Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PADA ANAK USIA SEKOLAH


(DIARE)

DISUSUN OLEH :

1. Anys Matra
2. Agustiana
3. Didit Mirul M
4. Devi Susanti
5. Febrianti
6. Nia Riski Aspriyanti
7. Rini Kusuma
8. Teti
9. Verawati
10.Vira Yunia

Dosen Pembimbing : Ns. Shinta, S.Kep, M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BHAKTI HUSADA BENGKULU
KOTA BENGKULU
TAHUN 2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah asuhan
keperawatan komunitas pada pasien hipertensi ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Ns.Shinta,S.Kep,.M.Kep selaku Dosen
mata kuliah Keperawatan Komunitas yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai penyakit hipertensi. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami
harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Lubuklinggau, April 2022

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usia sekolah adalah usia yang di mulai dari 6 tahun sampai mendekati 12 tahun yang
masing – masing menguraikan karakteristik penting dari periode tersebut. Periode ini di
mulai dengan masuknya anak ke lingkungan sekolah, yang memiliki dampak dalam
perkembangan dan hubungan anak dengan orang lain. Anak mulai bergabung dengan
teman seusianya, mempelajari budaya masa kanak-kanak dan menggabungkan diri ke
dalam kelompok sebaya, yang merupakan hubungan dekat pertama di luar kelompok
keluarga (Wong, 2008).
Peningkatan kualitas hidup anak salah satunya di tentukan oleh penanaman perilaku
kesehatan anak sejak dini. Perilaku anak sekolah sangat bervariatif. Bila tidak di kenali
dan di tangani sejak dini gangguan kesehatan ini akan mempengaruhi prestasi belajar dan
masa depan anak (Hendra, 2007). Beberapa kebiasaan anak yang bisa mempengaruhi
perilaku kesehatan pada anak khususnya di sekolah yaitu pola sarapan anak, kebiasaan
mencuci tangan, kebersihan kulit, kebersihan kuku, kebersihan rambut, mandi, dan juga
kebiasaan anak – anak untuk jajan di sembarangan dengan jajanan rata – rata tidak sehat
untuk di konsumsi oleh anak – anak (Syamsu, 2002).
Menurut Depkes RI, 2005 diare merupakan penyakit yang masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat di negara berkembang termasuk di Indonesia, di sebabkan karena
morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Diare adalah suatu kondisi dimana
seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air
saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari (Depkes
RI, 2011 ).
Departemen kesehatan dari tahun 2000 – 2010 kecenderungan insiden diare
meningkat. Pada tahun 2000 insiden diare yaitu 301 per 1000 penduduk , tahun 2003
insiden diare naik menjadi 374 per 1000 penduduk, kemudian pada tahun 2006 insiden
diare naik menjadi 423 per 1000 penduduk dan pada tahun 2010 insiden diare naik lagi
411 per 1000 penduduk. Menurut profil kesehatan provinsi jawa tengah tahun 2012
kejadian diare di jawa tengah pada tahun 2011 sebanyak 57,9 % kemudian pada tahun
2012 mengalami penurunan sebanyak 42,66%. Sebagian masyarakat mengetahui
pentingnya mencuci tangan pakai sabun, namun dalam kenyataannya masih sangat
sedikit (hanya 5%) yang tahu bagaimana cara melakukannya dengan benar. Hal ini
sangat penting untuk di ajarkan kepada siswa agar bisa mencegah resiko penyakit.
Mencuci tangan pakai sabun dapat mengurangi resiko diare pada anak (Siswanto,2009).
Dalam penelitian Cochrane Library 2007 menemukan bahwa mencuci tangan
dengan baik dan benar menggunakan air dan sabun merupakan salah satu cara yang
cukup sederhana dan efektif untuk pencegahan timbulnya penyakit diare dan ISPA
(Infeksi Saluran Pernafasan Atas) mulai dari virus flu sehari – hari hingga virus
pandemik yang dapat mematikan, karena merupakan salah satu penyebab utama
kematian pada anak – anak.
Menurut Curtis & Caircross dari London School Of Hygiene and Tropical Medicine,
Inggris tahun 2003 menyatakan bahwa perilaku mencuci tangan dengan sabun bisa
mengurangi insiden diare sebanyak 42 – 47 % artinya sekitar satu juta anak di dunia
dapat diselamatkan tiap tahun dengan mencuci tangan. Tubuh yang kuat diperlukan pola
hidup yang bersih. Kebersihan merupakan kunci untuk hidup sehat. Mencuci tangan
merupakan modal yang paling sederhana untuk hidup sehat, karena dengan cuci tangan
akan terhindar dari penyakit. Dengan pola hidup bersih biaya berobat akibat terserang
salah satu penyakit dapat di minimalisir. Membiasakan diri untuk cuci tangan baik
sebelum dan sesudah melakukan aktivitas merupakan salah salah satu investasi untuk
kemudian hari (Nadesul 2011). Berdasarkan permasalahan tersebut aplikasi teknik
mencuci tangan yang benar untuk menurunkan diare pada anak usia sekolah sangat
penting dilakukan.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah penulis ingin memperoleh pengalaman
nyata dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas dengan diare menggunakan
pendekatan proses keperawatan.

2. Tujuan khusus
Tujuan khusus penulisan adalah makalah ini adalah dihahapkan penulis mampu :

a. Untuk mengetahui definisi diare


b. Untuk mengetahui penyebab terjadinya diare pada anak sekolah
c. Untuk mengetahui klasifikasi diare
d. Untuk mengetahui jalannya penyakit atau patofisiologi diare
e. Untuk megetahui manifestasi pada diare
f. Untuk mengetahui penatalaksanaan penyakit diare
g. Untuk mengetahui pemeriksaan diare
h. Untuk mengetahui asuhan keperawatan komunitas pada anak usia sekolah.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Diare adalah Infeksi saluran pencernaan di sebabkan oleh berbagai enteropatogen,
termasuk bakteria, virus, dan parasit (Kliegman, 2012). Diare adalah kehilangan cairan
dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang
air besar dengan bentuk tinja encer atau cair (Suriadi dan Rita, 2010).
Diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan dan
elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau
lebih dengan bentuk encer atau cair. (Suyono,. 2011)

Diare adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti
biasanya, ditandai dengan peningkatan volume.Keenceran serta frekuensi lebih dari 3
kali sehari.

B. Etiologi

Penyebab diare yang utama adalah infeksi parasit, virus maupun bakteri. Penyebab
lain diare antara lain : efek samping obat-obatan tertentu, pemberian makan per selang,
gangguan metabolik dan endokrin, gangguan nutrisi dan malabsorpsi, paralitik ileus dan
obstruksi usus. Ditinjau dari sudut patofisiologinya, diare dibedakan menjadi diare
sekresi dan diare osmotik. (Price, 2010)
Diare sekresi disebabkan oleh :
1) Infeksi (virus,bakteri dan parasit).
2) Hiperperistaltik usus (akibat bahan-bahan kimia, makanan, gangguan psikis,
gangguan saraf, hawa dingin alergi dan sebagainya).
3) Defisiensi imun terutama SIgA (Secretory Immunoglobulin A) yang
mengakibatkan berlipatgandanya bakteri/flora usus dan jamur terutama candida.
Diare osmotik disebabkan oleh :
1) Malabsorpsi makanan (karbohidrat,lemak,protein,vitamin dan mineral).
2) Kekurangan kalori protein (KKP).

C. Patofisiologis

Menurut Smeltzer & bare (2002) diare sekresi merupakan diare dengan volume
banyak yang disebabkan oleh peningkatan produksi dan sekresi air serta elektrolit oleh
mukosa usus ke dalam lumen usus. Diare osmotik terjadi bila air terdorong ke dalam
lumen usus oleh tekanan osmotik dari partikel yang tidak dapat diabsorpsi, sehingga
reabsorpsi air menjadi lambat. Sebagai akibat dari diare baik akut maupun kronik akan
terjadi :
1) Kehilangan air (dehidrasi). Dehidrasi terjadi akibat pengeluaran air lebih banyak
dari pemasukan air, merupakan penyebab kematian pada diare.
2) Gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik), terjadi karena
kehilangan natrium bikarbonat bersama tinja, penimbunan asam laktat karena
anoksia jaringan, produk metabolism yang bersifat asam meningkat karena tidak
dapat dikeluarkan ginjal (oligouria/anuria), pemindahan ion natrium dari
ekstrasel kedalam intrasel. Secara klinis asidosis dapat dilihat dari pernapasan
Kussmaul.
3) Gangguan sirkulasi. Sebagai akibat diare dengan atau tanpa muntah, dapat terjadi
gangguan sirkulasi berupa renjatan (shock) hipovolemik. Akibatnya perfusi
jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat dan dapat
mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak ditangani
segera akan terjadi kematian.
4) Skema patofisiologi penyakit dikaitkan dengan munculnya masalah keperawatan
dapat dilihat pada lampiran.

D. Manifestasi klinis
1. Diare akut
- Akan hilang dalam waktu 72 jam dari onset.
- Onset yang tak terduga dari buang air besar encer, gas-gas dalam perut, rasa tidak
enak, nyeri perut.
- Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada perut.
- Demam.
2. Diare kronik
- Serangan lebih sering selama 2-3 periode yang lebih panjang.
- Penurunan BB dan nafsu makan.
- Demam indikasi terjadi infeksi.
- Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardi, denyut lemah
E. Penatalaksanaan

 Rehidrasi sebagai prioritas utama. Hal penting yang perlu diperhatikan


a) Dehidrasi ringan diberikan oralit. Diberikan cairan Ringer Laktat, bila tak tersedia
dapat diberikan cairan NaCl isotonikditambah 1 ampul natrium bikarbonat 7, 5 %
50 ml.
b) Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan jumlah yang dikeluarkan. Dapat
dihitung dengan cara (Metoda Pierce), dimana kebutuhan cairan dari masing-
masing derajat dehidrasi adalah : dehidrasi ringan (5% X BB), sedang (8% X
BB), berat (10% X BB).
c) Cara pemberian dapat dipilih oral atau IV.
 Identifikasi penyebab infeksi untuk pemberian antibiotic.
 Terapi simtomatik seperti obat antidiare diberikan dengan sangat hati-hati dengan
pertimbangan yang rasional. Anti motilitas dan sekresi usus seperti loperamid
sebaiknya jangan dipakai pada infeksi salmonella, shigela, dan colitis
pseudomembran kare akan memperburuk diare. Bila pasien amat kesakitan dapat
diberikan antimotilitas usus dalam jangka pendek selama 1 – 2 hari saja.
Pemberian antiemetik pada anak dan remaja dapat menimbulkan kejang akibat
rangsangan ekstrapiramidal.

F. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan biasanya adalah pemeriksaan


laboratorium. Pemeriksaan laboratorium sangat penting artinya dalam menegakkan
diagnosis (kausal) yang tepat sehingga pengobatan yang tepat dapat diberikan.
Pemeriksaan yang perlu dilakukan :
1) Pemeriksaan feces
 Makroskopis dan mikroskopis.
 Biakan kuman untuk mencari kuman penyebab.
 Tes resistensi untuk mencari berbagai kuman penyebab.
 pH dan kadar gula jika dicurigai ada intoleransi glukosa.
2) Pemeriksaan darah.
 Darah lengkap.
 pH, cadangan alkali, dan elektrolit untuk menentukan ganguan keseimbangan
asam basa.
 Kadar ureum untuk mengetahui faal ginjal.

3) Duodenal intubation.

 Untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan kualitatif terutama


pada diare kronik
BAB III

PEMBAHASAN

A. Asuhan Keperawatan Komunitas


Dari hasil pengkajian di sekolah SD 48 kota lubuklinggau beralamat di jln. Nangka lintas
kota lubuklinggau didapatkan data hasil wawancara dan pengamatan sebagai berikut.
A. Data inti komunitas, terdiri dari:

1. Demografi : Letak SD 48 kota lubuklinggau berada di jalan nangka lintas ,jumlah

siswa yang terdapat di SD 48 kota lubuklinggau dari kelas 1 – 6 SD kurang lebih

berjumlah sekitar 250 lebih siswa SD

2. Status perkawinan

100% dari anak usia sekolah belum kawin.

3. Nilai, kepercayaan dan agama :

Agama yang dianut 90% beragama islam dan 10% beragama kristen.

B. Data subsystem

subsistem yang dikaji sebagai berikut :

1. Lingkungan Fisik

Inspeksi : Tipe sekolah permanen, tempatnya strategis dekat dengan jalan raya.

Kebersihan lingkungan sekolah kurang terjaga dengan baik, terdapat 3

kantin di dalam sekolah yang menjual makanan yang kurang terjamin

kebersihannya. Terdapat banyak penjual makanan di depan gerbang

sekolah. Jenis makanan yang dijual tidak terjamin kebersihannya.

Terdapat 2 kamar mandi yang terpisah antara kamar mandi anak laki-laki

dan perempuan. Kondisi terawat dengan baik.


Auskultasi : olahraga meliputi sepak bola dan senam, kesenian meliputi tari dan

musik dan kegiatan keagamaan seperti pengajian.

2. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial

Pelayanan kesehatan di sekolah UKS untuk tempat istirahat dan pemeriksaan bagi

anak yang sakit. Selain itu juga terdapat ruang BK (Bimbingan Konseling) untuk

konsultasi siswa.

3. Ekonomi

Berdasarkan hasil wawancara kepada para siswa kebanyakan orang tua para siswa

mempunyai pekerjaan sebagai wiraswasta dan berdagang untuk mencari nafkah.

4. Keamanan dan Transportasi

a. Keamanan

Terdapat satpam sekolah yang membantu anak sekolah menyebrang jalan raya,

akan tetapi ditemukan kebiasaan yang mengancam kesehatan anak usia sekolah :

1) Kebiasaan jajan sembarangan

Diketahui mayoritas anak usia sekolah memiliki kebiasaan jajan sembarangan

sebesar(50 %). Ini merupakan hal yang negatif bagi kesehatan anak usia

sekolah karena kebersihan makanan dan kandungan gizi yang ada di dalam

makanan tersebut bisa menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan

untuk anak usia sekolah terutama kesehatan pencernaan seperti diare dan

minimnya kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.

2) Jenis Jajanan yang dikonsumsi Anak Usia Sekolah

diketahui mayoritas jenis jajanan anak usia sekolah adalah permen sebanyak

(30 %). Ini merupakan hal yang negatif bagi kesehatan gigi anak usia sekolah

karena dalam permen mengandung kandungan gula yang tinggi sehingga


berisiko tinggi terjadi kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SD 48

kota lubuklinggau.

3) Lingkungan yang kurang bersih

( 20 % ) Kebersihan lingkungan sekolah kurang terjaga dengan baik masih

banyak sampah yang dibuang sembarangan dan genangan air yang bisa

menyebabkan berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegepti yang membawa

virus dengue yang mengakibatkan anak terkena penyakit DBD.

b. Transportasi

Jenis transportasi yang digunakan anak-anak SD 48 kota Lubuklinggau adalah

sepeda, jalan kaki, dan diantar oleh orang tua.

5. Politik dan pemerintahan

Pada subsystem politik dan pemerintahan bagi anak usia sekolah adalah keikut

sertaan anak dalam organisasi sosial di sekolah serta kebijakan pemerintah terhadap

masalah yang terkait dengan anak usia sekolah. Keikutsertaan anak pada organisasi di

sekolah yaitu mengikuti kegiatan kepramukaan.

6. Pendidikan

Semua anak bersekolah di sekolah SD 8 Kota Lubuklinggau

7. Rekreasi

Untuk pengembangan bakat anak di bidang olah raga dan seni di sekolah SD terdapat

lapangan sepak bola,sanggar senam, dan tari.

C. Prioritas Masalah
Diagnosa Pentingnya Perubahan Penelesaian untuk Score
keperawatan penyelesaian positif untuk peningkatan
masalah penyelesaian kwalitas hidup
1 : rendah di komunitas 0 : tidak ada
2 : sedang 0 : tidak ada 1 : rendah
3 : tinggi 1 : rendah 2 : sedang
2 : sedang 3 : tinggi
3 : tinggi
Resiko
meningkatnya
3 2 3 8
kejadian diare
pada anak sekolah

Risiko terjadinya
kejadian karies
3 2 2 7
gigi pada agregat
anak usia sekolah

Risiko terjadinya
penyakit DBD 3 2 1 6
pada anak sekolah

Kesimpulan :

masalah komunitas yang menjadi prioritas adalah risiko meningkatnya kejadian diare

pada agregat anak usia sekolah dan yang akan dijadikan implementasi adalah upaya

preventif dan promotif untuk mencegah terjadinya kejadian diare pada agregat anak usia

sekolah
B. Analisa data

Data Masalah

Kurangnya pengetahuan siswa sekolah dasar Resiko meningkatnya kejadian diare pada
dengan kebiasaan membeli jajanan luar / anak sekolah
sembarangan dan kejadian diare

Minimnya kebiasaan mencuci tangan Defisit perawatan diri siswa sekolah


sebelum makan dan kurangnya sarana dasar
prasarana kesehatan ( keadaan lingkungan ).
D. POA
POA ( PLAN OF ACTION ) KEPERAWATAN KOMUNITAS DIARE

No Diagnosa Tujuan Sasaran Strategi Rencana Hari/ Tempat Evaluasi


Keperawatan Kegiatan Tgl
Komunitas KRITERIA STANDAR

1. Resiko Setelah dilakukan guru dan Penyul 1.berikan Rabu, SD 48 Dilaksanak 1. Pengertian
Penurunan asuhan keperawatan anak uhan penyuluhan 23 Kota an sesuai Diare
derajat komunitas selama sekolah dan kepada guru maret Lubuklin dengan 2. Penyebab
Kesehatan 30 menit penerap dan anak 2022 ggau kriteria Diare
: diare diharapkan mampu : an sekolah 3. Tanda dan
berhubungan 1. siswa dapat tentang Gejala
dengan mengetahui penyait diare Diare
kurangnya pentingnya 4. Cara
2. bagikan
pengetahuan kesehatan memilih Pencegahan
leaflet tentang
guru anak jajanan luar dan Diare
diare pada
sekolah bagaimana cara 5. Cara
guru dan
mengenai mengatasi diare Penanganan
anak sekolah
penyakit 2. siswa bisa dapat Diare
mengetahui Pengertian 3. anjurkan
Diare, Penyebab Diare, orang tua
Tanda dan Gejala untuk
Diare, Cara Pencegahan
membawa
Diare, Cara
anak untuk
Penanganan Diare
melakukan
pemeriksaan
kesehatan ke
pelayanan
kesehatan
No Diagnosa Tujuan Sasaran Strategi Rencana Hari/ Tempat Evaluasi
Keperawatan Kegiatan Tgl
Komunitas KRITERIA STANDAR

2. Resiko Setelah dilakukan guru dan Penyul 1.berikan Rabu, SD 48 Dilaksanak 1. Langkah-
Penurunan asuhan keperawatan anak uhan penyuluhan 23 Kota an sesuai langkah
perilaku komunitas selama sekolah dan kepada guru maret Lubuklin dengan mencuci
kebiasaan 30 menit penerap dan anak 2022 ggau kriteria tangan
mencuci diharapkan mampu : an sekolah
tangan 1. siswa dapat tentang
sebelum mengetahui pentingnya
makan dan pentingnya mencuci cuci tangan
kurangnya tangan sebelum sebelum
sarana dan makan makan
prasarana 2. siswa bisa
2. bagikan
kesehatan mengetahui langkah-
leaflet tentang
( keadaan langkah cuci tangan
langkah-
lingkungan )
langkah cuci
tangan pada
guru dan
anak sekolah
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan

Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan

sistem sosial tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga,

kelompok/agregat dan masyarakat. Salah satu agregat di komunitas adalah

kelompok anak usia sekolah yang tergolong kelompok berisiko terhadap

timbulnya masalah kesehatan yang terkait perilaku tidak sehat. Yang menjadi

sasaran pengkajian adalah anak usia sekolah SD 48 Kota Lubuklinggau.

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada agregat anak usia sekolah

subsistem yang saling mempengaruhi meliputi lingkungan fisik, pelayanan

kesehatan dan sosial, ekonomi, keamanan dan transportasi, politik dan

pemerintahan, komunikasi, pendidikan dan rekreasi

B. Saran

 Dibutuhkan peran perawat komunitas untuk membantu menyelesaikan

masalah kesehatan pada komunitas anak usia sekolah

 Dibutuhkan peran serta orang tua, guru, dan anggota masyarakat untuk

mendukung keberhasilan intervensi asuhan keperawatan pada

komunitas anak usia sekolah.


LAMPIRAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENCEGAHAN DIARE PADA ANAK SEKOLAH

Pokok bahasan : Diare


Sub pokok bahasan : Pencegahan Diare Pada Anak Sekolah
Sasaran : Anak sekolah
Hari/tanggal : 23 maret 2022
Waktu : 30 menit
Tempat : SD 48 Kota Lubukliggau
Penyuluh : Kelompok 3

Tujuan Instruksional
A.Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, sasaran diharapkan memahami
tentang diare, termotivasi, dan melakukan pencegahan diare dalam kehidupan
sehari-hari
B.Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama kurang lebih 30 menit, sasaran
diharapkan dapat :
a. Menjelaskan pengertian diare dengan benar
b. Menjelaskan penyebab diare dengan tepat
c. Menyebutkan 5 dari 11 gejala atau tanda diare dengan benar
d. Menyebutkan 3 dari 7 pencegahan diare dengan benar
e. Menjelaskan cara penanganan diare dengan benar
f. Dapat melakukan demonstrasi ulang cara mencuci tangan dengan benar
C. Materi Penyuluhan ( Terlampir)
1. Pengertian Diare
2. Penyebab Diare
3. Tanda dan Gejala Diare
4. Cara Pencegahan Diare
5. Cara Penanganan Diare
D. Metode Penyampaian Informasi
1. Ceramah
2. Demonstrasi
E. Media dan Alat / Sumber yang digunakan
Media : Microsoft Power Point Presentation dan leafleat
Alat: LCD, layar, meja, kursi,mic

NO Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta

1 5 menit Pembukaan : a. Menjawab salam


a. Memberi salam b. Mendengarkan dan memperhatikan
b. Menjelaskan tujuan penyuluhan
c. Menyebutkan materi/pokok bahasan
yang akan disampaikan

2 15 menit Pelaksanaanceramah: a. Menyimak dan memperhatikan


a.Menjelaskan materi penyuluhan
b. Menjawab pertanyaan yang di
secara berurutan dan teratur.
Materi : ajukan oleh penyuluh
1. Pengertian Diare
c. Peserta mengikuti gerakan cara
2. Penyebab Diare
3. Tanda dan Gejala Diare mencuci tangan dengan benar
4. Cara Pencegahan Diare
5. Cara Penanganan Diare
6. Mengajarkan cara mencuci tangan
dengan benar
b.Tanya jawab
3 10 menit Penutup Menyimak dan mmenjawab salam
a. Menyimpulkan materi yang telah
Disampaikan
b. Menyampaikan terima kasih atas
perhatian dan waktu yanga telah
dibarikan kepada peserta
c. Mengucapkan salam

F. Evaluasi
A. Struktur
1. Persiapan Alat / Media
Media / alat yang digunakan dalam penyuluhan ini antara lain LCD,layar,
mic
2. Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk makalah dan disajikan dalam bentuk Power
Point Presentation untuk mempermudah proses penyampaian kepada
sasaran.
3. Peserta
Peserta penyuluhan terdiri beberapa guru dan para anak usia sekolah
B. Proses Penyuluhan
4. Kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan diharapkan dapat berjalan
lancar dan sasaran diharapkan memahami tentang diare, termotivasi, dan
melakukan pencegahan diare dalam kehidupan sehari-hari.
5. Dalam proses penyuluhan yanag akan berjalan, diharapkan terjadi interaksi
antara penyuluh dengan peserta / sasaran.
6. Sasaran diharapkan memperhatikan materi yang diberikan dan tidak
meninggalkan ruangan sebelum proses penyuluhan berakhir.
C. Hasil
1. Siswa sd memahami tentang materi yang telah diberikan dan mengetahui
tentang diare
2. Mampu menjelaskan kembali pengertian diare denga benar.

MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN


PENCEGAHAN DIARE PADA ANAK
A. Pengertian Diare
Menurut WHO (1999) secara klinis diare didefinisikan sebagai bertambahnya
defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari,
disertai dengan perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa
darah.Secara klinik dibedakan tiga macam sindroma diare yaitu diare cair
akut, disentri, dan diare persisten. Sedangkan menurut Depkes RI (2005),
diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan
konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya
frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari.
Diare diartikan sebagai buang air besar (defekasi) dengan feses yang
berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), dengan demikian
kandungan air pada feses lebih banyak daripada biasanya (Daldiyono, 1990).
B. Faktor penyebab diare
Penyebab diare yang utama adalah infeksi parasit, virus maupun bakteri.
Penyebab lain diare antara lain : efek samping obat-obatan tertentu,
pemberian makan per selang, gangguan metabolik dan endokrin, gangguan
nutrisi dan malabsorpsi, paralitik ileus dan obstruksi usus. Ditinjau dari sudut
patofisiologinya, diare dibedakan menjadi diare sekresi dan diare osmotik.
(Price, 2010)
Diare sekresi disebabkan oleh :
4) Infeksi (virus,bakteri dan parasit).
5) Hiperperistaltik usus (akibat bahan-bahan kimia, makanan, gangguan
psikis, gangguan saraf, hawa dingin alergi dan sebagainya).
6) Defisiensi imun terutama SIgA (Secretory Immunoglobulin A) yang
mengakibatkan berlipatgandanya bakteri/flora usus dan jamur
terutama candida.
Diare osmotik disebabkan oleh :
4) Malabsorpsi makanan (karbohidrat,lemak,protein,vitamin dan
mineral).
5) Kekurangan kalori protein (KKP).

C. Tanda dan gejala


a. BAB encer lebih dari 3x atau anak sering buang air besar dengan
konsistensi tinjacair atau encer
b. Muntah
c. Demam
d. Nyeri abdomen
e. Badan terasa lemah.
f. Anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu
makanberkurang.
g. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
h. Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet karena seringnya defekasi dan
tinja menjadi lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
i. Ada tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elastisitas kulit
menurun), ubun- ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan bibir
keringserta penurunan berat badan.
j. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat, tekan darah turun,
denyut jantung cepat, pasien sangat lemas hingga menyebabkan kesadaran
menurun.
k. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria)
D. Pencegahan diare
Diare mudah dicegah antara lain dengan cara:
a. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar yaitu setelah buang air besar,
sebelum & sesudah menyiapkan makanan atau minuman.
b. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara lain dengan
cara merebus sampai mendidih ± 10-15 menit.
c. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya
menggunakan jamban dengan tangki septik.
d. Mencuci makanan/sayuran sebelum dimasak dibawah air mengalir.
e. Mencuci botol susu dan tempat makan anak dengan cara mencuci di
bawah air mengalir lalu rendam dengan air panas ± 5 menit baru
digunakan lagi.
f. Menjaga kebersihan diri.
g. Menjaga kebersihan lingkungan: rumah, saluran air, pengelolaan sampah
yang baik yaitu sampah dibuang pada tempatnya dan tempat sampah selalu
ditutup agar makanan tidak tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas,
dan lain-lain), membuang tinja termasuk tinja bayi pada jamban/WC.
E. Penanganan diare
a. Mengganti cairan tubuh yang hilang melalui tinja dan muntah dengan
oralit. Cairan oralit diberikan sedikit demi sedikit dengan sendok, dengan
frekuensi sesering mungkin. Oralit sudah dilengkapi dengan elektrolit
sehingga dapat mengganti elektrolit yang ikut hilang bersama cairan.
b.Berikan zinc selama 10-14 hari.
b. Zinc berfungsi untuk memperbaiki epitel usus supaya tidak sering diare.
Caranya zinc dilarutkan dalam 1 sendok air. Pemberian zinc untuk anak
<6 bulan ½ tablet dan >6 bulan 1 tablet.
c. Segera ke fasilitas kesehatan, jika kondisi tidak membaik dalam 3 hari
atau buang air besar cair bertambah sering, muntah berulang-ulang,
makan atau minum sedikit, demam dan tinja berdarah, sehingga bisa
mendaptkan obat antibiotic selektif dari dokter.
d. Nasihat yang meliputi makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan
serta cara menjaga kebersihan perseorangan. Sebaiknya makanlah
makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim), makanan
rendah serat (tanpa buah, tanpa sayur) dan rendah lemak.
F. Langkah-langkah cuci tangan
Cara Cuci Tangan 7 Langkah Pakai Sabun Yang Baik dan Benar
1. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air
yang mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak
tangan secara lembut

2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian

3. Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih


4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan

5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian

6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan


7. Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan cara
memutar, kemudian diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan
dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan memakai handuk atau
tisu. 

Penggunaan sabun khusus cuci tangan baik berbentuk batang maupun cair
sangat disarankan untuk kebersihan tangan yang maksimal. Pentingnya
mencuci tangan secara baik dan benar memakai sabun adalah agar
kebersihan terjaga secara keseluruhan serta mencegah kuman dan bakteri
berpindah dari tangan ke tubuh anda.

DAFTAR PUSTAKA
http://penyebabdiare.com/Indriasari, Devi. 2009. 100% Sembuh Tanpa Dokter: A-
Z Deteksi, Obati, danCegah Penyakit. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Grhatama

OTC DIGEST. 2011. Diare dan Obatnya edisi 61 halaman 27. Jakarta: PT

Triprakarsa Media Utama Priyanta, Agus. 2008. Endoskopi Gastrointestinal.


Jakarta: Salemba Medika

Suraatmaja, Sudaryat. 2005. Gastroenterologi Anak. Jakarta: Agung Seto

Baughman, Diane C. 2000. Keperawatan Medikal – Bedah : Buku Saku untuk


Brunner dan Suddarth. Jakarta : EGC.

Behrman, Richard E, dkk. 1999. Ilmu Kesehatan dan Anak Nelson, Volume 2.


Edisi 15. Alih Bahasa A. Samik Wahab. Jakarta : EGC.

Corwin, Elizabeth J. 2007. Buku Saku Patofisiologi, Ed. 3; Alih Bahasa, Nike
Budhi Subekti. Jakarta: EGC.

Doctherman, J. McCloskey. 2008. Nursing Interventions Classification (NIC) &


Nursing Outcomes Clasifications (NOC). USA : Mosby.

Anda mungkin juga menyukai