Sekitar 10% dari kanker tiroid datang dengan gambaran tersebut, dan mereka akan
memiliki prognosis yang lebih buruk. Kanker tiroid tersebut mungkin datang dengan
karakteristik biologis yang memerlukan intervensi bedah yang lebih agresif dan terapi
adjuvant (Janovsky, et al., 2016).
Tidak semua benjolan yang muncul pada leher disebabkan oleh kanker tiroid. Sebagian
besar pembengkakan kelenjar tiroid disebabkan oleh penyakit gondok. Gondok sendiri adalah
penyakit yang disebabkan oleh kondisi hipertiroidisme atau hipotiroidisme. Hipertiroidisme
disebabkan oleh terlalu banyaknya hormon T3 dan T4. Sedangkan, hipotiroidisme adalah
kebalikannya, yaitu kekurangan hormon T3 dan T4.
Risiko kanker tiroid meningkat pada orang yang mengidap gangguan tiroid,
memiliki riwayat keluarga dengan kanker tiroid, kelebihan berat badan (overweight) atau
obesitas, sering terpapar radiasi (terutama di bagian leher dan kepala), memiliki
gangguan pencernaan Familial Adenomatous Polyposis (FAP) dan mengidap akromegali.
8. Perencanaan keperawatan
Perencanaan keperawatan pada pasien post operasi tiroidektomi sesuai diagnosa
keperawatan yang muncul, menurut SLKI (2018) dan SIKI (2018) adalah:
Tabel Perencanaan Keperawatan
Penghisapan Jalan
Napas
Observasi
1. Auskultasi suara
napas sebelum dan
sesudah dilakukan
penghisapan
2. Monitor dan
catat warna,
jumlah dan
konsistensi
sekret
Terapeutik
3. Gunakan teknik
aseptic
4. Gunakan procedural
steril
dan disposibel
5. Gunakan teknik
penghisapan
tertutup, sesuai
indikasi
6. Pilih ukuran
kateter suction
yang menutupi
tidak lebih dari
setengah diameter
ETT, lakukan
penghisapan mulut,
nasofaring,
trakea dan/atau
endotracheal tube
(ETT)
7. Lakukan
penghisapan
kurang dari 15
detik
8. Lakukan
penghisapan
ETT dengan
tekanan rendah
(80-120 mmHg)
9. Lakukan
penghisapan hanya
di sepanjang ETT
untuk
meminimalkan
invasive
Edukasi
10. Anjurkan bernapas
dalam dan
pelan selama
insersi kateter
suction
2. Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
b/d agen tindakan keperawatan Observasi
pencedera selama 3x24 jam 1. Identifikasi
fisik diharapkan lokasi,
(prosedur pasien tingkat nyeri karakteristik,
operasi/ post menurun dengan durasi, frekuensi,
operasi kriteria hasil: kualitas,
tiroidektom 1. Keluhan nyeri intensitas nyeri
i) menurun 2. Identifikasi skala
2. Meringis nyeri
menurun 3. Identifikasi
3. Sikap respon nyeri
protektif nonverbal
menurun 4. Identifikasi
4. Gelisah faktor yang
memperberat
menurun dan
memperingan
nyeri
Terapeutik
5. Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri (mis.
TENS,
hypnosis,
akupresur,
terapi music,
biofeedback, terapi
pijat,
aromaterapi,
teknik imajinasi
terbimbing,
kompres
hangat/dingin,
terapi bermain).
6. Fasilitasi
istirahat dan
tidur
Edukasi
7. Jelaskan penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
Kolaborasi
8. Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu
3. Gangguan Setelah dilakukan Promosi
komunikasi tindakan keperawatan Komunikasi Defisit
verbal b/d selama 3x24 jam Bicara
hambatan diharapkan Observasi
fisik pasien 1. Identifikasi
(prosedur perilaku
operasi/po st komunikasi emosional dan
operasi verbal meningkat fisik sebagai
tiroidektom i) dengan kriteria bentuk komunikasi
hasil: Terapeutik
1. Kemampuan 2. Gunakan metode
bicara komunikasi
meningkat alternative (mis.
2. Kesesuaian menulis, mata
ekspresi berkedip, papan
wajah/tubuh komunikasi dengan
meningkat gambar dan
huruf, isyarat
tangan, dan
komputer)
3. Sesuaikan gaya
komunikasi dengan
kebutuhan (mis.
berdiri di depan
pasien, dengarkan
dengan seksama,
tunjukkan satu
gagasan atau
pemikiran
sekaligus, bicaralah
dengan
perlahan sambil
menghindari
teriakan, gunakan
komunikasi tertulis,
atau meminta
bantuan
keluarga untuk
memahami ucapan
pasien)
4. Ulangi apa yang
disampaikan pasien
5. Berikan
dukungan
psikologis
Edukasi
6. Anjurkan
berbicara
perlahan
4. Defisit Setelah dilakukan Dukungan
perawatan tindakan Perawatan Diri:
diri b/d keperawatan selama Mandi
gangguan 3x24 jam Observasi
muskulosk diharapkan 1. Monitor
eletal perawatan diri kebersihan
meningkat tubuh (mis.
dengan kriteria rambut, mulut,
hasil: kulit, kuku)
1. Kemampuan 2. Monitor
mandi integritas kulit
meningkat Terapeutik
2. Mempertahan 3. Sediakan peralatan
kan mandi (mis.
kebersihan sabun, sikat
diri meningkat gigi, shampoo,
pelembap kulit)
4. Sediakan
lingkungan
yang aman dan
nyaman
5. Fasilitasi mandi,
sesuai
kebutuhan
6. Berikan
bantuan sesuai
tingkat
kemandirian
Edukasi
7. Mengajarkan
kepada
keluarga cara
memandikan pasien
9. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan oleh
perawat maupun tenaga medis untuk membantu pasien dalam proses
penyembuhan dan perawatan serta masalah kesehatan yang dihadapi pasien yang
sebelumnya disusun dalam rencana keperawatan (Purwaningsih, 2021). Pada tahap
ini perawat akan mengaplikasikan hasil perencanaan berdasarkan hasil pengkajian
dan penegakkan diagnosis yang diharapkan dapat mencapai tujuan dan hasil yang
sesuai untuk mendukung dan meningkatkan status kesehatan pasien.
Pada tahap ini, perawat sangat efektif berkomunikasi dengan pasien karena
perawat akan menggunakan seluruh kemampuan dalam komunikasi pada saat
menjelaskan tindakan tertentu, memberikan pendidikan kesehatan, memberikan
konseling, menguatkan system pendukung, membantu meningkatkan kemampuan
koping, dan sebagainya. Perawat menggunakan verbal ataupun nonverbal selama
melakukan tindakan keperawatan untuk mengetahui respons pasien secara langsung
(yang diucapkan) ataupun yang tidak diucapkan. Semua aktivitas
keperawatan/tindakan harus didokumentasikan secara tertulis untuk
dikomunikasikan kepada tim kesehatan lain, mengidentifikasi rencana tindak lanjut,
dan aspek legal dalam asuhan keperawatan (Kemenkes RI, 2016).
10. Evaluasi keperawatan
Pada tahap ini, perawat menilai keberhasilan dari asuhan dan tindakan
keperawatan yang telah dilakukan. Semua hasil dicatat dalam buku catatan
perkembangan perawatan pasien, meminta tanggapan pasien atas keberhasilan atau
ketidakberhasilan tindakan yang dilakukan, serta bersama pasien merencanakan
tindak lanjut asuhan keperawatannya. Jika belum berhasil, perawat dapat
mendiskusikan kembali dengan pasien apa yang diharapkan dan bagaimana peran
serta/keterlibatan pasien atau keluarga dalam mencapai tujuan dan rencana baru
asuhan keperawatan pasien (Kemenkes RI, 2016).
DAFTAR PUSTAKA
Adham, M., & Aldino, N. (2018). Diagnosis dan Tatalaksana Karsinoma Tiroid
Amita, D., Fernalia, & Yulendasari, R. (2018). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea Di Rumah
Sakit Bengkulu. Jurnal Kesehatan Holistik,
26-28.
Apriati, G. (2017, Februari 11). Konsep Medis Struma Fix. Retrieved from Scribd:
https://id.scribd.com/document/339046392/Konsep-Medis- Struma-Fix
Ayhan, H., S. Tastan, Lyigun, E., E. Ozturk, R. Yildiz, & Gorgulu, S. (2016).