Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

GERONTIK

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek


Profesi Ners Stases Keperawatan Gerontik

Disusun oleh :
Gabriela Pulin Putri

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
A. Pengertian Lanjut Usia
Proses penuaan merupakan proses fisiologis yang harus dilalui oleh setiap orang.
Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun Tahun 1998, batas usia yang dianggap
lanjut usia adalah 60 tahun 1998 Proses penuaan merupakan suatu proses biologis
yang tidak dapat dihindari dan pasti dialami oleh setiap orang. Menurut Paris
Constantinides, 1994 Penuaan adalah suatu proses hilangnya secara bertahap
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/menggantikan dan mempertahankan
struktur dan fungsi normal, kemampuan untuk melawan cedera (termasuk infeksi)
tidak sama dengan waktu lahir.
Proses penuaan dimulai ketika seseorang mencapai usia dewasa, misalnya dengan
kehilangan otot, saraf, dan jaringan lain sehingga menyebabkan tubuh “mati” sedikit
demi sedikit.
a. Pengertian Gerotologi
Gerotologi merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari proses
penuaan dan permasalahan yang terjadi pada lansia. Gerotologi adalah penyakit
atau kecacatan yang terjadi pada lanjut usia. Keperawatan geriatri merupakan
suatu bentuk pelayanan profesional berdasarkan pengetahuan dan kiat/teknik
keperawatan berupa perawatan perawatan komprehensif bio-psiko-sosial,
spiritual dan budaya, untuk klien lanjut usia, untuk orang sehat atau sakit, untuk
individu, untuk keluarga, untuk Tim, dan masyarakat.

b. Pengertian Geriatri
Geriatri berasal dari kata”Geron”,(lanjutUsia) dan “iatreia”
(kesehatan/medical). Istilah geriatri pertama kali diperkenalkan oleh Ignas Leo
Nascher, seorang dokter Amerika pada tahun 1909 (Aspiani, 2014). Geriatri
merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari penyakit dan
masalah kesehatan yang berkaitan dengan penuaan, dengan memperhatikan aspek
pencegahan, diagnosis, dan penatalaksanaannya.. Pasien geriatri merupakan
pasien lanjut usia yang mempunyai ciri-ciri khusus yang membedakannya
dengan pasien lanjut usia pada umumnya.
Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan
Lanjut Usia, pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 Lanjut Usia berarti setiap orang yang
berumur 60 tahun ke atas. Dr.Ibu Jos Masdani; Nugroho, (2000) berpendapat
bahwa lanjut usia merupakan kelanjutan dari masa dewasa. Masa dewasa dapat
dibagi menjadi empat bagian: tahap pertama adalah masa dewasa, dari usia 25
hingga 40 tahun, tahap kedua adalah masa dewasa, dari usia 40 hingga 50 tahun,
tahap ketiga adalah pra-indera dari usia 55 hingga 65 tahun , dan dewasa.. Tahap
keempat adalah tahap menua (aging stage), dimulai dari usia 65 tahun hingga
meninggal dunia.
c. Pengertian Gerontik
Gerontik adalah ilmu yang mempelajari tentang proses penuaan yang terjadi pada
manusia pada umur 60 tahun (Sofia, 2014). Lansia adalah seseorang yang telah
mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan
proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan
proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan
luar tubuh.

B. Klasifikasi Lansia
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi:
- Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
- Lanjut usia (elderly) antara 60-74 tahun
- Lanjut usia tua (old) antara 75 – 90 tahun
- Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun
Depkes, membagi lansia sebagai berikut :
- kelompok menjelang usia lanjut (45-54 th) sebagai masa vibrilitas
- Kelompok usia lanjut (55-64 th) sebagai presenium
- Kelompok usia lanjut (65 th>) sebagai senium

C. Teori Tentang Proses Menua


1. Teori Bilogik
a. Teori Genetik dan mutasi
Penuaan terjadi karena perubahan biokimia yang diprogram oleh
molekul/DNA dan setiap sel seiring waktu mengalami mutasi.
b. Autoimun
Pada proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Saat
jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga
jaringan tubuh menjadi lemah dan mati.
c. Teori stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan. Regenerasi
jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal dan stres
menyebabkan sel-sel tubuh lelah dipakai.
d. Teori redikal bebas
Destabilisasi radikal bebas menyebabkan oksidasi bahan organik seperti
karbohidrat dan protein.. Radikal ini mencegah sel beregenerasi.

2. Teori sosial
a. Teori aktifitas
Lanjut usuia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam
kegiatan sosial
b. Teori pembebasan
Dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur angsur mulai
melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan
interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kwalitas maupun kwantitas.
Sehingga terjadi kehilangan ganda yakni :
1) Kehilangan peran
2) Hambatan kontrol sosial
3) Berkurangnya komitmen
c. Teori kesinambungan
Teori ini mendalilkan bahwa terdapat kesinambungan dalam siklus hidup setiap
orang lanjut usia.Dengan demikian, pengalaman hidup seseorang pada waktu
tertentu merupakan gambaran akan menjadi orang tua seperti apa mereka pada
waktu itu.Pokok-pokok teori kontinum adalah sebagai berikut:
1) Orang lanjut usia tidak disarankan melepaskan perannya atau perlu aktif
dalam proses penuaan, namun berdasarkan pengalaman masa lalu pilihannya,
mereka memilih peran yang mana harus dipertahankan atau dihilangkan
2) Peran lansia yang hilang tidak perlu diganti
3) Lansia berhak memilih cara coping yang berbeda

3. Teori Psikologi
a. Teori kebutuhan manusia menurut Hirarki Maslow
Menurut teori ini, setiap individu mempunyai hierarki kebutuhan yang
menggerakkan seluruh perilaku manusia (Maslow 11111954). Kebutuhan-
kebutuhan ini mempunyai prioritas yang berbeda-beda. Ketika kebutuhan
dasar manusia telah terpuaskan, mereka berusaha mencarinya pada tingkat
berikutnya hingga kebutuhan tertinggi tercapai.
b. Teori Individual Jung
Carl Jung (1960) mengembangkan teori perkembangan kepribadian pada
semua tahapan kehidupan, khususnya sejak masa kanak-kanak, remaja dan
dewasa muda, usia paruh baya hingga usia tua.. Kepribadian individu terdiri dari
Ego, ketidaksadaran personal dan ketidaksadaran kolektif. Menurut teori ini,
kepribadian digambarkan dalam kaitannya dengan dunia luar atau secara
subyektif. Pengalaman dari dalam (introvert). Keseimbangan antara kekuatan-
kekuatan ini terlihat jelas pada setiap individu dan merupakan hal yang sangat
penting bagi kesehatan mental.

D. Perubahan-Perubahan Yang Sering Terjadi Pada Lansia


1. Perubahan Fisik
a. Sel: jumlahnya lebih kurang tetapi ukurannya lebih besar, mengurangi cairan
intra dan ekstraseluler
b. Persarafan: Penyerapan berkurang dengan cepat, waktu respons kognitif
lambat, saraf sensorik sistem pendengaran menyempit, presbiopia, atrofi
membran serosa karena peningkatan keratin
c. Sistem pengelihatan: Terjadi sklerosis pada pupil dan hilangnya respon
terhadap sinapsis, kornea menjadi lebih bulat, lensa menjadi keruh, ambang
batas pengamatan cahaya meningkat, kemampuan akomodasi hilang dan lapang
pandang menurun.
d. Sistem Kardiavaskular: Katup jantung menebal dan kaku, dan kemampuan
memompa jantung menurun sebesar 1% setiap tahun setelah usia 20 tahun,
menyebabkan berkurangnya kontraksi dan volume, hilangnya elastisitas
pembuluh darah, dan peningkatan tekanan darah..
e. Sistem Respirasi: Otot pernafasan menjadi kaku sehingga mengurangi aktivitas
badan siliaris. Paru-paru kehilangan elastisitas sehingga kapasitas sisa
meningkat, pernafasan menjadi berat, Kedalaman pernapasan berkurang.
f. Sistem Gastrointestinal: kehilangan gigi menyebabkan malnutrisi, penurunan
pengecapan akibat iritasi mukosa dan atrofi pengecap hingga 80%, diikuti
hilangnya kepekaan pengecap terhadap rasa manis dan asin.
g. Sistem genitourinasia: Ginjal menyusut dan nefron mengalami atrofi, sehingga
aliran darah ke ginjal berkurang 50%, dan GFR berkurang 50%.. Nilai ambang
batas ginjal untuk glukosa meningkat.. Kandung kemih dan otot melemah dan
kapasitasnya menurun hingga 200 cc, sehingga kandung kemih sulit
dikosongkan pada pria lanjut usia, sehingga menyebabkan retensi urin.. 75%
pria berusia di atas 55 tahun mengalami pembesaran prostat.. Pada vulva terjadi
atrofi, sedangkan pada vagina menyebabkan kekeringan pada selaput lendir,
penurunan elastisitas jaringan, penurunan sekret dan alkalinisasi..
h. Sistem endokrin: Dalam sistem endokrin, produksi hampir seluruh hormon
menurun, sedangkan fungsi dan sekresi paratiroid tetap tidak berubah, aktivitas
tiroid menurun, sehingga menurunkan laju metabolisme basal (BMR).
Produksi sel kelamin berkurang seperti: progesteron, estrogen dan testosteron.
i. Sistem integumen: Kulit menjadi keriput karena hilangnya jaringan lemak,
kulit kepala dan rambut tipis hingga beruban, serta rambut di telinga dan
hidung menebal, Kuku menjadi keras dan rapuh.
j. Sistem muskuloskeletal: Tulang kehilangan kepadatannya dan menjadi lebih
rapuh, menjadi cyposis, ukuran tubuh mengecil, yang disebut cakram tulang
belakang menipis, tendon mengecil dan serabut otot mengalami atrofi
sehingga menyebabkan lansia menjadi lesu saat bergerak dan tremor.
2. Perubahan Mental
Pada umumnya lansia mengalami gangguan fungsi kognitif dan psikomotorik..
Perubahan mental tersebut erat kaitannya dengan perubahan fisik, gangguan
kesehatan, tingkat pendidikan atau pengetahuan, dan keadaan lingkungan..
Kecerdasan secara umum dianggap semakin ketinggalan zaman, terutama unsur
penolakan terhadap abstraksi, mulai melupakan peristiwa baru, peristiwa masa lalu
masih terekam secara lengkap.
Dari segi mental dan emosional sering muncul perasaan pesimistis, timbul perasaan
tidak aman dan cemas, perasaan terancam penyakit atau takut ditinggalkan karena
tidak berguna lagi.. Kita merasa kurang mandiri dan cenderung introvert.
Faktor-faktor yang memengaruhi perubahan mental diantaranya:
a. Perubahan fisik, seperti organ perasa
b. Kesehatan umum
c. Tingkat pendidikan
d. Lingkungan
e. Keturunan
Kenangan ada 2:
a. Kenangan jangka panjang, berjam-jam berhari-hari yang lalu
b. Kenangan jangka pendek: 0-10 menit dan kenangan buruk
Intelegentia Question:
a. Tidak berubah terkait informasi matematika dan perkataan verbal
b. penampilan yang berkurang, keterampilan dalam psikomotor dan persepsi dimana
terjadinya perubahan dalam daya membayangkan disebabkan oleh faktor waktu.
3. Perubahan Psikososial
Masalah-masalah ini dan tanggapan individu terhadapnya sangat bervariasi
tergantung pada kepribadian individu yang terlibat. Saat ini, orang-orang yang telah
bekerja sepanjang hidupnya tiba-tiba harus menyesuaikan diri dengan masa pensiun.
Jika ia cukup beruntung dan bijaksana untuk mempersiapkan masa pensiun dengan
menciptakan berbagai bidang minat untuk mengisi waktunya, masa pensiun akan
memberinya kesempatan untuk menikmati sisa hidupnya.. Namun bagi banyak
pekerja, pensiun berarti terputus dari lingkungan sekitar dan teman-teman serta harus
tinggal di rumah atau bermain domino di klub lansia.
a. Minat
Secara umum diterima bahwa minat seseorang berubah kuantitas dan
kualitasnya seiring bertambahnya usia. Secara umum, minat terhadap aktivitas fisik
cenderung menurun seiring bertambahnya usia. Meskipun perubahan preferensi
pada usia tua jelas berkaitan dengan penurunan kemampuan fisik, namun hal
tersebut tentunya dipengaruhi oleh faktor sosial.
b. Isolasi dan Kesepian
Banyak faktor yang menyebabkan lansia terisolasi dari orang lain. Secara
fisik, mereka kurang mampu melakukan aktivitas yang memerlukan usaha.
Kualitas indera menurun, menyebabkan peningkatan ketulian dan penglihatan
kabur. Hal ini membuat setiap lansia merasa semakin terputus dari hubungannya
dengan orang lain.
Faktor lain yang memperparah isolasi adalah perubahan sosial, terutama
melonggarnya ikatan keluarga. Ketika seorang lansia tinggal bersama kerabatnya,
mereka mungkin bersikap toleran namun jarang menghormati mereka. Seringkali,
para lansia mendapati diri mereka terisolasi dalam arti sebenarnya, karena mereka
hidup sendiri.
Seiring bertambahnya usia, kemampuan mengendalikan emosi dengan nalar
semakin melemah dan orang cenderung kurang mampu mengendalikan
perilakunya. Kekecewaan kecil yang pada usia lebih muda tidak menimbulkan
masalah, pada tahap ini menimbulkan ledakan emosi dan dapat ditanggapi dengan
ledakan kemarahan atau menjadi sangat kesal pada peristiwa yang tampaknya
mustahil.
c. Peranan Iman
Menurut proses fisik dan mental di usia tua, orang tua tidak terlalu
membenci dan khawatir tentang akhir hidup dibandingkan orang muda. Namun,
tidak dapat dipungkiri bahwa keyakinan yang teguh adalah senjata paling ampuh
melawan rasa takut akan kematian. Padahal, usia lanjut merupakan masa
kebangkitan dan penguatan kesadaran beragama.. Keyakinan bahwa kematian
bukanlah akhir melainkan awal yang baru membuat individu dapat menghadapi
akhir hidup dengan tenang dan tenteram.
4. Perubahan Spiritual
a. Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupan
b. Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya. Hal ini terlihat dalam
berpikir dan bertindak dalam sehari-hari
c. perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut folwer (1978),
Universalizing, perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah berpikir dan
bertindak dengan cara memberikan contoh cara mencintai keadilan

E. Perkembangan Lansia
Perkembangan normal lansia meliputi perilaku sebagai berikut: memiliki
harga diri yang tinggi, mampu menemukan makna hidup, mampu menerima
keunikan dan nilai orang lain, rutin menjalankan kegiatan keagamaan, merasa
dicintai. Sementara itu, penyimpangan perkembangan pada lanjut usia antara lain
berupa penghinaan, hinaan dan fitnah terhadap orang lain, kegagalan dalam
memberikan makna pada kehidupannya, perasaan kehilangan orang yang dicintai dan
ketakutan terhadap orang lain, hilangnya waktu luang. Seorang lanjut usia
mempunyai kesehatan yang baik jika ia dapat berfungsi dan berintegrasi secara
efektif ke dalam kehidupan sosial.

F. Masalah Nutrisi
1. Pengertian: Gizi kurang adalah kekurangan gizi baik mikro maupun makro
2. Penyebab:
- Penyakit periodental ( terjadi pada 80% lansia) atau kehilangan gigi
- Penurunan ataau kehilangan sensitifitas indra pengecap & penciuman
- Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencernaan
- Penurunan mobilitas saluran pencernaan makanan
- Penggunaan obat-obatan jangka panjang
- Gangguan kemampuan motorik
- Kurang bersosialisasi, kesepian
- Pendapatan yang menurun (pensiun)
- Penyakit infeksi kronis
- Penyakit keganasan
G. Pengkajian
IDENTITAS DIRI KLIEN
Tanggal masuk/ no registrasi :
Tanggal pengkajian :
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Status perkawinan :
Agama :
Suku :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :
Sumber Informasi :

Keluarga yang dapat dihubungi :


Diagnosis medis (bila ada) :
RIWAYAT KESEHATAN
Riwayat Kesehatan Sekarang
1. Keluhan Utama :
2. Kronologi Keluhan

a. Faktor Pencetus/ penyebab :

b. Timbulnya Keluhan : ( ) Mendadak ( ) Bertahap

c. Lamanya :
3. Alasan masuk STW/ RS :

4. Tanggal masuk STW/ RS :

5. Obat-obatan:

Nama Obat Dosis Frekuensi Alasan


diberikan

RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

1. Riwayat Imunisasi :

2. Riwayat Alergi :

3. Riwayat Kecelakaaan :

4. Riwayat dirawat di Rumah Sakit :

5. Riwayat pemakaian obat :


6. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Riwayat Psikososial dan spiritual

1. Orang terdekat dengan klien :

2. Masalah yang memengaruhi klien :

3. Mekanisme koping terhadapa stress :

( ) Pemecahan masalah ( ) Minum obat ( ) Tidur

( ) Makan ( ) Cari pertolongan ( ) Lain-lain, sebutkan

4. Persepsi klien tentang penyakitnya

a. Hal yang sangat dipikirkan saat ini :

b. Harapan setelah menjalani pembinaan di STW/ perawatan di RS :

c. Perubahan yang dirasakan setelah masuk STW/RS:

STW
5. Sistem nilai kepercayaan

a. Aktivitas agama/kepercayaan yang dilakukan ( macam & frekuensi) :

b. Kegiatan agama/ kepercayaan yang ingin dilakukan selama dipanti :

c. Percaya adanya kematian :

POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

Jika di RS (maka kebiasaan sehari2 dirumah), jika di STW maka kebiasaan sehari-hari di
Nutrisi
a. Frekuensi makan :

b. Nafsu makan :

c. Jenis makanan :

d. Makanan yang tidak disukai :

e. Alergi makanan/ pantangan :

f. Kebiasaan sebelum makan :


g. Berat badan / tinggi badan :

Eliminasi
h. Berkemih

1. Frekuensi : 2. Warna :
3. Keluhan yang berhubungan dengan BAK:

i. Defekasi
1. Frekuensi : 6. Warna :
2. Waktu 7. Bau :
3. Konsistensi :

4. Keluhan yang berhubungan dengan defekasi :

5. Pengalaman memakai laksatif :

Hygiene personal
j. Mandi

1. Frekuensi : 2. Pemakaian sabun (ya/tidak) :


k. Kebersihan mulut

1. Frekuensi : 2. Waktu :
l. Cuci rambut

1. Frekuensi : 2. Penggunaan sampo (ya/tidak):


m. Gunting kuku

1. Frekuensi :
n. Istirahat dan tidur
1. Lamanya tidur (jam/hari) : b. tidur siang (ya/tidak) :
2. Keluhan yang berhubungan dengan tidur

Aktivitas dan latihan


o. Olahraga (ya/tidak) : ( ) ya ( ) tidak

Jenis dan frekuensi :


p. Kegiatan waktu luang

q. Keluhan waktu beraktivitas :

( ) Pergerakan tubuh ( ) Mengenakan pakaian


( ) Bersolek ( ) Mandi ( ) Sesak nafas setelah beraktivitas ( ) Lain –lain

Kebiasaan
r. Merokok ( ya/ tidak)

Frekuensi/ jumlah/ lama pakai:


s. Minuman keras (ya/ tidak)

Frekuensi/ jumlah/ lama pakai :


t. Ketergantungan obat (ya/ tidak) Jenis/ frekuensi/ lama pakai :

PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan umum (tanda vital) :

2. Kepala :

3. Mata :

4. Hidung :

5. Telinga :

6. Mulut dan bibir :

7. Leher :

8. Dada :

9. Abdomen :

10. Genitalia :

11. Ekstremitas :
PENGKAJIAN STATUS MENTAL
1. Daya orientasi (waktu, orang, tempat)

2. Daya Ingat

3. Kontak Mata

4. Afek

5. Psikosis

Delusi: Halusinasi: Agitasi:


Paranoia/Kecurigaan: Lain-lain:

PENGKAJIAN STATUS FUNGSIONAL

Pengkajian status fungsional adalah suatu bentuk pengukuran kemampuan seseorang untuk
melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri. Pengkajian ini menggunakan
Indeks Kemandirian Katz untuk aktivitas kehidupan sehari-hari yang berdasarkan pada
evaluasi fungsi mandiri atau tergantung dari klien dalam hal makan,
kontinen(defekasi/berkemih), berpindah, ke kamar kecil, berpakaian dan mandi.

Aktivitas Kemandirian Ketergantungan Hasil


Mandi 1 poin 0 Poin

Poin: Bantuan hanya pada satu bagian Bantuan mandi lebih dari
(seperti punggung, genitalia atau satu bagian tubuh, bantuan
ekstremitas yang tidak mampu) masuk dan keluar dari bak
atau mandi sendiri sepenuhnya mandi, membutuhkan
bantuan total saat mandi
Berpakaian 1 poin 0 Poin

Poin: Mengambil baju dari lemari, Butuh bantuan dengan


memakai pakaian, melepaskan berpakaian atau dipakaikan
pakaian, mengancing/atau baju
mengikat pakaian. Mungkin
membutuhkan bantuan dalam
mengikat tali sepatu
Ke kamar 1 poin 0 poin
kecil
Masuk dan keluar kamar kecil, Menerima bantuan untuk
Poin: membuka baju, membersihkan masuk kekamar kecil,
genitalia sendiri tanpa bantuan membersihkan diri dan
menggunakan pispot
Berpindah 1 poin 0 Poin

Poin: Berpindah ke dan dari tempat Bantuan dalam naik atau


tidur atau bangku, Penggunaan turun dari tempat tidur atau
alat bantu mekanik kursi atau membutuhkan
diterima/termasuk total bantuan dalam
berpindah
Kontinen 1 Poin 0 Poin

Poin: Berkemih dan defekasi Inkontinensia parsial atau


seluruhnya dikontrol sendiri total; penggunaan kateter,
pispot, enema,
pembalut/diapers

Makan 1 Poin 0 Poin

Poin: Mengambil makanan dari piring Bantuan sebagian dalam


dan menyuapi sendiri tanpa hal mengambil makanan
bantuan. Persiapan makanan dari piring dan
mungkin dilakukan oleh menyuapinya, atau Makan
oranglain parenteral/enteral
Total poin:

6= High (Pasien Mandiri) 0= Low (Pasien tergantung)


Adapted from Mary Shelkey, PhD, ARNP, Virginia Mason Medical Center, and Meredith
Wallace, PhD, APRN, BC, Fairfield University School of Nursing

Mandiri : berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif dari orang lain kecuali
spesifik akan digambarkan dibawah ini.

Pengkajian ini didasarkan pada kondisi aktual klien dan bukan pada kemampuan. Artinya jika
klien menolak untuk melakukan suatu fungsi, diangap sebagai tidak melakukan fungsi
meskipun ia sebenarnya mampu.

PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
Pengkajian ini menggunakan Skala Depresi Geriatrik bentuk singkat dari Yesavage (1983)
yang instrumennya disusun secara khusus digunakan pada lanjut usia untuk memeriksa
depresi.

Jawaban pertanyaan sesuai indikasi dinilai 1. Nilai 5 atau lebih dapat menandakan depresi.
1. Apakah pada dasarnya anda puas dengan kehidupan anda? (Ya /Tidak)

2. Sudahkah anda meninggalkan banyak dari aktivitas dan minat anda? (Ya/ Tidak)

3. Apakah anda merasa bahwa hidup anda kosong? (Ya / Tidak)

4. Apakah anda sering merasa bosan? (Ya / Tidak)

5. Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap waktu? (Ya/ Tidak)

6. Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda? (Ya / Tidak)

7. Apakah anda merasa bahagia di setiap waktu? (Ya/ Tidak)

8. Apakah anda sering merasa putus asa/Tidak berdaya? (Ya / Tidak)

9. Apakah anda lebih suka tinggal di rumah pada malam hari daripada pergi keluar dan
melakukan sesuatu yang baru? (Ya / Tidak)
10. Apakah anda merasa bahwa anda mempunyai lebih banyak masalah dengan ingatan anda
daripada yang lainnya? (Ya / Tidak)
11. Apakah anda berpikir hidup sekarang ini sangat menyenangkan? (Ya / Tidak)

12. Apakah anda merasa sangat tidak berharga dalam keadaan anda sekarang? (Ya / Tidak)

13. Apakah anda merasa penuh semangat/bersemangat? (Ya / Tidak)

14. Apakah anda berpikir bahwa situasi anda tak ada harapan? (Ya / Tidak)

15. Apakah anda berpikir bahwa banyak orang yang lebih baik daripada anda? (Ya / Tidak)

Skor 1 poin untuk setiap jawaban sama dengan jawaban yang dibold

Interpretasi:
Skor 10 -15 : Depresi Berat Skor 6 – 9 : Depresi Sedang Skor 0 – 5 : Depresi Ringan

SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE (SPMSQ)


Tujuan: Penilaian defisit otak organik di klien lansia.
Ingat: Ini adalah status kuesioner mental umum dan memiliki pertanyaan yang dapat
cenderung memiliki, budaya, dan usia bias pendidikan.
Ajukan pertanyaan 1-10 dalam daftar ini dan mencatat semua jawaban.
1. Tanggal berapa hari ini?

2. Hari apa hari ini?

3. Apa nama tempat ini?

4. Berapakah nomor telepon anda? (Jika mereka memiliki telepon). Jika tidak Tanyakan
alamat nama jalan tempat dia tinggal (rumah)
5. Berapa umur anda?

6. Kapan anda lahir?

7. Siapa Presiden Indonesia sekarang?

8. Siapa nama Presiden Indonesia sebelum yang sekarang?

9. Siapa nama ibu anda (Last name/ surname/ Nama akhir)?

10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap mengurangkan 3 dari setiap nomor baru, semua jalan ke
bawah.
Jumlah kesalahan =

Scoring:
1. 0 - 2 Kesalahan utuh Intelektual Berfungsi

2. 3 - 4 Kesalahan Penurunan Intelektual Mild


3. 5 - 7 Kesalahan Penurunan Intelektual Moderat
4. 8 - 10 Kesalahan Penurunan Intelektual Parah
Izinkan satu kesalahan (Kurangi 1 kesalahan) jika subjeknya hanya memiliki pendidikan SD/

SMP. Tambahkan 1 kesalahan jika subjek telah memiliki pendidikan tinggi/ SMA

* Source: Pfeiffer, E. (1975). A short portable mental status questionnaire for the assessment
of organic brain deficit in elderly patients. Journal of American Geriatrics Society, 23, 433-
41.

MINI MENTAL STATUS EXAMINATION (MMSE)

Maximum Patient’ Questions


s
Score
Score
5 Tahun berapa sekarang? Hari? Tanggal? Bulan? Musim?
5 Kita ada dimana? Kota? Negara? Rumah sakit/ panti? Lantai?
3 Penguji menyebutkan 3 nama objek yang tidak saling
berhubungan secara jelas dan pelan. Kemudian Penguji meminta
pasien untuk
mengulangi kembali ketiga objek tersebut. Respon pasien
digunakan untuk skoring. Penguji mengulangi sampai pasien
mempelajari
semua objek tersebut, jika mungkin
5 “Saya mau anda untuk menghitung mundur dari 100 dikurangi
tujuh” (Misal: 93, 86, 79 dst.) Alternative: Mengeja mundur
DUNIA (A-I-N-U-D)
3 “Tadi saya menyebutkan 3 nama objek. Bisakah bapak/ Ibu
mengulanginya?
2 Tunjukkan kepada pasien dua objek seperti jam tangan dan
ballpoint, tanyakan kepada pasien apa nama benda tersebut
1 Lansia diminta mengulangi kata-kata perawat “ Jika, dan ,
Tetapi”.
3 Lansia mengikuti instruksi “ Ambil kertas dengan tangan kanan
anda, lipat menjadi dua, letakkan dilantai”. (Penguji memberikan
kertas kepada pasien)
1 Lansia diminta membaca dan melakukan perintahnya Misal:
Pejamkan mata anda
1 Lansia diminta memikirkan kalimat da menuliskan nya (apa saja),
berisi kalimat lengkap
1 Lansia diminta menggambar sesuai degan yang ada didalam
lembar pengkajia. Penguji memberikan kertas kosong. Semua
angle harus digambar dengan benar

30 TOTAL

*Untuk soal terakhir, gambar seharusnya dengan garis utuh (Penuh)


Interpretasi:

Metode Skor Interpretasi

Single cut off < 24 Abnormal


Range (Jarak) < 21 Meningkatnya kemungkinan demensia
> 25 Menurunnya kemungkinan demensia
Education 21 Abnormal untuk pendidikan kelas 8
(Pendidikan) < 23 Abnormal untuk pendidikan SMA
< 24 Abnormal untuk pendidikan perguruan tinggi
Severity (Kerasnya) 24-30 Tidak ada gangguan kognitif
18-23 Kerusakan kognitif ringan
0-17 Kerusakan kognitif berat

Interpretasi Skor MMSE

Skor Derajat Penilaian Psikometri Berfungsi Sehari-hari


Penurunan Formal
Nilai
25-30 Cukup Jika tanda klinis adanya Mungkin secara klinis
Signifikan gangguan kognitif ada, signifikan namun defisit
penilaian kognisi ringan. Kemungkinan hanya
formal mungkin mempengaruhi aktivitas sehari-
bermanfaat. hari yang paling menuntut.

20-25 Ringan Penilaian formal dapat Efek signifikan. Mungkin


membantu menentukan memerlukan pengawasan,
pola dan tingkat defisit dukungan dan bantuan.
yang lebih baik
10-20 Moderate Penilaian formal dapat Gangguan yang jelas. Mungkin
membantu jika ada memerlukan pengawasan 24
indikasi klinis yang jam.
spesifik.
0-10 Berat Pasien tidak mungkin Penurunan nilai. Kemungkinan
bisa diuji. membutuhkan pengawasan 24
jam dan bantuan dengan ADL.

Sumber: Folstein M. F., Folstein, S., E., McHugh, P., R. (1975). Mini-mental state: A practical method for
grading the cognitive state of patients for the clinician. J Psychiatr Res, 12, 189-198

HENDRICH II FALL RISK MODEL

FAKTOR RESIKO

Confusion/Disorientation/Impulsivity
Bingung/Diorientasi/bertindak secara tiba-tiba
Symptomatic depression

Depresi Simptomatik
Altered elimination

Perubahan eliminasi
Dizziness/Vertigo

Pusing/Vertigo
Gender/(Male)

Jenis Kelamin/ (Laki-laki)


Any Administered Antiepileptics (Anticonvulsants):

(Carbamazepine, Divalproex Sodium, Ethotoin, Ethosuximide, Felbamate, Fosphenytoin, Gabapentin,


Lamotrigine, Mephenytoin, Methsuximide, Phenobarbital, Phenytoin, Primidone, Topiramate,
Trimethadione, Valproic Acid) Obat Antiepileptik (Anti Konvulsan): Seperti contoh obat2 diatas

Any Administered Benzodiazepines:

(Alprazolam, Chloridiazepoxide, Clonazepam, Clorazepate Dipotassium, Diazepam, Flurazepam,


Halazepam, Lorazepam, Midazolam, Oxazepam, Temazepam, Triazolam)
Get up and Go Test: “Rising from a chair”

If unable to assess, monitor for change in activity level, assess other risk factors, document both on patien

Bangun dan Uji Coba: Berdiri dari bangku/kursi


Nama Pasien: Usia: Panti/RS: Tanggal:

Jika Tidak bisa dikaji, monitor perubahan dalam level aktivitas, kaji resiko factor yang lain,
dokumentasikan dari catatan pasien ddenagn waktu dan tanggal

Ability to rise in single movement-No loss of balance with steps 0


Pushes up, successful in one attempt 1
Multiple attempts but successful 3
Unable to rise without assistance during test If unable to assess, 4

document this on the patient chart with the date and time.
(A score of 5 or greater = High Risk) Total Score
© 2013 AHI of Indiana, Inc. All rights reserved. United States Patent No. 7,282,031 and
U.S. Patent No. 7,682,308. Reproduction of copyright and patented materials without
authorization is a violation of federal law.

H. Rencana Keperawatan
1 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b,d asupan nutrisi kurang adekuat akibat
anoreksia
Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
Kebutuhan nutrisi - Meningkat a. Buat tujuan h. Nutrisi
terpenuhi secara kan BB ideal yang
adekuat masukan dan adekuat
oral kenutuhan meghindari
- Menunjukk nutrisi adanya
an harian malnutrisi
peningkata yang i. Deteksi
n BB adekuat dini
b. Timbang perubahan
setiap hari, BB dan
pantau masukan
hasil nutrisi
pemeriksaa j. Dengan
n laborat pemahama
c. Jelaskan n yang
pentingnya benar akan
nutrisi memotivas
yang i klien
adekuat untuk
d. Ajarkan masukan
individu nutrisinya
mengguna k. Aroma
kan yang enak
penyedap akan
rasa membamn
(seperti gkitkan
bumbu) selera
e. Beri makan
dorongan l. Dengan
individu makan
untuk bersama
makan sama
bersama psikologis
orang lain meningkat
f. Pertahanka kan selera
n makan
kebersihan m. Dengan
mulut yang situasi
baik ( sikat mulut yang
geli) bersih
sebelum meningkat
dan kan
sesudah kenaymana
mengunya n
h makanan n. Mengurang
g. Anjurkan i perasaan
makan tegang
dengan pada
porsi yang lambung
kecil tapi
sering
I. Asuhan Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai