Bagaimana jika karies atau gigi berlubang yg dialami anak anak tersebut cukup parah, selain
edukasi cara mengosok gigi tindakan apa yg dapat dilakukan oleh perawat ? (Mita Amalia
G1B119088
5. Kendala apa yang mungkin dapat terjadi pada saat perawat mengatasi permasalahan yang
dialami oleh anak sekolah dan paud di daerah tersebut? (Indah)
6. Bagaimana mengolah pengolahan data komunitas dari kasus yang ada secara tepat dan efisien?
( Nanda )
7. Saat dilakukan pengkajian pada gigi dan mulut siswa ternyata ditemukan data bahwa siswa sd
sebanyak 26 siswa (75%) dan paud sebanyak 26 siswa (80%) mengalami karies gigi. Apa
promkes atau strategi yang tepat untuk kasus didesa tersebut? ( Okti )
STEP 3
1. Dampak negatif dari tidak menggosok gigi dan mengalami karies pada anak yaitu
menyebabkan penyakit gingivitis yaitu peradangan dan pembengkakan gusi akibat infeksi.
yang harus dilakukan oleh perawat jika menghadapi hal seperti pada kasus yaitu dengan
melakukan sosialisasi seperti menjelaskan bahaya tidak gosok gigi dan melakukan demonstrasi
seperti mengajarkan teknik menyikat gigi yang benar, menyikat gigi bersama, gunakan media
visual supaya anak tetap semangat menyikat gigi dan tawarkan hadiah karena memberikan
reward pada anak bisa menjadi trik yg efektif ( Ira )
2. Membuat kondisi ruangan menjadi lebih nyaman, melakukan pendekatan dengan anak-anak
tsb, meminta bantuan guru atau orang-orang terdekat, membuat suasana menjadi menarik
mungkin seperti mengajak mereka bermain game, bernyanyi jangan terlalu serius agar mereka
tidak merasa bosan dan memberi hadiah agar anak menjadi lebih semangat (Erawati :
G1B119062)
3. Pengolahan data memiliki beberapa tahapan atau langkah yang perlu dilakukan secara
berurutan demi mendapatkan hasil analisis yang maksimal, antara lain:
• Perumusan masalah, mengajukan pertanyaan yang menjadi landasan penelitian
• Menentukan jenis informasi atau data, pastikan bahwa data relevan dengan permasalahan
yang akan diselesaikan
• Menentukan prosedur pengumpulan data, pemilihan prosedur pemilihan data yang efektif
dan sesuai dengan data yang digunakan
• Pengambilan keputusan, berdasarkan hasil data yang telah diolah
• Pemilihan teknik pengolahan data merupakan hal yang harus diperhatikan karena akan
berdampak kepada proses pengolahan data dan hasil analisis data. Terdapat beberapa faktor
yang menjadi pertimbangan ketika memilih teknik pengolahan data penelitian, antara lain:
a) Karakteristik permasalahan , terbagi menjadi tiga yaitu penelitian deskriptif,korelatif
dan komparatif
b) Karakteristik data yang dikumpulkan, terbagi menjadi 2 yaitu data diskrit dan kontinu.
Selain itu tingkat pengukurannya terbagi menjadi 4 skala yaitu skala nominal, ordinal, interval
dan rasio
• Karakteristik hubungan dan banyaknya variabel
• Karakteristik sampel atau cuplikan, jika data diambil dari sampel maka perlu lebih cermat
agar sampel yang dipilih benar-benar bisa mewakili populasi Di dalam metode
pengolahan data dijelaskan prosedur pengolahan dan analisis data sesuai dengan
pendekatan yang dilakukan. Secara umum metode pengolahan data akan melalui beberapa
tahap meliputi, pemeriksaan data (editing), klasifikasi (classifying), verifikasi (verifying),
analisis (analyzing), dan pembuatan kesimpulan (concluding). Editing (Pemeriksaan
Data) Membersihkan dan mempersiapkan data-data yang telah dikumpulkan dari
kelengkapan jawaban, kejelasan, kesesuaian, dan relevansinya. Classifying (Klasifikasi)
Proses pengelompokan semua data dari berbagai sumber. Seluruh data tersebut ditelaah
secara mendalam, kemudian digolongkan sesuai dengan kebutuhan. (Mertisa)
4. Tindakan apa yg dapat dilakukan oleh perawat
• Berkumur menggunakan Larutan air garam
Perawat dapat menginformasikan kepada keluarga untuk membantu anak berkumur
dengan memanfaatkan larutan air garam untuk berkumur.
• Mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis
Gula yang terkandung dalam makanan dan minuman manis bisa menghasilkan cairan asam
yang nantinya dapat merusak lapisan gigi. Dan sebaiknya orang tua membatasi jumlah
asupan makanan dan minuman manis.
• Rutin memeriksakan gigi
Memeriksakan gigi secara teratur dapat menjaga gigi tetap sehat.
• Jangan lupa untuk rutin mengonsumsi sayur dan buah dan serat yang terkandung dalam
sayur dan buah juga dapat membantu membersihkan gigi. Dan Selain itu, rutinlah
mengonsumsi makanan tinggi kalsium, agar jaringan gigi tetap kuat dan sehat. (Syafril
Manurung_G1B119052)
5. Kendala yang mungkin dapat terjadi pada saat perawat mengatasi permasalahan yang dialami
oleh anak sekolah dan paud di daerah tersebut adalah :
• Takut sama perawat baju putih" jadi kita sesuaikan lagi. Jangan menggunakan baju putih
agar anak tersebut tidak panik dan mau menerima kehadiran kita.
• Cara penyampaian dan pemilihan kata yang tidak dapat anak pahami dengan mudah. Jadi
gunakan kata yang mudah dipahami.
• Boring. Lakukan penyuluhan dengan menarik sesuai dengan sasaran pada anak. Tampilan
ppt yg menarik perbanyak gambar imajinasi yg menarik ttg gosok gigi. Ciptakan lagu yg
menarik ttg cara menggosok gigi dengan benar.
• Tidak aktiv. Pada saat melakukan penyuluhan selingkan dengan beberapa pertanyaan
mengenai tema dan berikan hadiah kepada anak yang mampu menjawab.
• Pada saat selesai penyuluhan berikan anak" sepasang sikat gigi kecil dan odol sebagai
motivasi mereka agar semangat melakukan sikat gigi yang benar di rumah. (Silvi Salsabila)
6. Cara pengolahan data komunitas dari kasus yang ada secara tepat dan efisien adalah :
a) Mengumpulkan data primer
• Wawancara kepada masyarakat, tokoh masyarakat, kader, aparat kelurahan/desa, dan
pemerintah daerah setempat.
• Observasi norma, nilai keyakinan, struktur kekuatan, proses penyelesaian masalah,
dinamika kelompok masyarakat, situasi/kondisi lingkungan wilayah pola komunikasi,
b) Mengumpulkan data sekunder
Dilakukan dengan cara mencatat data dan informasi dari sumber yang relevan untuk
wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.misalnya catatan kelahiran, kematian, cakupan
pelayanan.
c) Membahas data yang terkumpul
Kegiatan yang dilakukan yaitu pertemuan khusus pada forum koordinasi. Melalui
pembahasan ini dirumuskan masalah serta mencari penyebabnya. ( Ira )
7. Iya, Seharusnya ketika ibu membawa balitanya untuk di imunisasi petugas puskesmas
berkewajiban memberikan penkes kepada ibunya spya anakny dirumah nnti gosok gigi. soalny
sudah terdata 95% para ibu balita rajin me lakukan imunisasi lengkap tu. Jadi tindakan
inovatifny smestiny pada saat imunisasi sklian diberikan penkes mengenai sikat gigi. Karna
pada kasus dinyatakan bahwa permasalahan ini ditemukan pada mahasiswa profesi ners unja
yang sedang melakukan tugas pengolahan data dan askep komunitas di mendalo, maka
tindakan yang tepat yg dilakukan mahasiswa tersebut adalah membuat team untuk melakukan
penkes menggosok gigi yang baik dan benar dengan sasaran nya adalah untuk anak paud dan
sd tersebut. (Silvi Salsabila)
STEP 4
Mahasiswa profesi ners UNJA
Mahasiswa Ners Universitas Jambi kemudian menentukan diagnosa komunitas dan rencana
tindakan hingga membuat plan of action (POA).
