DOSEN PENGAMPU :
Ns. Kamariyah S.Kep., M.Kep.
DISUSUN OLEH :
RATNA DARMA ADILA G1B121088
KELOMOK 4B
Di salah satu sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ( SLTP), yang berada di wilayah Telanai Pura
Kota Jambi, Perawat Komunitas melakuan Community Assesment dengan pendekatan
community as a partner, untuk menegakan diagosis yang tepat perawat melakukan pengkajian
core dan sub sistem community. saat dilakukan screnning dari 300 siswa di dapatkan data 60
siswa menderita ISPA, 43 siswa diare, 70 orang siswa obesitas, 56 siswa dengan karies gigi,
informasi dari guru ada 34 siswa menderita hepatitis. informasi didapat dari wawancara dgn
guru, prestasi siswa cenderung menurun. rata-rata siswa izin karena sakit ISPA dan diare.
Dari pengamatan perawat sekolah tersebut belum memiliki fasilistas yang memadai, yang
dapat menunjang PHBS, Sebenar nya sekolah tersebut memiliki UKS, tapi trias uks belum
berjalan dengan baik karena tidak ada perawat kesehatan sekolah, sehingga program health
promotion school terkait promotion,preventif, kuratif dan rehabilitatif belum bisa berjalan
dengan Optimal.
LO :
1. Jelaskan community As a Partner?
2. Apa Masalah Utama dari Kasus?
3. Bagaimana cara nya institusi sekolah menerap kan PHBS?
4. Apa saja Upaya Promotif, Preventif, kuratif dan rehabilitastif dalam mengembangkan
PHBS di sekolah?
5. Terias UKS
6. Sasaran UKS
7. Syarat Pendirian UKS
8. Bagaimacara menetukan diagnosis Prioritas dalam Keperawatan komunitas
STEP I (KLASIFIKASI ISTILAH SULIT)
1. Diare
2. PHBS
3. Obesitas
4. Trias UKS
5. ISPA
6. Hepatitis
7. Karies Gigi
8. Comunmunity Assessment
9. Community as Partner
10. Preventif
JAWABAN :
1. Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja,
serta bertambahnya frekuensi buang air besar dari biasanya hingga 3 kali atau lebih dalam
sehari. Kandungan air dalam tinja lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml per jam)
atau frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan 3 kali pada anak (Fida, 2021)
2. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman
belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok, dan
masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan
edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan
pimpinan (advokasi), bina suasana (sosial support) dan pemberdayaan masyarakat
(empowerment) sehingga dapat menerapkan caracara hidup sehat, dalam rangka menjaga,
memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Dinkes, 2006).
3. Obesitas adalah kondisi medis yang ditandai oleh penumpukan lemak tubuh yang berlebi
han, sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai masalah kesehatan.
4. Trias UKS adalah singkatan dari "Tri Asas Utama Kesehatan Sekolah." Ini adalah
pendekatan yang diterapkan di sekolah-sekolah untuk meningkatkan kesehatan siswa
dengan fokus pada tiga aspek utama: kesehatan fisik, kesehatan mental, dan kesehatan
lingkungan.
5. Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau biasa disebut dengan ISPA merupakan infeksi yang
menyerang saluran pernapasan manusia, baik itu saluran pernapasan atas seperti hidung,
laring, hingga telinga bagian tengah maupun saluran pernapasan bawah seperti bronkus,
bronkiolus, serta trakea. Penyakit ini disebabkan oleh virus atau bakteri yang bisa menular
dan bisa menyebabkan kematian.
6. Hepatitis merupakan peradangan pada hati yang disebabkan oleh berbagai macam
penyebab baik infeksi maupun non infeksi. Diantara penyebab infeksi adalah virus,
bakteri, jamur, dan organisme parasit. Selain itu, penyebab tidak menular atau non infeksi
dapat dipengaruhi dengan penggunaan obat-obatan, konsumsi alkohol, perubahan
metabolisme, penyakit autoimun dan keturunan (Samji, 2017).
7. Karies gigi merupakan suatu infeksi yang merusak struktur gigi, hal inidapat
menyebabkan gigi berlubang. Biasanya anak-anak yang mengalamikaries gigi akan
memiliki gejala ada bintik hitam atau coklat pada gigi,terdapat lubang dan gejala yang
lainnya. Karies gigi dapat diakibatkankarena ketidaktepatan menggosok gigi juga menjadi
salah satu faktorterjadinya karies gigi pada anak. Waktu yang tepat untuk gosok gigiadalah
pagi hari setelah makan dan sebelum tidur. Setelah makan dianjurkan.
10. Preventif atau yang biasa disebut pencegahan penyakit yaitu usaha yang ditunjukkan
untuk mencegah terjadinya penyakit melalui usaha-usaha pemberian imunisasi pada bayi,
anak, ibu hamil serta pemeriksaan secara berkala untuk mendeteksi penyakit secara dini.
STEP II (IDENTIFIKASI MASALAH)
1. Berdasakan kasus, apa saja yang termasuk data core dan data subsistem?
2. Apa saja fasilitas penunjang PHBS disekolah?
3. Jelaskan bagimana cara perawat melakukan community assessment dengan pendekatan
community as partner?
