Anda di halaman 1dari 34

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK Z.

UMUR 21 BULAN DENGAN DIARE AKUT


DI RSUD MAYJEN H.A. THALIB

Laporan Kelompok Praktik Lapangan

Disusun oleh :
Kelompok

NAMA NIM

1. Endang Fitriyanti (1915302115)

2. Elsa Depi Lisa (1915302061)

3. Yulia Roza (1915302098)

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN


UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kelompok ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan

karunia-Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan tugas “ LAPORAN ASUHAN

KEBIDANAN PADA ANAK Z .UMUR 21 BULAN DENGAN DIARE AKUT

DI RSUD MAYJEN H.A. THALIB TAHUN 2021 “

Dalam penyusunan Laporan ini kelompok banyak mendapatkan bantuan dan

bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, terutama CI Akademik M.Biomed dan CI

Lapangan Novrianti, S.ST yang telah sabar dan meluangkan waktunya untuk membimbing

kelompok dalam pembuatan tugas laporan kelompok ini, serta telah memberikan ilmu,

inspirasi, nasehat hingga membuka wawasan kelompok. Pada kesempatan ini kelompok juga

mengucapkan banyak terima kasih kepada, Yth. Ibu/ Bapak :

1. Ibu Nurhayati, S.ST, M. Biomed selaku ketua STiKes Fort De Kock Bukittinggi.

2. Ibu Febriyeni,S.ST, M. Biomed selaku ketua Program Studi D IV Kebidanan STiKes

Fort De Kock Bukittinggi.

3. Direktur dr. Khairul SP.M yang telah memberikan kesempatan untuk praktek di RS

Acmad Muchtar Bukittinggi.

4. Ibu Zuraida, S.ST, M.Biomed selaku CI Akademik.

5. Ibu Novrianti,S.ST selaku CI lapangan.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi D IV Kebidanan STiKes Fort De Kock

Bukittinggi,yang telah memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan serta nasehat.

7. Rekan-rekan seperjuangan yang selalu memberikan semangat dan menjadi motivasi

dalam suka maupun duka.

8. Serta semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat kelompok sebutkan

namanya satu persatu.


Kelompok menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan ini masih jauh dari

kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang kelompok miliki.

Untuk itu dengan hati terbuka kelompok menerima saran dan kritikan yang bersifat

membangun demi kesempurnaan dalam penulisan Laporan ini.

Kelompok berharap semoga Laporan kelompok ini dapat bermanfaat bagi kita semua

dan mendapat ridha dari Allah SWT. Amin.

Sungai Penuh, Februari 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

World Health Organization (WHO), Secara global angka kematian neonatal

sebesar 18 per 1000 KH pada tahun 2018 dan terdapat sekitar 1 juta bayi baru lahir

meninggal dalam 24 jam pertama. Kelahiran prematur, komplikasi terkait intrapartum

(asfiksia atau kurang bernapas saat lahir), infeksi dan cacat lahir menyebabkan

sebagian besar kematian neonatal pada tahun 2017. Hasil Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 menunjukkan AKN sebesar 15 per 1.000

kelahiran hidup, AKB 24 per 1.000 kelahiran hidup, dan AKABA 32 per 1.000

kelahiran hidup. Pada tahun 2019, penyebab kematian neonatal terbanyak adalah

kondisi berat badan lahir rendah (BBLR) (35,3%). Penyebab kematian lainnya di

antaranya asfiksia (27,0%), kelainan bawaan (21,4%) sepsis(12,5%), tetanus

neonatorium (3,5%), dan lainnya (0,3%). Berdasarkan Profil Kesehatan Jambi tahun

2017 menunjukkan AKN sebesar 24 per 1.000 kelahiran hidup, AKB 24 per 1.000

kelahiran hidup. (Kemenkes RI, 2019) (Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, 2019)

Berdasarkan rekam medik RSUD Mayjen H.A Thalib Kerinci sejak bulan

Januari 2020 hingga Januari 2021 telah terjadi 362 kejadian Diare Akut di RSUD

Mayjen H.A Thalib Kerinci.

Diare merupakan salah satu penyakit dengan insidensi tinggi di dunia dan
dilaporkan terdapat hampir 1,7 milyar kasus setiap tahunnya. Penyakit ini sering
menyebabkan kematian pada anak usia di bawah lima tahun (balita). Dalam satu
tahun sekitar 760.000 anak usia balita meninggal karena penyakit ini (World
Health Organization (WHO), 2013).
Kejadian Luar Biasa (KLB) diare yang terjadi pada tahun 2017 tercatat
21 kali yang tersebar di 12 provinsi dan 17 kabupaten atau kota dengan jumlah
penderita 1.725 orang dan kematian sebanyak 34 orang (CFR 1,97 %)
(Kemenkes RI 2018).
Data dari kemenkes RI 2019 dalam riset kesehatan dasar (riskesdas)
untuk tahun 2018, kelompok umur 1-4 tahaun (12,8 %) dan jenis kelamin
perempuan (8,3 %) adalah kelompok yang paling banyak penderitanya.
Diare secara epidemiologik biasanya didefinisiskan sebagai keluarnya
tinja yang lunak atau cair lima kali atau lebih dalam satu hari. Namun para
orangtua mungkin menggunakan istilah yang berbeda-beda untuk
menggambarkannya, tergantung pada apakah konsistensi tinjanya lebih lunak,
cair, berdarah, atau berlendir, atau adanya muntah. Sangat penting untuk
mengetahui istilah ini apabila menanyakan apakah anak menderita diare. Bayi
yang mendapatkan ASI penuh biasanya mengeluarkan tinja beberapa kali tinja
yang lunak atau agak cair setiap hari. Untuk hal tersebut, lebih praktis
mendefinisikan diare sebagai meningkatnya frekuensi tinja atau konsistensinya
menjadi lebih lunak sehingga dianggap abnormal oleh ibunya (biasanya lunak,
ini jadi lebih lunak lagi).
Diare cair akut adalah buang air besar lebih dari 5 kali dalam 24 jam
dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Penyebab
terbanyak diare pada usia 0-2 tahun adalah infeksi rotavirus.
Diare merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak di
negara berkembang, dengan perkiraan 3,2 juta kematian tiap tahun pada balita.
Secara keseluruhan anak-anak ini mengalami rata-rata 3,3 episod diare per
tahun, tetapi di beberapa tempat dapat lebih dari 9 episod per tahun. Sekitar 80%
kematian yang berhubungan dengan diare terjadi pada 2 tahun pertama
kehidupan. Penyebab utama kematian karena diare adalah dehidrasi sebagai
akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinjanya.
Diare adalah penyebab penting kekurangan gizi. Ini disebabkan karena
adanya kehilangan selera makan pada penderita diare sehingga dia makan lebih
sedikit daripada biasanya dan kemampuan menyerap sari makanan juga
berkurang. Padahal kebutuhan sari makanannya meningkat akibat dari infeksi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian diare pada anak ada 3. Faktor
yang pertama adalah faktor lingkungan, diare dapat terjadi karena seseorang
tidak memperhatikan kebersihan lingkungan dan mengganggap bahwa masalah
kebersihan adalah masalah sepele. Ruang lingkup kebersihan lingkungan
diantarnya adalah perumahan, pembuangan kotoran manusia, penyediaan air
bersih, pembuangan sampah dan pembuangan air kotor (limbah). Faktor yang
kedua adalah faktor sosiodemokrafi. Faktor ini berpengaruh terhadap kejadian
diare pada anak yaitu pendidikan dan pekerjaan orang tua serta umur anak.
Faktor ketiga yaitu faktor perilaku. Seperti pemberian air susu atau ASI atau
pemberian supor dan juga kebiasaan mencuci tangan merupakan faktor perilaku
yang berpengaruh dalam penyebaran kuman yang meningkatkan resiko
terjadinya diare.
Secara umum penanganan diare akut ditujukan untuk
mencegah/menanggulangi dehidrasi serta gangguan keseimbangan elektrolit dan
asam basa, kemungkinan terjadinya intolerasi, mengobati kausa diare yang
spesifik, mencegah dan menanggulangi gangguan gizi serta mengobati penyakit
penyerta.Untuk melaksanakanterapi diare secara komprehensif, efisien dan
efekstif harus dilakukan secara rasional. Pemakaian cairan rehidrasi oral secara
umum efektif dalam mengkoreksi dehidrasi. Pemberian cairan intravena
diperlukan jika terdapat kegagalan oleh karena tingginya frekuensi diare, muntah
yang tak terkontrol dan terganggunya masukan oral karena infeksi.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan dengan menggunakan manajemen

varney pada An. Z umur 21 bulan dengan diare akut dehidrasi sedang di RSUD

H.A THALIB.

2. Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengumpulan data atau pengkajian pada An. Z diare
akut di RSUD H.A.THALIB
2. Mampu menetapkan interpensi data pada An. Z diare akut di RSUD
H.A.THALIB
3. Mampu melaksanakan identifikasi diagnose dan masalah potensial pada An.
Z di RSUD H.A.THALIB
4. Mampu melaksanakan identifikasikan kebutuhan akan tindakan segera atau
kolaborasi pada An. Z diare akut di RSUD H.A.THALIB
5. Mampu menyusun perencanaan asuhan kebidanan yang menyeluruh pada
An. Z diare akut di RSUD H.A.THALIB
6. Mampu melakukan implementasi/pelaksanaan asuhan kebidanan asuhan
kebidanan pada An. Z diare akut di RSUD H.A.THALIB
7. Mampu melakukan evaluasi asuhan yang telah diberikan pada An. Z diare
akut di RSUD H.A.THALIB
8. Mampu melakukan pengkajian data perkembangan diare akut pada An. Z di
RSUD H.A THALIB
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DIARE
1. Defenisi
Diare akut merupakan diare yang terjadi secara akut dan berlangsung kurang
dari 14 hari (bahkan kebanyakan kurang dari 7 hari), dengan pengeluaran tinja yang
lunak / cair yang sering dan tanpa darah. Mungkin disertai muntah dan panas. Diare
akut menyebabkan dehidrasi, dan bila masukan makanan kurang dapat mengakibatkan
kurang gizi. Kematian yang terjadi disebabkan karena dehidrasi. Penyebab terpenting
diare pada anak-anak adalah Shigella, Campylobacter jejuni dan Cryptosporidium,
Vibrio cholera, Salmonella, E. coli, rotavirus (Behrman, 2009).

B. ETIOLOGI
Terdapat beberapa macam penyebab diare antara lain sebagai berikut :
1. Faktor infeksi
 Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella,
Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus,
Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica,
G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).
 Infeksi parenteral yaitu infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat
menimbulkan diare seperti otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia,
ensefalitis dan sebagainya.(Behrman, 2009).
2. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat yaitu disakarida (intoleransi laktosa, maltosa
dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).
Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan
anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.
3. Faktor Makanan
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan
alergi terhadap jenis makanan tertentu.
4. Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas).

C. PATOFISIOLOGI
Terdapat beberapa mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare yaitu:
1. Gangguan osmotik
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan
elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare (Poorwo, 2003).
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan
selanjutnya timbul diare karena peningkatan isi lumen usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan
usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila
peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh
berlebihan, selanjutnya dapat timbuldiare (Poorwo, 2003).
Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:
1. Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan
(input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.
2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis)
Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme
lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya
penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme
yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi
oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler
kedalam cairan intraseluler.
3. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare. Hal ini terjadi
karena adanya gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan
adanya gangguan absorbsi glukosa.Gejala hipoglikemia akan muncul jika
kadar glukosa darah menurun hingga 40 mg% pada bayi dan 50% pada anak-
anak.

4. Gangguan gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan
oleh:
- Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau
muntah yang bertambah hebat.

- Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran


dan susu yang encer ini diberikan terlalu lama.

- Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan


diabsorbsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik.

5. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya
perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat,
dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak
segera diatasi klien akan meninggal.
D. Tata kerja terarah untuk mengidentifkasi penyebab infeksi.

Untuk mengetahui penyebab infeksi biasanya dihubungkan dengan dengan


keadaan klinis diare tetapi penyebab pasti dapat diketahui melalui pemeriksaan biakan
tinja disertai dengan pemeriksaan urine lengkap dan tinja lengkap (Hasan, 2007)
Gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa diperjelas melalui
pemeriksaan darah lengkap, analisa gas darah, elektrolit, ureum, kreatinin dan BJ
plasma.
Bila ada demam tinggi dan dicurigai adanya infeksi sistemik pemeriksaan
biakan empedu, Widal, preparat malaria serta serologi Helicobacter jejuni sangat
dianjurkan. Pemeriksaan khusus seperti serologi amuba, jamur dan Rotavirus
biasanya menyusul setelah melihat hasil pemeriksaan penyaring (Hasan, 2007)
Secara klinis diare karena infeksi akut digolongkan sebagai berikut:
a) Koleriform, diare dengan tinja terutama terdiri atas cairan saja.
b) Disentriform, diare dengan tinja bercampur lendir kental dan kadang-kadang
darah.

E. PENANGANAN DIARE PADA ANAK

1. Pemenuhan kebutuhan cairan

Diare pada anak sering dibarengi dengan kondisi kekurangan cairan dan
dehidrasi. Kehilangan cairan tubuh harus segera diatasi, yaitu dengan
meningkatkan konsumsi cairan harian.  Produk minuman lain seperti oralit atau
pedialit bisa membantu kadar cairan tubuh anak. Produk ini umumnya tersedia di
apotek. Selain itu, Bunda bisa memberikan makanan yang lembut seperti agar-agar
sebagai alternatif cairan untuk anak.Sup kaldu, jus buah, dan susu tanpa laktosa
juga dapat menjadi pilihan nutrisi. Susu pertumbuhan berbahan dasar kedelai
(tanpa kandungan laktosa), dapat diberikan kepada buah hati saat ia diare.

2. Penuhi asupan makanan


Selama anak masih mengalami diare, Bunda tetap bisa memberikan asupan
berupa makanan padat. Berikut adalah beberapa hal yang sebaiknya Bunda pahami
mengenai asupan makanan saat anak diare.
* Tetap makan 3 kali sehari, walau dalam porsi lebih sedikit
* Konsumsi makanan yang mengandung garam, misalnya biskuit atau sup.

Jika dibutuhkan, penanganan diare pada anak boleh mengikutsertakan beberapa


jenis makanan berikut:

* Daging ayam, ikan, atau sapi yang sudah dimasak dengan baik
* Telur rebus
* Pisang
* Bubur apel
* Produk roti, pasta, dan nasi putih
* Sereal
* Sayuran rebus, misalnya wortel, kacang hijau, jamur, dan sebagainya
* Snack buatan rumah, misalnya agar-agar, es krim, biskuit, dan lain-lain
* Kentang panggang/rebus
* Pastikan seluruh jenis makanan telah dibersihkan dan dimasak sampai matang.

3. Makanan yang harus dihindari saat anak diare


* Makanan yang digoreng dan makanan berminyak
*Fast food atau makanan olahan seperti nugget dan sosis
*Jus dalam kemasan yang mengandung banyak gula
*Susu sapi (terutama jika semakin memperparah diare), Bunda bisa mengganti
dengan susu pertumbuhan berbahan dasar kedelai.
*Sayuran dan buah-buahan yang memicu gas, misalnya brokoli, kacang-kacangan,
jagung.

F. Salah satu makanan yang bagus di berikan pada anak saat diare

 Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan
kurang dari 7 kg, jenis makanan:
- Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak
jenuh
- Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim) Manfaat
Bubur Tempe Untuk Anak
Bubur tempe ternyata sangat bermanfaat untuk
memperpendek masa diaredan meningkatkan berat badan setelah diare.
Bubur tempe yang diproduksi oleh pabrik maupun dari tempe
tradisional dapat mengurangi gejala lebih baik dibandingkan dengan
formula kedelai. Tempe lebih mudah dicerna karena kandungan asam
lemak bebas, peptida, dan asam amino yang tinggi. Proses peragian
tempe menghasilkan vitamin B. Kecuali itu selama proses produksinya
terjadi pengurangan jumlah rafinose dan stakiose, sehingga keluhan
kembung yang disebabkan kedua zat tersebut telah berkurang.
Berdasarkan penelitian, Anak yang mendapat bahan makanan
campuran tempe-terigu berhenti diare setelah 2,39 ± 0,09 hari (rerata),
lebih cepat bila dibandingkan dengan anak yang mendapat bahan
makanan campuran beras-susu (rata-rata 2,94 ± 0,33 hari). Sebuah studi
uji klinis randomized controlled double-blind yang dilakukan oleh
Soenarto et al (1997) menunjukkan bahwa formula yang berbahan dasar
tempe dapat mempersingkat durasi diare akut serta

1. Resep Variasi Bubur Tempe :


1) Bisa disajikan pada bayi mulai 7-9 bulan. Bahan utama adalah ubi, tempe dan
kangkung.
Bahan:
* 1 potong 30 gr ubi ungu atau ubi merah Kukus
* 1 potong 25 gr tempe kukus, potong dadu
* 1,5 sdm (20 gr) daun kankung muda, kukus
* 5 sdm (50 ml) sufor/ASI Cara
Cara membuat :
* Campurkan semua bahan, lalu diblender.
* Masukkan dalam wadah dan siap disuapkan pada bayi Anda. Tips:
• Pilih ubi berukuran sedang karena teksturnya lebih baik
• Jangan simpan ubi dalam kulka karena dapat merusak rasa
• Ubi dapat digantikan dengan singkong, kentang atau labu kuning
• Kangkung bisa diganti dengan sayuran lain

G. UPAYA PENCEGAHAN DIARE PADA ANAK

Upaya pencegahan diare tergantung kepada kedisiplinan seseorang dalam


menjaga kebersihan makanan dan minuman. Dengan menerapkan kebiasaan bersih,
seseorang dapat terhindar dari virus atau mikroorganisme lain yang dapat
menyebabkan diare. Dianjurkan untuk:

