Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PROSES PENUAAN

A. Pengertian lanjut Usia


Proses menua merupakan suatu yang fisiologis, yang akan dialami oleh
setiap orang. Batasan orang dikatakan lanjut usia berdasarkan UU No 13 tahun
1998 adalah 60 tahun. Proses menua (aging process) merupakan suatu proses
biologis yang tidak dapat dihindarkan, yang akan dialami oleh setiap orang.
Menurut Paris Constantinides, 1994 Menua adalah suatu proses menghilangnya
secara perlahan-lahan (graduil) kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/
mengganti dan mempertahankan struktur dan fungsi secara normal, ketahanan
terhadap injury (termasuk infeksi) tidak seperti pada saat kelahirannya,
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai dewasa,
misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf dan
jaraingan lain sehingga tubuh ‘mati’ sedikit demi sedikit.
 Sebenarnya tidak ada batas yang tegas, pada usia berapa penampilan
seseotang mulai menurun. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya
sangat berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak maupun saat menurunnya.
Namun umumnya fungsi fisiologis tubuh mencapai puncaknya pada umur 20– 30
tahun. Setelah mencapai puncak, fungsi alat tubuh akan berada dalam kondisi
tetap utuh beberapa saat, kemudian menurun sedikit demi sedikit sesuai
bertambahnya umur.
B. Batasaan umur lanjut usia
Menurut oraganisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi:
1. Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
2. Lanjut usia (elderly) antara 60  – 74 tahun
3. Lanjut usia tua (old) antara 75 – 90 tahun
4. Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun
Depkes, membagi lansia sebagai berikut :
1.Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 th) sebagai masa vibrilitas
2. Kelompok usia lanjut (55-64 th) sebagai presenium
3.Kelompok usia lanjut (65 th>) sebagai senium
C. Teori tentang Proses menua
 1.Teori Biologik
a. Teori Genetik dan Mutasi
Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram
oleh molekul /DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi
b. Pemakaian dan Rusak
Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah
c. Autoimun
Pada proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus.
Saat jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut
sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan mati.
d. Teori stres Menua
terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan. Regenerasi jaringan
tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal dan stres
menyebabkan sel-sel tubuh lelah dipakai.
e. Teori radikal bebas
Tidak stabilnya redikal bebas mengakibatkan oksidasi-oksidasi bahan
bahan organik seperti karbohidrat dan protein . radikal ini menyebabkan
sel-sel tidak dapat regenerasi.
2. Teori Sosial
a. Teori aktifitas
Lanjut usuia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam
kegiatan sosial  
b. Teori Pembebasan
Dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur angsur mulai
melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan
interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kwalitas maupun
kwantitas. Sehingga terjadi kehilangan ganda yakni :
1)Kehilangan peran
2)Hambatan kontrol sosial
3)Berkurangnya komitmen
c. Teori Kesinambungan
Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus kehidupan
lansia. Dengan demikian pengalaman hidup seseorang pada usatu saat
merupakangambarannya kelak pada saat ini menjadi lansia.
Pokok-pokok dari teori kesinambungan adalah :
1) Lansia tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus aktif dalam
proses penuaan, akan tetapi didasarkan pada pengalamannya di masa
lalu, dipilih peran apa yang harus dipertahankan atau dihilangkan
2) Peran lansia yang hilang tak perlu diganti
3) Lansia dimungkinkan untuk memilih berbagai cara adaptasi
3.Teori Psikologi
a. Teori Kebutuhan manusia mneurut Hirarki Maslow
teori ini, setiap individu memiliki hirarki dari dalam diri, kebutuhan yang
memotivasi seluruh perilaku manusia (Maslow 11111954). Kebutuhan ini
memiliki urutan prioritas yang berbeda. Ketika kebutuhan dasar manusia
sidah terpenuhi, mereka berusaha menemukannya pada tingkat selanjutnya
sampai urutan yang paling tinggi dari kebutuhan tersebut tercapai.  
b. Teori individual jung
Carl Jung (1960) Menyusun sebuah terori perkembangan kepribadian dari
seluruh fase kehidupan yaitu mulai dari masa kanak-kanak , masa muda
dan masa dewasa muda, usia pertengahan sampai lansia. Kepribadian
individu terdiri dari Ego, ketidaksadaran sesorang dan ketidaksadaran
bersama. Menurut teori ini kepribadian digambarkan terhadap dunia luar
atau ke arah subyektif. Pengalaman-pengalaman dari dalam diri (introvert).
Keseimbangan antara kekuatan ini dapat dilihat pada setiap individu, dan
merupakan hal yang paling penting  bagi kesehatan mental
D. Perubahan Perubahan yang Terjadi Pada Lansia
1. Perubahan fisik 
a. Sel : jumlahnya lebih sedikit tetapi ukurannya lebih besar,  berkurangnya
cairan intra dan extra seluler  
b. Persarafan : cepatnya menurun hubungan persarapan, lambat dalam respon
waktu untuk meraksi, mengecilnya saraf panca indra sistem  pendengaran,
presbiakusis, atrofi membran timpani, terjadinya  pengumpulan serum
karena meningkatnya keratin
c. Sistem penglihatan : spnkter pupil timbul sklerosis dan hlangnya respon
terhadap sinaps, kornea lebih berbentuk speris, lensa keruh, meningkatny
ambang pengamatan sinar, hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang
pandang.
d. Sistem Kardivaskuler. : katup jantung menebal dan menjadi kaku ,
kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun setelah
berumur 20 tahun sehingga menyebabkanmenurunnya kontraksi dan
volume, kehilangan elastisitas pembuluh darah, tekanan darah meningg.
e. Sistem respirasi : otot-otot pernafasan menjadi kaku sehingga menyebabkan
menurunnya aktifitas silia. Paru kehilangan elastisitasnya sehingga kapasitas
residu meingkat, nafas berat. Kedalaman pernafasan menurun.
f. Sistem gastrointestinal : kehilangan gigi,sehingga menyebkan gizi  buruk,
indera pengecap menurun krena adanya iritasi selaput lendir dan atropi
indera pengecap sampai 80 %, kemudian hilangnya sensitifitas saraf
pengecap untuk rasa manis dan asin g.Sistem genitourinaria : ginjal
mengecil dan nefron menjadi atrofi sehingga aliran darah ke ginjal menurun
sampai 50 %, GFR menurun sampai 50 %. Nilai ambang ginjal terhadap
glukosa menjadi meningkat. Vesika urinaria, otot-ototnya menjadi
melemah, kapasitasnya menurun sampai 200 cc sehingga vesika urinaria
sulit diturunkan pada pria lansia yang akan berakibat retensia urine.
Pembesaran prostat, 75 % doalami oleh pria diatas 55 tahun. Pada vulva
terjadi atropi sedang vagina terjadi selaput lendir kering, elastisitas jaringan
menurun, sekresi berkurang dan menjadi alkali.
g. Sistem endokrin : pada sistem endokrin hampir semua produksi hormon
menurun, sedangkan fungsi paratiroid dan sekresinya tidak  berubah,
aktifitas tiroid menurun sehingga menurunkan basal metabolisme rate
(BMR). Porduksi sel kelamin menurun seperti :  progesteron, estrogen dan
testosteron.
h. Sistem integumen : pada kulit menjadi keriput akibat kehilangan  jaringan
lemak, kulit kepala dan rambut menuipis menjadi kelabu, sedangkan rambut
dalam telinga dan hidung menebal. Kuku menjadi keras dan rapuh.  
i. Sistem muskuloskeletal : tulang kehilangan densitasnya dan makin rapuh
menjadi kiposis, tinggi badan menjadi berkurang yang disebut discusine
vertebralis menipis, tendon mengkerut dan atropi serabut erabit otot ,
sehingga lansia menjadi lamban bergerak. otot kam dan tremor.
2. Perubahan Mental
Pada umumnya usia lanjut mengalami penurunan fungsi kognitif dan
psikomotor. Perubahan-perubahan mental ini erat sekali kaitannya dengan
perubahan fisik, keadaan kesehatan, tingkat pendidikan atau  pengetahuan serta
situasi lingkungan. Intelegensi diduga secara umum makin mundur terutama
faktor penolakan abstrak mulai lupa terhadap kejadian baru, masih terekam
baik kejadian masa lalu.
Dari segi mental emosional sering muncul perasaan pesimis, timbulnya
perasaan tidak aman dan cemas, merasa terancam akan timbulnya suatu
penyakit atau takut ditelantarkan karena tidak berguna lagi. Munculnya
perasaan kurang mampu untuk mandiri serta cenderung  bersifat entrovert.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :
a. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa  
b. Kesehatan umum
c. Tingkat pendidikan
d. Keturunan
e. Lingkungan
Kenangan (memori) ada 2 :
a. kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu  
b. kenangan jang pendek : 0-10 menit, kenangan buruk
Intelegentia Question :
a. Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal  
b. Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor terjadi
perubahan pada daya membayangkan, karena tekanan-tekanan dari faktor
waktu.
3. Perubahan Perubahan Psikososial
Masalah-masalah ini serta reaksi individu terhadapnya akan sangat
beragam, tergantung pada kepribadian individu yang bersangkutan. Pada saat
ini orang yang telah menjalani kehidupan nya dengan bekerja mendadak
diharapkan untuk menyesuaikan dirinya dengan masa pensiun. Bila ia cukup
beruntung dan bijaksana, mempersiapkan diri untuk masa  pensiun dengan
menciptakan bagi dirinya sendiri berbagai bidang minat untuk memanfaatkan
waktunya, masa pensiunnya akan memberikan kesempatan untuk menikmati
sisa hidupnya. Tetapi bagi banyak pekerja  pensiun berarti terputus dari
lingkungan dan teman-teman yang akrab dan disingkirkan untuk duduk-
duduk dirumah atau bermain domino di klub  pria lanjut usia. Perubahan
mendadak dalam kehidupan rutin barang tentu membuat mereka merasa
kurang melakukan kegiatan yang berguna.
a. Minat
Pada umumnya diakui bahwa minat seseorang berubah dalam
kuantitas maupun kualitas pada masa lanjut usia. Lazimnya minat dalam
aktifitas fisik cendrung menurun dengan bertambahnya usia. Kendati
perubahan minat pada usia lanjut jelas berhubungan dengan menurunnya
kemampuan fisik, tidak dapat diragukan bahwa hal hal tersebut
dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial.
b. Isolasi dan Kesepian
Banyak faktor bergabung sehingga membuat orang lanjut usia
terisolasi dari yang lain. Secara fisik, mereka kurang mampu mengikuti
aktivitas yang melibatkan usaha. Makin menurunnya kualitas organ
indera yang mengakibatkan ketulian, penglihatan yang makin kabur, dan
sebagainya. Selanjutnya membuat orang lanjut usia merasa terputus dari
hubungan dengan orang-orang lain. Faktor lain yang membuat isolasi
makin menjadi lebih parah lagi adalah perubahan sosial, terutama
mengendornya ikatan kekeluargaan. Bila orang usia lanjut tinggal
bersama sanak saudaranya, mereka mungkin bersikap toleran
terhadapnya, tetapi  jarang menghormatinya. Lebih sering terjadi orang
lanjut usia menjadi terisolasi dalam arti kata yang sebenarnya, karena ia
hidup sendiri. Dengan makin lanjutnya usia, kemampuan mengendalikan
perasaan dengan akal melemah dan orang cendrung kurang dapat
mengekang dari dalam prilakunya. Frustasi kecil yang pada tahap usia
yang lebih muda tidak menimbulkan masalah, pada tahap ini
membangkitkan luapan emosi dan mereka mungkin bereaksi dengan
ledakan amarah atau sangat tersinggung terhadap peristiwa-peristiwa
yang menurut kita tampaknya sepele.
c. Peranan Iman
Menurut proses fisik dan mental pada usia lanjut memungkinkan
orang yang sudah tua tidak begitu membenci dan merasa kuatir dalam
memandang akhir kehidupan dibanding orang yang lebih muda.  Namun
demikian, hampir tidak dapat disangkal lagi bahwa iman yang teguh
adalah senjata yang paling ampuh untuk melawan rasa takut terhadap
kematian. Usia lanjut memang merupakan masa dimana kesadaran
religius dibangkitkan dan diperkuat. Keyakinan iman  bahwa kematian
bukanlah akhir tetapi merupakan permulaan yang  baru memungkinkan
individu menyongsong akhir kehidupan dengan tenang dan tentram.
4. Perubahan Spritual.
a. Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupan
(Maslow,1970)  
b. Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya, hal ini terlihat dalam
berfikir dan bertindak dalam sehari-hari (Murray dan Zentner,1970).
c. Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut Folwer (1978),
Universalizing, perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah
berpikir dan bertindak dengan cara memberikan contoh cara mencintai
keadilan.
E. Masalah Nutrisi
1. Pengertian Gizi kurang adalah kekurangan zat gizi baik mikro maupun
makro  
2. Penyebab
a. Penurunan ataau kehilangan sensitifitas indra pengecap &penciuman  
b. Penyakit periodental ( terjadi pada 80% lansia) atau kehilangan gigi
c. Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencernaan
d. Penurunan mobilitas saluran pencernaan makanan
e. Penggunaan obat-obatan jangka panjang
f. Gangguan kemampuan motorik
g. Kurang bersosialisasi, kesepian
h. Pendapatan yang menurun (pensiun)
i. Penyakit infeksi kronis  
j. Penyakit keganasan
F. Patofisiologi
Proses menua: Akibat :
a. Penurunan/kehilangan indra a. Anorexia  
b. Kesulitan makan
pengecap dan penciuman c. Mengganggu
b. Penyakit periodental dan penyerapan Ca, Fe,
Protein, lemak, dan
kehilangan gigi Vitamin
c. cenurunan sekresi asam lambung d. Susah BAB, wasir
e. Nafsu kaman
dan enzim pencernaan menurun
d. Gangguan kemampuan motorik  f. Kerusakan kartilago
dan tulang
e. Tulang kehilangan densitasnya dan rapuh g. Inflamasi sendi
f. Tendon mengkerut dan atropi serabut otot sinovial
g. Penurunan mobilitas saluran  
pencernaanl/peristaltik melemah
 Penyakit infeksi
Keganasan
Mekanisme Inflamasi

Asupan makan kurang


Osteoporosis
Subluksasi/dislokasi

Diagnosa Keperawatan :
a. a.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
b. b.Resiko tinggi infeksi
c. c.Kerusakan mobilitas fisik
d. Nyeri
e. e.Resiko cedera
BAB II
KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK

A. Pengertian
Gerotologi adalah cabang ilmu yang membahas/menangani tentang  proses
penuaan dan masalah yang timbul pada orang yang berusia lanjut. Geriatrik
adalah berkaitan dengan penyakit atau kecacatan yang terjadi pada orang yang
berusia lanjut. Keperawatan gerontik adalah suatu bentuk  pelayanan profesional
yang berdasarkan ilmu dan kiat/teknik keperawatan yang berbentuk bio-psiko-
sosio-spritual dan kultural yang holistik, ditujukan kepadd klien lanjut usia baik
sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluaraga, kelompok, dan masyarakat.
B. Lingkup Peran dan Tanggung Jawab
Fenomena yang menjadi bidang garap Keperawatan Gerontik adalah tidak
terpenuhinya KDM lanjut usia sebagai akibat proses penuaan. Lingkup Asuhan
Keperawatan Gerontik:
1. Pencegahan terhadap ketidakmampuan akibat proses penuaan.
2. Perawatan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akibat proses
penuaan.
3. Pemulihan ditujukan untuk upaya mengatasi keterbatasan akibat proses
penuaaan
Peran & Fungsi Perawat Gerontik:
1. Care Giver/Pemberi Asuhan Kep. Langsung
2. Pendidik Klien Lansia
3. Motivator
4. Advokasi Klien
5. Konselor
Tanggung Jawab Perawat Gerontik:
1. Membantu klien lansia memperoleh kesehatan secara optimal.
2. Membantu klien lansia memelihara kesehatannya.
3. Membantu klien lansia menerima kondisinya.
4. Membantu klien lansia menghadapi ajal dengan diperlakukan secara
manusia sampai meninggal .
Sifat Pelayanan Gerontik:
1. Independen,yaitu perawat gerontik dalam melakukan asuhan keperawatan
pada klien lanjut usia dilakukan secara mandiri
2. Interindependen, yaitu perawat gerontik dalam melakukan asuhan
keperawatan pada klien lanjut usia dilakukan dengan kerja sama dengan tim
kesehatan lainnya
3. Humanistik , yaitu dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien lanjut
usia memandang sebagai makhluk yang perlu untuk diberi perawatan yang
layak dan manusiawi
b. Holistik , klien lanjut usia memiliki kebutuhan yang utuh baik bio-psiko-
sosial dan spiritual yang mempunyai karakteristik yang berbeda-beda antara
lansia satu dengan yang lainnya
Model Pemberian Keperawatan Profesional:
1. Model Asuhan
Model Asuhan yang sesuai masih dalam penelitian tetapi yang lebih dpt
diterima sementara ini adalah An Adaptation Model of Nursing by Sister
Callista Roy.
2. Model Manajerial Model
Manajerial yang sesuai juga masih dalam penelitian tetepi yang lebih
mengarah pada tindakan professional perlu dipertimbangkan dari segi
ketenagaan, visi, misi dan tujuan organisasi pelayanan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai