Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Kanker Tiroid adalah sutu keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe yaitu: papiler,
folikuler, anaplastik dan meduler. Kanker tiroid jarang menyebabkan pembesaran kelenjar,
lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul) dalam kelenjar.Sebagian besar nodul
tiroid bersifat jinak, biasanya kanker tiroid bisa disembuhkan.
Radiasi merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid. Banyak kasus kanker pada
anak-anak sebelumnya mendapat radiasi pada kepala dan leher karena penyakit lain.
Biasanya efek radiasi timbul setelah 5-25 tahun, tetapi rata-rata 9-10 tahun.Stimulasi TSH
yang lama juga merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid.Faktor resiko lainnya
adalah adanya riwayat keluarga yang menderita kanker tiroid dan gondok menahun.
Setalah melihat tentang keganasan dan patofisiologi dari kanker tiroid maka kelompok
kami tertarik untuk membahas mengenai kangker tiroid tersebut.

1.2  Rumusan Masalah


1.      Bagaimana patofisiologi dari neoplasma tyroid/ kanker tyroid?
2.      Apa saja jenis-jenis kanker tiroid?
3.      Pemeriksaan apa sajakah yang perlu dilakukan pada penderita kanker tiroid?

1.3  Tujuan
a.       Tujuan umum
Mengetahui pathofisiologi dari neoplasma tyroid/ kanker tyroid untuk dapat
mengaplikasikannya kedalam kehidupan sehari-hari dan mampu melakukan pencegahan
dimulai dari keluarga dan masyarakat luas.

b.      Tujuan khusus


Mampu melakuakn asuhan keperawatan kepada klien dengan kanker tiroid secara
langsung dan komprehensip yang meliputi aspek Bio-Psiko-Sosial-Spiritual.
1.4  Manfaat
Banyak sekali manfaat yang dapat diambil, antara lain; mahasiswa memiliki pemikiran
yang kritis  sehingga mampu menjadi perawat profesional yang berkualitas,mengerti dan
memahami kebutuhan pasien serta metode-metode dalam penerapan proses keperawatan
terhadap pasien dengan kanker tiroid.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kanker thyroid


Kanker Tiroid adalah sutu keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe yaitu: papiler,
folikuler, anaplastik dan meduler. Kanker tiroid jarang menyebabkan pembesaran kelenjar,
lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul) dalam kelenjar.Sebagian besar nodul
tiroid bersifat jinak, biasanya kanker tiroid bisa disembuhkan.
Kanker tiroid sering kali membatasi kemampuan menyerap yodium dan membatasi
kemampuan menghasilkan hormon tiroid, tetapi kadang menghasilkan cukup banyak hormon
tiroid sehingga terjadi hipertiroidisme.

2.2 Etiologi
Etiologi dari penyakit ini belum pasti, yang berperan khususnya untuk terjadi well
differentiated (papiler dan folikuler) adalah radiasi dan goiter endemis, dan untuk jenis
meduler adalah factor genetic. Belum diketahui suatu karsinoma yang berperan untuk kanker
anaplastik dan meduler.Diperkirakan kanker jenis anaplastik berasal dari perubahan kanker
tiroid berdiferensia baik (papiler dan folikuler), dengan kemungkinan jenis folikuler dua kali
lebih besar.
Radiasi merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid. Banyak kasus kanker pada
anak-anak sebelumnya mendapat radiasi pada kepala dan leher karena penyakit lain.
Biasanya efek radiasi timbul setelah 5-25 tahun, tetapi rata-rata 9-10 tahun.Stimulasi TSH
yang lama juga merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid.Faktor resiko lainnya
adalah adanya riwayat keluarga yang menderita kanker tiroid dan gondok menahun.

2.3 Patofisiologi Kanker thyroid


Neoplasma tiroid sering timbul sebagai pembesaran tiroid yang diskret.Kadang-
kadang mirip goiter noduler jinak.Nodule-nodule tiroid dapat diraba, kebanyakan nodule
tersebut jinak, namun beberapa nodule goiter bersifat karsinoma.
Untuk menentukan apakah nodule tiroid ganas atau tidak, harus dinilai factor-faktor
resiko dan gambaran klinis massa tersebut, dan harus dilakukan beberapa pemeriksaan
laboratorium.
Karsinoma tiroid biasanya kurang menangkap yodium radioaktif dibandingkan
kelenjar tiroid normal yang terdapat disekelilingnya. Dengan cara scintiscan. nodule akan
tampak sebagai suatu daerah dengan pengambilan yodium radioaktif yang berkurang, Tehnik
yang lain adalah dengan echografi tiroid untuk membedakan dengan cermat massa padat dan
massa kistik.
Karsinoma tiroid biasanya padat, sedangkan massa kistik biasanya merupakan kista
jinak. Karsinoma tiroid harus dicurigai berdasarkan tanda klinis jika hanya ada satu nodul
yang teraba, keras, tidak dapat digerakkan pada dasarnya dan berhubungan dengan
limfadenopati satelit.
Kanker Tiroid secara klinis dapat dibedakan menjadi suatu kelompok besar
neoplasma berdiferensiasi baik dengan kecepatan pertumbuhan yang lambat dan
kemungkinan penyembuhan yang tinggi, dan suatu kelompok kecil tumor anaplastik dengan
kemungkinan fatal.
1.      Karsinoma papilaris
Jenis yang paling banyak ditemukan, Neoplasma tumbuh lambat dan menyebar melalui
saluran getah bening ke kelenjar getah bening regional.
2.      Karsinoma folikuler
Tumor sangat mirip tiroid normal, meskipun pada suatu saat dapat berkembang secara
progresif, cepat menyebar ketempat-tempat yang jauh letaknya.Tumor ini tidak hanya secara
histologis menyerupai folikel tiroid, tetapi juga mampu menangkap yodium radioaktif.Cara
metastasis melalui aliran darah ketempat jauh letaknya seperti paru-paru dan tulang.

3.      Karsinoma meduler


Sel asal neoplasma ini adalah sel C atau sel parafolikuler.Seperti sel prekursornya, maka
tumor ini sanggup mensekresi kalsitonin.Meskipun tampaknya tumor ini tumbuh lambat,
tumor cenderung mengalami metastasis ke kelenjar getah bening local pada stadium dini.
Kemudian tumor ini akan menyebar melalui aliran darah ke paru-paru, hati, tulang dan organ-
organ tubuh lainnya dan ada kecenderungan bermetastasis pada stadium dini. Perkembangan
dan perjalanan klinisnya dapat diikuti dengan mengukur kadar kalsitonin serum.
4.      Karsinoma anaplastik
Jenis tumor ini sangat ganas dan penyebarannya sangat cepat serta berdiferensiasi
buruk.Karsinoma ini memperlihatkan bukti invasi lokal pada stadium dini ke struktur-struktur
disekitar tiroid, serta metastasis melalui saluran getah bening dan aliran darah.
2.4 Pemeriksaan Penunjang Kanker Thyroid

1. Pemeriksaan Laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium yang membedakan tumor jinak dan ganas tiroid belum ada
yang khusus, kecuali kanker meduler, yaitu pemeriksaan kalsitonon dalam
serum.Pemeriksaan T3 dan T4 kadang-kadang diperlukan karena pada karsinoma tiroid dapat
terjadi tiroktositosis walaupun jarang.Human Tiroglobulin (HTG) Tera dapat dipergunakan
sebagai tumor marker dan kanker tiroid diferensiasi baik.Walaupun pemeriksaan ini tidak
khas untuk kanker tiroid, namun peninggian HTG ini setelah tiroidektomi total merupakan
indikator tumor residif atau tumbuh kembali (barsano).Kadar kalsitonin dalam serum dapat
ditentukan untuk diagnosis karsinoma meduler.