35%
Tidak menyikat gigi
1x
65%
21,44%
tidak menyikat gigi
1x
65%
IMUNISASI BALITA
cakupan
imunisasi
95%
SISWA SD
ANAK PAUD
B. Analisa Data
DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM
Perilaku dan Kurangnya kesadaran Ketidakefektifan
Lingkungan tentang perilaku hidup pemeliharaan kesehatan
1. sebanyak 53 siswa SD sehat: dengan masalah gigi pada anak usia sekolah
(65%), mengatakan gigi berlubang (karies)
menggosok gigi 1 x
sehari dan Sebanyak
30 siswa SD (35%)
mengatakan tidak
menyikat gigi.
2. sebanyak 32 anak
PAUD (21,44%),
mengatakan
menggosok gigi 1 x
sehari dan Sebanyak
(65%) mengatakan
tidak menyikat gigi.
3. Ibu yang memiliki
balita mengaku selalu
rutin melakukan
imunisasi balita sesuai
dengan jadwal
imunisasi yang telah
ditetapkan. Cakupan
imunisasi 95% di
wilayah tersebut dan
imunisasi dilakukan di
puskesmas.
Epidemiologi
1. sebanyak 26 siswa SD
(75%) mengalami
karies gigi
2. sebanyak 26 anak
PAUD (80%)
mengalami karies gigi
C. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan gigi pada anak usia sekolah dengan
masalah karies gigi di Desa Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi
2. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan pada anak usia sekolah dengan
masalah perilaku menyikat gigi di Desa Mendalo Darat Kabupaten Muaro
Jambi
D. Prioritas diagnosa keperaawatan
No Masalah A B C D E F G H I J K L Jumlah
Kesehatan
1. Ketidakefektifan pemeliharaan 4 5 5 4 5 2 3 4 4 3 4 4 47
kesehatan gigi pada anak usia
sekolah dengan masalah karies gigi
2. Kesiapan meningkatkan manajemen 4 5 5 4 4 2 3 4 4 3 3 4 45
kesehatan pada anak usia sekolah
dengan masalah perilaku menyikat
gigi
Kegiatan tersier :
1. Melibatkan Untuk
keluarga dalam hal menambah
pemeliharaan pengetahuan
kesehatan gigi
keluarga
dengan
memperhatikan anak dalam
menggosok pemeliharaan
gigi
dengan baik 3 kali kesehtan gigi
/sehari danpada anak
mengurangi makanan yang memiliki
yang manis gejala karies
gigi atau
memiliki
riwayat karies
gigi
Kesiapaan Kegiatan primer : Meningkatkan mahasiswa Jumat , Disekolah Kelompok 3 bulan sekali
meningkatkan 1. Memberikan pengetahuan 18 februari Paud dan1 B
manajemen kesehatan penyuluhan tentang anak paud dan 2022 Usia Sekolah
pada agregat anak cara merawat gigi usia sekolah di Desa
yang baik dan benar
paud dan usia sekolah mengenai Mendalo
dengan masalah perawatan gigi Darat
perilaku menggosok Kabupaten
gigi di Desa Mendalo Muaro Jambi
Kabupaten Muaro
Jambi
Kegiatan sekunder : Untuk
1. Melakukan meningkatkan
penyuluhan dan pengetahuan
demonstrasi cara
anak paud dan
menyikat gigi yang
baik dan benar usia sekolah
dan
mempraktekk
an secara
langsung cara
gigi yang baik
dan benar
Dalam bidang kesehatan ini ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat yaitu salah satunya yang sesuai dengan kasus tentang frekuensi siswa SD
dan PAUD yang mengatakan menggosok gigi 1x sehari, dan frekuensi siswa SD dan PAUD yang
tidak menggosok gigi, serta frekuensi siswa SD dan PAUD yang diketahui mengalami karies gigi.
Karies gigi umumnya disebabkan oleh kebiasaan mengkonsumsi makanan yang manis
atau jarang sikat gigi, bakteri di mulut akan mengubah kandungan gula dari sisa-sisa makanan
menjadi asam. Bila malas menyikat gigi, timbunan asam tersebut dapat berubah menjadi plak
berwarna putih, kuning, cokelat, atau kehitaman pada gigi. Dan jika karies gigi ini tidak segera
diatasi, maka kerusakan gigi bisa jadi lebih parah dan menyebabkan gigi berlubang.
Inovasi yang dapat dilakukan perawat adalah mengajarkan kepada siswa SD dan PAUD
yang tidak menggosok gigi, bisa melakukan pembersihan gigi dari bakteri agar tidak mengalami
karies gigi dengan cara melakukan perawatan yang disebut fluoride treatment. Prosedur ini
dilakukan dengan cara mengoleskan fluoride pada gigi anak. Pertama-tama, membersihkan gigi
terlebih dahulu, kemudian mengeringkannya dengan semprotan udara. Selanjutnya, perawat akan
mengoleskan fluoride berbentuk gel pada lapisan terluar gigi, ini dapat dilakukan dua kali dalam
setahun sampai anak mencapai usia remaja dan pengolesan fluoride ini sangat dianjurkan pada
gigi anak yang baru tumbuh untuk memperkuat lapisan terluar giginya.
Selain mengoleskan fluoride, bisa juga perawat mengajarkan siswa SD dan PAUD
membersihkan gigi nya dengan cara mengajarkan berkumur larutan Listerine secara rutin agar
menghindari terjadinya karies gigi.
STEP 6
1. Tahap tumbuh kembang usia 0-6 tahun, terdiri atas masa pranatalmulai
embrio (mulai konsepsi -8 minggu) dan masa fetus (9 minggu sampai
lahir), serta masa pascanatal mulai dari masa neonatus (0-28 hari), masa
bayi (29 hari-1 tahun), masa anak (1-2 tahun), dan masa prasekolah (3-
6 tahun).
2. Tahap tumbuh kembang usia 6 tahun ke atas, terdiri atas masa sekolah
(6-12 tahun) dan masa remaja (12-18 tahun).
3. Tahapan tumbuh kembang anak usia sekolah
Pada usia sekolah dasar (6-12 tahun) anak sudah dapat mereaksi
rangsangan intelektuan, atau melaksnakan tugas-tugas belajar yang
menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif (seperti:
membaca, menulis dan menghitung).
Sebelum masa ini, yaitu masa prasekolah, daya pikir anak masih
bersifat imajinatif, berangan-angan (berkhayal), sedangkan pada usia SD
daya pikirnya sudah berkembang kearah berfikir konkret dan rasional
(dapat diterima akal). Pieget menamakannya sebagai masa operasi
konkrit. Pieget menamakannya sebagai masa operasi konkret, masa
berakhirnya berfikirn khayal dan mulai befikir konkret (berkaitan dengan
dunia nyata).
Periode ini ditandai dengan tiga kemampuan atau kecakapan baru,
yaitu mengklasifikasiakn (mengkelompokkan), menyusun, atau
mengasiosikan (menghubungkan atau manghitung) angka-angka atau
bilangan. Kemampuan yang berkaitan dengan perhitungan (angka),
seoerti menambah, mengurangi, mengalikan, dan membagi. Di samping
itu, pada masa ini anak sudah memiliki kemampuan memecahkan
masalah (problem solving) yang sedarhana.
Kemampuan intelektual pada masa ini sudah cukup untuk menjdi
dasardiberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola
pikir atau daya nalarnya. Kepada anak sudah dapat diberikan dasar- dasar
keilmuan, seprti membaca, menulis dan berhitung. Di sampin itu, kepada
anak diberikan juga pengetahuan-pengetahuan tentang manusian, hewan
lingkungan alam sekitar dan sebagainya. Untuk mengembangkan daya
nalarnya dengan melatih anak untuk mengungkapkan pendapat,gagasan
atau penilaiannya terhadap berbagai hal, baik yang dialaminya maupun
peristiwa yang terjadi
dilingkunganya.
Anak mulai mengenal konsep moral (mengenal benar sah atau baik-
buruk) pertama kali dari lingkungan keluarga. Pada mulanya, mungkin
anak tidak mengerti konsep moral ini, tetapi lambat laun anak akan
memahaminya. Usaha menanamkan konsep moral sejak usia dini
(prasekolah) merupakan hal yang seharusnya, karena informasi yang
diterima anak mengenai benar- salah atau baik-buruk akan menjadi
pedoman pada tingkah lakunya di kemudian hari.
Pada usia sekolah dasar, anak sudah dapat mengikuti pertautan atau
tuntutan dari orang tua atau lingkungan sosialnya. Pada akhir usia ini,
anak sudah dapat memahami alasan yang mendasari suatu peratuaran. Di
samping itu , anak sudah dapat mengasosiakan satiap bentuk perilaku
dengan konsep benar-benar atau baik-buruk. Misalnya, dia memandang
atau menilai bahwa perbuatan nakal, berdusta, dan tidak hormat kepada
orang tua merupakan suatu yang salah atau buruk. Seadangkan perbuatan
jujur, adil, dan sikap hormat kepada orang tua dan guru merupakan suatu
yang benar/baik.
6. Perkembangan Penghayatan Keagamaan
lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa yang ideal untuk
belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik ini, seperti menulis,
menggambar, melukis, mengetik (komputer), berenamg, main bola, dan
atletik.
Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor
penentu kelancaran proses belajar, baik dalam bidang pengetahuan
maupun keterampilan. Oleh karaena itu, perkembangan motorik sanagat
menunjang keberhasilan belajar peserta didik. Pada masa usia sekolah
dasar kematangan perkembangan motorik ini pada umumnya dicapainya,
karaena itu mereka sudah siap menerima pelajaran keterampilan (Yusuf,
2016).
Sesuai perkembangan fisik (motorik ) maka di kelas-kelas permulaan
sangat tepat diajarkan :
a. Dasar-dasar keterampilan untuk menulis dan menggambar.
b) Penyimpangan Sekunder
Penyimpangan sekunder merupakan sebuah penyimpangan yang
dilakukan oleh seorang anak secara khas. Anak ini disebut melakukan
penyimpangan sekunder karena anak ini sudah terbiasa menunjukkan
tindakan menyimpang di sekolah.
Ciri-ciri dari penyimpangan sekunder yaitu:
a) Gaya hidupnya didominasi oleh perilaku menyimpang
b) Lingkungan sekolah tidak dapat mentolerir perilaku
menyimpang yang dilakukan siswa
c) Penyimpangan Individu
Penyimpangan individu adalah penyimpangan yang dilakukan secara
perorangan. Penyimpangan ini ditunjukkan seorang anak dengan
melakukan perbuatan yang menyimpang dari aturan yang sudah dibuat.
Misalkan seorang siswa mencuri uang milik temannya.
d) Penyimpangan Kelompok
Penyimpangan kelompok merupakan tindakan menyimpang yang
dilakukan secara berkelompok. Siswa yang berkelompok dan melakukan
tindakan menyimpang biasanya ingin dianggap jagoan di sekolah, hanya
saja sekelompok siswa ini menunjukkan dengan cara yang salah.
Biasanya penyimpangan kelompok ini dilakukan oleh siswa yang
membentuk sebuah gank.
Dalam penelitian ini, peneliti menemukan adanya sekelompok siswa
yang membuat gank. Sekelompok siswa ini menunjukkan perbuatan
yang tidak seharusnya dilakukan oleh anak usia sekolah. Sehingga
peneliti tertarik untuk meneliti aktivitas siswa selama berada di sekolah.
e) Penyimpangan Situasional
4) Pengendalian Persuasif
Dilakukan dengan pendekatan secara tidak memaksa,
memberitahukan melalui ucapan atau perkataan dengan memberikan
aturan atau norma yang berlaku.
5) Pengendalian Koersif
Pengendalian yang dilakukan bersifat memaksa. Dilakukan jika
langkah preventif, persuasif dan sebagainya tidak menimbulkan efek
jera.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengendalian perilaku menyimpang terhadap anak dapat dilakukan
dengan berbagai upaya. Usaha yang dilakukan tidak hanya diupayakan
oleh salah satu pihak saja, melainkan dibarengi dengan upaya yang
dilakukan oleh pihak-pihak lain seperti sekolah dan masyarakat.
a. Penyakit
Penyakit infeksi pada usia ini jarang sekali terjadi, penyakit yang
sering ditemui adalah penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri
anak.
b. Kegemukan
d. Kecanggungan
c. Bahaya bermain
d. Bahaya konsep diri
Anak mempunyai konsep diri yang ideal, biasanya merasa tidak puas
pada diri sendiri dan pada perlakuan orang lain. Anak cenderung
berprasangka dan bersikap diskriminatif dalam memperlakukan orang
lain.
e. Bahaya moral
f. Bahaya yang menyangkut minat
Tidak minat pada hal-hal yang dianggap penting oleh teman sebaya
dan mengembangkan.
g. Bahaya dalam penggolongan peran seks
a. Data Komunitas
1) Demografi : Jumlah anak usia sekolah keseluruhan, jumlah
anak usia sekolah menurut jenis kelamin, golongan umur.
2) Etnis : suku bangsa, budaya, tipe keluarga.
1) Lingkungan Fisik
mencegah masalah anak sekolah, keterlibatan guru dan orang tua dan
lingkungan dalam menyelesaikan masalah anak usia sekolah.
7) Pendidikan
1) Identitas anak.
a. Aktual
b. Resiko/resiko tinggi
atas kemampuannya
3) Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga (anak
usia sekolah)
4) Diskusikan cara memenuhi kebutuhan anggota keluarga
tanpa menimbulkan maslaah.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap mesyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu,
keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalah pada fisiologis,
psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapan ditentukan.
a. Pengumpulan Data Hal yang perlu dikaji pada komunitas
atau kelompok antara lain :
1) Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau
komunitas yang terdiri atas usia yang beresiko, pendidikan, jenis
kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan, serta riwayat
timbulnya kelompok atau komunitas.
2) Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara
lain:
a) Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana
kepadatannya karena dapat menjadi stresor bagi penduduk
b) Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang
dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
c) Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan
keamanan tempat tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman atau tidak,
apakag sering mengalami stres akibat keamanan dan keselamatan yang
tidak terjamin
d) Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah
cukup menunjang, sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan
pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan
e) Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk diteksi dini atau
memantau gangguan yang terjadi
2. Diagnosa Keperawatan
Kesehatan Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada
masalah kesehatan baik yang actual maupun potensial. Diagnose
keperawatan komunitas akan memeberikan gambaran tentang masalah
dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang mungkin
terjadi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas
terhadap stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga
komponen, yaitu problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan
symptom atau manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2005).
a. Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari
keadaan normal yang seharusnya terjadi.
b. Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan
yang dapat memeberikan arah terhadap intervensi keperawatan.
c. Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang
masalah yang terjadi.
4. Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhen
keperawatan harus bekerjasama dengan angoota tim kesehatan lain
dalam hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota
masyarakat (Mubarak, 2005). Perawat bertanggung jawab dalam
melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang bersifat (Efendi,
2009), yaitu:
a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
b. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini
perilaku hidup sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan
c. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah
gangguan penyakit
d. Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi
terpenuhinya kebutuhan komunitas
5. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan dengan pedoman atau rencana proses tersebut.
Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan
tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari
dan tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah
ditentukan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005). Adapun
tindakan dalam melakukan evaluasi adalah:
a. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah
dilakukan intervensi
b. Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan
intervensi keperawatan
Dharma, A., & Andryanto, M. (2010). Pengantar Psikologi . Jakarta: Erlangga. Gunarsa,
Supariasa, & Hardiansyah. (2016). Nutrition Theory & Application. Jakarta: Book EGC
Medicine.
Yusuf, S. (2016). Psychology of Child and Adolescent Development. Bandung: PT. Teen
Rosdakarya.
Prasetyo, Y.B. dkk. 2014. Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah Dalam Upaya
Meningkatkan Derajat Kesehatan Pada Anak Usia Sekolah Dasar di Lombok
Timur. Jurnal Kedokteran Yarsi 22 (2) : 102-113
http://scholar.unand.ac.id/41305/5/kti%20full%20isny.pdf