4. Bagaimana peran perawat komunitas dalam mengembangkan PHBS di sekolah?
5. Bagimana solusi agar trias UKS seperti pada kasus dapat berjalan dengan baik?
6. Sebutkan contoh penerapan community as a partner dalam keperawatan?
5. Dalam proses pelaksanaan trias UKS harus terpenuhi tiga hal yakni pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan, dan pembinaan sekolah yang sehat. Dalam pendidikan kesehatan
merupakan upaya memberikan bimbingan kepada peserta didik untuk meningkatkan
pengetahuan kemampuan dan keterampilan peserta didik dalam melaksanakan perilaku
hidup dan sehat agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, selain di bidang
kesehatan peserta didik juga dibina dalam bidang kesehatan lingkungan yang merupakan
bagian yang sangat mempengaruhi pembentukan pribadi peserta didik, adanya proses
kenaikan bagi peserta didik maka harus menyelenggarakan kegiatan sosialisasi setiap tahun
sehingga seluruh peserta didik terpapar materi kesehatan dan kesehatan lingkungan.
2. Masalah utama dari kasus adalah banyak siswa yang izin karena sakit ISPA dan Diare
akibat lingkungan yang tidak sehat di Sekolah berhubungan dengan sekolah belum
memiliki fasilitas yang memadai yang dapat menunjang PHBS di salah satu SLTP di
wilayah Telanaipura.
4. Program atau Upaya dalam promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative dalam
mengembangkan PHBS di sekolah
Promotif:
a. Kegiatan penyuluhan gizi
b. mengajarkan cara menggosok gigi
c. melakukan penyuluhan penyakit menular
d. penyuluhan kesehatan pribadi mengajarkan cuci tangan yang bersih dan benar
Preventif
a. pengobatan sederhana oleh dokter kecil
b. mengadakan sarana keteladanan gizi seperti kantin sekolah, koperasi sehat
c. pemeriksaan rutin kebersihan gigi, kuku, telinga, mulut
d. pemeriksaan kesehatan secara berkala e. melakukan pemeliharan lingkungan sekolah
seperti pengelolaan tempat sampah, kebersihan WC, kelas dan UKS
kuratif dan rehabilitatif
a. pertolongan pertama di sekolah b. rujukan ke puskesmas atau rumah sakit terdekat
b. penanganan kasus, UKS harus melakukan kegiatan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif secara berkala sesuai ketentuan trias uks, Dengan menghadirkan secara
berkala penyuluhan rutin dari petugas kesehatan yang berasal dari Puskesmas untuk
proses promotifnya.
5. UKS memiliki tiga program utama yang dikenal dengan Trias UKS. Ketiga program
tersebut yakni, pertama: pendidikan kesehatan, yang meliputi pengetahuan dan pemahaman
mengenai cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, kedua: pelayanan kesehatan,
yang meliputi pengobatan ringan, dan ketiga: lingkungan seko-lah sehat yang meliputi
pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan seperti pelaksanaan 7K (kebersihan,
keindahan, kenya-manan, ketertiban, keamanan,kerindangan, kekeluargaan). (Praditya &
Nasution, 2016, p. 42).
6. Peserta didik dari tingkat pendidikan dasar sampai dengan tingkat pendidikan menengah
dan pendidikan kejuruan dan termasuk perguruan agama, beserta lingkungannya. Menurut
tim Pembina kesehatan sekolah, sasaran pembinaan dan pengembangan UKS meliputi:
1. Sasaran primer: peserta didik
2. Sasaran sekunder guru, pamong belajar/tutor orang tua, pengelolah pendidikan serta TP
UKS di setiap jenjang
3. Sasaran tertier lembaga pendidikan mulai dari tingkat pra-sekolah sampai pada sekolah
lanjutan tingkat atas, termasuk satuan pendidikan luar sekolah dan perguruan agama serta
pondok pesantren beserta lingkungannya.
Sasaran lain UKS adalah sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan
kesehatan serta lingkungan yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat
sekitar sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikanmerupakan media yang penting untuk
menyalurkan segala bentuk pembaruan tata cara dan kebiasaan hidup. sehat, agar lebih
mudah tertanam pada anak-anak. Dengan demikian, akan dapat memberikan pengaruh
terhadap kehidupan keluarga, masyarakat sekitarnya, bahkan masyarakat yang lebih luas
lagi. Anak didik dikemudian hari diharapkan akan memiliki sikap dan kebiasaan hidup
dengan norma-norma kesehatan. Peserta didik dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat
menengah termasuk perguruan tinggi beserta lingkungannya merupakan sasaran utama dari
pembinaan UKS, sehingga secara fungsional departemen kesehatan bertanggung jawab
atas kesehatan anak didik.
Anderson, E. T., & McFarlane, J. (2011). Community as Partner: Theory and Practice in
Nursing (6th ed.). Philadelphia: Wolters Kluwer Health. Lippincott Williams &
Wilkins
Departemen Kesehatan. (2008). Pedoman Pelatihan Kader Kesehatan di Sekolah. Jakarta:
Departemen Kesehatan.
Effendy, Nasrul (1998), dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat, editor, Yasmin
Asih - Ed 2 – Jakarta : EGC
Misnadierly. 2007. Obesitas Sebagai Faktor Resiko Berbagai penyakit. Jakarta: Pustaka
Obor Populer
Mubarak, Wahit Iqbal., dan Nurul Chayatin. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas I.
Jakarta. Penerbit Salemba Medika
Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT
Mancana Jaya Cemerlang.
Sumantri, M. (2007). Pendidikan Wanita. Dalam Ali, M., Ibrahim, R., Sukmadinata, N.S.
dan Rasjidin, W. (Penyunting). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan: Handbook.. Bandung:
Pedagogiana Press (Halaman 1175 – 1186)