Anda di halaman 1dari 25

Asuhan Keperawatan

Agregat Kesehatan Anak


Dan Remaja Group 13
members:
Azkia elsa putri : 2014201065
Wulandari : 2014201073
Innayatul Khaira : 2014201080
Enggia faloq : 2014201083
A. permasalahan kesehatan pada anak

1.isu kehamilan dan bayi


Kesehatan ibu sebelum, selama dan setelah kehamilan memiliki dampak langsung pada kesehatan
dan kesejahteraan anaknya. Suatu pendekatan yang komprehensif yang membantu perempuan
mengidentifikasi dan mengatasi potensi risiko dan hambatan terhadap kesehatan pada saat sebelum,
antara dan diluar kehamilan.
a.angka kematian bayi
.b.Bayi Lahir Prematur Dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
c.kesehatan prekonsepsi
D.Perawatan Prenatal
E.Pengunaan Zat pada saat Prenatal
F. Menyusui
G. Sudden Unexplained Infant Death
2. MASALAH KESEHATAN ANAK
Anak pada umunya merupakan periode waktu hidup yang sehat, dibuktikan dengan peningkatan
indicator status kesehatan anak selama abad terakhir. Misalnya, insiden penyakit masa anak-anak telah
berkurang karena sebagian besar anak-anak menerima imunisasi lengkap selama masa bayi dan balita.
Penyebab kematian anak bervariasi tergantung usia. Orang tua dan masyarakat memiliki tanggung
jawab penting dalam mempromosikan gaya hidup sehat, menciptakan lingkungan yang aman dan
menjamin akses ke perawatan medis.
a. cidera
b. malnutrisi dan gizi oleh pemerintah indonesia
c. imunisasi
d. masalah lingkungan
e. penganiayaan anak
f. anak berkebutuhan khusus
.
B. MASALAH KESEHATAN REMAJA
Masa remaja adalah masa kesehatan yang baik. Ini adalah periode ketika praremaja dan remaja membentuk
kebiasaan kesehatan seumur hidup, termasuk pola makan dan kebiasaan olahraga dan keterampilan kesehatan
emosional. Biasanya, remaja tidak menggunakan layanan kesehatan kecuali mereka memiliki kondisi kronis atau
penyakit akut. Mereka jarang menggunakan pelayanan kesehatan preventif.
Dalam mendapatkan kebebasan, banyak remaja yang mempunyai perilaku berisiko, termasuk alkohol dan
penyalahgunaan narkoba, penggunaan tembakau, awal dan aktivitas seksual tanpa kondom, mengemudi tidak aman.
dan kenakalan remaja dan kekerasan yang mengancam kesehatan mereka. Perilaku tersebut dipengaruhi oleh teman
sebaya, keluarga, dan karakteristik masyarakat di mana mereka tinggal.
Risiko di kalangan remaja sangat dipengaruhi oleh kemampuan mereka untuk mengontrol impuls mereka pada
tahap perkembangan otak. Bagian dari otak yang bertanggung jawab untuk “fungsi eksekutif.” korteks prefrontal,
tidak sepenuhnya matang sampai menjelang usia 25 tahun. Meskipun remaja memahami perilaku yang berisiko, ia
mungkin mengalami kesulitan “mengontrol diri” karena ketidakmatangan perkembangan otak dan koneksi
(USDHHS, Kantor Urusan Kependudukan, 2013).
Pendekatan tradisional untuk meningkatkan kesehatan remaja telah berfokus pada risiko tertentu. Namun, sebuah
kolaborasi, pendekatan multipartner antara kekuatan yang berfokus masyarakat dibanding dengan berfokus pada
risiko individu. mungkin lebih efektif dalam membantu remaja menghindari risiko dan mengembangkan kompetensi
sosial. Perawat kesehatan komunitas/masyarakat dapat membantu orang tua dan masyarakat dalam memahami
perilaku berisiko dan dapat membantu dalam pengembangan strategi masyarakat menangani mereka secara efektif.
Youth Risk Behaviour Surveillance System (YRBSS), yang dikelola oleh CDC Divisi Remaja dan Kesehatan Sekolah,
memonitor perilaku berisiko kesehatan melalui siswa kelas dua belas yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas
(CDC, 2012c).
c. FAKTOR YANG MEMENGARUHI KESEHATAN ANAK DAN
REMAJA

a. Kemiskinan
Kemiskinan adalah ancaman terbesar bagi kesehatan anak. Faktor yang terkait dengan kemiskinan meliputi
pendidikan orang tua, pekerjaan, dan orangtua tunggal. Bahkan jika orang tua memiliki pekerjaan penuh-waktu. tingkat
pendidikan yang rendah membuat anak-anak mereka rentan terhadap kemiskinan.
Kemiskinan tidak selalu menempatkan anak pada risiko; Namun, anak-anak miskin menghadapi risrko kesehatan dan
sosial ekonomi yang dapat memperberat kemiskinan (Federal Interagency Forum on Child and Family Statistics, 2013):
1. Anak-anak miskin kurang memiliki akses terhadap makanan bergizi, tempat tinggal, dan perawatan kesehatan.
2. Anak-anak miskin sering kehilangan kesempatan seperti sekolah yang baik, perpustakaan, dan sumber daya masyarakat
lainnya.
3. Kematian akibat cedera yang tidak diinginkan, penganiayaan anak, pembunuhan, IMS, dan penyakit menular (termasuk
AIDS) lebih umum di antara anak-anak miskin.
4. Banyak anak-anak miskin tinggal di perumahan di bawah standar, memiliki stres di rumah. Obato-batan dan kejahatan.
dan kurangnya role model yang positif dan matang.
5. Anak-anak miskin yang merasa putus asa tentang masa depan.
6. Anak-anak miskin sering menderita berat badan lahir rendah, asma, kerusakan gigi, kadar tunbal dalam darah tinggi,
ketidakmampuan belajar, Dan remaja hamil di luar nikah (belum menikah telah melahirkan anak)
7. Anak-anak miskin lebih cenderung untuk sering bergerak. Ketidak stabilan perumahan dan kondisi hidup yang ekstrim
dari anak-anak miskin yang tidak punya rumah atau migran biasanya menambah masalah kesehatan mereka.
b.Penggunaan layanan kesehatan
Anak-anak tumbuh dan berkembang pesat antara masa bayi dan remaja; Oleh karena itu mereka
sangat rentan terhadap efek dari penyakit dan faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan fisik
dan emosional. Upaya preventif dan perawatan gigi menawarkan anak-anak dan orang tua untuk
bertemu secara berkala dengan penyedia layanan kesehatan untuk melakukan hal berikut:
1. Mendiskusikan pertumbuhan dan perkembangan fisik dan emosmnal anak
2. Mempelajari tentang gizi yang baik.
3. Masalah keselamatan, seperti penggunaan kursi mobil dan sabuk pengaman.
4. Menerima imunisasi, dan skrining pendengaran dan penglihatan
5. Mempelajari tentang ancaman lingkungan yang berisiko untuk kesehatan anak.
6. Mulai pengobatan yang cepat untuk kondisi yang ditemukan selama pemeriksaan.
7. Tanyakan pertanyaan lain atau mendapatkan rujukan jlka diperlukan.

Akses ke sumber pelayanan kesehatan secara teratur dapat memfasilitasi dengan cepat masalah
medis akut, yang dapat membantu mencegah menjadi kronis, menonaktifkan kondisi. Misalnya, infeksi
telinga yang tidak diobati dapat menyebabkan gangguan pendengaran. yang dapat menyebabkan
ketidakmampuan belajar. masalah sekolah, dan bahkan putus sekolah. Sehingga harga (ini rendah dapat
meningkatkan kemungkinan depresi. masalah perilaku, aktivitas seksualawal. IMS. Dan kehamilan
yang tidak direncanakan. Secara keseluruhan perawatan kesehatan dengan teratur membantu semua
anak mencapai potensi mereka.
D. STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN ANAK
DAN REMAJA

