Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL BAHASA INDONESIA

“FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA DIARE

DI PUSKESMAS GANJAR AGUNG METRO”

Dosen Pengampu: Supardi,SP,M.Kes

Disusun Oleh:

1.UMI KHASANAH

2. VERA DELATIA NOVICA

3. VYENDHA

4. WIPIN NANTI

5. YUNITA RETNO SARI

PRODI DIII

AKADEMIK KEPERAWATAN DHARMA WACANA METRO

TAHUN AJARAN 2022/2023


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penderita diare paling sering menyerang anak dibawah lima tahun (balita).
Berdasarkan data yang diperoleh dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2009
menyatakan bahwa lebih dari sepertiga kematian anak secara global disebabkan karena diare
sebanyak 35%. United Nations International Children’s Emergensy Fund (UNICEF)
memperkirakan bahwa secara global diare menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk
setiap tahun (Herman, 2009). Beban global diare pada tahun 2011 adalah 9,00% balita
meninggal dan 1,0% untuk kematian neonatus.

Di Indonesia diare merupakan salah satu penyebab kematian kedua terbesar pada
balita setelah Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Sampai saat ini penyakit diare masih
menjadi masalah masyarakat Indonesia. Prevalensi diare pada balita di Indonesia juga
mengalami peningkatan setiap tahunnya.Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012, menunjukkan keseluruhan 14% anak balita mengalami diare.
Prevalensi diare tertinggi terjadi pada anak dengan umur 6-35 bulan, karena pada umur
sekitar 6 bulan anak sudah tidak mendapatkan air susu ibu. Prevalensi diare berdasarkan jenis
kelamin tercatat sebanyak 8.327 penderita laki laki, dan 8.054 penderita perempuan.

Komplikasi yang dapat muncul pada penderita diare bila tidak segera ditangani dengan
benar dapat terjadi Dehidrasi (ringan sedang, berat, hipotonik, isotonik, atau hipertonik),
renjatan hipovolemik, hipokalemia,hipoglikemia, intolerasni sekunder akibat kerusakan vili
mukosa usus dan defisiensi enzim laktase, terjadi kejang pada dehidrasi hipertonik.
Selanjutnya dapat terjadi malnutrisi energi protein akibat muntah dan diare (Ngastiyah,
2005).

B. IDENTIFIKASI MASALAH
 Kondisi kesehatan lingkungan yang belum memadai
 Rendahnya ketersediaan air bersih
 Sanitasi buruk
 Rendahnya pengetahuan mengenai diare

Berdasarkan uraian diatas, kami mengambil penyakit diare karena angka diare diindonesia
semakin meningkat, sebagai tugas kami membuat perencanaan dan meminimalisir anggka
kenaikan diare diindonesia.
C. BATASAN MASALAH

Pembatasan masalah agar penelitian ini lebih efektif,efisien,terarah dan dapat dikaji lebih
mendalam maka diperlukan pembatasan masalah.

D. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana pencegahan diare dan
faktor apa saja penyebab diare.

E. TUJUAN PENELITIAN

1.Tujuan Umum

Untuk mengetahui peningkatan diare dan faktor penyebab diare di wilayah puskesmas
ganjar agung metro.

2.Tujuan Khusus

a. Mengetahui kejadian diare di wilayah kerja posyandu daerah ganjar agung


metro.
b. Untuk mengetahui usia dari pasien yang mengalami penyakit diare.
c. Untuk mengetahui jenis kelamin dari pasien yang mengalami penyakit
diare.
d. Untuk mengetahui tempat tinggal dari pasien yang mengalami penyakit
diare.

F. MANFAAT PENELITIAN
 Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian terkait gambaran perilaku
terhadap penangan diare dan hasil dapat dipergunakan sebagai bahan rujukan dalam
penelitian.

 Bagi Profesi keperawatan


Hasil penelitianini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi tenaga
kesehatan khususnya perawat terkait dengan perilaku ibu dalam penangan diare terutama
untuk penangan diare.
 Bagi PerkembanganIlmu Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya keperawatan dalam menambah wawasan tentang gambaran
perilaku terhadap penanganan diare.

 Bagi Peneliti Selanjutnya


Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan ataupun referensi untuk
mengembangkan penelitian terkait gambaran perilaku ibu terhadap penaganan diare.

 Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan pada masyarakat
tentang penangan diare pada khususnya mengatasi terjadinya dehidrasi, mempercepat
kesembuhan , dan memberi makanan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DISKRIPSI TEORI
1. Pengertian Diare

Menurut World Health Organization (WHO) penyakit diare didefinisikan sebagai suatu
penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai
mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasanya yaitu 3 kali
atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah
(Saputri, N. et.al. 2019).Sedangkan menurut Kemenkes (2014) Diare adalah suatu penyakit
dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi pada tinja yakni lebih lembek
atau lebih cair serta frekuensi buang air besar lebih banyak dari biasanya. Diare merupakan
penyebab kematian balita nomor dua di dunia (16%) setelah pnemonia (17%). Kematian
pada anak-anak meningkat sebesar 40% tiap tahunnya yang disebabkan diare (WHO, 2009
dalam zainul, 2017).

Pada umumnya, diare lebih dominan menyerang balita karena daya tahan tubuhnya yang
masih lemah dan berada di fase oral sehingga balita sangat rentan terhadap penyebaran
bakteri penyebab diare (Endang, S 2015).

2. Penyebab Diare

Penyebaran kuman yang menyebabkan diare Kuman penyebab diare biasanya


ditularkan melalui fecal oral yaitu makanan dan minuman yang terkontaminasi tinja dan
atau kontak langsung dengan tinja penderita.

Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam 6 golongan be-sar yaitu infeksi
(disebabkan oleh bakteri, virus atau infestasi parasit), malab-sorpsi, alergi, keracunan,
imunodefisiensi dan sebab-sebab lainnya. Penyebabyang sering ditemukan di lapangan ataupun
secara klinis adalah diare yangdisebabkan infeksi dan keracunan.
 penyebab utama diare adalah penyebab langsung dan tak langsung ataufaktor-faktor yang dapat
mempermudah atau mempercepat terjadinya diare.

3. Pencegahan Diare

Menurut Widoyono (2011), diare dapat dicegah melalui promosi kesehatan, antara lain :

1. Menggunakan air bersih dengan ciri-ciri tidak berwarna tidak berbau, dan tidak berasa
2. Memasak air sampai mendidih sebelum diminum
3. Mencuci tangan dengan sabun pada waktu sebelum makan sesudah makan, dan
sesudah buang air besar

4. Menggunakan jamban yang sehat.

5. Membuang tinja bayi dengan benar

6. Penatalaksanaan

Langkah Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

Menurut Kemenkes RI langkah CTPS yang benar adalah sebagai berikut :

a) Basahi tangan dengan air mengalir dan bersih

b) Gunakan sabun pada tangan secukupnya

c) Gosok telapak tangan yang satu ke telapak tangan lainnya

d) Gosok punggung tangan dan sela jari kanan dan kiri

e) Gosok kedua telapak tangan dan sela jari

f) Gosok kedua jari tangan dengan cara mengunci

g) Gosok ibu jari secara berputar dengan menggenggam tangan kanan dan sebaliknya.

h) Lektakkan ujung jari kanan ke telapak tangan kiri, gosok

Pemberian cairan, berupa Upaya Rehidrasi Oral (URO) untuk mencegah maupun mengobati
dehidrasi

4. Patofisilogi

Menurut Ngastiyah (2005), faktor yang menyebabkan penyakit diare dibagi menjadi 3 meliputi :
1. InfeksI
Bakteri yang berkembang di saluran pencernaan mengakibatkan terjadinya peradangan
sehingga meningkatkan sekresi air dan elektrolit, dapat terjadi meningkatnya suhu tubuh
karena daya tahan tubuh menurun, isi usus yang berlebihan, dan penyerapan makanan
juga ikut menurun, sehingga mengakibatkan terjadinya diare.

2. Stress
Stress memberikan impuls-impuls ke usus untuk meningkatkan gerakan peristaltik.
Keadaan ini juga bisa mengakibatkan diare. Stress juga meningkatkan rasa cemas dan
takut yang dapat mengakibatkan psikologi menurun.
3. Malabsorbsi karbohidrat, lemak, protein mengakibatkan tekanan osmotik meningkat
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang dapat meningkatkan isi
rongga usus, sehingga terjadi diare.

B. KERANGKA BERFIKIR

Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah masyarakat Indonesia.
Prevalensi diare pada balita di Indonesia juga mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, menunjukkan
keseluruhan 14% anak balita mengalami diare. Prevalensi diare tertinggi terjadi pada anak
dengan umur 6-35 bulan, karena pada umur sekitar 6 bulan anak sudah tidak mendapatkan air
susu ibu. Prevalensi diare berdasarkan jenis kelamin tercatat sebanyak 8.327 penderita laki
laki, dan 8054 penderita perempuan. Komplikasi yang dapat muncul pada penderita diare bila
tidak segera ditangani dengan benar dapat terjadi Dehidrasi (ringan sedang, berat, hipotonik,
isotonik, atau hipertonik), renjatan hipovolemik, hipokalemia,hipoglikemia, intolerasni
sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim laktase, terjadi kejang pada
dehidrasi hipertonik. Selanjutnya dapat terjadi malnutrisi energi protein akibat muntah dan
diare (Ngastiyah, 2005).

C. HIPOTESIS
 Terdapat hubungan sikap masyarakat dengan kejadian diare di daerah ganjar agung metro
 Terdapat hubungan perilaku masyarakat dengan kejadian diare di daerah ganjar agung
metro
  Terdapat hubungan pengetahuan masyarakat dengan kejadian diare di daerah ganjar
agung metro
BAB III

METODE PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN
 Data hasil wawancara dan quisioner kemudian dikelompokkan kedalam 3 kategori,
yaitu usia, jenis kelamin, dan tempat tinggal. Dari pengelompokkan data tersebut
kemudian dianalisis secara deskriptif sehingga diperoleh gambaran pemetaan
penyakit diare di daerah rejomulyo metro selatan

 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan selama 2 bulan yaitu dari bulan
November 2022 sampai dengan Desember 2022. Penelitian ini dilaksanakan di
puskesmas ganjar agung metro.

 Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah semua pasien yang berdomisili di
wilayahganjar agung metro dan melakukan pengobatan diare di UPT Kesmas ganjar
agung metro selama bulan November 2022

 Jenis Data Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif (diskrit) yakni berupa data
jumlah penduduk yang dikelompokan per-dusun,sehingga diperoleh data jumlah
masyarakat yang mengalami penyakit diare selama masa penelitian.

 Teknik Pengumpulan Data diperoleh dengan cara mengambil data pasien yang
mengalami penyakit diare dan berobat di UPT ganjar agung metro.

B. POPULASI DAN SEMPEL

Populasi

Populasi adalah kumpulan semua individu dalam suatu batas tertentu. Individu dalam
populasi studi tersebut dinamakan unit dasar. Populasi adalah sekelompok subyek atau data
dengan karakteristik tertentu. Populasi dibagi menjadi 2 yaitu populasi target dan populasi
terjangkau. Populasi target adalah populasi yang ditentukan oleh karakteristik klinis dan
demografis. Sedangkan populasi terjangkau adalah bagian populasi target yang dibatasi oleh
tempat dan waktu.

Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang diteliti. Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih
dengan cara tertentu hingga dianggap mewakili populasinya. Sampel yang dikehendaki merupakan
bagian populasi target yang akan diteliti secara langsung. Sampel kasusnya adalah balita yang megalami
diare.
C. INSTRUMEN PENELITIAN

Intrumen penelitian digunakan oleh peneliti dalam bentuk kuesioner. Meliputi pertanyaan
yang dapat mengukur diare penanganan awal diare pada penderita diare. Selain itu dalam
menetukan kejadian dehidrasi berdasarkan drajat dehidrasi dilihat dari data rekam medis pasien.

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


a. Tehnik Pengolahan Data

1. Mengelompokkan data
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Data kuantitatif
memerlukan adanya perhitungan secara matematis. Oleh sebab itu, data
kuantitatif perlu diolah dan dianalisis dengan statistik deskriptif, dimana
statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel penelitian
melalui pengukuran.
2. Kegiatan awal dalam mengelompokkan data
Agar data dapat dikelompokkan secara baik, perlu dilakukan kegiatan awal
sebagai berikut.
(a) Editing, yaitu proses memeriksa data yang sudah terkumpul.
(b) Coding, yaitu kegiatan memberikan kode pada setiap data yang
terkumpul.
(c) Tabulating, yaitu memasukkan data yang sudah dikelompokkan ke dalam
tabel-tabel agar mudah dipaham

3. Pengolahan statistik sederhana


Pengolahan statistik adalah cara mengolah data kuantitatif sehingga data
mempunyai arti. Pengolahan data dilakukan dengan distribusi frekuensi
(sebaran frekuensi).

E. TEKNIK ANALISIS DATA

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Analisis kuantitatif selalu


berhubungan dengan angka, baik angka yang diperoleh dari pencacahan maupun penghitungan.
Data yang telah diperoleh dari pencacahan selanjutnya diolah dan disajikan dalam bentuk yang
lebih mudah dimengerti. Sajian data kuantitatif sebagai hasil analisis kuantitatif akan diolah
dalam bentuk grafik
BAB IV

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

No Kegiatan Tanggal Paraf


1 Penyusunan Proposal
2 Revisi proposal
3 Pengumpulan data
4 Penyusunan laporan
5 Revisi Laporan
6 Pengumpulan proposal

BAB V

RENCANA ANGGARAN

No kegiatan Rencana Biaya


1 Tahap persiapan
a. Penyusunan proposal Rp. 20.000
b. Penggandaan laporan Rp. 30.000
c. Revisi laporan Rp. 20.000
2 Tahapan oelaksanaan
a. Pengurusan izin Rp. 40.000
penelitiaan
b. Penggandaan lembar Rp. 20.000
pengumpulan data
c. Transportasi dan Rp. 30.000
akomodasi
d. Pengolahan dan analisis Rp. 10.000
data
3 Tahap akhir
a. Penyusunan laporan Rp. 10.000
b. Penggandaan laporan Rp. 30.000
c. Revisi laporan Rp. 10.000
d. Biaya tidak terduga Rp. 20.000

jumlah Rp. 240.000


DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2000. Buku Pedoman Pelaksanaan Program P2 Diare. Jakarta:


Depkes RI.

Amiruddin R. 2007. Current Issue Kematian Anak karena Penyakit Diare


(Skripsi). Universita Hasanuddin Makasar. Diakses: 23 Mei 2009.

Anda mungkin juga menyukai