Anda di halaman 1dari 25

KEPERAWATAN KOMUNITAS II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGREGAT DALAM


KOMUNITAS KESEHATAN SEKOLAH

Ns. Cory Febrina., S.Kep, M.Kes

KELOMPOK 12
Nama Anggota Kelompok 12
 Widya Ariska 2014201051
 Ary Mayanda Putri 2014201063
 Aisyah Nurul Syakira 2014201077
1. KONSEP KEPERAWATAN KESEHATAN SEKOLAH

A. KONSEP KEPERAWATAN KESEHATAN SEKOLAH (UKS)


a. Pengertian
Usaha kesehatan di sekolah (UKS) merupakan salah satu usaha kesehatan pokok yang
dilaksanakan oleh puskesmas dan juga usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah-
sekolah dengan anak didik beserta lingkungan sekolahnya sebagai sasaran utama. Usaha
kesehatan di sekolah juga berfungsi sebagai lembaga penerangan agar anak tahu bagaimana cara
menjaga kebersihan diri, menggosok gigi yang benar, mengobati luka, merawat kuku, dan juga
memperoleh pendidikan seks yang sehat (Prasasti, 2008).

b. Tujuan usaha kesehatan sekolah (UKS)


tujuan UKS yaitu untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan hidup sehat
peserta didik agar dapat menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memiliki pengetahuan,
sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, baik fisik, mental, maupun sosial
serta memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba,
menangani anak didik yang mengalami kecelakaan ringan, melayani kesehatan dasar bagi anak
didik selama sekolah (pemberian imunisasi), memantau pertumbuhan dan status gizi anak didik
dan sebagainya
Selanjutnya..
c. Sasaranusaha kesehatan sekolah (UKS)
Sasaran pembinaan dan pengembangan UKS meliputi peserta didik sebagai
sasaran primer, guru pamong belajar/tutor orang tua, pengelola pendidikan dan
pengelola kesehatan serta TP UKS di setiap jenjang sebagai sasaran sekunder.
Sedangkan sasaran tertier adalah lembaga pendidikan mulai dari tingkat pra
sekolah/TK sampai SLTA, termasuk satuan pendidikan luar sekolah dan perguruan
tinggi agama serta pondok pesantren beserta lingkungannya (Depkes, 2008). Sasaran
lainnya adalah sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan.
sasaran tertier lainnya adalah lingkungan yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga
dan masyarakat sekitar sekolah. Sekolah sebagai lembaga (institusi) pendidikan
merupakan media yang penting untuk menyalurkan segala bentuk pembaharuan tata
cara dan kebiasaan hidup sehat, agar lebih mudah tertanam pada anak-anak. Dengan
demikian, akan dapat memberikan pengaruh terhadap kehidupan keluarga, masyarakat
sekitarnya, bahkan masyarakat yang lebih luas lagi.
Selanjutnya...
d. Ruang lingkup usaha kesehatan sekolah (UKS)
Ruang luang lingkup UKS tercermin dalam tri program atau yang disebut
dengan TRIAS UKS yang meliputi :
a. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan merupakan upaya memberikan bimbingan kepada
peserta didik untuk meningkatkan pengetahuan kemampuan dan keterampilan
peserta didik dalam melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat agar dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik, selain di bidang kesehatan peserta didik
juga dibina dalam bidang kesehatan lingkungan yang merupakan bagian yang
sangat mempengaruhi pembentukan pribadi peserta didik, adanya proses
kenaikan bagi peserta didik maka harus menyelenggarakan kegiatan sosialisasi
setiap tahun sehingga seluruh peserta didik terpapar materi kesehatan dan
kesehatan lingkungan.(Tim Pembina UKS, 2008,33)
Selanjutnya...
b. Pelayanan Kesehatan
(Tim Pembina UKS,2008, 28-29) Pelaksanaan pelayanan kesehatannya meliputi kegiatan – kegiatan antara lain:
1). Kegiatan Peningkatan (Promotif), Latihan Keterampilan teknis pemeliharaan kesehatan dan pembentukan peran serta
aktif peserta didik dalam pelajaran kesehatan, antara lain : Kader Kesehatan Sekolah, Olahraga, Kesenian, Berkebun
dan Lomba.

2).Pembinaan Sarana Lingkungan Sekolah, antara lain :


a. Pembinaaan Warung Sekolah (Kantin)
b. Lingkungan Sekolah yang terpelihara
c. Pembinaan Keteladan berperilaku hidup sehat.

3). Kegiatan Pencegahan (Preventif)


4). Memelihara Kesehatan yang bersifat umum dan khusus
5). Penjaringan kesehatan bagi anak
6). Monitoring / memantau peserta didik
7). Usaha Pencegahan Penyakit Menular
8). Kegiatan Penyembuhan dan Pemulihan (Kuratif dan Rehabilitatif)
9). Diagnosa Dini
10). Pengobatan pada penyakit
11). P 3 K dan P 3 P
Selanjutnya...
c. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
Pembinaan lingkungan sekolah sehat yang merupakan salah satu unsur penting dalam membina ketahanan
sekolah harus dilakukan, karena lingkungan kehidupan yang sehat sangat diperlukan untuk meningkatkan kesehatan
seluruh komunitas sekolah serta peningkatan daya serap siswa dalam proses belajar mengajar Maka pembinaan
lingkungan kehidupan sekolah sehat dilaksanakan melalui 6 K yaitu: Keamanan Keindahan Kebersihan Kekeluargaan
Ketertiban Kerindangan (Tim Pembina UKS 2008, 75-76).
Menurut WHO (Depkes, 2008) adapun Pembinaan kepada peserta didik agar dapat menerapkan pentingnya
UKS Diantaranya dengan melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
1). Melaksanakan kerja bakti kebersihan sekolah secara rutin dan terencana (Jumat Bersih, piket kapling, piket kelas)
2). Melaksanakan kerja bakti dengan lingkungan masyarakat sekitar sekolah
3). Membuang sampah pada tempatnya dan pengadaan tempat sampah di depan kelas, dipilah antara sampah organik
dan anorganik
4). Mengolah sampah organik menjadi kompos
5). Tidak mencorat-coret dinding dan bangku
6). Menyiram jamban sampai bersih sesudah dipakai
7). Membuat dan memelihara kapling, kebun sekolah, TOGA, taman sekolah
8). Mengikuti kegiatan Dinamika Kelompok (wisata, olah raga dan kesenian).
d. Masalah kesehatan yang dapat dikurangi melalui kegiatan usaha
kesehatan sekolah (UKS) antara lain:
1. Imunisasi,
2. Kesehatan gigi,
3. Sanitasi dan air bersih,
4. Masalah gizi dan anemia,
5. Kekerasan dan kecelakaan,
6. Gangguan kesehatan mental,
7. Kebersihan diri maupun lingkungan,
8. Masalah kesehatan reproduksi remaja,
9. Merokok, alkohol dan penyalahgunaan narkoba,
10.Penyakit infeksi (malaria, gangguan saluran nafas).
 
B. PERAN PERAWAT DALAM KESEHATAN
SEKOLAH
PERAN PERAWAT DALAM KESEHATAN SEKOLAH
1. Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah
2. Sebagai pengelola kegiatan UKS
3. Sebagai penyuluh dalam bidang kesehatan

C. Fungsi Perawat Dalam Usaha Kesehatan Sekolah


1). Memberikan pelayanan serta meningkatkan kesehatan individu dan memberikan
pendidikan kesehatan kepada semua populasi yang ada di sekolah.
2). Memberikan kontribusi untuk mempertahankan dan memperbaiki lingkungan fisik
dan sosial sekolah.
3). Menghubungkan program kesehatan sekolah dengan program kesehatan masyarakat
yang lain.
2. PROGRAM USAHA KSEHATAN SEKOLAH
Ada beberapa jenis kegiatan UKS dan jenis kegiatan UKS disini dikelompokkan menjadi dua
macam, yaitu kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan UKS, dan TRIAS UKS meliputi
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan lingkungan sekolah yang sehat. Bagian-bagian jenis
kegiatan tersebut termasuk dalam program kegiatan UKS sebagai berikut :
a. Pengelolaan UKS
1). Pembentukan Tim Pelaksana UKS
2). Terlibatnya unsure guru dan petugas puskesmas
3). Penyusunan program kerja UKS
4). Pengawasan pelaksanaan 7K
5). Laporan pembinaan dari Puskesmas
6). Penyuluhan tentang UKS
7). Pelaksanaan rapat koordinasi dengan Tim Pelaksana Program kerja
8). Penyediaan sarana pelayanan kesehatan
9). Pembuatan laporan pelaksana UKS kepada Tim Pembina UKS
10). Pelaksanaan rapat koordinasi dengan Tim Pembina UKS
b. Trias UKS
a. Pendidikan Kesehatan
1. Pelaksanaan pemeriksaan berkala
2. Pelaksanaan pemeriksaan rutin
3. Pelaksanaan lomba pengetahuan kesehatan sekolah
4. Pelaksanaan pemeriksaan tinggi badan
5. Pengadaan alat peraga
6. Pelaksanaan dokter kecil
7. Pelaksanaan pemeriksaan berat badan
8. Pengadaan alat peraga UKS
9. Pengadaan kegiatan lomba kebersihan badan
10. Pengadaan kegiatan lomba kebersihan ruang kelas
b. Pelayanan Kesehatan
1. Kegiatan penjaringan anak sekolah (screening)
2. Pelaksanaan imunisasi
3. Pelaksanaan pemberantasan sarang penyakit
4. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan atau deteksi dini penyakit
5. Pengadaan upaya alih teknologi kesehatan
6. Pengadaan rujukan ke puskesmas

c. Lingkungan sekolah sehat


1. Pengadaan ruang/sudut UKS
2. Pembinaan kantin sekolah
3. Pengadaan sarana air bersih yang memenuhi syarat
4. Pengadaan tempat pembuanagn air limbah yang memenuhi syarat
5. Pengadaan kamar mandi/WC khusus siswa
Asuhan keperawatan anak sekolah
Asuhan keperawatan anak sekolah adalah salah satu specialisasi dari keperawatan
komunitas atau Comunity Health Nursing (CHN) tujuannya meningkatkan kesehatan masyarakat
sekolah dengan keperawatan sebagai salurannya. Asuhan keperawatan sekolah pada umumnya
sama dengan asuhan keperawatan pada sasaran lainnya, yaitu :
1.      Pengkajian ditujukan kepada :
 
a.      Lingkungan sekolah mulai dari :
1)   Lingkungan Fisik (Halaman, kebun sekolah, bangunan sekolah : meja, papan tulis, kursi, lantai,
kebersihan, ventilasi, penerangan, kebisingan, papan tuilis, kepadatan), Sumber air minum,
Pembuangan Air Limbah (PAL), Jamban Keluarga, Tempat cucu tangan, kebersihan kamar mandi
dan penampungan air, pembuangan sampah, pagar sekolah, dan lain-lain.
2)   Lingkungan Psikologis : hubungan guru dengan murid baik baik formal maupun non
formal  terutama kenyamanan dalam beljar.
3)   Lingkungan Sosial : hubungan dosen dengan orang tua murid, Persatuan Orang Tua Murid dan
Guru (POMG) dan masyarakat sekitar.

b.     Keadaan/pelaksanaan UKS, dokter/perawat kecil.


c. Pengetahuan anak sekolah tentang kesehatan (PHBS) dan  pelaksanaan PHBS
d. Kondisi kesehatan/fisik anak sekolah terutama screening test (BB,  TB, tenggorokan,
telinga/pendengaran, mata/penglihatan),
2. Diagnosa Keperawatan yang Dapat Dirumuskan pada Anak Sekolah :
a. Defisiensi aktivitas pengalihan anak sekolah yitu penurunan stimulasi dan atau minat/keinginan
untuk rekreasi atau melakukan aktivitas bermain faktor yang berhubungan lingkungan sekolah
yang sempit/fasilitas yang tidak mendukung/kurang sumber daya.
b. Gaya hdup monoton anak sekolahyaitu menyatakan suatu kebiasaan hidup yang dicirikan
dengan tingkat aktivitas yang rendah berhungan dengan kurang pengetahuan tentang keuntungan
latihan fisik.
c. Perilaku kesehatan anak sekolah cenderung beresiko faktor yang berhubungan merolok/mimun
alkohol, stress menghadapi tugas atau ujian/kurang dukungan dan lain-lain.
d. Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan anak sekolah faktor yang berhubungan kurang
ketrampilan motorik kasar/motorik/halus atau ketidak cukupan sumber daya.
e. Kesiapan meningkatkan status imunisasi anak sekolah batasan karakteristik menunjukkan
keinginan untuk meningkatkan status imunisasi/mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan
status imunisasi
f. Ketidak efektifan perlindungan pada anak sekolah faktor yang berhubungan penyalahgunaa
zat/obat-obatan
g. Ketidak efektifan manajemen kesehatan masyrakat sekolah faktor yang berhubungan kurang
pengetahuan/kurang dukungan sosial/ketidakcukupan petunjuk untuk bertindak
Selanjutnya..
3.   Rencana Asuhan Keperawatan Anak Sekolah
Rencana asuhan keperawatan anak sekolah dibuat berdasarkan masalah
kesehatan/diagnosa keperawatan yang ditemukan, tetapi pada umumnya
dilakukan tindakan berikut ini :
a). Promosi Kesehatan tentang PHBS
b). Pelaksanaan Screening Test
c). Imunisasi DT/TT
d). Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
e). Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut
f). Pelatihan dokter/perawat kecil
g). Pelaksanaan UKS di sekolah setiap hari oleh guru UKS dan
dokter/perawat kecil.
 
Asuhan keperawatan kesehatan sekolah
a. Kasus
Ners B dari puskesmas Tanjung Sari melakukan pembinaan pada SDN Jaya Sari. Dari hasil
screening didapatkan bahwa sebanyak 91 siswa (32,04 %) berusia 10-13 tahun. Berdasarkan
tumbuh kembang siswi yang sudah mengalami menstruasi adalah 4 orang dan 5 orang siswa telah
mengalami mimpi basah. Hasil wawancara dengan guru : belum ada pendidikan khusus tentang
pendidikan kesehatan reproduksi di SDN Jaya Sari. Dari hasil screening didapatkan bahwa 64,08
% peserta didik mengalami gigi caries. Dari hasil yang diperoleh dari angket 74,30 % peserta gigi
menggosok gigi 2x sehari yaitu pada saat mandi, 12,01 % masih adanya peserta didik yang
mencuci rambut seminggu sekali, 90,85 % peserta didik mencuci tangan sebelum makan
namun dari hasil wawancara kepada peserta didik (98 %) mengatakan tidak mencuci
tangan sebelum makan makanan jajanan, 32,75 % kuku peserta didik dalam keadaan kotor.
Hasil observasi kondisi lingkungan sekolah, WC kotor dan berbau, kantin sekolah terletak
di depan WC dan makanan yang dijual tidak tertutup, ruang kelas tidak tersusun rapi, terlihat
sedikit kotor dan berdebu, tempat untuk mencuci tangan guru setelah menulis
menggunakan kapur jarang diganti sehingga ditemukan jentik dalam air. Dari hasil wawancara
menurut guru yang memegang bidang UKS, di SDN Jaya Sari UKS sudah 5 tahun ini
belum dilakukan pembinaan dan pelatihan tentang Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dan perawat
kecil. Dari hasil wawancara menurut guru yang bertanggung jawab terhadap UKS kegiatan
kesehatan sekolah yang dilakukan hanya penyediaan obat-obat dan P3K.
B. PENGKAJIAN
a. Dimensi fisik
1. Usia
Dari hasil screening didapatkan bahwa sebanyak 91 siswa (32,04 %) berusia 10-13 tahun.
Berdasarkan tumbuh kembang siswi yang sudah mengalami menstruasi adalah 4 orang dan 5
orang siswa telah mengalami mimpi basah.
2. Genetic
- SDN Jaya Sari terdapat di wilayah Tanjung Sari Sumedang, sehingga suku yang dominan dalam
populasi tersebut adalah suku Sunda dan etniknya adalah priangan.
- Kaji kembali bagaimana proporasi siswa laki-laki dan perempuan (Dalam kasus tidak
teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah terdapat presdiposisi factor genetic, jika ada jenis apa penyakitnya ( Dalam
kasus tidak teridentifikasi)
3. Fungsi psikologis
- Dari haril screening didapatkan bahwa 64,08% peserta didik mengalami caries gigi
- Kaji kembali apakah terdapat insiden penyakit menular di SDN Jaya Sari dan apakah ada siswa
yang mengalami penyakit tersebut (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji bagaimana cakupan imunisasi di SDN Jaya Sari (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
c. Dimensi Psikologis
- Di SDN Jaya Sari belum terdapat promosi kesehatan, kegiatan kesehatan sekolah yang dilakukan hanya
penyediaan obat-obatan dan P3K
- Kaji kembali bagaimana kualitas hubungan antar siswa ( Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apa tipe disiplin di sekolah, apakah tipe ini tepat, dan bagaimana aplikasinya (Dalam kasus tidak
teridentifikasi)
- Kaji apakah ada tekanan pada siswa untuk penampilan( Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana kualoitas hubungan orangtua dan pihak sekolah. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
d. Dimensi fisik sekolah
- SDN Jaya Sari terdapat di daerah Kecamatan Tanjung sari, terdapatnya hazard di daerah sekolah
belum teridentifikasi.
- SDN Jaya Sari terdapat di daerah Kecamatan Tanjung sari, kantin sekolah terletak di depan WC dan
makanan yang dijual tidak tertutup, ruang kelas tidak tersusun rapi, terlihat sedikit kotor dan
berdebu, tempat untuk mencuci tangan guru setelah menulis menggunakan kapur jarang diganti
sehingga ditemukan jentik dalam air
- Kaji kembali apakah terdapat area untuk bermain yang aman dan apakah alat permainannya aman. (Dalam
kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah terdapat binatang di lingkungan sekolah (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah terdapat tanaman beracun/alergic di lingkungan sekolah. (Dalam kasus tidak
teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana keadaan di lingkungan sekolah, misalnya suhu ruangan (panas/dingin), penerangan
dan ventilasi. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana tingkat kebisingan lingkungan sekolah tersebut. (Dalam kasus tidak
teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah terdapat bahaya listrik. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
d. Dimensi social
- Sumber daya manusia yang ada adalah guru dan siswa.
- Kaji kembali bagaimana sikap masyarakat terhadap pendidikan di SDN Jaya sari. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah masyarakat mendukung terhadap program sekolah. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana keamanan lingkungan sekolah di SDN Jaya Sari. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana status sosial ekonomi siswa dan staf. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apa latar belakang budaya yang dominan pada siswa dan staf. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana tipe lingkungan rumah siswa dan identifikasi apakah terdapat kemungkinan terjadinya
kekerasan. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apa latar belakang pendidikan orang tua siswa di SDN Jaya sari. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah terdapt siswa yang tuna wisma. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah terdapat konflik antargroup di populasi SDN Jaya Sari. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
e. Dimensi prilaku
1. Pola konsumsi
- Kaji kembali apa kebutuhan nutrisi dan status nutrisi siswa dan staf. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apa program peningkatan kualitas nutrisi sekolah (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana pengetahuan tentang nutrisi siswa, guru dan keluarga. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana kebiasaan merokok siswa dan staf. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
2. Latihan dan aktivitas
- Kaji kembali bagaimana pola istirahat dan aktivitas siswa dan staf di sekolah. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana kesempatan dan jenis rekreasi siswa dan staf. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana keamanan alat saat siswa melakukan olah raga. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
3. Penggunaan pengobatan
- Kaji kembali adakah siswa yang melakukan pengobatan rutin dalam populasi tersebut. Dan apa jenis pengobatan yang
dilakukan siswa tersebut. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
f. Dimensi system kesehatan
 
- Dari hasil wawancara menurut guru yang bertanggung jawab terhadap UKS kegiatan
kesehatan sekolah yang dilakukan hanya penyediaan obat-obat dan P3K.
- Karena hanya ada penyediaan obat-obat dan P3K, pelayanan UKS di SDN Jaya Sari belum
adekuat.
Diagnosa keperawatan komunitas
a. Analisa dan sintesa data

N data penyebab masalah


o.
1. 1. Pelayanan Minimnya pengetahuan Kurangnya program
Data Subjektif : dari pengelola UKS dalam pelayanan UKS
- Dari hasil
wawancara menurut guru yang bertanggung
jawab terhadap UKS kegiatan kesehatan
sekolah yang dilakukan hanya penyediaan
obat- obat darurat bagi P3K.

Data Objektif :
- Hasil screening
didapatkan bahwa 64,08 % peserta didik
mengalami gigi caries
N Data penyebab masalah
O

2. Pendidikan Tidak adanya program Kebutuhan pihak


Data Subjektif :
Menurut guru yang memegang bidang
pembinaan dan pelatihan tentang UKS sekolah akan
UKS, di SDN Jaya Sari UKS sudah 5 tahun
ini belum ada dilakukan dan perawat kecil dalam 5 tahun
pembinaan dan pelatihan tentang usaha pendidikan kesehatan
terakhir.
kesehatan sekolah (UKS) dan perawat tentang pengelolaan UKS
kecil.
Data Objektif : dan PHBS
Hasil screening didapatkan bahwa
-64,08 % peserta didik mengalami gigi
caries
-74,30 % peserta didik menggosok gigi
2x sehari yaitu pada saat mandi
-12,01 % masih adanya peserta didik
yang mencuci rambut seminggu sekali
-90,85 % peserta didik mencuci tangan
sebelum makan namun dari hasil wawancara
kepada peserta didik
-98% mengatakan tidak mencuci tangan
sebelum makan makanan jajanan
c. Perumusan diagnosa
No. Diagnosa

1. Kurangnya program dalam pelayanan UKS berhubungan dengan


minimnya pengetahuan dari pengelola UKS.

2. Kebutuhan pihak sekolah tentang pengelolaan UKS dan PHBS

berhubungan dengan tidak adanya pelatihan dan pemantauan yang

diberikan oleh pihak puskesmas


KESIMPULAN
Usaha kesehatan di sekolah (UKS) merupakan salah satu usaha kesehatan pokok
yang dilaksanakan oleh puskesmas dan juga usaha kesehatan masyarakat yang
dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan sekolahnya
sebagai sasaran utama.Untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat dan derajat
kesehatan peserta didik, dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini
mungkin melalui pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan
lingkungan sekolah sehat yang dikenal dengan istilah tiga program pokok (trias) UKS.
Peran perawat kesehatan sekolah yang paling utama yaitu sebagai pelaksana asuhan
keperawatan di sekolah. Salah satu fungsi peran perawat sekolah yaitu memberikan
pelayanan serta meningkatkan kesehatan individu dan memberikan pendidikan
kesehatan kepada semua populasi yang ada di sekolah.
K
YOU :
*

Anda mungkin juga menyukai