* Biasakan Si Kecil untuk rajin mencuci tangan dengan cara yang benar. Terutama
setelah ke toilet dan sebelum makan sehingga tidak ada kuman penyakit yang
mungkin ada di tangan dan kuku dan kemudian masuk ke pencernaan anak.
* Pastikan kebersihan makanan dan minuman yang disantap anak. Hal ini bisa
dilakukan dengan menyiapkan makanan sendiri di rumah, mencuci bersih semua
buah dan sayuran, dan juga mencuci bersih peralatan makan dan minum yang
digunakan. Hindari pula kebiasaan jajan sehingga anak juga terbiasa makan
makanan yang dipersiapkan di rumah.
* Menyimpan semua bahan makanan dengan baik agar tidak terpapar bakteri.
Misalnya dengan segera menyimpan daging mentah di lemari es dan memastikan
daging matang sempurna saat dimasak.
* Menjaga kebersihan lingkungan rumah, mengingat diare bisa terjadi akibat
bakteri dan kuman. Biasakan pula untuk membuang sampah pada tempatnya dan
mengolah sampah, khususnya sampah organik yang dapat membusuk, dengan
baik sehingga tidak dihampiri lalat maupun tikus yang bisa membawa kuman
penyakit.
* Pastikan Si Kecil mendapat asupan probiotik yang cukup. Penelitian
menunjukkan bahwa probiotik berperan menjaga kesehatan saluran pencernaan
sehingga dapat menghindari anak mencret.
H.  TEORI MANAJEMEN KEBIDANAN
1. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses penyelesaian masalah yangdigunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pilihan pikiran dantindakan penemuan
ketrampilan dalam rangkaian-rangkaian yang logisuntuk pengambilan keputusan
yang berfokus pada klien (Varney, 2004).
2. Proses Manajemen kebidanan
Proses manajemen kebidanan menurut Varney (2004), terdiri daritujuh (7)
langkah yaitu sebagai berikut:
a. Langkah 1 : Pengkajian
Pada pertama langkah ini melakukan pengkajian dengan
mengumpulkan data dasar, data subjektif dan objektif semua informasi
(Varney, 2004). Pengkajian bayi sakit dengan diare dengan dehidrasi sedang
antara lain :
1) Identitas
Identitas adalah data yang didapatkan dari pasien sebagai suatupendapat
terhadap situasi dan kejadian (Nursalam, 2001).Identitas pasien menurut
Matondang (2003) meliputi :
Identitas anak
 Nama Bayi: Diperlukan untuk memastikan bahwa bayiyang
diperiksa benar-benar bayi yangdimaksud. Nama harus jelas dan
lengkap :nama depan, nama tengah (bila ada), namakeluarga, dan
nama panggilan akrabnya.
 Umur: Perlu diketahui mengingat periode usia bayi,mempunyai
kekhasan sendiri dalam morbiditasdan mortalitas dan umur juga
diperlukan untukmenginterpretasi apakah ada data
pemeriksaanklinis bayi tersebut normal sesuai denganumurnya.
 Jenis Kelamin : Dikaji untuk membedakan dengan bayi lain.
 Anak ke: Dikaji untuk mengetahui jumlah keluargapasien.
 Nama Orang tua : Dikaji untuk mengetahui seseorang
yangbertanggung jawab terhadap balita tersebut.
 Agama: Menggambarkan pola nilai-nilai spiritual dankeyakinan
orang tua pasien, yang merupakanpedoman hidup dan dijadikan
pagangan dalmmengambil keputusan.
 Pendidikan: Dikaji untuk mengetahui keakurat data yangdiperoleh
serta dapat ditentukan polapendekatan dalam anamnesis.
Tingkatpendidikan orang tua juga berperan dalampemeriksaan
penunjang dan penentuantatalaksana pasien atau perawatan bayi
sakitselanjutnya.
 Pekerjaan: Dikaji untuk mengetahui kemampuan orangtuauntuk
membiayai perawatan bayi.
 Alamat: Dikaji untk mengetahui keadaan sosial budaya
dilingkungan tempat tinggal.
2) Anamnesa (Data Subjektif)
Data subjektif adalah data yang didapatkan dari pasien atau keluarga
pasien sebagai suatu pendapat suatu situasi dan kejadian (Nursalam, 2007).
 Alasan datang ke puskesmas atau rumah sakit
Keluhan utama adalah keluhan atau gejala yangmenyebabkan klien
dibawa berobat (Mantondang, 2003). Padakasus diare sedang bayi
buang air besar sampai 4 kali danberbentuk encer, ditandai dengan
bayi rewel, gelisah, tampakkehausan dan minum dengan cepat,
kelopak mata cekung, airmata berkurang, mulut kering, kulit pucat,
urin berkurang, beratbadan turun 5 – 10% dari berat badan
sebelumnya(Nursalam, 2005).
 Riwayat Kesehatan
1. Imunisasi Status imunisasi klien dinyatakan, khususnya imunisasi
campak, karena lebih sering atau berakibat berat pada anak-anak
dengan campak atau yang baru menderita campak dalam 4 minggu
terakhir, akibat dari penurunan kekebalan pada pasien (Nursalam,
2003).
2. Riwayat Penyakit Yang Lalu Dikaji untuk mengetahui riwayat
penyakit yang lalu misalnya untuk melihat tanda atau gejala infeksi
lain yang menyebabkan diare seperti OMA (Otitis Media
Akut),tonsillitis, faringitis bronco, pneumonia dan
ensefalitis(Nursalam, 2005).
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Dikaji untuk mengetahui riwayat penyakit sekarang apakah bayi
pernah mengalami sakit diare dengan dehidrasi sedang yang ditandai
dengan bayi gelisah, rewel, mata cekung, haus, minum dengan lahap,
cubitan perut kembalinya lambat (Nursalam, 2005).
4) Riwayat Penyakit keluarga atau menurun
Dikaji untuk mengetahui apakah dalam keluarga terdapat riwayat
penyakit hipertensi, TBC, Hepatitis, jantung, danlain-lain. Karena
penyakit-penyakit tersebut mempunyai pengaruh negatif terhadap bayi
misalnya dapat menganggu metabolisme endokrin dan karbohidrat yang
menunjangpemasukan makanan bayi (Nursalam, 2005).
5) Riwayat sosial
 Yang mengasuh
Di kaji untuk mengetahui kebiasaan bayi.
 Hubungan dengan anggota keluarga
Dikaji untuk mengetahui hubungan bayi dengan anggotakeluarga.
 Hubungan dengan teman sebaya
Dikaji untuk mengetahui keharmonisan bayi dengan temansebayanya.
 Lingkungan rumah
Dikaji untuk mengetahui hubungan bayi dengan lingkungansekitar
rumah (Nursalam, 2005).
6) Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi Menurut Nursalam (2005), pengkajian tentang jenis
makananyang dikomsumsi sehari-hari yaitu :
 Pemberian ASI penuh pada bayi umur 4-6 bulan sangatmengurangi
resiko diare dan infeksi yang serius.
 Pemberian susu formula. Apakah dibuat menggunakan airmasak
dan diberikan dengan botol atau dot, karena botolyang tidak bersih
akan mudah menimbulkan pencemaran.
 Perasaan haus bayi yang diare tanpa dehidrasi tidakmerasa haus
(minum biasa). Pada dehidrasi ringan atausedang bayi merasa haus
ingin minum banyak. Sedangkanpada dehidrasi berat, bayi malas
minum atau tidak bisaminum.
b. Eliminasi
Pengkajian tentang BAB dan BAK yang meliputi kondisi,frekuensi,
dan warnanya. Pada kasus bayi dengan diaredehidrasi sedang bayi
BAB lebih dari 4 kali dan berbentukencer.
c. Aktivitas
Untuk mengetahui kegiatan anak sehari-hari. Pada kasus bayisakit
diare aktivitas anak berkurang (Nursalam, 2005).
d. Istirahat / tidur
Berapa lama bayi tidur siang, malam, keadaan bayi tenangatau gelisah
(Nursalam, 2005). Pada bayi sakit diare dehidrasisedang pada pola
tidurnya tidak teratur, keadaan bayi gelisah(Nursalam, 2005).
e. Personal Hygiene
Untuk mengetahui bagaimana cara menjagan kebersihan danmenilai
kerentanan terhadap infeksi (Farrer, 2001).
7) Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
Data objektif adalah data yang dapat di observasi dan dilihatoleh tenaga
kesehatan (Nursalam, 2005). Data objektif ini meliputi :
a. Status Generalis
1) Keadaan Umum bayi meliputi :
Baik, sedang dan lemah (Nursalam, 2005). Pada kasus diare
dengan dehidrasi sedang bayi gelisah, rewel dan
mengantukKeadaan umum : untuk menilai keadaan bayi baik
atauburuk. Penilaian keadaan umum pada kasus bayi sakit
diarekeadaan umumnya sedang (Nursalam, 2005).
2) Kesadaran Penilaian kesadaran dinyatakan sebagai composmentis,
apastis, samnolen, sopordankoma (Augusfarlag, 2008).
3) Tanda-tanda Vital meliputi :
(a) Denyut Jantung atau Nadi
 Menilai kecepatan irama, suara (jantung jelas dan teraturnadi
normal bayi (20-160 kali per menit) (Farrer, 2002).
 Pernafasan
Menilai sifat pernafasan dan bunyi nafas dalam menitnormal
40-60 kali per menit (Farel, 2001).
 Suhu
Temperatur normal tidak terjadi demam, rectal, atauaxilla 37 C
dan kulit 36,5 C (Sarwono, 2002). Padabayi sakit diare dengan
dehidrasi sedang suhunya > 38 C.
(b) Pemeriksaan Sistematis
Pemeriksaan sistematis menurut Nursalam (2005) meliputi :
 Kepala: Pada bayi yang mengalami diare dengandehidrasi
sedang biasanya ubun-ubunnyacekung.
 Rambut : Bagaimanakah warnanya.
 Mata: Adakah, kotoran di mata, bila bayi tanpadehirasi
bentuk kelopaknya normal, apabilamengalami dehidrasi
ringan / sedang,kelopak matanya cekung (cowong).
 Telinga : Adakah kotoran atau cairan, bagaimanatulang
rawangnya.
 Hidung : Adakah nafas, cuping hidung,
kotoranmenyumbat jalan nafas.
 Mulut : Adakah warna bibir pucat, lidah basahkering dan
sangat kering.
 Leher: Adakah pembesaran kelenjar tyroid.
 Dada: Adakah retraksi, simetris / tidak.
 Perut: Mengalami distrensi, kram, dan bising ususyang
meningkat (Nursalam, 2005).
 Kulit: Untuk mengetahui turgor kulit. Pada kasusbayi sakit
diare turgor kulit kering(Nursalam, 2005).
 Ekstemitas : Adakah oedema tanda sianosis, akral
dingin,apakah kuku sudah melebihi jari-jari.
(c) Pemeriksaan antropometri
 Lingkar Kepala : Untuk mengetahui pertumbuhan
otak(Normal, 31 - 35,5 cm).
 Lingakar Dada :
Untukmengetahuiketerlambatanpertumbuhan (Normal 32-
33 cm).
 Panjang Badan : Normal 48 – 53 cm (Helen Farrer, 2001).
(d) Pemeriksaan penunjangPemeriksaan penunjang adalah data
yang diperoleh selain daripemeriksaan fisik (Matondang,
2003).
 Pemeriksaan tinja (feses)
 Darah (Hb, leukosit, trombosit) (Manuaba, 2007)
b. Langkah II : Interpretasi Data
Interpretasi data adalah data yang telah dikumpulkan padalangkah pengkajian
menurut Varney (2004) meliputi :
1. Diagnosa Kebidanan Diagnosa yang ditegakkan dalam kasus diare dengan
dehidrasi sedang yaitu bayi X umur ...bulan, dengan diare dehidrasi
sedang.
Data Dasar :
Data Subjektif:
 Ibu mengatakan umur bayi......bulanb) Ibu mengatakan bayi mencret
konsisten cair, frekuensi lebih dariempat atau lebih kali / hari, tidak
ada ampas.
Data objektif :
a) Keadaan Umum: Sedang
b) Kesadaran: Gelisah
c) Tanda-tanda vital: N:...x/menit, R:...x/menit, S: > 38 C(Alimul, 2003).
d) BB sebelum sakit: ...kg
e) BB selama sakit: ...kg
f) Panjang Badan: ...cm
g) Lingkar Dada: ...cm
h) LiLA: ...cm
i) Gerak kurang aktif, rewel, tanda-tanda dehidrasi : kelopak matacekung,
mulut dan lidah kering tampak kehausan, turgor kulitkembali lambat,
ubun-ubun cekung (Nursalam, 2005).
2. Masalah Bayi demam (suhu tubuh meningkat) dehidrasi, berat badan turun
<10% dari berat badan sebelumnya serta, gangguan pemenuhankebutuhan
cairan dan elektrolit (Nursalam, 2005).
3. Kebutuhan
a. Bayi mau (dengan oralit dan cairan parental : bila di
indikasi)Pemberian cairan tambahan sebanyak.
b. Pemberian obat penurun panas sesuai program.
c. Meningkatkan kebutuhan nutrisi yang optimal dan pemberiansusu
tetap diteruskan sebanyak-banyaknya.
c. Langkah III : Diagnosa Potensial
Langkah ini berdasarkan rangkaian masalah atau diagnosa
yangdibutuhkan antisipasi, Pemecahan bila memungkinkan, mengamati
dansiap-siap bila terjadi hal-hal yang diantisipasi (Varney, 2004).Pada kasus
bayi sakit dengan diare dehidrasi sedang dapat terjadidiagnosa potensial antara
lain, dengan diare dehidrasi berat.
d. Langkah IV: Antisipasi
Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari prosesmanajemen
kebidanan. Merupakan kesinambungan dari langkahdiagnosa (Varney, 2004).
Langkah yang perlu dilaksanakan antara lain :
Kolaborasi dengan Dokter Spesialis Anak :
1. Pemberian obat penurun panas sesuai program.
2. Observasi vital sign.
3. Pemberian ASI secara langsung / sonde.
4. Pemberian antibiotik.
5. Infus atau N4.
e. Langkah V : Perencanaan
Langkah ini merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa, yangtelah
diidentifikasi atau diantisipasi dan juga, merupakanpengembangan
perencanaan asuhan menyeluruh yang ditentukan olehlangkah-langkah
sebelumnya. Setiap rencana asuhan haruslah mencerminkan rasional yang
benar-benar valid berdasarkanpengetahuan (Varney, 2004).
Untuk mengatasi permasalahan selanjutnya, perencanaan
yangdiperlukan menurut Sarwono (2002) antara lain :
1. Mencegah terjadinya hipotermi.
2. 2) Pemberian ASI secara langsung / per sonde.3)
3. Pemberian antibiotik.4)
4. Infus RL dan N4 150 ml/hari.5)
5. Koreksi bic Nat 8,5% 10 x 0,3 x BB (di encerkan dengan NaCl0,9%).
f. Langkah VI : Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhanmenyeluruh
seperti yang telah di uraikan pada langkah kelima secaraefisien dan aman.
Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidanatau sebagian oleh bidan
atau anggota tim kesehatan lainnya. Jikabidan tidak melakukan sendiri, bidan
tetap memikul tanggung jawabuntuk mengarahkan pelaksaanaanya
(memastikan langkah-langkahtersebut benar-benar terlaksana) Varney (2004).
g. Langkah VII : Evaluasi
Langkah ini merupakan evaluasi apakah rencana asuhan tersebutyang
meliputi pemenuhan kebutuhan benar-benar terpenuhi sesuaidengan
kebutuhan dalam masalah dan diagnosa (Varney, 2004). Menurut Ngastiyah
(2005), evaluasi asuhan kebidanan pada bayi sakit dengan diare adalah
(Ngastiyah, 2005).
1. Keadaan umum baik.
2. Turgor kulit kembali normal.
3. BAB normal 1-2 kali sehari.
4. Dehidrasi sedang dapat teratasi.
3. DATA PERKEMBANGAN
Menurut Varney (2004) data perkembangan dalam asuhan kebidanandengan
menggunakan SOAP,yaitu :
S : Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klienmelalui
anamnesa sebagai langkah 1 Varney.
O : Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien
hasillaboratorium dengan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam datauntuk
mendukung asuhan sebagai langkah 1 Varney.
A : Assesment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data subjektif
dan objektif dalam satu identifikasi.
1. Diagnosa atau masalah.
2. Antisipasi diagnosa atau masalah potensial
3. Perlu tindakan segera oleh bidan atau dokter.
Konsultasi atau kolaborasi dan atau rujukan.
P : Planning Menggambarkan keterkaitan antara manajemen kebidanan sebagai
polapikir dengan pendokumentasian sebagai catatan dari asuhan dengan
pendekatan Manajemen kebidanan.
BAB III

TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK Z.


UMUR 21 BULAN DENGAN DIARE AKUT DAN DEHIDRASI SEDANG
DI RSUD MAYJEN H.A. THALIB

Tgl Msk : 31 Januari 2021


Jam Pngkjian : 18.00 WIB
A. PENGKAJIAN

1. Anamnesa (Subjektif)
a. IdentitasAnak
Nama : An.Z
Umur : 21 Bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak Ke :2
b. Identitas Orang Tua
1. Ibu 2. Ayah
Nama :Ny.i Nama :Tn.y
Umur :28 th Umur :31 th
Alamat :siulak Alamat :Siulak
Suku/bangsa :indonesia Suku/bangsa : Indonesia
Agama :Islam Agama :islam
Pekerjaan :IRT Pekerjaan :Honorer
Pendidikan :SMA Pendidiknan :SI

c. KeluhanUtama: Kejang (+) , Muntah ± 1x, Mencret pagitadi± 3x, makan(-)


d. DataKesehatan
1) Riwayat Kehamilan
Penyulit/komplikasi selama hamil: Tidak ada
2) RiwayatPersalinan
a) Usia kehamilan saat anak lahir : 39 Minggu
b) Jenis persalinan/Penolong/tempat : Normal
c) Penyulit/masalah : Tidak Ada
3) Riwayat setelah kelahiran :
a) ASI eksklusif : ya / tidak : sampai usia : 2 Tahun
b) Penyulit/masalah : icterus/ kejang / hipotermi / hipoglikemia/ kelainan
kongenital/,…

4) Riwayat Kesehatanyang Lalu


a) Penyakit yang lalu
Penyakit yang pernah dialam:cacar/polio/difteri/tetanus/pertusis/thypoid/
fever/ TBC/ varicella/ hepatitis/ morbili
Lainnya : Tidak Ada

b) RiwayatPerawatan
Pernah dirawat di :Tidak Ada
Penyakit : Tidak Ada
c) RiwayatOperasi
Pernah dioperasi di :Tidak Ada
Penyakit :Tidak Ada
5) Riwayat Kesehatan Keluarga (Ayah, ibu, adik, paman, bibi) yang
pernahmenderitasakit
( ) Kanker ( )Penyakit Hati ( )Hipertensi
( ) DiabetesMelitus ( )PenyakitGinjal ( )Penyakit Jiwa
( ) Kelainan Bawaan ( )HamilKembar ( )TBC
( ) Epilepsi ( )Alergi:Tidak Ada

6) Riwayat Imunisasi
No Jenis TanggalI Tanggal II Tanggal III Tanggal IV
1 Hepatitis B 11-05-2019
2 BCG 11-06-2019
3 DPT-HB-HiB 13-07-2019 12-08-2019 11-09-2019
4 Polio 13-07-2019 12-08-2019 11-09-2019
5 Campak 14-02-2020
6 MMR 14-12-2020
7 Meningitis Belum
dilakukan

e. RiwayatPerkembanganmotorickasar
1. Miring : bisa
2. Tengkurap : bisa
3. Merangkak : bisa
4. Tumbuh gigi pertama :usia 10 bulan
5. Berdiri :bisa
6. Berjalan :bisa

f. Psikososial
1. Interaksi dengan saudara kandung : Baik
2. Interaksi dengan orang tua :Baik
3. Interaksi dengan teman :Baik
4. Interaksi dengan keluarga :Baik
5. Keluhan :Tidak Ada

g. Pola Pemenuhan KebutuhanSehari-hari


1) Nutrisi dan cairan
Pola makan :2-3 x sehari
Makanan pokok : nasi, lauk,cemilan
Makanan yang disukai : cemilan
Makanan yang tidak disukai :Tidak ada
Porsi : ½ pirin
Lauk pauk : ayam, daging, ikan dll
Sayuran dan buah : Kurang suka
Minum : Air putih,Susu
Nafsu makan : Kuran
Keluhan : Tidak Ada

2) PolaIstirahat
Tidursiang :1-2 jam
Tidurmalam : 6-8 jam
3) Eliminasi
BAK :6-10 x/hari
BAB :3x tadi pagi
4) Personal Hygiene
Mandi :2x/sehari
Gantipakaian : 2-3 x/hari
5) PolaAktivitas : Bermain

2. Obyektif
a. Alasan adatang : Muntah, mencret,dan tidak mau makan
b. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum :
2) Tanda-tandaVita:HR : ×/menit
RR : 24×/menit
T : 36.2 °C
3) BB sekarang : 10 kg
4) TB : 86 cm

c. PemeriksaanFisik
1) Kepala : Bersih, Rambut hitam, warna Coklat
2) Wajah : agak pucat
3) Mata : kelopak mata cekung, simetris, konjungtiva bewarna mera
muda dan sclera bewarna merah
4) Telinga : simetris dan tidak ada serumen
5) Hidung : simetris,tidak ada secret dan tidak ada benjolan
6) Mulut : lidah bersih,kering
7) Leher :tidak ada benjolan dan tidak ada kelainan
8) Dada : tida ada retraksi dada
9) Perut : tidak ada benjolan dan sedikit kembung
10) Ekstermitas : simetris, tidak oedema,tidak ada kelainan kaki dan tangan bisa
digerakkan
11) Anogenital :normal
12) Kulit : pucat

d. Pemeriksaan perkembangan anak dengan KPSP/DDST:


Hasilinterpretasi :
1. Bisa naik sepeda roda tiga
2. Bisa menggambar
3. Bisa berlari
4. Bisa mengingat-ingat
5. Belajar mengenal angka

e. Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan

6. Interprestasi Data
Tanggal : 31 Januari 2021 .Pukul : 18.10
A. DIAGNOSA KEBIDANAN
A.n.Z Umur 21 bulan jenis kelamin perempuan dengan Diare Akut
Data Dasar
DS:
1. Ibu mengatakan anaknya berumur 21 bulan
2. Ibu mengatakan ingin memeriksakan anaknya karena kejang,muntah dan
mencret,rewel
DO:
1. Keadaan umum :Cukup
2. Kesadaran : Composmetis
3. TTV : N :90 x/menit, R: 22 x/menit, S 36,6 °C
4. BB : 15 kg
5. Muka : pucat
6. Mulut : Bersih
7. Anak terlihat rewel

3. DIAGNOSA POTENSIAL
An.Zumur 21 bulan dengan Potensial terjadi Diare Kronik dan dehidrasi Berat

4. TINDAKAN KOLABORASI
Kolaborasi dengan Dokter Spesialis Anak

5. PENATALAKSANAAN

1. Perencanaan
1) Jelaskan keadaan anak kepada keluarga
2) Lakukan Observasi ttv setiap 1 jam
3) Lakukan Observasi muntah tiap 2 jam
4) Lakukan observasi BAB
5) Lakukan observasi intake dan output
6) Lakukan Kolaborasi dengan dokter anak
7) Anjurkan ibu untuk memberikan banyak minum air putih
8) Ajarkan ibu personal hygiene pada anak

2. Pelaksanaan
Tanggal :31 januari 2021
Waktu :19.00
1) Pukul 19.00. menjelaskan keadaan pasien kepada keluarga
2) Pukul 19.05. melakukan observasi TTV pada anak
3) Pukul 19.15. melakukan observasi muntah pada anak
4) Pukul 19.17. melakukan observasi Buang Air Besar pada anak
5) Pukul 19.19.melakukan observasi intake dan output
6) Pukul 19.25. berkolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk meberikan
terapi yaitu, injeksi,procefa 3x500 gram, injeksi Fordin3x20 gram, injeksi
mefoz 3x 1,5 mg, lacto B 2x1, zinksyr 1x1.
7) Pukul 19.50. menganjurkan ibu untuk memberikan banyak minum air putih
pada anak
8) Pukul.19.55.menganjurkan ibu personal hygiene pada anak

6. EVALUASI
Tanggal : 31 januari 2021
Pukul : 20.00 wib
1) Keadaan anak sudah dijelaskan dan keluarga mengerti
2) Pemeriksaan TTV telah dilakukan
Hasil : N :90 x/menit
R: 22 x/menit
S: 36,6 °C
3) Tidak terjadi muntah
4) BAB 2 kali ,konsistensi cair,ampas, warna kuning
5) Cairan infuse terpasang 20 tts/menit
6) Melakukan kolaborasi dengan dokter anak terapi telah diberikan
injeksi,procefa 3x500 gram, injeksi Fordin3x20 gram, injeksi mefoz 3x 1,5 mg,
lacto B 2x1, zink syr 1x1.
7) Ibu bersedia untuk memberi minum air putih untuk anaknya
8) Ibu bersedia untuk melakukan personal hygiene pada anaknya
DATA PERKEMBANGAN
Rawatan Hari Ke-2

Tanggal : 1 Februari 2021 pukul : 08.00 WIB

S : SUBJEKTIF

1. Ibu mengatakan anaknya BAB 1 kali

2. Ibu mengatakan bayinya tidak lagi muntah

3. Ibu mengatakan bayinya sudah tidak lagi rewel

4. Ibu mengatakan bayinya sudah mau minum dan makan

O : OBJEKTIF

1. KU : Baik, Kesadaran : Composmetis


TTV : N : 97 x/menit
R: 25 x/menit
S: 36,6 °C
2. Mata tidak cekung,tugor kembali cepat
3. Ubun-ubun menyusut
4. BAB 1 kali
5. Berat badan 15 kg

A :ASSESMENT
An.Z umur 21 bulan dengan diare dehidrasi sedang perawatan hari kedua

P :PLANNING
Tanggal : 1 Februari 2021 Pukul : 08.00 WIB

1. Pukul.08.10 menberikan terapi injeksi procefa 3x500 gram, injeksi Fordin3x20 gram,

injeksi mefoz 3x 1,5 mg, lacto B 2x1

2. Pukul 08.20 menganjurkan ibu tetap memberikan asupan makan dan air putih yang

banya

3. Pukul.18.25. mengobservasi BAB


4. Pukul 18.30. memberikan KIE pada ibu dan keluarga tanda diare pada anak

5. Pukul 18.35. memberikan KIE pada ibu dan keluarga cara perawatan, dan jaga

kebersihan botol susu dan cara pemberiannya

6. Pukul 18.40. memberitahu ibu dan keluarga bahwa besok pagi sudah bisa pulang dan

memberitahu untuk kontrol ulang 1 minggu kedepan dan bila ada keluhan

EVALUASI

Tanggal : 1 Februari 2021 Pukul : 08.00 WIB

1. Terapi dokter telah diberikan

2. Makan dan minum sudah diberikan

3. Anak sudah BAB 1 kali dalm 2 jam konsistensi lunak sedikit ampas

4. Ibu dan keluarga sudah tahu dengan tanda-tanda diare

5. Ibu sudah tahu tentang cara perawatan, dan jaga kebersihan botol susu dan cara

pemberiannya.

6. Ibu bersedia untu kontrol ulang atau bila ada keluhan


BAB IV

PEMBAHASAN

Pelaksanaan studi kasus ini menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah varney

yang terdiri dari pengkajian, interpretasi data, diagnose potensial, antisipasi tindakan

segera, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi. Dibawah ini akan diuraikan mengenai

pembahasan dan alternatif pemecahan masalah antara teori dan praktek didalam dengan

teroi varney dan SOAP.

1. Pengkajian

Pengkajian dengan mengumpulkan data dasar merupakan langkah awal dari

manajemen kebidanan yang dilaakukan dengan wawancara dan observasi. Hasil

pengkajian dilakukan pada tanggal 31 Januari 2021 diperoleh sesuai dengan teori

bahwa tanda dan ciri-ciri dari Diare akut salah satunya adalah terjadinya muntah dan

dehidrasi serta keadaan umum anak rewel.

2. Interpretasi data

Interpretasi data dalam asuhan kebidanan pada kasus ini terdapat diagnose

kebidanan yaitu An. “Z” dengan diare akut dan dehidrasi sedang.

3. Identifikasi diagnose dan masalah potensial

Dalam mengidentifikasi diagnose dan masalah potensial penulis tidak

menemukan kesenjangan antara teori dengan lahan praktek. Dalam diagnosa potensial

ditakutkan oleh penulis yaitu terjadinya masalah atau bahaya yang ditimbulkan jika

tidak dilakukan penangana segera yaitu dehidrasi berat bahkan bisa mengakibatkan

kematian.
Dalam identifikasi kebutuhan dan terapy yang diberikan ini sangat

memerlukan pengawasan bersama perawat, petugas labor, petugas gizi, dr.SpA untuk

mencegah terjadinya komplikasi yang akan terjadi. Setelah dilakukan kolaborasi tidak

ada terjadi kesenjangan antara teori dan lahan praktek.

4. Tindakan segera

Jika klien terdeteksi dengan muntah, demam dan pengeluaran tinja dengan

intensi cair segera lakukan pemenuhan cairan, segera lakukan kolaborasi dengan

dokter spesial anak untuk dilakukan tindakan, dengan penanganan.

5. Intervensi atau Perencanaan

Dalam menyusun perencanaan penulis menyusun berdasarkan teori seperti

memberi asuhan kebidanan dengan memperhatikan gejala dan keluhan yang terjadi,

sehingga diharapkan tidak terjadi masalah lain yang bisa merugikan pasien.

6. Implementasi atau pelaksanaan

Melaksanakan apa yang telah kita intervensi kan sesuai dengan teori yang ada

seperti memberi asuhan kebidanan dengan memperhatikan gejala dan keluhan yang

terjadi.

7. Evaluasi

Setelah dilakuakan observasi keadaan umum An. “Z” keadaan anak sudah

mulai membaik, anak sudah mau minum dan sedikit makan.

8. Data Perkembangan

Setelah dilakuakan observasi pada hari ke dua keadaan umun An. “Z” umur 21

bulan sudah mebaik.dan dianjurkan untuk rawat jalan.dan melakukan kontrol ulang

seminggu kedepan.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kelompok mampu melakukan pengkajian pada anak, data telah di dapatkan dan

mahasiswa telah mengkaji dari data-data yang di dapatkan di lapangan.

2. Kelompok mampu melaksanakan analisa data dari apa yang didapat untuk

menentukan diagnose, mahasiswa telah menganalisa data dari data pasien dan telah

mendapatakan permasalahannya.

3. Kelompok mampu mengindetifikasi masalah dan menegakan diagnosa potensial

dalam memberikan asuhan, mahasiswa mampu dan telah menegakan diagnosa

kebidanan dari kasus An.”Z” dengan diare akut

4. Kelompok mampu menetukan atau mengambil tindakan segera/ kolaborasi dengan

dokter dari kasus ini, mahasiswa dan bidan di ruangan rawat anak telah kolaborasi

dengan dokter spesialis anak dan telah melakukan penkes dari dokter.
5. Kelompok mampu menyusun asuhan kebidanan sesuai asuhan kebidanan sesuai

asuhan yang diberikan pada klien, asuhan kebidanan telah disusun sesuai dengan

askeb kebidanan yang telah di tentukan.

6. Kelompok mampu melaksanakan asuhan kebidanan sesuai asuhan kebidanan sesuai

dengan rencana yang telah dibuat, asuhan kebidanan telah dilakukan atau telah di

terapkan pada pasien An. Z dan pasien mau menerima semua asuhan kebidanan yang

diberikan oleh kelompok.

7. Kelompok mampu mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah dilakukan,

evaluasi dari keseluruhan asuhan dan dari hasil evaluasi telah di dapatkan dengan

hasil yang baik.

8. Kelompok mampu melakukan pengkajian data perkembangan rawatan hari ke-2 pada

An. Z di RSUD H.A THALIB.dan pasien diperbolehkan pulang.dan melakukan

kontrol ulang 1 minngu kedepan.

Kesimpulan yang dapat ditarik dalam pembuatan asuhan kebidanan pada An. “Z”

usia 21 bulan dengan diare akut, Data yang didapatkan dalam pengkajian digunakan

sebagai dasar dalam menentukan identifikasi diagnosa atau masalah terhadap keadaan

an,”Z”. Pada penatalaksanaan rencana tindakan disusun berdasarkan keadaan yang dialami

oleh ibu dan juga disesuaikan dengan kebutuhan an,”Z” setelah rencana tindakan telah

tersusun dengan baik maka tahap selanjutnya adalah melaksanakan rencana tindakan yang

telah disusun sebelumnya. Tindakan yang telah dilakukan oleh dokter adalah dengan

pemenuhan cairan segera.

B. Saran

a. Bagi petugas kesehatan

Dalam memberikan asuhan kebidanan diharapkan tetap mempertahankan

untuk menjaga komunikasi dalam upaya menjalin kerjasama antara petugas dengan
klien untuk keberhasilan asuhan yang diberikan. Selain itu dalam melakukan semua

tindakan petugas kesehatan harus benar-benar memperhatikan kebersihan dan

kesterilitasan.

Memberi waktu kepada klien dan keluarga untuk peranya serta memberikan

keterangan dan informasi yang jelas dan tepat.

b. Bagi masyarakat

Keluarga diharapakan selalu bekerjasama dengan petugas kesehatan dalam

proses pelayanan kesehatan sehingga asuhan dapat berjalan dengan baik.

Melaksanakan saran dan petunjuk yang diberikan oleh petugas kesehatanSegera

datang/ memeriksakan diri kepada petugas kesehatan jika mengalami suatu kelainan

atau mempunyai keluhan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai