Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

PROSES PENUAAN

Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas


State Keperawatan Gerontik

DIANA
A1C121031

CI LAHAN CI INSTITUSI

(..................................) (..................................)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY

2022

1
A. Pengertian Lansia

Masa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara 65-75 tahun (Potter &
Perry, 2005).
Pengertian lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik,
yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui,
ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan
melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan
fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia
yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase
hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004
dalam Psychologymania, 2013).

B. Pengertian Proses Menua


Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita
(Nugroho, 2000).
Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan
yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan
kronologis tertentu (Stanley and Patricia, 2006).
Menurut Mary Ann Christ et al. (1993), penuaan merupakan proses yang secara
berangsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif dan mengakibatkan perubahan di
dalam yang berakhir dengan kematian. Penuaan juga menyangkut perubahan sel, akibat
interaksi sel dengan lingkungannya, yang pada akhirnya menimbulkan perubahan
degeneratif.

C. Batas-Batas Lanjut Usia.


1. Batasan usia menurut WHO meliputi :
a) usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45 sampai 59 tahun
b) lanjut usia (elderly), antara 60 sampai 74 tahun
c) lanjut usia tua (old), antara 75 sampai 90 tahun
2
d) usia sangat tua (very old), diatas 90 tahun

2. Menurut UU No. 4 tahun 1965 pasal 1 dinyatakan sebagai berikut :


“Seorang dapat dinyatakan sebagai seorang jompo atau lanjut usia setelah yang
bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari
nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang
lain”. Saat ini berlaku UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia yang
berbunyi sebagai berikut “lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun
keatas”.

D. Teori Proses Menua

1. TeoriBiologik

a. Teori Genetik danMutasi

Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram


oleh molekul /DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami
mutasi
b. Pemakaian danRusak

Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah

c. Autoimun

Pada proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat


khusus. Saat jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat
tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah danmati.
d. Teori stres

Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan.


Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan
lingkungan internal dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah
dipakai.
e. Teori radikal bebas

Tidak stabilnya redikal bebas mengakibatkan oksidasi-oksidasi bahan


bahan organik seperti karbohidrat dan protein. radikal ini
3
menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.

2.Teori Sosial

a. Teori aktifitas

Lanjut usuia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak
dalam kegiatan sosial
b. Teori Pembebasan

Dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur angsur mulai


melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini
mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara
kwalitas maupun kwantitas. Sehingga terjadi kehilangan ganda yakni:
1) Kehilanganperan
2) Hambatan kontrolsocial
3) Berkurangnya komitmen

c.Teori Kesinambungan

Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus kehidupan


lansia. Dengan demikian pengalaman hidup seseorang pada usatu saat
merupakan gambarannya kelak pada saat ini menjadi lansia.
Pokok-pokok dari teori kesinambungan adalah :

1) Lansia tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus aktif dalam
proses penuaan, akan tetapi didasarkan pada pengalamannya di masa
lalu, dipilih peran apa yang harus dipertahankan ataudihilangkan

2) Peran lansia yang hilang tak perludiganti

3) Lansia dimungkinkan untuk memilih berbagai cara adaptasi

4
5
3. Teori Psikologi

a. Teori kebutuhn manusia menurut Hirarki Maslow

Menurut teori ini, setiap individu memiliki hirarki dalam diri,


kebutuhan yang memotivasi seluruh perilaku manusia (Maslow
11111954). Kebutuhan ini memiliki urutan prioritas yang berbeda.
Ketika kebutuhan dasar manusia sidah terpenuhi, mereka berusaha
menemukannya pada tingkat selanjutnya sampai urutan yang paling
tinggi dari kebutuhan tersebut tercapai.
b. Teori individual jung

Carl Jung (1960) Menyusun sebuah terori perkembangan kepribadian


dari seluruh fase kehidupan yaitu mulai dari masa kanak-kanak , masa
muda dan masa dewasa muda, usia pertengahan sampai lansia.
Kepribadian individu terdiri dari Ego, ketidaksadaran sesorang dan
ketidaksadaran bersama. Menurut teori ini kepribadian digambarkan
terhadap dunia luar atau ke arah subyektif. Pengalaman-pengalaman
dari dalam diri (introvert). Keseimbangan antara kekuatan ini dapat
dilihat pada setiap individu, dan merupakan hal yang paling penting
bagi kesehatanmental
4. Tugas Perkembangan Lanjut Usia
Menurut Patricia Gonce Morton dkk, 2011 tugas perkembangan keluarg yaitu:
 Memutuskan dimana dan bagaimana akan menjalani hidup selama sisa umurnya.
 Memelihara hubungan yang suportif, intim dan memuaskan dengan pasangan
hidupnya, keluarga, dan teman.
 Memelihara lingkungan rumah yang adekuat dan memuaskan terkait dengan
status kesehatan dan ekonomi
 Menyiapkan pendapatan yang memadai
 Memelihara tingkat kesehatan yang maksimal
 Mendapatkan perawatan kesehatan dan gigi yang komprehensif
 Memelihara kebersihan diri
 Menjaga komunikasi dan kontak yang adekuat dengan keluarga dan teman

6
 Memelihara keterlibatan social, sipil dan politisi
 Memulai hobi baru (selain kegiatan sebelumnya) yang meningkatkan status
 Mengakui dan merasakan bahwa ia dibutuhkan

5. Perubahan-Perubahan yang Terjadi pada Lanjut Usia. 


1. Perubahan Fisik
a) Sel : jumlahnya lebih sedikit tetapi ukurannya lebih besar, berkurangnya
cairan intra dan extra seluler
b)  Persarafan : cepatnya menurun hubungan persarapan, lambat dalam respon
waktu untuk meraksi, mengecilnya saraf panca indra  sistem pendengaran,
presbiakusis, atrofi membran  timpani, terjadinya pengumpulan serum karena
meningkatnya keratin
c) Sistem penglihatan : spinkter pupil timbul sklerosis  dan hlangnya respon
terhadap sinaps, kornea lebih berbentuk speris, lensa keruh,
meningkatnya ambang pengamatan sinar, hilangnya daya akomodasi,
menurunnya lapang pandang.
d) Sistem Kardivaskuler : katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan
jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun setelah berumur 20 tahun
sehingga menyebabkan menurunnya kontraksi dan volume, kehilangan
elastisitas pembuluh darah, tekanan darah meninggi.
e) Sistem respirasi : otot-otot pernafasan menjadi kaku sehingga menyebabkan
menurunnya aktifitas silia. Paru kehilangan elastisitasnya sehingga kapasitas
residu meingkat, nafas berat. Kedalaman pernafasan menurun.
f) Sistem gastrointestinal : kehilangan gigi,sehingga menyebkan gizi buruk,
indera pengecap menurun krena adanya iritasi selaput lendir dan atropi indera
pengecap sampai 80 %, kemudian hilangnya sensitifitas saraf pengecap untuk
rasa manis dan asin
g) Sistem genitourinaria : ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi sehingga
aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, GFR menurun sampai 50 %.
Nilai ambang ginjal terhadap glukosa menjadi meningkat. Vesika urinaria,
otot-ototnya menjadi melemah, kapasitasnya menurun sampai 200 cc sehingga
vesika urinaria sulit diturunkan pada pria lansia yang akan berakibat retensia
urine. Pembesaran prostat, 75 % doalami oleh pria diatas 55 tahun. Pada vulva

7
terjadi atropi sedang vagina terjadi selaput lendir kering, elastisitas jaringan
menurun, sekresi berkurang  dan menjadi alkali.
h) Sistem endokrin : pada sistem endokrin hampir semua produksi hormon
menurun, sedangkan fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah, aktifitas
tiroid menurun sehingga menurunkan basal metabolisme rate (BMR).
Porduksi sel kelamin menurun seperti : progesteron, estrogen dan testosteron.
i)  Sistem integumen : pada kulit menjadi keriput akibat kehilangan  jaringan
lemak, kulit kepala dan rambut menuipis menjadi kelabu, sedangkan rambut
dalam telinga dan hidung menebal. Kuku menjadi keras dan rapuh.
j) Sistem muskuloskeletal : tulang kehilangan densitasnya dan makin rapuh
menjadi kiposis, tinggi badan menjadi berkurang yang disebut discusine
vertebralis menipis, tendon mengkerut dan atropi serabut erabit otot , sehingga
lansia menjadi lamban  bergerak. otot kam dan tremor.
2. Perubahan Mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :
a) Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa
b) Kesehatan umum
c) Tingkat pendidikan
d) Keturunan
e) Lingkungan
Kenangan (memori) ada 2 :
a) kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai berhari-hari  yang lalu
b) kenangan jangka pendek : 0-10 menit, kenangan buruk
Intelegentia Question :
a) Tidak berubah dengan informasi  matematika dan perkataan verbal
b) Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor terjadi
perubahan pada daya membayangkan, karena tekanan-tekanan dari faktor
waktu.
3.  Perubahan Perubahan Psikososial
a) Pensiun : nilai seorang dukur oleh produktifitasnya, identits dikaitkan dengan
peranan dalam pekerjaan
b) Merasakan atau sadar akan kematian
c) Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak
lebih sempit.

8
4. Perubahan Perubahan Psikososial
a) Pensiun : nilai seorang dukur oleh produktifitasnya, identits dikaitkan dengan
peranan dalam pekerjaan
b) Merasakan atau sadar akan kematian
c)  Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak
lebih sempit.
6. Penyakit Pada Lansia
1. Penyakit sistem paru dan kardiovaskuler.
a) Paru-paru
Fungsi paru-paru mengalami kemunduran disebabkan berkurangnya elastisitas
jaringan paru-paru dan dinding dada, berkurangnya kekuatan kontraksi otot
pernafasan sehingga menyebabkan sulit bernafas. Infeksi sering diderita pada
lanjut usia diantaranyapneumonia, kematian cukup tinggi sampai 40 % yang
terjadi karena daya tahan tubuh yang menurun. Tuberkulosis pada lansia
diperkirakan masih cukup tinggi.
b) Jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler).
Pada orang lanjut usia, umumnya besar jantung akan sedikit menurun. Yang
paling banyak mengalami penurunan adalah rongga bilik kiri, akibat semakin
berkurangnya aktivitas dan juga mengalami penurunan adalah besarnya sel-sel
otot jantung hingga menyebabkan menurunnya kekuatan otot jantung. Pada
lansia, tekanan darah meningkat secara bertahap. Elastisitas jantung pada
orang berusia 70 tahun menurun sekitar 50 % dibanding orang berusia 20
tahun. Tekanan darah pada wanita tua mencapai 170/90 mmHg dan pada pria
tua mencapai 160/100 mmHg masih dianggap normal.
Pada lansia banyak dijumpai penyakit jantung koroner yang disebut
jantung iskemi. Perubahan-perubahan yang dapat dijumpai pada penderita
jantung iskemi adalah pada pembuluh darah jantung akibat arteriosklerosis
serta faktor pencetusnya bisa karena banyak merokok, kadar kolesterol tinggi,
penderita diabetes mellitus dan berat badan berlebihan serta kurang berolah
raga.Masalah lain pada lansia adalah hipertensi yang sering ditemukan dan
menjadi faktor utama penyebab stroke dan penyakit jantung koroner.

9
2. Penyakit pencernaan makanan.
Penyakit yang sering terjadi pada saluran pencernaan lansia antara lain gastritis
dan ulkus peptikum, dengan gejala yang biasanya tidak spesifik, penurunan berat
badan, mual-mual, perut terasa tidak enak.Namun keluhan seperti kembung, perut
terasa tidak enak seringkali akibat ketidakmampuan mencerna makanan karena
menurunnya fungsi kelenjar pencernaan. Sembelit/konstipasi kurang nafsu makan
juga sering dijumpai.
3. Penyakit sistem urogenital.
Pada pria berusia lebih dari 50 tahun bisa terjadi pembesaran kelenjar prostat
(hipertrofi prostat), yang mengakibatkan gangguan buang air kecil, sedang pria
lanjut usia banyak dijumpai kanker pada kelenjar prostat.Pada wanita bisa
dijumpai peradangan kandung kemih sampai peradangan ginjal akibat gangguan
buang air kecil. Keadaan ini disebabkan berkurangnya tonus kandung kemih dan
adanya tumor yang menyumbat saluran kemih.
4. Penyakit gangguan endokrin (metabolik).
Dalam sistem endokrin , ada hormon yang diproduksi dalam jumlah besar di saat
stress dan berperan penting dalam reaksi mengatasi stress.Oleh karena itu, dengan
mundurnya produksi hormon inilah lanjut usia kurang mampu menghadapi stress.
Menurunnya hormon tiroid juga menyebabkan lansia tampak lesu dan kurang
bergairah. Kemunduran fungsi kelenjar endokrin lainnya seperti adanya
menopause pada wanita, sedang pada pria terjadi penurunan sekresi kelenjar testis.
Penyakit metabolik yang banyak dijumpai ialah diabetas melitus dan osteoporosis.

5. Penyakit pada persendian tulang.


Penyakit pada sendi ini adalah akibat degenerasi atau kerusakan pada permukaan
sendi-sendi tulang yang banyak dijumpai pada lansia. Lansia sering mengeluhkan
linu-linu, pegal, dan kadang-kadang terasa nyeri. Biasanya yang terkena adalah
persendian pada jari-jari, tulang punggung, sendi-sendi lutut dan panggul.
Gangguan metabolisme asam urat dalam tubuh (gout) menyebabkan nyeri yang
sifatnya akut.Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi
karena deposisi kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi sebagai
akibat dari hyperuricemia yang berlangsung lama (asam urat serum meningkat)
disebabkn karena penumpukan purin atau ekresi asam urat yang kurang dari
ginjal.

10
Terjadinya osteoporosis menjadi menyebab tulang-tulang lanjut usia mudah patah.
Biasanya patah tulang terjadi karena lanjut usia tersebut jatuh, akibat kekuatan
otot berkurang, koordinasi anggota badan menurun, mendadak pusing,
penglihatan yang kurang baik, dan bisa karena cahaya kurang terang dan lantai
yang licin.

6. Penyakit yang disebabkan oleh keganasan


Penyebab pasti belum diketahui, hanya nampak makin tua seseorang makin
mudah dihinggapi penyakit kanker. Pada wanita, kanker banyak dijumpai pada
rahim, payudara dan saluran pencernaan, yang biasanya dimulai pada usia 50
tahun.Kanker pada pria paling banyak dijumpai pada paru-paru, saluran
pencernaan dan kelenjar prostat.

7. Penyakit-penyakit lain.
Penyakit saraf yang terpenting adalah akibat kerusakan pembuluh darah otak yang
dapat mengakibatkan perdarahan otak atau menimbulkan kepikunan (senilis).

7. Pohon Masalah

11
8. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan asupan nutrisi yang
tidak  adekuat akibat anoreksia
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan asupan kalori dan protein
3. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skleletal,, nyeri,
intoleransi aktifitas
4. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi, destruksi sendi
5. Resiko cedera (dislokasi sendi) berhubungan dengan otot hilang kekuatannya, rasa
nyeri sendi

9. Rencana Asuhan Keperawatan


1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan asupan nutris
kurang adekuat akibat anoreksia
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi secara adekuat

12
Kriteria : Meningkatkan masukan  oral, Menunjukkan peningkatan BB
Intervensi :
a) Buat tujuan BB ideal dan kebutuhan nutrisi harian yang adekuat
R/  Nutrisi yang adekuat menghindari adanya malnutrisi
b) Timbang setiap hari , pantau hasil pemeriksaan laborat
R/ Deteksi dini perubahan BB dan masukan nutrisi
c) Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
R/ Dengan pemahaman yang benar akan memotivasi klien untuk masukan
nutrinya
d) Ajarkan individu menggunakan penyedap rasa (seperti bumbu)
R/ aroma yang enak akan membangkitkan selera makan
e) Beri dorongan individu untuk makan bersama orang lain
R/  Dengan makan bersama sama secara psikologis meningkatakan selera
makan
f) Pertahankan kebersihan mulut yang baik (sikat gigi) sebelum dan sesudah
mengunyah makanan
R/ dengan situasi mulut yang bersih meningkatkan kenyamanan .

2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan asupan kalori dan protein
Tujuan : Klien akan memperlihatkan kemampuan terhindar dari tanda-tanda
infeksi
Kriteria : tanda-tanda peradangan tidak ditemukan : panas, bengkak, nyeri,
merah,gangguan fungsi
Intervensi :
a) Kaji tanda-tanda radang umum secara teratur
R/ Mendeteksi dini untuk mencegah terjadinya radang
b) Ajarkan tentang perlunya  menjaga kebersihan diri dan lingkungan
R/ Mencegah terjadinya infeksi akibat lingkungan dan kebersihan diri yang
kurang sehat
c) Tingkatkan kemampuan asupan nutris TKTP
R/ meningkatkan kadar protein dalam dalam tubuh sehingga meningkatkan
kemampuan kekbalan dalam tubuh
d) Perhatikan penggunaan obat-obat jangka panjang yang dapat menyebabkan
imunosupresi

13
R/ Menurunkan resiko terjadinya infeksi.

3. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri


Tujuan : klien dapat mobilisasi dengan adekuat
Kriteria : Mendemontrasikan tehnik/perilaku yang memungkinkan melakukan
aktifitas
Intervensi :
a) Evaluasi pemantauan tingkat inflamasi/rasa sakit
R/ tingkat aktifitas tergantung dari perkembangan /resolusi dari proses
inflamasi
b) bantu dengan rentang gerak aktif/pasif
R/ mempertahankan fungsi sendi, kekuatan otot
c) ubah posisi dengan sering dengan personal cukup
R/ Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan sirkulasi
d) Berikan lingkungan yang nyaman misaal alat bantu
R/ menghindari cedera.

4.  Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan   proses inflamasi, destruksi sendi


Tujuan : Menunjukkan nyeri berkurang/hilang
Kriteria : terlihat rileks , dapat tidur dan berpartisipasi dala aktifitas
Intervensi :
a) kaji keluhan nyeri, catat lokasi nyeri dan intensitas. Catat faktor yang
mempercepat tanda tanda neri
R/ membantu dalam menentukan managemen nyeri
b) Biarkan klien mengambil posisi yang nyaman  pada waktu istirahat ataupun
tidur
R/ Pada penyakit berat tirah baring sangat diperlukan untuk membatasi nyeri
c) Anjurkan klien mandi air hangat , sediakan waslap untuk kompres sendi
R/ panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan rasa sakit
dan kekakuan sendi.
d) berikan masase lembut
R/ meningkatkan relaksasi/mengurangi ketegangan otot
e) kolaborasi pemberian obat-obatan seperti : aspirin, ibuprofen, naproksin,
piroksikam, fenoprofen

14
R/ sebagai anti inflamasi dan efek analgesik ringan dalam mengurangi
kekakuan.

5. Resiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot, rasa nyeri


Tujuan : klien terhindar dari cedera
Kriteria : klien berada pada perilaku yang aman dan lingkungan yang nyaman
Intervensi :
a) kaji tingkat kekuatan otot
b) Kaji tingkat pergerakan pasif
c) Beri alat bantu sesuai kebutuhan
d) Ciptakan lingkungan yang aman (lantai tidak licin)
e) Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan yang tidak bisa dilakukan secara
mandiri

10. Masalah Lain yang Mungkin Timbul


1. Fisik / biologis
a) Gangguan persepsi berhubungan dengan gangguan pendengaran / penglihatan.
b) Kurang perawatan diri berhubungan dengan menurunnya minat dalam
merawat diri.
c) Resiko cedera fisik (jatuh) berhubungan dengan penyesuaian penurunan fungsi
tubuh tidak adekuat.
d)  Perubahan pola elemenasi berhubungan dengan pola makan yang tidak
efektif, peristaltik lemah.
e) Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan atau nyeri.
f) Gangguan pola napas berhubungan dengan penyempitan jalan napas / adanya
skrit pada jalan napas.
g) Gangguan mobilisasi berhubungan dengan kekakuan sendi, atropis serabut
otot.
2. Psikologis-sosial
a) Menarik diri dari lingkungan berhubungan dengan perasaan tidak mampu.
b)  Isolasi sosial berhubungan dengan perasan curiga.
c) Depresi berhubungan dengan isolasi sosial.
d) Harga diri rendah berhubungan dengan perasaan ditolak.

15
e) Koping yang tidak adekuat berhubungan dengan ketidakmampuan
menghilangkan perasaan secara tepat.
f) Cemas berhubungan dengan sumber keuangan yang terbatas.

3. Spiritual
a) Reaksi berkabung / berduka berhubungan dengan ditinggal pasangan.

b) Penolakan terhadap proses penuaan berhubungan dengan tak siap dengan


kematian.
c) Marah terhadap Tuhan berhubungan dengan kegagalan yang dialami.

d) Perasaan tidak tenang berhubungan dengan ketidak mampuan ibadah secara


tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Donges, Marilyn E.2000. Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3. Jakarta : EGC

Nugroho, Wahyudi.2000. Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta : EGC

Bararah, T&Jauhar,M. 2013. Aasuhan Keperawatan Jilid I.Jakarta : Prestasi Pustaka

Moorhead, Sue. 2008. Nursing outcomes Classifications (NOC). Fourth Edition. USA

NANDA 2012-2014. Nursing Diagnosis : Definition and Classification. USA: Philadelphia

Gloria,etc.2008.Nursing Interventions Classification. Fifth Edition. USA

16

Anda mungkin juga menyukai