2. Radiologis
a.      Foto X-Ray
Pemeriksaan X-Ray jaringan lunak di leher kadang-kadang diperlukan untuk melihat
obstruksi trakhea karena penekanan tumor dan melihat kalsifikasi pada massa tumor. Pada
karsinoma papiler dengan badan-badan psamoma dapat terlihat kalsifikasi halus yang disertai
stippledcalcification, sedangkan pada karsinoma meduler kalsifikasi lebih jelas di massa
tumor. Kadang-kadang kalsifikasi juga terlihat pada metastasis karsinoma pada kelenjar getah
bening.
Pemeriksaan X-Ray juga dipergunnakan untuk survey metastasis pada pary dan
tulang.Apabila ada keluhan disfagia, maka foto barium meal perlu untuk melihat adanya
infiltrasi tumor pada esophagus.
b.      Ultrasound
Ultrasound diperlukan untuk tumor solid dan kistik. Cara ini aman dan tepat, namun
cara ini cenderung terdesak oleh adanya tehnik biopsy aspirasi yaitu tehnik yang lebih
sederhna dan murah.
c.       Computerized Tomografi
CT-Scan dipergunakan untuk melihat prluasan tumor, namun tidak dapat
membedakan secara pasti antara tumor ganas atau jinak untuk kasus tumor tiroid.
d.      Scintisgrafi
Dengan menggunakan radio isotropic dapat dibedakan hot nodule dan cold nodule.
Daerah cold nodule dicurigai tumor ganas.Teknik ini dipergunakan juga sebagai penuntun
bagi biopsy aspirasi untuk memperoleh specimen yang adekuat.

3. Biopsi Aspirasi
Pada dekade ini biopsy aspirasi jarum halus banyak dipergunakan sebagai prosedur
diagnostik pendahuluan dari berbagai tumor terutama pada tumor tiroid. Teknik dan peralatan
sangat sederhana , biaya murah dan akurasi diagnostiknya tinggi. Dengan mempergunakan
jarum tabung 10 ml, dan jarum no.22 – 23 serta alat pemegang, sediaan aspirator tumor
diambil untuk pemeriksaan sitologi.Berdasarkan arsitektur sitologi dapat diidentifikasi
karsinoma papiler, karsinoma folikuler, karsinoma anaplastik dan karsinoma meduler.
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Kanker tiroid merupakan salah satu gangguan endokrin.Gangguan ini lebih banyak
terjadi pada wanita dengan distribusi berkisar antara 2:1 sampai 3:1. Insidensinya berkisar
antara 5,4 – 30 %.
Berdasarkan usia, kanker tiroid jenis papiler biasanya terjadi pada pasien berusia
kurang dari 40 tahun. Yang berperan dalam well differentiated carcinoma (papiler dan
folikuler) adalah radiasi dan goiter endemis , dan untuk jenis meduler adalah faktor genetik.
Kanker tiroid jenis meduler dapat diketahui dengan tes laboratorium, yaitu
pemeriksaan kalsitonin dalam serum.Pemeriksaan T3 dan T4 kadang-kadang diperlukan
karena pada karsinoma tiroid dapat terjadi tirotoksitosis walaupun jarang.
Pemeriksaan X-Ray jaringan lunak di leher kadang-kadang diperlukan untuk melihat
obstruksi trakhea karena penekanan tumor dan melihat kalsifikasi pada massa tumor.
Ultrasonografi diperlukan untuk membedakan tumor solid dan kistik, dan cara ini aman serta
tepat.
CT-Scan dipergunakan untuk melihat perluasan tumor, namun tidak dapat
membedakan secara pasti antara tumor ganas dan jinak. Dengan menggunakan radioisotropik
dapat dibedakan hot nodule dan cold nodule.
Pada dekade terakhir ini biopsi aspirasi banyak dipergunakan sebagi prosedur
diaknostik pendahuluan dari berbagai tumor terutama pada tumor tiroid.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges Marlyn E, Moorhouse Mary Frances, Geissler Alice C, 1999, "Pedoman Asuhan
Keperawatan", Edisi ke-3. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Long Barbara C, 1996, "Medical Bedah 2" Yayasan IAPK, Pajajaran, Bandung.
Price Sylvia A, Wilson Lorraine M, 1995 "Patifosiologi", Edisi ke-4 Buku ke II, Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.

Diposkan oleh utam warhangan di 10.48


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog
 ▼  2012 (5)
o ►  November (1)
o ▼  Oktober (4)
 HASIL DISKUSI KELOMPOK MATA KULIAH SENSORIS
PRESEP...
 uji pengecap
 kanker tiroid
 DEVENISI GASTRITIS

Mengenai Saya

utam warhangan
Lihat profil lengkapku

Template Perjalanan. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai