KEPERAWATAN GERONTIK
DOSEN PENGAMPU :
FAKULTAS KESEHATAN
Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya sehingga penulis dapat
penulisan makalah ini berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak
menyelesaikan makalah ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis
menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan oleh penulis. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1
1. LATAR BELAKANG 1
2. RUMUSAN MASALAH 2
3. TUJUAN 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. ASKEP LANSIA 3
B. ASPEK-ASPEK PSIKOLOGIS 4
C. KEPERARAWATAN GERONTIK 5
D. TUJUAN ASKEP LANSIA 6
E. FOKUS ASKEP LANSIA 6
F. TAHAP-TAHAP ASKEP LANSIA 7
G. PROSES ASKEP LANSIA 7
H. DIAGNOSA 21
BAB I
PENDAHULUAN
dan memperbaiki kerusakan yang di derita (Siti Bandiyah, 2009). Proses menua
lahir dan umumnya dialami semua makhluk hidup. Proses menua setiap individu
pada organ tubuh juga tidak sama cepatnya. Ada kalanya orang belum tergolong
Menjadi tua (menua) adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang tidak hanya
dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan.
Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui
dewasa dan lansia. Tahap berbeda ini dimulai baik secara biologis maupun
kesejahteraan lanjut usia pada pasal 1 ayat 2 yang menyebutkan bahwa umur 60
tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit, tetpai
2013). Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah
melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini
berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti
yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas,
penglihatan semakin buruk, gerakan semakin lambat, dan figure tubuh yang tidak
1. Pengertian penuaan
1.3 TUJUAN
A. Teori seluler
Sel diprogram hanya untuk membelah pada waktu yang
terbatas.
B. Teori sistesis
Akibat penuaan, protein tubuh terutama kolagen dan elastin
menjadi kurang fleksibel dan kurang elastis.
C. Teori keracunan oksigen
Kemampuan lansia untuk melawan efek racun oksigen akan
berkurang.
D. Teori sistem imun
Kopetensi yang menurun dapat mengakibatkan terjadinya
peningkatan infeksi, penyakit autoimun, dan kanker.
3. PENUAAN PADA SISTEM TUBUH (FISIOLOGIS)
A. Sistem muskuloskeletal
Atrofi otot, dekalsifikasi tulang, dan perubahan
postural.
B. Perubahan kardiopulmonal
Pembuluh darah kehilangan elastisitas, peningkatan
nadi dan peningkatan tekanan darah.
Pendistribusian tulang kalsium menyebabkan
dekalsifikasi tulang iga dan kalsifikasi kartilago
kosta : Perubahan ini dan perubahan postural
menyebabkan penurunan efislensi paru.
C. Sistem perkemihan
Kehilangan irama diurnal pada produksi urine dan
penurunan filtrasi ginjal
D. Sistem pencernaan
Tidak ada perubahan yang signifikan
E. Sistem saraf
Kemunduran pendengaran dan penglihatan
F. Sistem endokrin
B. ASPEK-ASPEK PSIKOLOGIS
1. PADA PENUAAN
a. Pendekatan fisik
Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia ada 2 bagian yaitu :
Klien lanjut usia yang masih aktif, yang masih mampu bergerak
tanpa bantuan orang lain.
Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun yang
mengalami kelumpuhan atau sakit.
b. Pendekatan psikis
c. Pendekatan sosial
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan upaya
perawatan dalam pendekatan sosial. Memberi kesempatan berkumpul
bersama dengan sesama klien lanjut usia untuk menciptakan sosialisasi
mereka.
d. Pendekatan spiritual
Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin
dalam hubungannya dengan tuhan atau agama yang dianutnya, terutama
jika klien dalam keadaan sakit atau mendekati kematian.
D. TUJUAN ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA
c. Pelaksanaan
d. Evaluasi
a) Identitas klien
b) Riwayat kesehatan
mobilisasi
e) Pengkajian fisik
1.Tegap
2.Membungkuk
3.Kifosis
4.Skoliosis
5.Lordosis.
1.Suhu
2.Tekanan darah
3.Nadi
4.Respirasi
5.Berat badan
6.Tinggi badan
2. Mata
muskular.
3. Hidung
a. Inspeksi: kesimetrisan, kebersihan, mukosa kering atau
adanya masa
5. Telinga
6. Leher
7. Dada
varises vena.
gerakan pernafasan.
9. Genetalia
kelembapan.
10. Ekstermitas
Penggunaan alat
keseimbangan saraf.
11. Integumen
lebih awal.
2. Pengkajian Psikososial
penelantaran.
d. Pengkajian Lingkungan
b) Sanitasi
a. Inspeksi: Pada Paru; bentuk dada normal chest atau barrel chest
intensitas nada tinggi dan vibrasi. Pada Jantung. Palpasi; nadi dari
ditemukan pada lanjut usia antara lain mengi oleh jalan nafas
rub pleural atau bunyi tajam dan terdengar seperti orang memarut.
pada jantung dan organ sekitar jantung. Kaji bunyi S1,S2,S3, dan
pernafasan.
14. Genetalia
15. Ekstermitas
16. Integumen
g) Pengkajian fisik
1.Tegap
2.Membungkuk
3.Kifosis
4.Skoliosis
5.Lordosis.
1.Suhu;
2.Tekanan darah
3.Nadi
4.Respirasi
5.Berat badan
6.Tinggi badan
H. Daftar diagnosis keperawatan
2. Gangguan mobilitas
3. Resiko jatuh