a. Promosi Kesehatan dan Pencegahan Penyakit


untuk anak-anak dan keluarga dapat membantu mencegah masalah biaya, penderitaan, dan
potensi manusia hilang.
Promosi kesehatan dan strategi pencegahan penyakit untuk meningkatkan kesehatan anak
dan remaja muncul dalam berbagai bentuk dan berasal lembaga penelitian, lembaga-lembaga
E. BERBAGI TANGGUNG JAWAB UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN
ANAK DAN REMAJA
a. peran orang tua
Tugas penting lain bagi orang tua adalah memastikan bahwa anak-anak mereka memiliki
lingkungan yang aman di rumah, lingkungan, dan di sekolah. Mereka harus melindungi anak-anak
mereka dari cedera, kekerasan, pelecehan, dan pelantaran. Orang tua harus belajar bagaimana untuk
memelihara, membimbing, dan melindungi anak-anak mereka secara efektif melalui tahap
perkembangan dari masa kanak-kanak dan remaja.
b. peran masyarakat
Masyarakat harus bekerja untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung
pengembangan kesehatan berbasis masyarakat yang luas, pendidikan, perumahan, dan program-
program pelayanan sosial. Kolaboratif, pendekatan multi- partner yang berkonsentrasi pada membantu
anak-anak dan remaja menghindari risiko dan mengembangkan kompetensi sosial lebih mungkin untuk
menjadi efektif daripada program terfragrnentasi berfokus pada risiko individu, seperti penggunaan
narkoba pada remaja.
c. peran swasta
Sektor swasta dapat berperan dalam meningkatkan kesehatan individu anak-anak atau
masyarakat pada umumnya. Seorang pengusaha dapat membuat pelayanan kesehatan lebih mudah
diakses untuk keluarga dengan anak-anak dengan menawarkan asuransi kesehatan yang terjangkau
yang mencakup karyawan dan tanggungan karyawan tersebut.
d. peran pemerintah
Setiap anak usia sekolah dan remaja harus diberikan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan
anak usia sekolah dan remaja dilakukan melalui kegiatan usaha kesehatan sekolah dan pelayanan
kesehatan peduli remaja. Pelayanan kesehatan dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan melibatkan guru
pembina usaha kesehatan sekolah, guru bimbingan dan konseling, kader kesehatan sekolah dan konselor
sebaya. Usaha Kesehatan Sekolah dilakukan meliputi kegiatan pendidikan kesehatan, pelayanan
kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat.
e. peran perawat kesehatan komunitas
Berbekal informasi dan pengetahuan tentang sumber daya kesehatan yang tersedia di masyarakat,
perawat kesehatan masyarakat adalah:
1. Sebuah advokat untuk meningkatkan respons individu dan masyarakat terhadap kebutuhan anak-anak

2. Seorang peneliti untuk strategi yang efektif untuk melayani perempuan dan anak-anak
3. Seorang peserta dalam program yang didanai public
4. Sebuah promotor intervensi sosial yang meningkatkan situasi kehidupan keluarga berisiko tinggi
5. Seorang mitra dengan profesional lain untuk meningkatkan pelayanan kolaborasi dan koordinasi

Salah satu peran penting dari perawat kesehatan masyarakat adalah untuk membantu menghubu
ngkan pelayanan kesehatan dan sosial setempat dengan sistem sekolah
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS AGREGAT ANAK DAN
REMAJA
Hasil pengkajian oleh mahasiswa perawat diuniversitas fort de kock di RW 08 di Desa Bayang, Pesisir
Selatan. Didapatkan data 47% remaja pernah mencoba merokok, rerata usia pertama merokok 10 tahun.
Saat ini 32% remaja masih merokok, jumlah rokok yang dihabiskan dalam sehari 1-5 batang. Alasan remaja
merokok 15% karena coba-coba, 42% karena ikut-ikutan teman, 43% agar terlihat gaul. Masyarakat sekitar
menyatakan banyak remaja yang nongkrong di warung-warung sambil merokok. Sebagian besar remaja di
Desa Bayang sudah lama tinggal di daerah ini karena orang tua dan keluarga besarnya bertempat tinggal di
sana. Sehingga komunitas remaja sebagian besar dilahirkan disini dan bersekolah di Desa Bayang . Bahasa
yang digunakan adalah Bahasa Indonesia, mayoritas remaja cenderung menggunakan Bahasa gaul.
Adat/suku yang ada di Desa Bayang adalah adat sunda, jawa, betawi, padang dll dengan mayoritas agama
islam. Di lingkungan Desa Bayang termasuk kawasan rumah padat  penduduk, dan kumuh. Dalam
menggulangi bahaya rokok bagi remaja salah satu solusi yang dibuat oleh pemerintah adalah mengeluarkan
peraturan yang tertuang dalam: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81
TAHUN 1999 ( PP NO 36 Tahun 2000 ) TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN Pasal 2
Penyelenggaraan pengamanan rokok ayat 2 yg berbunyi melindungi penduduk usia produktif dan remaja
dari dorongan lingkungan untuk penggunaan rokok dan ketergantungan terhadap rokok.
-
Belum terdapatnya lokasi untuk wadah perkumpulan remaja seperti karang taruna di
daerah ini. Biasanya remaja berkumpul di depan warung untuk dijadikan lokasi
 pertemuan dan merokok.Warga Desa Bayang yang ingin mendapatkan pelayanan
kesehatan harus menempuh jarak 3 km untuk mencapai puskesmas terdekat, di desa
tersebut terdapat posyandu dan aktif melaksanakan kegiatan 1 bulan sekali namun
belum terdapat  posbindu. Masyarakat mengaku belum pernah mendapatkan
penyuluhan atau pendidikan kesehatan terutama masalah bahaya merokok. Orang tua
dari kebanyakan remaja di Desa Bayang berpenghasilan rata rata menengah kebawah,
ada juga sebagian yang tidak memiliki pekerjaan. Kendaraan Desa Bayang seperti
sepeda motor, mobil angkot, dan terdapat siskamling pada malam hari. Para remaja
banyak tidak mengikuti dan tidak berperan serta dalam kelompok organisasi di
komunitas mereka. Di desa Bayang tidak terdapat wadah perkumpulan seperti karang
taruna Rata-rata pendidikan warga desa tergolong rendah yaitu tamatan SMP bahkan
ada yang tamatan SD. Masyarakat mengaku belum pernah mendapatkan penyuluhan
atau pendidikan kesehatan terutama masalah bahaya merokok. biasanya remaja lebih
memilih rekreasi dengan duduk di warung sambil merokok dengan  persentase 47%.
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNOTAS DI DESA BAYANG
Variabel Sub Variabel Sub sub Variabel Hasil Pengkajiam
Core Sejarah   Sebagian besar remaja di
tinggal di daerah ini karena
orang tua dan keluarga
 besarnya bertempat tinggal di
sana. Sehingga komunitas
remaja sebagian besar
dilahirkan disini dan
bersekolah di Desa Bayang.
 

Demografi   RW 03 Desa Bayang


Angka kematian  
Vital Statistik
Angka Kelahiran  
Etnis   Adat Melayu, Adat Jawa, Adat
Minang, dll

Nilai dan Keyakinan   Agama Mayoritas Islam


Subsistem Pemukiman Rumah masyarakat berjauhan
dipisahkan oleh sawah dan
perkebunan

Sanitasi Sebagian warga menggunakan sungai


untuk kebutuhan sehari hari seperti
mencuci dan mandi. Sedangkan untuk
masak dan minum menggunakan air
Lingkungan Fisik sumur

Kondisi geografis Di Desa Bayang terdapat sungai yang


digunakan unutk kegiatan sehari hari
warga, dan dipenuhi oleh sawah dan
perkebunan

Layanan Kesehatan dan Sosial   Sarana kesehatan yang paling


terdekat adalah bidan desa
 

Ekonomi   Kebanyakan warga di desa Bayang


mata pencaharian sebagai petani

Transportasi dan Keamanan   Kendaraan Di Desa Bayang seperti


sepeda motor, mobil angkot, dan
terdapat siskamling pada malam hari.
 
Politik dan Dalam mengulangi bahaya rokok bagi remaja salah satu solusi yang dibuat oleh
Pemerintah pemerintah adalah mengeluarkan peraturan yang tertuang dalam : PERATURAN
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 ( PP NO 36 Tahun
2000 ) TENTANG PENGAMANAN ROKOK
BAGI KESEHATAN Pasal 2 Penyelenggaraan
 pengamanan rokok ayat 2 yg berbunyi melindungi
 penduduk usia produktif dan remaja dari dorongan lingkungan untuk penggunaan
rokok dan ketergantungan terhadap rokok.

KOMUNIKASI Warga Desa Bayang yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan


harus menempuh jarak 3 km untuk mencapai puskesmas terdekat, di desa
tersebut terdapat posyandu dan aktif melaksanakan kegiatan 1bulan sekali
namun belum terdapat posbindu. Masyarakat mengaku belum pernah
mendapatkan  penyuluhan atau pendidikan kesehatan terutama masalah
bahaya merokok

PENDIDIKAN Rata-rata pendidikan warga desa tergolong rendah yaitu tamatan


SMP bahkan ada yang tamatan SD.

REKREASI Di desa Bayang tidak terdapat wadah perkumpulan seperti karang


taruna. Biasanya remaja lebih memilih rekreasi dengan duduk di warung
atau sungai sambil merokok dengan persentase 47%.
Persepsi Remaja   Di desa Bayang
kebanyakan remaja
berfikiran
abstrak dan cenderung
mencoba hal-hal baru, dan
 persepsi mereka adalah
“gak merokok cupu” , “kalau
gak ngerokok gak punya
teman” “coba –  coba
ternyata enak

Masyarakat   Masyarakat mengatakan


banyak remaja di desa Bayang
berkumpul di depan warung
untuk dijadikan lokasi
pertemuan dan merokok.

Perawat   Di desa Bayang tampak


penjualan rokok tidak terbatas,
para pedagang menjual rokok
kepada remaja
ANALISA DATA

No. Analisa Data Masalah


1 DS : Perilaku kesehatan cenderung beresiko
 Saat ini 32% remaja masih merokok. (D.0099)
 Alasan remaja merokok 15% karena  
coba-coba, 42% karena ikut-ikutan Perilaku remaja yang merokok mulai usia 10
teman, 43% agar terlihat gaul tahun, menghabiskan 1-5 batang perhari
 
DO :
 47% remaja pernah mencoba merokok
 Rata rata usia pertama merokok 10
tahun
 

2. DS: Defisit kesehatan komunitas (D.0110)


Masyarakat mengaku belum pernah  
mendapatkan penyuluhan atau pendidikan tidak ada program untuk mengatasi masalah
kesehatan terutama masalah bahaya merokok yang muncul terutama masalah bahaya
merokok
DO:  
Rata-rata pendidikan warga desa tergolong sumber daya kurang memadai
rendah yaitu tamatan SMP bahkan ada yang  
tamatan SD.
3. DS: Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
 Masyarakat sekitar menyatakan (D.0117)
banyak remaja yang nongkrong  
diwarung- warung sambil Kurangnya keinginan perubahan
merokok dan tidak terdapatnya perilaku sehat karena tidak ada
wadah kegiatan untuk remaja. wadah untuk kegiatan remaja
 kebanyakan remaja berfikiran
abstrak dan cenderung mencoba
hal-hal baru, dan  persepsi
mereka adalah “gak merokok
cupu” , “kalau gak ngerokok gak
punya teman” “coba –  coba
ternyata enak
 
DO:
 tampak penjualan rokok tidak
terbatas, para pedagang menjual
rokok kepada remaja
 tidak ada karang taruna
DIAGNOSA
No Diagnosa Keperawata Keperawatan

1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko (D.0099) pada agregat remaja di RW 08 Desa Bayang

2. Defisit kesehatan komunitas (D.0110) pada agregat remaja di RW 08 Desa Bayang

3. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif (D.0117) pada agregat remaja di RW 08 Desa Bayang
PRIORITAS DIAGNOSA
Dari hasil analisis data, didapatkan data yang kemudian dilakukan penapisan masalah untuk menentukan
prioritas masalah, adapun penapisan tersebut dapat dilihat sebagai berikut :
  Diagnosa
Kriteria M N
No A B C D E F
Keperawatan
1 Perilaku 5 4 4 3 4 3 23 I
kesehatan
cenderung
beresiko
(D.0099) Akibat
perilaku remaja
yang merokok
mulai usia 10
tahun,
menghabiskan
1-5 batang
perhari.

2 Defisit 4 4 4 3 3 3 21 II
kesehatan
komunitas
(D.0110)
tidak ada
program untuk
mengatasi
masalah yang
muncul
terutama
masalah
bahaya
merokok,
sumber daya
kurang
memadai.
 
3 Pemelihara 3 3 4 3 3 3 19 III
an
kesehatan
tidak efektif
(D.0117)
Kurangnya
keinginan
perubahan
perilaku
sehat
karena tidak
ada wadah
untuk
kegiatan
remaja.

Keterangan kriteria :
● Kesadaran masyarakat akan masalah
● Motivasi masyarakat
● Kemampuan perawat menyelesaikan masalah
● Ketersediaan ahli atau pakar
● Beratnya konsekuensi masalah
● Resolusi yang dapat dicapai
Keterangan pembobotan :
1. sangat rendah 2.rendah
3.Cukup
4.Tinggi
5.Sangat tinggi
DATA Diagnosis Keperawatan NOC/SLKI NIC/SIKI
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Hasil
Hasil pengkajian D.0099 Perilaku   Prevensi Primer   Intervensi Primer
oleh perawat di kesehatan L.12107 Perilaku kesehatan I.12359 Bimbingan antisipatif
RW 03 Desa cenderung     I.12360 Bimbingan system kesehatan
Bayang beresiko   Prevensi Skunder I.01001 Dukungan berhenti merokok
didapatkan data L.12104 Manajemen kesehatan I.09265 Dukungan pengambilan
47% remaja L.12105 Manajemen kesehatan I.09277 keputusan
pernah merokok,   keluarga   Dukungan tanggung jawab
rerata usia     I.14502 pada diri sendiri
pertama merokok   Prevensi Tersier I.12464 Identifikasi resiko
10 tahun. Saat ini L.12106 Pemeliharaan I. 12435 Penentuan tujuan bersama
32 % remaja masih kesehatan I.12439 Edukasi prilaku upaya
merokok. Alasan     kesehatan
remaja merokok   Edukasi pola perilaku
15% karna coba- I.09260 kebersihan
coba, 42% karna I.09282
ikutan teman, 43% I.09258 Intervensi Sekunder
agar terlihat gaul.   Dukungan koping keluarga
Masyarakat sekitar   Kontrak perilaku positif
menyatakan I.10344 Dukungan kelompok
banyak remaja I.09312  
yang nongkrong di I.09314 Intervensi Tersier
warung-warung I.12383 Konseling
sambal; merokok I.13500 Promosi koping
I.01027 Reduksi ansietas
  Edukasi kesehatan
Terapi kelompok
Terapi pemberhentian
merokok
Masyarakat mengaku D.0110 Defisit kesehatan   Prevensi Primer   Intervensi Primer
belum pernah komunitas L.08075 Ketahanan komunitas I.12435 Promosi perilaku upaya kesehatan
mendapatkan penyuluhan D.0110     I.14515 Manajemen lingkungan komunitas
dan pendidikan kesehatan   Prevensi Sekunder    
terutama masalah bahaya L.09089 Status koping komunitas    
merokok       Intervensi Sekunder
    Prevensi Tersier I.14581 Skrining kesehatan
L.12109 Status kesehatan komunitas    
      Intervensi Tersier
  I. 12435 Edukasi perilaku mencari kesehatan
     
   

Tampak penjualan rokok D.0117 Pemeliharaan   Prevensi Primer   Intervensi Primer;


tidak terbatasterhadap kesehatan tidak L.12104 Manajemen Kesehatan I.12383 Edukasi kesehatan
remaja dan tampak tidak efektif     I.12361 Dukungan kepatuhan program
adanya wadah kegiatan   Prevensi Skunder   pengobatan
remaja di RW03 Desa L.12107 Perilaku kesehatan I.12442 Edukasi prosedur tindakan Konseling
Bayang sehingga tidak ada L.12110 Tingkat kepatuhan I.10334  
keinginan untuk perbaikan L.12111 Tingkat pengetahuan   Intervensi Sekunder
perilaku kesehatan       Dukungan perawatan diri
  Prevensi Tersier I.11348 Identifikasi resiko
L.12106 Pemeliharaan kesehatan I. 14502 Manajemen perilaku
  I.12439  
  Intervensi Tersier
  Promosi perilaku upaya kesehatan
I.12463 Edukasi perilaku upaya kesehatan
I.12435 Edukasi program pengobatan
I.12441 Promosi koping
I.09312
 
POA
DX Kep Kegiatan Tujuan Sasaran Sumber Daya
PJ Waktu Tempat Alokasi
Dana
Perilaku 1. Memberikan Mencapai Remaja dan Wulan Rabu, 17 Lingkungan Masyarakat
kesehatan pendidikan angka warga RW Mei 2023. RW. 08,
cenderung kessehatan pengetahuan 08 Desa Pukul 08.00 Desa
beresiko tentang defenisi remaja tinggi Bayang WIB Bayang
merokok tentang   Posyandu
bahanya Jum’at, 19 RW. 08,
2. Memberikn merokok bagi Mei 2023. Desa
pendidikan kesehatan Pukul 09.00 Bayang
 
kesehatan
Sabtu, 20
tentang bahaya
Mei 2023
merokok bagi Pukul 08.00
kesehatan/ WIB
merokok  
didalam rumah

3. Memeberikan
pendidikan
kesehatan
tenntang cuci
tangan enam
langkah
Defisit kesehatan 1. Kemitraan (Bekerjasama memberdayakan Remaja dan warga Enggia Senin, 22 Mei 2023 Lingkungan RW. 08, Masyarakat
komunitas dengan masyarakat dalam masyarakat untuk RW 08 Desa Pukul 08.00 WIB Desa Bayang
menentukan masalah meningkatkan Bayang   Posyandu RW. 08,
tetang kesehatan tentang pengetahuan mengenai Selasat, 23 Mei Desa Bayang
Grup Discussion) status kesehatan, 2023
bagaimana bahaya Pukul 09.00
merokok pada remaja  
2. Pemberdayaan
( memberdayakan
masyarakat dengan
meningkatkan
pengetahuan mengenai
status kesehatan,
bagaimana bahaya
merokok pada remaja )

Ketidakefektifan 1. Promosi Kesehatan Meningkatkan Remaja dan warga Naya Kamis, 25 Mei 2023 Lingkungan RW. 08, Masyarakat
pemeliharaan kesadarann masyarakat RW 08 Desa Pukul 08.00 WIB Desa Bayang
kesehatan 2. Metode KIE akan kesehatan dan Bayang Selasa, 30 Mei 2023 Posyandu RW. 08,
memberikan metode Pukul 09.00 Desa Bayang
baru dalam  
pemeliharaan kesehatan
remaja
TERIMAKASI

Anda mungkin juga menyukai