Anda di halaman 1dari 5

ROLEPLAY KEPERAWATAN PALIATIF KELOMPOK 8

1. Dokter : Fidi Sandika


2. Perawat 1 : Hafizhatul Hayati
3. Perawat 2 : Zaidatul Khairat
4. Pasien : Ary Mayanda Putri
5. Keluarga pasien : Azkia Elsa
6. Anak pasien : Tasya Yohana

Ny. D berumur 39 tahun mempunyai 2 anak lakilaki. Anak A (27 thn) dan anak B (25 thn) pekerj
aan anak A sebagai SPG dan An. B sebagai Penjual nasi. Suatu ketika Ny. D tidak dapatmenahan
rasa nyeri sehingga Ny. D datang ke rumah sakit Raden Mattaher, ibu datang dengankeluhan
nyeri pada payudara sebelah kiri. Nyeri menjalar sampai ke punggung belakang,keadaan umum
pasien tampak lemah, wajah pasien tampak merintih kesakitan dan sulitmelakukan aktifitas.
Awalnya Ny. D mengatakan timbul benjolan kecil di payudara sebelah kiritapi oleh Ny. D tidak
pernah mengontrol kesehatannya dan mengira benjolan biasa akhirnyalama kelamaan benjolan
semakin besar dan nyeri. Setelah dilakukan pemeriksaan Ny. Dterdiagnosa Ca Mammae Stadium
4, TTV klien RR : 20x /menit, N:100x/menit, TD:140/80mmHg, S:37,5 C, keluarga klien
mengatakan luka pada payudara klien semakin membesar danterasa gatal. Luka pasien berbau,
luka tampak kemerahan, terdapat push pada luka, luka terabahangat, luka melebar dan
membengkak.Pada shift pagi, perawat bersama dengan dokter melakukan pengkajian dihari
kedua kepada pasien. Pasien tampak meringis dan enggan menjawab pertanyaan dari perawat
yang bertugas.

Perawat dan dokter : Selamat pagi, Bu.


Keluarga pasien : Selamat pagi juga sus dan dokter.
Perawat 1 : Ibu bagaimana kondisinya pagi ini?
Pasien tetap diam dan memandang dinding.
Keluarga pasien : Begini sus, istri saya tidak terima ia kena kanker payudara sus. Sejak
semalam ia sudah murung dan susah diajak bicara.
Dokter : Waduh. Ibu harus tetap semangat, Ibu. Dengan semangat ibu akan membantu
pengobatan yang diberikan. Ini bukan akhir dari segalanya, bu.Mari kita sama-sama berjuang
supaya kondisi ibu lebih baik lagi.
Perawat 1 : Iya, bu. Yakin saja bahwa ini adalah takdir dari Tuhan dan Ibu harus tetap
menjalani hidup dengan semangat. Ibu boleh sedih mendengar keadaan ibu namun ibu harus
tetap semangat dan kuat menjalani hidup. Saya tahu, yang ibu rasakan saat ini nyeri sekali
ditambah lagi ibu mendengar kabar mengenai kondisi ibu, namun ibu harus tetap semangat ya,
bu.
Pasien : (Tampak menangis tersedu-sedu) Saya merasa tidak berguna lagi, sus,dok. Saya
merasa untuk apa lagi saya hidup.
Dokter : Saya paham, bu. Sekarang ibu dalam tahap pengobatan, kita tetap berusaha
melakukan yang terbaik, namun untuk hasilnya hanya Tuhan yang tahu, bu. Nah, untuk itu yang
dapat kita lakukan yaitu tetap berdoa, berusaha dan tetap semangat, bu.
Perawat 1 : Iya benar, bu. Kita harus tetap menyerahkan semuanya kepada Tuhan,namun
yang bisa kita lakukan yaitu tetap semangat, ibu.
Keluarga pasien : Nah, bu. Bener kan yang bapak sampaikan dari semalam, tetap semangat bu.
Bapak kan disini tetap bersama ibu, bagaimanapun keadaan ibu, bapakakan tetap disamping ibu.
Kasi semangat ke ibu. Bapak juga semangat lho bu dan optimis ibu bisa sembuh, bu.
Pasien : (Pasien terdiam dan air matanya mengalir drastis)
Perawat 1 : (Sambil mengusap punggung pasien) Ibu tenang ya. Jadi bagaimana kondisi ibu
pagi ini, bu? Ibu sudah makan pagi ini?
Pasien : Saya masih merasakan nyeri sekali pada payudara saya, sus. Nyerinya ndak
berhenti, sus. (Pasien tampat meringis dan memegang area yang nyeri)
Dokter : Nyerinya dari mana sampai kemana ibu?
Pasien : Dari payudara kiri menjalar sampai ke punggung belakang, dok.
Dokter : Baik, ibu. Untuk obatnya sudah masuk ya, bu obat untuk mengurangi nyeri ibu
serta mencegah terhadap infeksi ya, bu.
Pasien : Iya, dok.

Dokter : Ada yang mau ditanyakan bu?

Pasien : Jadi, kondisi saya bisa membaik kan, dok?


Dokter : Kita tetap berusaha membantu yang terbaik ya, bu. Yang terpenting ibutetap
menjalani hidup dengan semangat, karena semangat ibu akan membawa dampak positif bagi
tubuh ibu, ya bu.

Pasien : Baiklah, dok. (Pasien tampak meringis merasakan nyeri)

Perawat 1 : Untuk mengurangi nyeri ibu, pukul 10.00 WIB saya akan melakukan pemberian
kompres hangat ya, ibu. Apakah ibu bersedia?

Pasien : Iya bersedia, sus.

Perawat 1 : Bapak ada kegiatan lain pagi ini pak?

Keluarga pasien : Tidak, sus. Ada apa sus?

Perawat : Bisa ke ruang perawat ya pak ada yang mau dibicarakan, pak. Ibu tetap istirahat
ya, bu. Kalau ada apa-apa nanti bapak bisa panggil saya di ruang perawat ya, pak.

Suami pasien mengikuti perawat dan dokter ke ruang perawat. Disana perawat dan dokte
rmenjelaskan kondisi istri pasien.

Pasien : Jadi gimana kondisi istri saya, suster dan dokter?

Dokter : Baiklah, pak. Seperti yang bapak ketahui bahwa istri bapak terdiagnosa kanker
payudara stadium IV pak. Nah, saya jelaskan dulu ya pak. Kanker payudara adalah keganasan
pada sel-sel yang terdapat pada jaringan pada payudara, berasal dari komponen kelenjarnya
(epitel saluran maupun lobulusnya) maupun komponen selain kelenjar seperti jaringan
lemak, pembuluh darah, dan persyarafan jaringan payudara. Kanker payudara stadium IV berarti
Sel-sel kanker sudah merembet menyerang bagian tubuh lainnya, biasanya tulang, paru-paru,
hati, otak, kulit, kelenjar limfayang ada di batang leher. Tindakan yang harus dilakukan adalah
mengangkat payudara. Tujuan pengobatan pada paliatif bukan lagi kuratif (menyembuhkan).
Pembedahan biasanya dilakukan pada stadium I dan
II. Jika pada stadium IV dilakukan pembedahan bukan untuk menyembuhkan namun
menghilangkan gejala-gejala penyakit saja, pak.

Perawat 2 : Iya, pak. Jadi dikarenakan sel-sel kanker sudah menjalar ke bagian tubuhlain
sehingga perawatan yang dapat kami lakukan yaitu perawatan paliatif, pak. Kemungkinan untuk
sembuh sangat kecil, pak. Namun seperti yangsaya sampaikan tadi, kita harus tetap berdoa dan
berusaha, pak. Begitupun dengan bapak, tetap memberikan dukungan berupa semangat.
Dengankeberadaan orang-orang tercinta akan mendukung psikologis ibu, pak.
Kelurga pasien : (Wajahnya tampak sedih) Jadi istri saya tidak bisa sembuh?

Dokter : Kemungkinannya kecil, pak.

Perawat 2 : Bapak juga harus tetap semangat, pak. Memang perawatan yang dapat diberikan
saat ini hanya bersifat membantu namun dukungan psikologis yang diberikan merupakan obat
yang terbaik pula bagi pasien. Satu lagi, pak. Tetap berdoa dan ibu juga tetap diajarkan berdoa
ya, pak. Tetap diajak sholat juga ya, pak.

Keluarga Pasien: Okelah kalau gitu sus dan dokter, terima kasih banyak atas penjelasannya.
Semoga tetap ada mujizat untuk kesembuhan istri saya.Kalau begitu saya permisi ya, sus dan
dokter.

Perawat dan dokter : Amin. Iya silahkan, pak.

Pukul 10.00 WIB, sesuai kontrak waktu perawat memberikan intervensi pemberian kompres
hangat untuk mengurangi nyeri pasien. Tampak anak pasien yang sedang berbincang dan pasien
tampak tersenyum.

Perawat : Selamat pagi, ibu. Wah tampaknya ibu lebih ceria dan semangat sekali saat ini
ya, bu. Saya turut senang, bu.

Pasien : Iya, sus. Ini saya kedatengan anak saya yang sibuk sekali sus. Senangrasanya
dijenguk anak sendiri, sus.

Anak pasien : Lha memang sibuk, bu. Tapi demi ibu, apasih yang nggak bisa bu.Pasien dan
anaknya tampak tersenyum.

Perawat : Wah, saya ikut bahagia kalau gini. Besok sering-sering kesini ya

Anak pasien : Siap sus. Walaupun sibuk, ibu tetap nomor satu dong.

Perawat : Bagussss. Anak berbakti sekali.Jadi, sekarang saya mau melakukan kompres
hangat untuk mengurangi nyeri ibu. Gimana kondisinya bu? Masih nyeri atau sudah berkurang
nyerinya dengan kedatangan anaknya nih?

Pasien : Sebenarnya masih nyeri, sus. Walaupun ndak senyeri tadi pas suste rdatang
sama dokter. Kompres aja, sus supaya lebih enakan.

Perawat : Baiklah, bu. Jadi tujuannya supaya nyeri ibu berkurang dan ibu lebih rileks lagi
ya, bu. Kompresnya saya lakukan 5 menit ya, bu. Kalau seandainya nyeri lagi, mungkin keluarga
ibu bisa memberikan kompres hangatnya ya, bu.
Pasien : Baiklah, sus.

Anak pasien keluar dan perawat melakukan intervensi kompres hangat.

Seteleh dievaluasi, nyeri pasien berkurang dan pasien tampak tenang. Skala nyeri di awal
6 berkurang menjadi 4. Perawatshift pagi melakukan post conference dengan perawat shift siang,
perawat melaporkan intervensiyang sudah dilakukan serta intervensi yang perlu dilakukan dan
terapi yang diberikan dokter.

Anda mungkin juga menyukai