R DENGAN DIAGNOSA
MEDIS DIARE DI RUANG POLI ANAK
UPT PUSKESMAS PAHANDUT
PALANGKARAYA
OLEH:
Asa Sinta : 2019.NS.A.07.002 Manoah Almin Y : 2019.NS.A.07.052
Candra : 2019.NS.A.07.037 Prilesmana : 2019.NS.A.07.060
Cinia Kasmara : 2019.NS.A.07.064 Prisca Maria W.M : 2019.NS.A.07.020
Debby Fitri H : 2019.NS.A.07.042 Seli Mutia : 2019.NS.A.07.024
Juandi : 2019.NS.A.07.013 Tiara Aprilianti : 2019.NS.A.07.0
Liri : 2019.NS.A.07.015
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan keperawatan pada Bayi Ny.R dengan diagnosa
medis diare di Ruang Poli Anak UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
WOC
DIARE
Gangguan Tumbang
2.1.4 Manifestasi Kinis
2.1.4.1 Diare akut
1) Akan hilang dalam waktu 72 jam dari onset.
2) Onset yang tak terduga dari buang air besar encer, gas-gas dalam perut,
rasa tidak enak, nyeri perut.
3) Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada perut.
4) Demam.
2.1.4.2 Diare kronik
1) Serangan lebih sering selama 2-3 periode yang lebih panjang.
2) Penurunan BB dan nafsu makan.
3) Demam indikasi terjadi infeksi.
4) Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardi, denyut lemah
Bentuk klinis diare
Diagnose Didasarkan Pada Keadaan
Diare cair akut a. Diare lebih dari 3 kali sehari berlangsung kurang dari 14 hari
b. Tidak mengandung darah
Kolera a. Diare air cucian beras yang sering ada banyak dan cepat
menimbulkan dehidrasi berat, atau
b. Diare dengan dehidrasi berat selama terjadinya KLB kolera,
atau
c. Diare dengan hasil kultur tinja positif untuk V cholers 01
atau 0139
Disentri a. Diare berdarah (dilihat atau dilaporkan)
Diare persisten a. Diare yang berlangsung selama 14 hari atau lebih
Diare dengan gizi a. Diare apapun yang disertai gizi buruk
buruk
Diare terkait a. Mendapat pengobatan antibiotic oral spectrum luas
antibiotika
(Antibiotic
Associated
Diarrhea)
Invaginasi a. Dominan darah dan lender dalam tinja
b. Massa intra abdominal (abdominal mass)
c. Tangisan keras dan kepucatan pada bayi
KLASIFIKASI TINGKAT DEHIDRASI
ANAK DENGAN DIARE
Klasifikasi Tanda-Tanda Atau Gejala Pengobatan
Dehidrasi berat Terdapat 2 atau lebih tanda: Beri cairan untuk diare dengan
a. Letargis/tidak sadar dehidrasi berat
b. Mata cekung
c. Tidak bisa minum atau
malas minum
d. Cubitan perut kembali
sangat lambat (≥ 2 detik)
Dehidrasi ringan Terdapat 2 atau lebih tanda: a. Beri anak dengan cairan dengan
atau sedang a. Rewel gelisah makanan untuk dehidrasi ringan
b. Mata cekung b. Setelah rehidrasi, nasehati
c. Minum dengan lahap atau ibu untuk penangan dirumah dan
haus
kapan kembali segera
d. Cubitan kulit kembali
dengan lambat
Tanpa dehidrasi Tidak terdapat cukup tanda a. Beri cairan dan makanan untuk
untuk diklasifikasikan sebagai menangani diare dirumah
dehidrasi ringan atau berat b. Nasehati ibu kapan kembali segera
c. Kunjungan ulang dalam
waktu 5 hari jika tidak membaik
2.2.3.3 Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi dampak
sekunder dari diare
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi peningkatan suhu tubuh
Kriteria hasil:
1) Suhu tubuh dalam batas normal ( 36-37,5 C)
2) Tidak terdapat tanda infeksi (rubur, dolor, kalor, tumor, fungtio leasa).
Intervensi :
1) Monitor suhu tubuh setiap 2 jam
Rasional: Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal fungsi tubuh ( adanya
infeksi)
2) Berikan kompres hangat
Rasonal: merangsang pusat pengatur panas untuk menurunkan produksi
panas tubuh
3) Kolaborasi pemberian antipirektik
Rasional: Merangsang pusat pengatur panas di otak
Implementasi:
1) Memonitor suhu tubuh setiap 2 jam
2) Memberikan kompres hangat
3) Berkolaborasi pemberian antipirektik.
Evaluasi:
- Suhu tubuh dalam batas normal ( 36-37,5 C), Tidak terdapat tanda infeksi
(rubur, dolor, kalor, tumor, fungtio leasa).
2.2.3.4 Resiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan peningkatan
frekuensi BAB (diare)
Tujuan :
Setelah dilakukan tindaka keperawtan selama di rumah sakit integritas kulit
tidak terganggu dengan criteria hasil: Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet,
kebersihan terjaga dan keluarga mampu mendemontrasikan perawatan
perianal dengan baik dan benar.
Intervensi :
1) Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidur
Rasional: Kebersihan mencegah perkembang biakan kuman
2) Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila basah
dan mengganti pakaian bawah serta alasnya)
Rasional: Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh karena
kelebaban dan keasaman feces
3) Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam
Rasional: Melancarkan vaskulerisasi, mengurangi penekanan yang lama
sehingga tak terjadi iskemi dan irirtasi .
Implementasi:
1) Mendiskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidur
2) Mendemontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila
basah dan mengganti pakaian bawah serta alasnya)
3) Mengatur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam.
Evaluasi:
- Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga dan keluarga
mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan baik dan benar
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1. PENGKAJIAN
3.1.1. Identitas
1. Keluhan utama
Ny. R mengatakan “ bayi saya hari ini sudah lebih dari 5 kali BAB dan
berbentuk encer”
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
b. Pasien datang ke puskesmas Pahandut di antar oleh ibunya untuk
berobat ke Poli Anak dengan keluhan BAB lebih dari 5 kali dan
berbentuk encer. 1 hari yang lalu, bayi Ny. R terus menangis, rewel dan
juga BAB tetapi hanya 2 kali/hari. Akan tetapi pada tanggal 28 agustus
2020 Bayi Ny. R BAB yang tida berhenti-henti akhirnya Bayi Ny. R
langsung dibawa ke puskesmas untuk di periksa dan mendapatkan
penangan secara medis dari tenaga kesehatan.
c. Riwayat kesehatan lalu
a. Riwayat prenatal : selama hamil ibu pasien
memeriksakan kehamilannya
Secara rutin ke Bidan. Keluhan
selama hamil di rasakan oleh ibu
yaitu mual-muntah, pusing pada usia
kehamilan 12 minggu.
Riwayat persalinan: P1 A0
b. Riwayat natal : Tempat melahirkan : Bidan praktek
Persalinan : Normal
Penolong persalinan : Bidan
Usia Kehamilan : 43 minggu
BB Lahir : 3,5 kg
c. Riwayat postnatal : Kondisi saat lahir bayi normal.
Bayi setelah lahir menangis spontan
Bayi pada saat lahir tidak
mengalami asfiksia
maupun distosia bahu.
d. Penyakit sebelumnya : Tidak ada
e. Imunisasi :-
1) Imunisasi
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Pasien (By. Ny. R)
= Hubungan Keluarga
= Tinggal Serumah
I. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : Bayi tampak terus menangis, BAB lebih dari 5 kali
berbentuk encer, bayi tampak lemah, kesadaran compos menthis.
1. Tanda vital
Tekanan darah :- mmHg
Nadi : 128 x/mnt
Suhu : 36,3 o
C
Respirasi : 32 x/mnt
2. Kepala dan wajah
a. Ubun-ubun
Menutup : () Ya (×) Tidak
Keadaan : () cembung (×) cekung
(×) lain,lain...
Kelainan : (×) Hidrocefalus (×) Microcephalus
Lain-lain : tidak ada keluhan dan tidak ada masalah
keperawatan
b. Rambut
Warna :
Keadaan : Rontok (×) Ya
() Tidak
Mudah dicabut (×) Ya
() Tidak
Kusam (×) Ya
() Tidak
Lain-lain : tidak ada keluhan dan tidak ada masalah
keperawatan
c. Kepala
Keadaan kulit kepala : cukup bersih, tidak ada lesi
Peradangan/benjolan : (×) Ada, sebutkan:
Tidak ada benjolan dan peradangan di
kepala
Lain-lain : tidak ada keluhan dan tidak ada masalah
keperawatan
d. Mata
Bentuk : () simetris (×) tidak
Conjungtiva : merah muda
Skelera : Putih
Reflek pupil : isokor, pupil mengecil saat diransang
cahaya
Oedem Palpebra : (×) Ya () tidak
Ketajaman penglihatan : baik
Lain-lain : tidak ada keluhan dan tidak ada masalah
e. Telinga
Bentuk : () Simetris (×) tidak
Serumen/secret : (×) Ada () tidak
Peradangan : (×) Ada () tidak
Ketajaman pendengaran : pasien menoleh dan merespon saat di
panggil namanya
Lain-lain : Tidak ada keluhan dan tidak ada masalah
f. Hidung
Bentuk : () Simetris (×) tidak
Serumen/secret : (×) Ada () tidak
Pasase udara : (×) terpasang O2 - liter () tidak
Fungsi penciuman : baik
Lain-lain : tidak ada
g. Mulut
Bibir : intak (×) ya
() tidak
Stanosis (×) ya
() tidak
Keadaan (×) kering
() lembab
Palatum () keras
(×) lunak
h. Gigi
Carries (×) ya, sebutkan () tidak
Jumlah gigi : belum ada
Lain-lain : tidak ada keluhan dan tidak ada masalah
3. Leher dan tengorokan
Bentuk : simetris
Reflek menelan : belum bisa menelan makanan
Pembesaran tonsil : tidak ada pembesaran
Pembesaran vena jugularis : tidak ada pembesaran
Benjolan : tidak ada benjolan
Peradangan : tidak ada peradangan
Lain-lain : tidak ada keluhan dan tidak ada
masalah
4. Dada
Bentuk : () simetris (×) tidak
Retraksi dada : (×) ada () tidak
Bunyi nafas : Vesikuler
Tipe pernafasan : pernapasan dada
Bunyi jantung : normal, S1, S2 (lup dup)
Iktus cordis : tidak ada pembesaran
Bunyi tambahan : tidak ada suara nafas tambahan
Nyeri dada : tidak ada nyeri di bagian dada
Keadaan payudara : baik
Lain-lain : tidak ada keluhan dan tidak ada
masalah
5. Punggung
Bentuk : () simetris (×) tidak
Peradangan : (×) ada, sebutkan : tidak ada peradangan
Benjolan : (×) ada, sebutkan : tidak ada benjolan
Lain-lain : tidak ada keluhan dan tidak ada masalah
6. Abdomen
Bentuk : () simetris (×) tidak
Bising usus : normal
Asites : (×) ada () tidak
Massa : (×) ada, sebutkan: tidak ada massa
Hepatomegali : (×) ada () tidak
Spenomegali : (×) ada () tidak
Nyeri : (×) ada, sebutkan : tidak ada nyeri
Lain-lain : BAB lebih dari 5 kali berbentuk encer
7. Ektremitas
Pergerakan/ tonus otot : Bisa bergerak bebes dan uji kekuatan otot 5/5
Oedem : (×) ada, sebutkan () tidak
Sianosis : (×) ada, sebutkan () tidak
Clubbing finger : (×) ada () tidak
Keadaan kulit/turgor : Teradi kemerahan pada bagian bawah (pantat)
Lain-lain : Resiko Kerusakan Integritas Kulit
8. Genetalia
a. Laki-laki
Kebersihan :
Keadaan testis : ( ) lengkap( ) tidak
Hipospadia :( ) ada ( ) tidak Tidak dikaji
Epispadia :( ) ada ( ) tidak
Lain-lain :
b. Perempuan
Kebersihan :
Keadaan labia : ( ) lengkap ( ) tidak
Peradangan/ benjolan :
Menorhage : Usia
Siklus
Lain-lain :
3.1.2. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
1. Gizi : Status Gizi Baik
BB: 3,5 kg
BB normal
2. Kemandirian dalam bergaul : Belum bisa
3. Motorik halus :-
4. Motorik kasar :-
5. Kognitif dan bahasa: :-
6. Psikososial :-
3.1.3. Pola Aktifitas sehari-hari
No Pola kebiasaan Sebelum sakit Saat sakit
1. Nutrisi
a. Frekuensi 3-6x/ hari 3-6x/ hari
b. Nafsu makan/selera
baik baik
c. Jenis makanan
ASI ASI
2. Eliminasi
a. BAB
Frekuensi
1-2x/hari 2-5x/hari
Konsistensi
encer encer
b. BAK
Frekuensi
Konsistensi menggunakan pampers menggunakan pampers
3. Istirahat/tidur
a. Siang/ jam 1-4 jam/hari 1-2 jam/hari
b. Malam/ jam
7-8 jam/hari 7-8 jam/hari
4. Personal hygiene
a. Mandi 2x/hari 2x/hari
b. Oral hygiene
- -
Lain-lain : BAB lebih dari 5 kali berbentuk encer.
TTD
Kelompok 1
ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF
KEMUNGKINAN
DAN DATA MASALAH
PENYEBAB
OBYEKTIF
DS: Ibu pasien faktor lingkungan yang Resiko kerusakan
kurang sehat integritas kulit
mengatakan sering buang
air besar Terpajan/terpapar bakter,
virus
Tanda tangan
Hari/Tanggal
Implementasi Evaluasi (SOAP) dan
Jam
Nama Perawat
Jumat, 1. Monitor TTV dan Kaji kerusakan yang terjadi pada kulit S: Ibu mengatakan “bagian bawah (pantat) anak saya Kelompok 1
klien.
28 Agustus 2020 merah”.
2. MenJaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering.
3. Menganjurkan ibu pasien untuk mengganti pampers O:
pasien
- Bagian pantat tampak merah
4. Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian salab
kulit. - Klien tampak gelisah
- Sering menangis
A: Masalah Kerusakan integritas kulit belum Teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
1. Monitor TTV dan Kaji kerusakan yang terjadi pada
kulit klien.
2. MenJaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan
kering.
3. Menganjurkan ibu pasien untuk mengganti pampers
pasien
4. Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian salab
kulit.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Tanda tangan
Hari/Tanggal
Implementasi Evaluasi (SOAP) dan
Jam
Nama Perawat
Jumat, 1. Mengkaji tingkat pengetahuan orang tua. S: Ibu pasien mengatakan: “Saya tidak mengerti tentang Kelompok 1
2. Memberikan pertanyaan kepada orang tua tentang
28 Agustus 2020 Diare”.
penyakit Diare sebelum dilakukan pendidikan kesehatan.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang Diare O:
jelaskan tentang pengertian Diare, tanda dan gejala,
1. Pasien Kooperatif
penyebab, cara pencegahan dan bagaimana perawatan
2. Pasien mengerti tentang penyakit Diare
penyakit Diare
3. Saat diberikan pertanyaan pasien bisa menjawab
4. Melakukan evaluasi setelah pendidikan kesehatan,
berikan kesempatan orang tua untuk bertanya dan berikan
pertanyaan kepada orang tua tentang materi yang sudah A: Masalah Defisit Pengetahuan Teratasi
di sampaikan.
P: Hentikan Intervensi
5. Memberikan pujian atas jawaban dari orang tua
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
4.4 Implementasi
Implementasi keperawatan dilakukan selama satu hari pada tanggal 28
Agustus 2020 dinas di Ruang Poli anak, yaitu diagnosa pertama dengan implementasi
yaitu Monitor TTV dan Kaji kerusakan yang terjadi pada kulit klien, MenJaga
kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering, Menganjurkan ibu pasien untuk
mengganti pampers pasien, Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian salab kulit.
Implementasi untuk diagnosa Defisit pengetahuan orang tua tentang penyakit
implementasi : Mengkaji tingkat pengetahuan orang tua, Memberikan pertanyaan
kepada orang tua tentang penyakit Diare sebelum dilakukan pendidikan kesehatan,
Memberikan pendidikan kesehatan tentang Diare jelaskan tentang pengertian Diare,
tanda dan gejala, penyebab, cara pencegahan dan bagaimana perawatan penyakit
diare, Melakukan evaluasi setelah pendidikan kesehatan, berikan kesempatan orang
tua untuk bertanya dan berikan pertanyaan kepada orang tua tentang materi yang
sudah di sampaikan, Memberikan pujian atas jawaban dari orang tua
kesehatan tentang penyebab nyeri dan berkolaborasi dalam pemberian obat.
Dari penatalaksanaan yang telah dilakukan penulis menyimpulkan bahwa,
penatalaksanaan sesuai dengan intervensi keperawatan yang direncanakan.
4.5 Evaluasi
Tahap evaluasi adalah tahap pengukuran keberhasilan rencana keperawatan
dalam memenuhi kebutuhan kesehatan pasien. Untuk menilai/mengevaluasi
keberhasilan tindakan keperawatan yang telah dilakukan, Penulis melihat dan
membandingkan dengan kriteria tujuan yang ada di rencana keperawatan. Hal yang
dievaluasi adalah perilaku/keadaan yang ditujukan oleh By.Ny R sesuai yang
dinyatakan dalam tujuan dan kriteria hasil yang ada.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebihbanyak
dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja), dengan tinja berbentuk cair atau
setengan padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat (Markum, 2016). Diare
adalah kondisi yang didefinisikan oleh peningkatan frekwensi defekasi (lebih dari
3kali sehari), peningkatan jumlah feses (lebih dari 200g per hari) dan perubahan
konsistensi (cair) (Brunner&Suddart, 2014).
Dapat disimpulkan diare akut adalah inflamasi lambung dan usus yang
disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen,yang di tandai dengan
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan
konsistensi tinja (menjadi cair), Diare juga dapat terjadi pada bayi dan anak yang
sebelumnya sehat dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir
dan darah.
Diare disebabkan beberapa faktor, antara lain karena kesehatan lingkungan yang
belum memadai, keadaan gizi yang belum memuaskan, keadaan sosial ekonomi dan
perilaku masyarakat yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi
terjadinya diare. Selain itu, diare juga bisa disebabkan karena makanan yang tidak
sehat atau makanan yang diproses dengan cara yang tidak bersih sehingga
terkontaminasi bakteri penyebab diare seperti Salmonella, Shigella dan
Campylobacter jejuni (Purwaningdyah, 2015). Penyakit diare sering menyerang pada
anak-anak dari pada dewasa dikarenakan daya tahan tubuhnya yang masih lemah.
Namun masih banyak ibu yang belum cukup mampu memberikan penanganan yang
baik, hal ini dikarenakan pengetahuan tentang penanganan diare pada anak masih
rendah sehingga akan mempengaruhi sikap ibu dalam penanganan diare pada
anaknya. Peran ibu dalam melakukan penatalaksanaan terhadap diare diperlukan
suatu pengetahuan karena pengetahuan merupakan salah satu komponen faktor
predisposisi yang penting. Kebersihan anak maupun kebersihan lingkungan
memegang peranan penting pada tumbuh kembang anak baik fisik maupun psikisnya.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Profesi Keperawatan
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan kasus pasien
diare sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
5.2.2 Bagi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Asuhan keperawatan diharapkan mampu mengikuti dan menyesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada.
5.2.3 Bagi Institusi Pendidikan
Pendidikan hendaknya dapat menyediakan referensi yang memadai dan terbaru
bagi mahasiswa sebagai sumber pembelajaran terhadap asuhan keperawatan yang
akan diberikan pada klien di lahan praktek. Hendaknya pendidikan selalu
memberikan dan meningkatkan bimbingan dan arahan bagi mahasiswa dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan.
5.2.4 Bagi Mahasiswa
Hendaknya mahasiswa terus mengembangkan dan meningkatkan ilmu
pengetahuan melalui literatur kepustakaan dan media informasi lainnya tentang ilmu
keperawatan dan asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar.
5.2.5 Bagi Klien
Bagi klien diharapakan dapat lebih memahami bagaimana penanganan diare
dan bagaimana tanda dan gejala yang muncul serta bagaimana cara pencegahannya.
Diharapkan keluarga klien untuk lebih menjaga kesehatan atau mempertahankan
status kesehatan klien serta mendapatkan pengetahuan yang bertambah mengenai
penyakit yang diderita.
DAFTAR PUSTAKA