DISUSUN OLEH :
1. Anys Matra
2. Agustiana
3. Didit Mirul M
4. Devi Susanti
5. Febrianti
6. Nia Riski Aspriyanti
7. Rini Kusuma
8. Teti
9. Verawati
10.Vira Yunia
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah asuhan
keperawatan komunitas pada pasien hipertensi ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Ns.Shinta,S.Kep,.M.Kep selaku Dosen
mata kuliah Keperawatan Komunitas yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai penyakit hipertensi. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami
harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usia sekolah adalah usia yang di mulai dari 6 tahun sampai mendekati 12 tahun yang
masing – masing menguraikan karakteristik penting dari periode tersebut. Periode ini di
mulai dengan masuknya anak ke lingkungan sekolah, yang memiliki dampak dalam
perkembangan dan hubungan anak dengan orang lain. Anak mulai bergabung dengan
teman seusianya, mempelajari budaya masa kanak-kanak dan menggabungkan diri ke
dalam kelompok sebaya, yang merupakan hubungan dekat pertama di luar kelompok
keluarga (Wong, 2008).
Peningkatan kualitas hidup anak salah satunya di tentukan oleh penanaman perilaku
kesehatan anak sejak dini. Perilaku anak sekolah sangat bervariatif. Bila tidak di kenali
dan di tangani sejak dini gangguan kesehatan ini akan mempengaruhi prestasi belajar dan
masa depan anak (Hendra, 2007). Beberapa kebiasaan anak yang bisa mempengaruhi
perilaku kesehatan pada anak khususnya di sekolah yaitu pola sarapan anak, kebiasaan
mencuci tangan, kebersihan kulit, kebersihan kuku, kebersihan rambut, mandi, dan juga
kebiasaan anak – anak untuk jajan di sembarangan dengan jajanan rata – rata tidak sehat
untuk di konsumsi oleh anak – anak (Syamsu, 2002).
Menurut Depkes RI, 2005 diare merupakan penyakit yang masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat di negara berkembang termasuk di Indonesia, di sebabkan karena
morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Diare adalah suatu kondisi dimana
seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air
saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari (Depkes
RI, 2011 ).
Departemen kesehatan dari tahun 2000 – 2010 kecenderungan insiden diare
meningkat. Pada tahun 2000 insiden diare yaitu 301 per 1000 penduduk , tahun 2003
insiden diare naik menjadi 374 per 1000 penduduk, kemudian pada tahun 2006 insiden
diare naik menjadi 423 per 1000 penduduk dan pada tahun 2010 insiden diare naik lagi
411 per 1000 penduduk. Menurut profil kesehatan provinsi jawa tengah tahun 2012
kejadian diare di jawa tengah pada tahun 2011 sebanyak 57,9 % kemudian pada tahun
2012 mengalami penurunan sebanyak 42,66%. Sebagian masyarakat mengetahui
pentingnya mencuci tangan pakai sabun, namun dalam kenyataannya masih sangat
sedikit (hanya 5%) yang tahu bagaimana cara melakukannya dengan benar. Hal ini
sangat penting untuk di ajarkan kepada siswa agar bisa mencegah resiko penyakit.
Mencuci tangan pakai sabun dapat mengurangi resiko diare pada anak (Siswanto,2009).
Dalam penelitian Cochrane Library 2007 menemukan bahwa mencuci tangan
dengan baik dan benar menggunakan air dan sabun merupakan salah satu cara yang
cukup sederhana dan efektif untuk pencegahan timbulnya penyakit diare dan ISPA
(Infeksi Saluran Pernafasan Atas) mulai dari virus flu sehari – hari hingga virus
pandemik yang dapat mematikan, karena merupakan salah satu penyebab utama
kematian pada anak – anak.
Menurut Curtis & Caircross dari London School Of Hygiene and Tropical Medicine,
Inggris tahun 2003 menyatakan bahwa perilaku mencuci tangan dengan sabun bisa
mengurangi insiden diare sebanyak 42 – 47 % artinya sekitar satu juta anak di dunia
dapat diselamatkan tiap tahun dengan mencuci tangan. Tubuh yang kuat diperlukan pola
hidup yang bersih. Kebersihan merupakan kunci untuk hidup sehat. Mencuci tangan
merupakan modal yang paling sederhana untuk hidup sehat, karena dengan cuci tangan
akan terhindar dari penyakit. Dengan pola hidup bersih biaya berobat akibat terserang
salah satu penyakit dapat di minimalisir. Membiasakan diri untuk cuci tangan baik
sebelum dan sesudah melakukan aktivitas merupakan salah salah satu investasi untuk
kemudian hari (Nadesul 2011). Berdasarkan permasalahan tersebut aplikasi teknik
mencuci tangan yang benar untuk menurunkan diare pada anak usia sekolah sangat
penting dilakukan.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah penulis ingin memperoleh pengalaman
nyata dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas dengan diare menggunakan
pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus penulisan adalah makalah ini adalah dihahapkan penulis mampu :
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Diare adalah Infeksi saluran pencernaan di sebabkan oleh berbagai enteropatogen,
termasuk bakteria, virus, dan parasit (Kliegman, 2012). Diare adalah kehilangan cairan
dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang
air besar dengan bentuk tinja encer atau cair (Suriadi dan Rita, 2010).
Diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan dan
elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau
lebih dengan bentuk encer atau cair. (Suyono,. 2011)
Diare adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti
biasanya, ditandai dengan peningkatan volume.Keenceran serta frekuensi lebih dari 3
kali sehari.
B. Etiologi
Penyebab diare yang utama adalah infeksi parasit, virus maupun bakteri. Penyebab
lain diare antara lain : efek samping obat-obatan tertentu, pemberian makan per selang,
gangguan metabolik dan endokrin, gangguan nutrisi dan malabsorpsi, paralitik ileus dan
obstruksi usus. Ditinjau dari sudut patofisiologinya, diare dibedakan menjadi diare
sekresi dan diare osmotik. (Price, 2010)
Diare sekresi disebabkan oleh :
1) Infeksi (virus,bakteri dan parasit).
2) Hiperperistaltik usus (akibat bahan-bahan kimia, makanan, gangguan psikis,
gangguan saraf, hawa dingin alergi dan sebagainya).
3) Defisiensi imun terutama SIgA (Secretory Immunoglobulin A) yang
mengakibatkan berlipatgandanya bakteri/flora usus dan jamur terutama candida.
Diare osmotik disebabkan oleh :
1) Malabsorpsi makanan (karbohidrat,lemak,protein,vitamin dan mineral).
2) Kekurangan kalori protein (KKP).
C. Patofisiologis
Menurut Smeltzer & bare (2002) diare sekresi merupakan diare dengan volume
banyak yang disebabkan oleh peningkatan produksi dan sekresi air serta elektrolit oleh
mukosa usus ke dalam lumen usus. Diare osmotik terjadi bila air terdorong ke dalam
lumen usus oleh tekanan osmotik dari partikel yang tidak dapat diabsorpsi, sehingga
reabsorpsi air menjadi lambat. Sebagai akibat dari diare baik akut maupun kronik akan
terjadi :
1) Kehilangan air (dehidrasi). Dehidrasi terjadi akibat pengeluaran air lebih banyak
dari pemasukan air, merupakan penyebab kematian pada diare.
2) Gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik), terjadi karena
kehilangan natrium bikarbonat bersama tinja, penimbunan asam laktat karena
anoksia jaringan, produk metabolism yang bersifat asam meningkat karena tidak
dapat dikeluarkan ginjal (oligouria/anuria), pemindahan ion natrium dari
ekstrasel kedalam intrasel. Secara klinis asidosis dapat dilihat dari pernapasan
Kussmaul.
3) Gangguan sirkulasi. Sebagai akibat diare dengan atau tanpa muntah, dapat terjadi
gangguan sirkulasi berupa renjatan (shock) hipovolemik. Akibatnya perfusi
jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat dan dapat
mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak ditangani
segera akan terjadi kematian.
4) Skema patofisiologi penyakit dikaitkan dengan munculnya masalah keperawatan
dapat dilihat pada lampiran.
D. Manifestasi klinis
1. Diare akut
- Akan hilang dalam waktu 72 jam dari onset.
- Onset yang tak terduga dari buang air besar encer, gas-gas dalam perut, rasa tidak
enak, nyeri perut.
- Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada perut.
- Demam.
2. Diare kronik
- Serangan lebih sering selama 2-3 periode yang lebih panjang.
- Penurunan BB dan nafsu makan.
- Demam indikasi terjadi infeksi.
- Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardi, denyut lemah
E. Penatalaksanaan
F. Pemeriksaan Penunjang
3) Duodenal intubation.
PEMBAHASAN
2. Status perkawinan
Agama yang dianut 90% beragama islam dan 10% beragama kristen.
B. Data subsystem
1. Lingkungan Fisik
Inspeksi : Tipe sekolah permanen, tempatnya strategis dekat dengan jalan raya.
Terdapat 2 kamar mandi yang terpisah antara kamar mandi anak laki-laki
Pelayanan kesehatan di sekolah UKS untuk tempat istirahat dan pemeriksaan bagi
anak yang sakit. Selain itu juga terdapat ruang BK (Bimbingan Konseling) untuk
konsultasi siswa.
3. Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara kepada para siswa kebanyakan orang tua para siswa
a. Keamanan
Terdapat satpam sekolah yang membantu anak sekolah menyebrang jalan raya,
akan tetapi ditemukan kebiasaan yang mengancam kesehatan anak usia sekolah :
sebesar(50 %). Ini merupakan hal yang negatif bagi kesehatan anak usia
sekolah karena kebersihan makanan dan kandungan gizi yang ada di dalam
untuk anak usia sekolah terutama kesehatan pencernaan seperti diare dan
diketahui mayoritas jenis jajanan anak usia sekolah adalah permen sebanyak
(30 %). Ini merupakan hal yang negatif bagi kesehatan gigi anak usia sekolah
kota lubuklinggau.
banyak sampah yang dibuang sembarangan dan genangan air yang bisa
b. Transportasi
Pada subsystem politik dan pemerintahan bagi anak usia sekolah adalah keikut
sertaan anak dalam organisasi sosial di sekolah serta kebijakan pemerintah terhadap
masalah yang terkait dengan anak usia sekolah. Keikutsertaan anak pada organisasi di
6. Pendidikan
7. Rekreasi
Untuk pengembangan bakat anak di bidang olah raga dan seni di sekolah SD terdapat
C. Prioritas Masalah
Diagnosa Pentingnya Perubahan Penelesaian untuk Score
keperawatan penyelesaian positif untuk peningkatan
masalah penyelesaian kwalitas hidup
1 : rendah di komunitas 0 : tidak ada
2 : sedang 0 : tidak ada 1 : rendah
3 : tinggi 1 : rendah 2 : sedang
2 : sedang 3 : tinggi
3 : tinggi
Resiko
meningkatnya
3 2 3 8
kejadian diare
pada anak sekolah
Risiko terjadinya
kejadian karies
3 2 2 7
gigi pada agregat
anak usia sekolah
Risiko terjadinya
penyakit DBD 3 2 1 6
pada anak sekolah
Kesimpulan :
masalah komunitas yang menjadi prioritas adalah risiko meningkatnya kejadian diare
pada agregat anak usia sekolah dan yang akan dijadikan implementasi adalah upaya
preventif dan promotif untuk mencegah terjadinya kejadian diare pada agregat anak usia
sekolah
B. Analisa data
Data Masalah
Kurangnya pengetahuan siswa sekolah dasar Resiko meningkatnya kejadian diare pada
dengan kebiasaan membeli jajanan luar / anak sekolah
sembarangan dan kejadian diare
1. Resiko Setelah dilakukan guru dan Penyul 1.berikan Rabu, SD 48 Dilaksanak 1. Pengertian
Penurunan asuhan keperawatan anak uhan penyuluhan 23 Kota an sesuai Diare
derajat komunitas selama sekolah dan kepada guru maret Lubuklin dengan 2. Penyebab
Kesehatan 30 menit penerap dan anak 2022 ggau kriteria Diare
: diare diharapkan mampu : an sekolah 3. Tanda dan
berhubungan 1. siswa dapat tentang Gejala
dengan mengetahui penyait diare Diare
kurangnya pentingnya 4. Cara
2. bagikan
pengetahuan kesehatan memilih Pencegahan
leaflet tentang
guru anak jajanan luar dan Diare
diare pada
sekolah bagaimana cara 5. Cara
guru dan
mengenai mengatasi diare Penanganan
anak sekolah
penyakit 2. siswa bisa dapat Diare
mengetahui Pengertian 3. anjurkan
Diare, Penyebab Diare, orang tua
Tanda dan Gejala untuk
Diare, Cara Pencegahan
membawa
Diare, Cara
anak untuk
Penanganan Diare
melakukan
pemeriksaan
kesehatan ke
pelayanan
kesehatan
No Diagnosa Tujuan Sasaran Strategi Rencana Hari/ Tempat Evaluasi
Keperawatan Kegiatan Tgl
Komunitas KRITERIA STANDAR
2. Resiko Setelah dilakukan guru dan Penyul 1.berikan Rabu, SD 48 Dilaksanak 1. Langkah-
Penurunan asuhan keperawatan anak uhan penyuluhan 23 Kota an sesuai langkah
perilaku komunitas selama sekolah dan kepada guru maret Lubuklin dengan mencuci
kebiasaan 30 menit penerap dan anak 2022 ggau kriteria tangan
mencuci diharapkan mampu : an sekolah
tangan 1. siswa dapat tentang
sebelum mengetahui pentingnya
makan dan pentingnya mencuci cuci tangan
kurangnya tangan sebelum sebelum
sarana dan makan makan
prasarana 2. siswa bisa
2. bagikan
kesehatan mengetahui langkah-
leaflet tentang
( keadaan langkah cuci tangan
langkah-
lingkungan )
langkah cuci
tangan pada
guru dan
anak sekolah
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
timbulnya masalah kesehatan yang terkait perilaku tidak sehat. Yang menjadi
B. Saran
Dibutuhkan peran serta orang tua, guru, dan anggota masyarakat untuk
Tujuan Instruksional
A.Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, sasaran diharapkan memahami
tentang diare, termotivasi, dan melakukan pencegahan diare dalam kehidupan
sehari-hari
B.Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama kurang lebih 30 menit, sasaran
diharapkan dapat :
a. Menjelaskan pengertian diare dengan benar
b. Menjelaskan penyebab diare dengan tepat
c. Menyebutkan 5 dari 11 gejala atau tanda diare dengan benar
d. Menyebutkan 3 dari 7 pencegahan diare dengan benar
e. Menjelaskan cara penanganan diare dengan benar
f. Dapat melakukan demonstrasi ulang cara mencuci tangan dengan benar
C. Materi Penyuluhan ( Terlampir)
1. Pengertian Diare
2. Penyebab Diare
3. Tanda dan Gejala Diare
4. Cara Pencegahan Diare
5. Cara Penanganan Diare
D. Metode Penyampaian Informasi
1. Ceramah
2. Demonstrasi
E. Media dan Alat / Sumber yang digunakan
Media : Microsoft Power Point Presentation dan leafleat
Alat: LCD, layar, meja, kursi,mic
F. Evaluasi
A. Struktur
1. Persiapan Alat / Media
Media / alat yang digunakan dalam penyuluhan ini antara lain LCD,layar,
mic
2. Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk makalah dan disajikan dalam bentuk Power
Point Presentation untuk mempermudah proses penyampaian kepada
sasaran.
3. Peserta
Peserta penyuluhan terdiri beberapa guru dan para anak usia sekolah
B. Proses Penyuluhan
4. Kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan diharapkan dapat berjalan
lancar dan sasaran diharapkan memahami tentang diare, termotivasi, dan
melakukan pencegahan diare dalam kehidupan sehari-hari.
5. Dalam proses penyuluhan yanag akan berjalan, diharapkan terjadi interaksi
antara penyuluh dengan peserta / sasaran.
6. Sasaran diharapkan memperhatikan materi yang diberikan dan tidak
meninggalkan ruangan sebelum proses penyuluhan berakhir.
C. Hasil
1. Siswa sd memahami tentang materi yang telah diberikan dan mengetahui
tentang diare
2. Mampu menjelaskan kembali pengertian diare denga benar.
Penggunaan sabun khusus cuci tangan baik berbentuk batang maupun cair
sangat disarankan untuk kebersihan tangan yang maksimal. Pentingnya
mencuci tangan secara baik dan benar memakai sabun adalah agar
kebersihan terjaga secara keseluruhan serta mencegah kuman dan bakteri
berpindah dari tangan ke tubuh anda.
DAFTAR PUSTAKA
http://penyebabdiare.com/Indriasari, Devi. 2009. 100% Sembuh Tanpa Dokter: A-
Z Deteksi, Obati, danCegah Penyakit. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Grhatama
OTC DIGEST. 2011. Diare dan Obatnya edisi 61 halaman 27. Jakarta: PT
Corwin, Elizabeth J. 2007. Buku Saku Patofisiologi, Ed. 3; Alih Bahasa, Nike
Budhi Subekti. Jakarta: EGC.