DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
2021
BAB I
PENDAHULUAN
C. Diare
Definisi Diare Menurut World Health Organization (WHO), penyakit diare adalah
suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek
sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu
3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang
berdarah. Penyakit ini paling sering dijumpai pada anak balita, terutama pada 3 tahun pert
ama kehidupan, dimana seorang anak bisa mengalami 1-3 episode diare berat (Simatupan
g, 2004).
4. Faktor Pekerjaan
Ayah dan ibu yang bekerja sebagai pegawai negeri atau swasta ratarata mempunyai p
endidikan yang lebih tinggi dibandingkan ayah dan ibu yang bekerja sebagai buruh at
au petani. Jenis pekerjaan umumnya berkaitan dengan tingkat pendidikan dan pendap
atan. Tetapi ibu yang bekerja harus membiarkan anaknya diasuh oleh orang lain, sehi
ngga mempunyai resiko lebih besar untuk terpapar dengan penyakit diare (Simatupan
g, 2004).
5. Faktor Umur Balita
Sebagian besar diare terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun. Hasil analisa lanjut SD
KI (1995) didapatkan bahwa umur balita 12-24 bulan mempunyai resiko terjadi diare
2,23 kali dibandingkan anak umur 25-59 bulan (Simatupang, 2004). Terdapat beberap
a perbedaan pada saluran pencernaan bayi dan dewasa. Sistem pertahanan saluran cer
na pada bayi masih belum matang. Sekresi asam lambung belum sempurna saat lahir
dan membutuhkan waktu hingga beberapa bulan untuk dapat mencapai kadar bakterio
sidal dimana pH
6. Faktor ASI
Bayi yang diberi ASI lebih terlindungi terhadap penyakit infeksi terutama diare. Hal i
ni dikarenakan adanya faktor peningkatan pertumbuhan sel usus sehingga vilus dindin
g usus cepat mengalami pertumbuhan. ASI mengandung antibodi, terutama immunog
lobulin 15 yang dapat melumpuhkan bakteri patogen E.coli dan berbagai virus dalam
saluran pencernaan. ASI, terutama kolustrum sangat kaya akan secrete immunoglobul
in A (SIgA). ASI mengandung laktooksidase dan asam neuraminik yang mempunyai
sifat antibakterial terhadap E.coli dan Staphylococcus (Wahbeh, 2006). ASI juga men
gandung laktoferin dan lyzosim, yaitu suatu protein dan enzim yang merupakan komp
onen zat kekebalan dalam saluran pencernaan. Terkandung juga faktor bifidus, untuk
pertumbuhan kateri Lactobacillus bifidus yang dapat menjaga keasaman flora usus da
n berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan. ASI biasanya da
pat diserap dan dicerna saat diare. Anak-anak yang tetap diberi ASI selama diare peng
eluaran tinja berkurang dan diare lebih pendek daripada anak yang tidak diberi ASI
(Lubis, 2009).
7. Faktor Jamban
Resiko kejadian diare lebih besar pada keluarga yang tidak mempunyai fasilitas jamb
an keluarga dan penyediaan sarana jamban umum dapat menurunkan resiko kemungk
inan terjadinya diare. Berkaitan dengan personal hygiene dari masyarakat yang ditunj
ang dengan situasi kebiasaan yang menimbulkan pencemaran lingkungan sekitarnya d
an terutama di daerah-daerah dimana air merupakan masalah dan kebiasaan buang air
besar yang tidak sehat (Simatupang, 2004).
8. Faktor Sumber Air
Sumber air adalah tempat mendapatkan air yang digunakan. Air baku tersebut sebelu
m digunakan adalah yang diolah dulu, namun ada pula yang langsung digunakan oleh
masyarakat. Kualitas air baku pada umumnya tergantung dari mana sumber air terseb
ut didapat. Ada beberapa macam sumber air misalnya : air hujan, air tanah (sumur gal
i, sumur pompa), air permukaan (sungai, danau) dan mata air. Apabila kualitas air dar
i sumber air tersebut telah memenuhi syarat kesehatan sesuai dengan peraturan yang b
erlaku, dapat langsung dipergunakan tetapi apabila belum memenuhi syarat, harus me
lalui proses pengolahan air terlebih dahulu. Saat ini, penggunaan air minum isi ulang
kemungkinan mempengaruhi terjadinya penyakit diare. Hal ini mungkin disebabkan o
leh air yang dijual bukan merupakan air bersih yang siap minum, sedangkan konsume
n mengkonsumsi air tersebut tanpa dimasak terlebih dahulu.
Untuk mengkaji pola eliminasi dan menentukan adanya kelainan, perawat melakuk
an pengkajian riwayat keperawatan, pengkajian fisik abdomen, menginspeksi karik
teristik feses, dan meninjau kembali hasil pemeriksaan yang berhubungan
a. Riwayat keperawatan
Banyak riwayat keperawatan dapat dikelompokkan berdasarkan faktor-
faktor yang mempengaruhi eliminasi.
1) Penentuan pola eliminasi klien yang biasa, termasuk frekuensi dan
waktu defekasi dalam sehari.
2) Identifikasi rutinitas yang dilakukan untuk meningkatkan eliminasi
normal. Contoh rutinitas tersebut adalah konsumsi cairan panas,
penggunaan laksatif, pengonsumsian makanan tertentu, atau
mengambil waktu untuk defekasi selama kurun waktu tertentu dalam
satu hari.
3) Gambaran setiap perubahan terbaru dalam pola eliminasi
4) Deskripsi klien tentang karakteristik feses. Perawat menentukan wama
khas feses, konsistensi feses yang biasanya encer atau padat atau lunak
atau keras
5) Riwayat diet. Perawat menetapkan jenis makanan yang klien inginkan
dalam sehari. perawat menghitung penyajian buah-buahan, sayur-
sayuran, sereal, dan roti
6) Gambaran asupan cairan setiap hari. Hal ini meliputi tipe dan jumlah
cairan
7) Riwayat olahraga. perawat meminta klien menjelaskan tipe dan jumlah
olahraga yang dilakukannya setiap hari secara spesifik
8) Pengkajian penggunaan alat bantuan buatan di rumah. Perawat
mengkaji apakah klien menggunakan enema, laksatif, atau makanan
khusus sebelum defekasi.
9) Riwayat pembedahan atau penyakit yang mempengaruhi saluran GI.
Informasi ini seringkali dapat membantu menjelaskan gejala-gejala
yang muncul.
10) Keberadaan dan status diversi usus. Apabila klien memiliki ostomi,
perawat mengkaji frekuensi drainase feses, karakter feses, penampilan
dan kondisi stoma
11) Riwayat pengobatan. Perawat menanyakan apakah klien mengonsumsi
obat-obatan (seperti laksatif, antasid, suplemen zat besi, dan analgesik)
yang mungkin mengubah defekasi atau karakteristik feses.
12) Status emosional. Emosi klien dapat mengubah frekuensi defekasi
secara bermakna. Selama pengkajian, observasi emosi klien, nada
suara, dan sikap yang dapat menunjukkan perilaku penting yang
mengindikasikan adanya stres.
13) Riwayat sosial. Klien mungkin memiliki banyak aturan dalam
kehidupannya. Tempat klien tinggal dapat mempengaruhi kebiasaan
klien dalam defekasi dan berkemih.
14) Mobilitas dan ketangkasan. Mobilitas dan ketangkasan klien perlu
dievaluasi untuk menentukan perlu tidaknya peralatan atau personel
tambahan untuk membantu klien.
b. Menerapkan komunikasi pada tahap diagnosis keperawatan klien dengan
gangguan kebutuhan fisik eliminasi.
Diagnosa keperawatan adalah suatu kesimpulan yang dihasilkan dari analisa
data. Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik tentang respon individu
keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan
yang aktual atau potensia. Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk
pemilhan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang merupakan
tanggung jawab perawat menurut North American Nursing Diagnosis
Association (NANDA). Setelah melakukan pengumpulan data, selanjutnya
dikelompokkan dan dianalisis untuk menentukan diagnosis atau masalah
keperawatan. Diagnosis/masalah keperawatan yang telah ditetapkan penting
disampaikan kepada pasien agar mereka kooperatif dalam perawatan.
Beberapa diagnosis/masalah keperawatan yang sering muncul adalah
kekurangan volume cairan dan ketidakseimbangan nutrisi. Peran perawat
sebagai pemberi pelayanan keperawatan pada anak yang dirawat dengan
diare, diantaranya memantau asupan dan pengeluaran cairan. Contoh
komunikasi tahap diagnosis keperawatan:
Perawat: “Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan diketahui ba
hwa Mbak ini kekurangan volume cairan yang menyebabkan
tidakseimbangnya nutrisi didalam tubuh mbak elina”
BAB II
PELAKSANAAN
A. Skenario
1. Narasi
Pada hari Rabu, 07 Mei 2021 pada pukul 08.00 WIB datang seorang pasien perem
puan berusia 19 tahun bersama ibunya ke RSUD Surakarta dengan keluhan BAB cai
r lebih dari 7 kali per hari, disertai muntah. Pasien mengatakan perutnya sakit setelah
semalam mengonsumsi makanan yang pedas.Selain itu klien tidak menyukai sayur. P
asien mengeluh nyeri dan kram dibagian perut. Pasien tampak lemah dan mata ceku
ng.
2. Peran
Dalam skenario gangguan kebutuhan fisik bd diare akan memerlukan 3 seorang p
eran yaitu perawat yang bertugas merawat klien , pasien yang mengeluh sakit diare, d
an ibu yang mengantarkan anaknya ke rumah sakit untuk berobat. Adapun pembagian
peran sebagai berikut ini :
1. Perawat : Endah Ragil Saputri
2. Pasien : Elina Oktafiani
3. Ibu Pasien : Elvana Deanovisa
3. Penataan Ruang
Lingkungan disetting seperti tempat untuk interaksi antara pasien dengan perawat
dalam kasus. Pada kasus ini kami mengambil lingkungan setting ruang pemeriksaan
dan ruang inap karena pasienn datang secara tiba- tiba lalu nanti akan dipindahkan ke
ruang rawat inap. Berikut ini adalah denahnya sebagai berikut :
A. Ruang Pemeriksaan
I : PASIEN
PERALATAN II :PERAWAT
MEDIS
III : KELUARGA
PASIEN
MEJA
I II
III
PINTU
B. Ruang Inap
I : PASIEN
II
I
S
O
III MEJA
F
A
B. Strategi Pelaksanaan
TAHAP PENGKAJIAN
1. Fase pra Interaksi
Pada tahap ini, seorang perawat melakukan persiapan mental dan menyakinkan diri sebel
um bertemu dengan klien agar komunikasi dapat berjalan dengan baik. Perawat mencari i
nformasi tentang kliennya. Setelah itu perawat merancang strategi untuk pertemuan perta
ma dengan klien.
Pada tahap pra interaksi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
2. Perawat telah memahami tentang penyakit dan lingkupnya serta alat- alat yang diperlu
kan
2. Fase Interaksi
Fase Orientasi
Perawat “Baik, saya bacakan hasil pengkajian tadi ya. Jadi mba Elina hari ini suda
h BAB 7 kali, penyebabnya karena makan makanan pedas. BAB nya cair tidak berlendir
ataupun berdarah. Warnanya tidak seperti air cucian beras dan tidak berbau busuk. Di ru
mah sudah diberikan penanganan dengan pemberian obat diapet yang dibelikan di apotik.
Mba Elina juga tidak ada alergi terhadap obat atupun makanan tertentu bagaimana apaka
h ada yang perlu dikoreksi?”
Perawat “Apakah ada yang ingin ditanyakan terkait kondisi mba Elina?”
Fase Terminasi
Perawat “ Baik mba Elina, wawancara telah selesai ya. Bagaimana perasaan mba
Elina setelah wawancara tadi ? “
Perawat “ Baik, jika tadi selama wawancara ada keluhan yang belum disampaikan,
mba Elina dan Ibu Elvana bisa menyampiakan lagi kepada saya. Bagaimana apa bisa dipa
hami?”
Perawat “ Baik mba Elina dan Ibu Elvana jadi ini saya akan konsultasikan terlebih
dahulu dengan dokter untuk menetapkan diagnosis mba Elina. Nanti sekitar 30 menit say
a akan kembali lagi untuk menyampaikan diagnosis dari. Kalau begitu saya permisi terleb
ih dahulu ya”
( 30 menit kemudian)
Perawat “ Saya perawat Endah kembali lagi untuk menemui mba Elina, baik kalau
begitu saya langsung saja sesuai kontrak kita tadi menyampaikan terkait masalah kesehat
an yang dialami oleh mba Elina. Waktu yang saya butuhkan kira- kira 10- 15 menit. Tem
patnya disini ya. Bagaimana apa mba Elina bersedia?”
Perawat “ Kalau begitu silakan berbaring di tempat tidur ya mba Elina.”
Fase Kerja
Perawat “ Baik mba Elina berdasarkan data yang saya peroleh melalui hasil
pengkajian tadi dan sesuai diagnosis dari dokter, mba Elina mengalami diare. Diare ini be
rhubungan dengan proses infeksi yang menyebabkan BAB lebih dari 3 kali dalam sehari
dengan konsepsinya cair ya. Jadi Ibu Elvana, anak ibu harus rawat inap di rumah sakit ini
agar anak ibu tidak kekurangan cairan dan mendapatkan perawatan yang intensif.”
Perawat “ Iya bu saya akan berusaha sebaik mungkin. Setelah ini saya akan memp
ersiapkan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk kesembuhan mba Elina”
Fase Terminasi
Perawat “ Bagaimana apa sudah jelas dari penjelasan yang saya berikan?”
Perawat “ Baiklah kalau begitu bisa diulangi lagi apa yang saya sampikan?”
Perawat “ Iya benar. Bagaimana perasaan mba Elina setelah mengetahui diagnosis
yang diberikan oleh dokter? “
RTL ( Rencana Tindak Lanjut)
Perawat “ Bu elvana karena mba Elina bab lebih dari 3 kali untuk memenuhi cairan
kebutuhan yang hilang saya anjurkan untuk perbanyak minum air putih ya. Agar tidak
terjadi dehidrasi”
Perawat “ Baiklah nanti pukul 08.30 saya akan kembali lagi untuk menyampaikan
rencana tindakan yang akan dilakukan Tempatnya nanti di ruangan rawat inap mba elina
ya. Mba Elina jangan cemas ya saya akan berusaha sebaik mungkin untuk kesembuhan
mba Elina . Saya pamit dulu permisi”
Perawat “ Saya perawat Endah yang tadi telah membuat janji dengan mba Elina un
tuk menyampaikan rencana tindakan yang akan dilakukan ”
Perawat “ Bagaimana perasaan mba Elina sekarang ?”
Perawat “Baik mba Elina saya akan menyampaikan rencana perawatan yang akan
dilakukan untuk mengatasi masalah diare yang mba Elina alami. Karena saya sudah ber
konsultasi dengan dokter terkait rencana tindakan yang akan dilakukan, ini membutuhka
n waktu 10 – 20 menit bagaimana apa mba Elina bersedia? Baik tempatnya di ruangan i
ni ya”
Fase Kerja
Perawat “Jadi, rencana tindakan yang akan dilakukan kepada mba Elina nantinya a
dalah
Observasi :
1. Memonitor TTV yang bertujuan untuk mengetahui suhu tubuh, tekana darah, nadi,
dan pernafasan mba Elina
2. Memonitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja ini bertujuan untuk men
getahui perkembangan
3. Memonitor jumlah pengeluaran tinja
Terapeutik :
Edukasi :
Kolaborasi :
1. Berkolaborasi dengan dokter dan apoteker dalam pemberian obat pengeras feses (ata
pulgit).
2. Berkolaborasi dengan dokter dan apoteker dalam pemberian obat loperamide yang be
rtujuan untuk memperlambat gerakan usus dan membuat feses menjadi lebih padat.”
Fase Terminasi
Perawat “Bagaimana perasaan mba Elina sekarang setelah mengetahui rencana tin
dakkan yang akan diberikan?”
RTL ( Rencana Tindak Lanjut)
Perawat “Iya Bu, kami akan usahakan sebaik mungkin. Pukul 09.30 WIB saya
akan kembali lagi untuk memasang infus di ruang inap mba Elina. Ibu sebagai wali dari
mba Elina harus memperhatikan asupan makanan yang dimakan oleh mba Elina, bila
nanti ada yang ingin ditanyakan ibu Elvana bisa menanyakan kepada saya atau perawat
lain diruang perawat ya bu, saya permisi dulu.”
Perawat “Selamat pagi mba Elina saya kembali lagi untuk memenuhi janji kita tadi
ya.”
Perawat “Tadi sudah saya sampaikan ya bahwa salah satu tindakan yang akan saya
lakukan nanti adalah memasang infus RL pada mba Elina. Tujuan dari pemasangan infu
s tersebut adalah untuk memenuhi cairan tubuh yang hilang sehingga tidak terjadi dehid
rasi. Waktu yang dibutuhkan sekitar 15- 20 menit dan tempatnya di kamar Nn Elina. Ap
akah mba Elina bersedia?”
Perawat “Insyaallah tidak ya, asal nanti saat pemasangan infus mba Elina jangan
menarik tangannya ketika jarum di masukkan. Mba elina bisa tarik napas dalam dan jan
gan melihat jika takut”
Perawat “Boleh bu Elvana, mba elina bisa ditemani sampai pemasangan infus sele
sai”
Fase Kerja
Perawat menyiapkan peralatan untuk memasang infus di tangan pasien, menutup pintu
untuk menjaga privasi pasien dan mendekatkan alat- alat, serta memposisikan pasien
Perawat “ Baiklah kita mulai ya. Saya pasang dulu set infusnya. Boleh suster liha
t dulu tangannya agar suster tau tangan mana yang mudah diinfus. Hmm tangan sebelah
kiri yaa. Ini torniketnya saya pasang. Apakah terlalu kencang?
Perawat ”Saya bersihkan dulu dengan alcohol swab tangannya. Ini saya ma
sukkan jarumnya. Tarik nafas dalam ya, jangan ditarik saat dimasukkan jarumnya. Kala
u takut jangan ngintip”
Perawat “Pemasangan Infus sudah suster lakukan ya mba Elina, bu Elvana nanti k
alau semisal infusnya sudah habis ibu bisa lapor ke ruang perawat atau memencet bel ya
ng berada di sebelah kanan. Pesan saya infusnya jangan samapi habis ya. Karna nanti
darahnya akan naik”
Perawat “ Ini saya beri obat loperamid diminum untuk awal 2 tablet kemudian 1 ta
blet setelah bab yaa. Obat ini berfungsi untuk memperlambat gerakan usus dan membua
t feses menjadi lebih padat.”
Perawat " iya bu silahkan, itu sudah menjadi kewajiban saya. "
Perawat " jadi harus minum banyak cairan untuk menghindari dehidrasi,makan ma
kanan sehat yang rendah serat dan mudah dicerna, salah satunya bisa menjalani diet BR
AT, mengonsumsi makanan yang tinggi probiotik seperti yogurt dan tempe, menghindar
i makanan yang membuat diare semakin parah, misalnya makanan pedas, gorengan,
makana yang mengandung pemanis buatan, dan disaranakan makan dalam porsi kecil, h
al ini dilakukan agar beban kerja usus tidak terlalu berat."
Fase Terminasi
Perawat “ Bagaimana perasaan mba Elina setelah saya infus?”
Setelah itu, perawat masuk ke ruangan pasien dengan membawa obat yang akan diberik
an.
Perawat "Sesuai janji kita tadi saya disini akan memberikan obat kepada mba Elin
a, tidak lama, sekitar 15 menit. Apakah mba Elina bersedia?
Fase Kerja
Perawat "Ini obat yang harus mba Elina minum. Ini adalah Loperamide (Imodiu
m), obat yang bekerja untuk memperlambat gerak usus agar menghasilkan feses dalam
bentuk lebih padat,dosis obat mencret ini sebanyak 4 mg dalam bentuk tablet.Ada Oralit
berfungsi untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang akibat diare.
Perawat " Sebelum minum obat alangkah mba Elina berdoa terlebih dahulu."
Fase Terminasi
Evaluasi Subjektif
Perawat “ Bagaimana perasaan mba Elina setelah saya beri obat?”
Perawat “Syukurlah kalau begitu”
Evaluasi Objektif
Perawat “ Baiklah mba Elina tadi waktu di Rs sudah berapa kali ke BAB ? “
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
Zein, U., Sagala, K. H., & Ginting, J. (2018). "Diare akut disebabkan bakteri.” Jurnal
(online), (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3388/1/penydalam-
umar4.pdf diaskes pada 24 Maret 2021)