Anda di halaman 1dari 6

F1.

UPAYA PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT
“PENYULUHAN PENCEGAHAN DIARE DI POSYANDU ANGGREK”

Disusun Oleh:

dr. Shinta, S.Ked

Pembimbing:

dr. Hj. Markani Daharu

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA


PUSKESMAS BARINGENG WATANSOPPENG
SULAWESI SELATAN
2019
F1. UPAYA PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT

I. LATAR BELAKANG
Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga
merupakan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering
disertai dengan kematian. a. Cakupan Pelayanan Penderita Diare Target
cakupan pelayanan penderita Diare semua umur (SU) yang datang ke
sarana kesehatan adalah 10% dari perkiraan jumlah penderita Diare SU
(Insidens Diare SU dikali jumlah penduduk di satu wilayah kerja dalam
waktu satu tahun). Tahun 2016 jumlah penderita diare SU yang dilayani di
sarana kesehatan sebanyak 3.176.079 penderita dan terjadi peningkatan
pada tahun 2017 yaitu menjadi 4.274.790 penderita atau 60,4% dari
perkiraan diare di sarana kesehatan. Insiden diare semua umur secara
nasional adalah 270/1.000 penduduk (Rapid Survey Diare tahun 2015).
Target cakupan pelayanan penderita Diare Balita yang datang ke sarana
kesehatan adalah 10% dari perkiraan jumlah penderita Diare Balita
(Insidens Diare Balita dikali jumlah Balita di satu wilayah kerja dalam
waktu satu tahun). Gambar di bawah ini adalah cakupan pelayanan
penderita diare Balita secara nasional tahun 2017, dengan provinsi
tertinggi yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat (96,94%), Kalimantan Utara
(63,43%) dan Kalimantan Timur (56,91%), sedangkan provinsi terendah
yaitu Nusa Tenggara Timur (17,78%), Sumatera Utara (15,40%) dan
Papua Barat (4,06%).
Tahun 2017 terjadi 21 kali KLB Diare yang tersebar di 12 provinsi,
17 kabupaten/kota. Kabupaten Polewali Mandar, Pohuwato, Lampung
Tengah dan Merauke masing-masing terjadi 2 kali KLB. Jumlah penderita
1.725 orang dan kematian 34 orang (CFR 1,97%).
Angka kematian (CFR) saat KLB Diare diharapkan 1%) kecuali
pada tahun 2011 CFR pada saat KLB sebesar 0,40%, sedangkan tahun
2017 CFR Diare saat KLB mengalami penurunan di banding tahun 2016
yaitu menjadi 1,97%.

Beberapa faktor yang menyebabkan kejadian diare pada balita


yaitu infeksi yang disebabkan bakteri, virus atau parasit, adanya gangguan
penyerapan makanan atau malabsorbsi, alergi, keracunan bahan kimia atau
racun yang terkandung dalam makanan, imunodefisiensi yaitu kekebalan
tubuh yang menurun serta penyebab lain (Suraatmaja, 2007). Faktor
penyebab diare akut penyebab kematian kedua pada anak berusia di bawah
5 tahun. Pada tahun 2010 dilaporkan 2,5 juta kasus diare pada anak
diseluruh dunia. Kasus diare terbanyak di Asia dan Afrika kurang
memadainya status gizi pada anak dan kurangnya sanitasi air bersih
(World Health Organization, 2013) Banyak faktor yang dapat
menyebabkan kejadian diare pada balita seperti adanya infeksi yang
disebabkan bakteri, virus dan parasit atau adanya gangguan absobsi
makanan pada usus (malabsorbsi), alergi, keracunan bahan kimia atau
adanya racun yang terkandung dalam makanan, imunodefisiensi yaitu
kekebalan tubuh yang menurun serta penyebab lain (Aziz, 2006). Faktor
penyebab terjadinya diare akut pada balita ini adalah antara lain faktor
lingkungan, tingkat pengetahuan ibu, sosial ekonomi masyarakat dan
makanan atau minuman yang di konsumsi (Widoyono, 2011). Menurut
(Widoyono, 2011) ada beberapa faktor yang meningkatkan resiko balita
mengalami diare seperti faktor lingkungan yang meliputi pengolahan
sampah, saluran limbah maupun sumber air. Pengolahan sampah dan
saluran limbah yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya diare pada
balita, hal ini disebabkan karena vektor lalat yang hinggap disampah atau
limbah lalu kemudian hinggap dimakanan. Selain itu, diare dapat terjadi
apabila seseorang menggunakan air yang sudah tercemar baik tercemar
dari sumbernya, selama perjalanan sampai kerumah-rumah, atau tercemar
pada saat disimpan dirumah. Selain itu kebiasaan mencuci tangan pada
saat memasak makanan atau sesudah Buang Air Besar (BAB) akan akan
memunkinkan terkontaminasi langsung.
Penggunaan Oralit dan Zink Penggunaan oralit sesuai dengan LINTAS
DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare) bahwa semua penderita diare
harus mendapatkan oralit maka target penggunaan Oralit adalah 100% dari
semua kasus diare yang mendapatkan pelayanan di Puskesmas dan kader.
Tahun 2017 secara nasional penggunaan oralit semua umur masih di
bawah target yaitu 88,72%. Pencapaian yang masih kurang tersebut karena
pemberi layanan di Puskesmas dan kader belum memberikan oralit sesuai
dengan standar tata laksana yaitu sebanyak 6 bungkus/penderita diare.
Selain itu, masyarakat masih belum mengetahui tentang manfaat oralit
sebagai cairan yang harus diberikan pada setiap penderita Diare untuk
mencegah terjadinya dehidrasi Penggunaan Zink dimana Zink merupakan
mikronutrien yang berfungsi untuk mengurangi lama dan tingkat
keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi
volume tinja serta menurunkan kekambuhan kejadian diare pada tiga bulan
berikutnya. Penggunaan zink selama 10 hari berturut-turut pada saat balita
diare merupakan terapi diare balita. Pada tahun 2017 cakupan pemberian
zink pada balita diare adalah 86,17%.

II. PEMILIHAN INTERVENSI

Oleh karena permasalahan yang terjadi diatas, maka diadakan


penyuluhan dengan materi “Penyuluhan Pencegahan Diare di Posyandu
Anggrek”

III.PELAKSANAAN
Penyuluhan Pencegahan Diare pada tanggal 2 Oktober 2019.
Setelah itu dilanjutkan dengan diskusi tanya jawab antara pemateri dengan
audiens. Audiens terdiri dari peserta POSYANDU Anggrek Puskesmas
Baringeng, Dusun Mappalakkae, Desa Baringeng, Kecematan Lilirilau,
KabupatenSoppeng. sebanyak 51 orang.
IV.EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
Dokter dan petugas puskesmas lainnya datang tepat waktu dimana
masyarakat yang akan mengikuti kegiatan penyuluhan sudah berkumpul.
b. Evaluasi Proses
Pada penyuluhan ini, jumlah peserta yang hadir sebanyak 51 orang.
Pelaksanaan penyuluhan berjalan sebagaimana yang diharapkan dimana
peserta antusias memberikan pertanyaan kepada pemateri, dan para peserta
menjawab pertanyaan yang diajukan pemateri. Hampir sebagian besar
peserta menjadi lebih memahami bagaimana pencegahan diare pada
POSYANDU Anggrek Puskesmas Baringeng, Dusun Mappalakkae, Desa
Baringeng, Kecematan Lilirilau, KabupatenSoppeng.
c. Evaluasi Hasil
Pada penyuluhan ini, lebih dari 80% dari peserta yang hadir
mampu menjawab pertanyaan dari Dokter tentang materi yang
disampaikan. Hal ini membuktikan bahwa peserta memperhatikan materi
yang disampaikan.

Baringeng, 2 Oktober 2019

PESERTA PENDAMPING

dr. Shinta, S.Ked dr. Hj. MarkaniDaharu


NIP. 19770626 200502 2 003

Anda mungkin juga menyukai