Dosen Pembimbing:
Siska Christianingsih,S.Kep.,Ns.,M.Kep
Disusun Oleh:
Nim : (2018.01.017)
TAHUN AJARAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terimakasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Karena
atas berkat-Nya,penulis dapat menyelesaikan pembuatan Laporan Kasus asuhan keperawatan
pada An,N dengan diagnosa medis Gastrointeritis di rumah sakit mojo warno
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai laporan setelah melakukan praktik
klinik di Rumah Sakit Kristen Mojowarno Jombang. Dalam penyusunan laporan keperawatan
gastrointeritis ini, banyak pihak yang telah membantu penulis sehingga terselesainya
penyusunan laporan ini, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Aristina Halawa, S.Kep., Ns.,M.Kes selaku Ketua Stikes William Booth Surabaya
2. Hendro Djko Tj, S.Kep.Ns.,M.Kep selaku kaprodi S1 Keperawatan Stikes William Booth
Surabaya
3. Siska Christianingsih,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen pembimbing
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan kasus keperawatan
gastrointeritis
Surabaya,
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum Memperoleh gambaran pemberian asuhan keperawatan pada pasien
dengan gastroenteritis .
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Mengidentifikasi data fokus pada pasien dengan gastroenteritis di Rumah
Sakit Mojo Warno
2) Mengidentifikasi diagnosa keperawatan pada pasien dengan gasrtointeritis di
Rumah Sakit Mojo Warno
3) Menyusun perencanaan dan melaksanakan tindakan pada pasien dengan
diagnosa gastroenteritis di Rumah Sakit Mojo Warno
4) Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan
gastroenteritis di Rumah Sakit Mojo Warno
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis Mahasiswa mengetahui dengan benar tentang rasional dasar dari
suatu tindakan keperawatan pasien dengan diagnosa gastroenteritis
TINJAUAN TEORI
2.1 PENGERTIAN
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut).
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang
disebut ion jika berada dalam larutan (Abdul 2008).
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis dan
lingkungan (Tarwoto dan Wartonah, 2004).
Keseimbangan cairan yaitu keseimbangan antara intake dan output. Dimana pemakaian
cairan pada orang dewasa antara 1.500ml-3.500ml/hari, biasanya pengaturan cairan tubuh
dilakukan dengan mekanisme haus.
Etiologi
1) Penurunan masukan.
3) Perdarahan.
Diet Diet seseorang berpengaruh terhadap intakecairan dan elektrolit. Ketika intake
nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum
albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam
proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
Stress Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan
glykogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan rentensi air sehingga bila
berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
Kondisi sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
misalnya :
a.Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius merupakan proses
output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal output urine sekitar 1400-1500 ml/24
jam, atau sekitar 30-50 ml/jam pada orang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan
produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat
maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan
dalam tubuh.
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, melalui kulit dengan mekanisme difusi. Pada orang
dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300-400 mL/hari,
tapi bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat meningkat.
Keringat
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini berasal dari
anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang
dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.
Difusi,fitrasi,transport aktif
Cairan dan
elektrolit hipovolemia hipervolemia
hi mia
Gangguan keseimbangan Gangguan
MK :Kekurangan MK:Kelebihan keseimbangan asam
volume cairan elektrolit
volume cairan basa
Hiponatremia dan hypernatremia
Asidosis respiratorik
Hipoklasemia dan hyperkalsemia
Asidosis metabolic
Alkalosis respiratorik
Alkalosis metabolic
Mk ketidak seimbangan
Mk gangguan
pertukaran gas
Manifestasi klinis
Hipovolemia
1) Pusing, kelemahan, keletihan
2) Sinkope
3) Anoreksia, mual, muntah, haus
4) Kekacauan mental
5) Konstipasi dan oliguria.
6) Peningkatan nadi, suhu.
7) Turgor kulit menurun.
8) Lidah kering, mukosa mulut kering.
9) Mata cekung.
Hipervolemia
1) Sesak nafas
2) Ortopnea.
3) Oedema.
Penatalaksanaan
1. Pemberian cairan dan elektrolit per oral
a. Penambahan intake cairan dapat diberikan peroral pada pasien-pasien tertentu,
misalnya pasien dengan dehidrasi ringan atau DHF stadium I.
b. Penambahan inteke cairan biasanya di atas 3000cc/hari.
c. Pemberian elektrolit peroral biasanya melalui makanan dan minuman.
2. Pemberian therapy intravena
a. Pemberian terapy intravena merupakan metode yang efektif untuk memenuhi cairan
extrasel secara langsung.
b. Tujuan terapy intravena :
1). Memenuhi kebutuhan cairan pada pasien yang tidak mampu mengkonsumsi
cairan peroral secara adekuat.
2). Memberikan masukan-masukan elektrolit untuk menjaga keseimbangan
elektrolit.
c. Jenis cairan intravena yang biasa digunakan :
1). Larutan nutrient, berisi beberapa jenis karbohidrat dan air, misalnya dextrosa dan
glukosa. Yang digunakanyaitu 5% dextrosa in water (DSW), amigen, dan
aminovel.
2). Larutan elektrolit, antara lain larutan salin baik isotonik, hypotonik, maupun
hypertonik yang banyak digunakan yaitu normal saline (isotonik) : NaCL 0,9%.
3). Cairan asam basa, contohnya sodium laktate dan sodium bicarbonat.
4). Blood volume expanders, berfungsi untuk meningkatkan volume pembuluh darah
atau plasma. Cara kerjanya adalah meningkatkan tekanan osmotik darah.
3. Menghitung balance cairan.
a. Input
Input merupakan jumlah cairan yang berasal dari minuman, makanan,
ataupun cairan yang masuk ke dalam tubuh klien, baik secara oral maupun
parenteral. Cairan yang termasuk input yaitu:
1.) Minuman dan makanan
2.) Terapi infus
3.) Terapi injeksi
4.) Air Metabolisme (5cc/kgBB/hari)
5.) NGT masuk
b. Output
Output merupakan jumlah cairan yang dikeluarkan selama 24 jam. Cairan
tersebut berupa:
1.) Muntah
2.) Feses, satu kali BAB kira-kira 100cc.
3.) Insensible Water Loss (IWL), menggunakan rumus15cc/kgBB/hari
4.) Cairan NGT terbuka
5.) Urin
6.) Drainage dan perdarahan
4. Hipovolemia
a. Pemulihan volume cairan normal dan koreksi gangguan penyerta asam basa
dan elektrolit.
b. Perbaikan perfusi jaringan pada syok hipovolemik.
c. Rehidrasi oral pada diare pediatrik.
5. Hipervolemia, tindakan:
a. Pembatasan natrium dan air.
b. Diuretik.
c. Dialisis atau hemofiltrasi arteriovena kontinue: pada gagal ginjal atau
kelebihan beban cairan yang mengancam hidup.
Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan kadar elektrolit : kadar elektrolit serum diukur untuk menentukan status
hidrasi, konsentrasi elektrolit pada plasma darah.
b) Darah lengkap : suatu penetapan jumlah dan tipe sel darah putih dan sel darah merah per
milliliter kubik darah.
c) Berat jenis urin : mengukur derajat konsentrasi urine
d) Kadar BUN: pemeriksaan masa perdarahan ini ditunjukkan pada kadar trombosit,
hemoglobin, eritrosit, limfosit, dll
e) Kadar kreatinin darah : Bermanfaat untuk mengukur fungsi ginjal.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Riwayat Kesehatan
1. Asupan cairan dan makanan (oral dan Parental).
2. Tanda dan gejala gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan dan elektrolit.
4. Pengobatan tertentu yang tengah dijalani yang dapat mengganggu status cairan.
5. Status perkembangan (usia atau kondisi sosial).
6. Faktor psikologis (perilaku emosional).
B. Pengukuran Klinik
1. Berat Badan (BB)
Peningkatan atau penurunan 1 kg BB setara dengan penambahan atau pengeluaran 1
liter cairan, ada 3 macam masalah keseimbangan cairan yang berhubungan dengan
berat badan :
a. Ringan : ± 2%
b. Sedang : ± 5%
c. Berat : ±10%
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama dengan
menggunakan pakaian yang beratnya sama.
2. Keadaan Umum
Pengukuran tanda-tanda vital seperti suhu, nada, pernapasan, dan tekanan darah serta
tingkat kesadaran.
3. Asupan cairan
Asupan cairan meliputi:
a. Cairan oral : NGT dan oral
b. Cairan parental : termasuk obat-obat intravena
c. Makanan yang cenderung mengandung air
d. Iritasi kateter
4. Pengukuran keluaran cairan
1).Urin : Volume, kejernihan/kepekatan
2).Feses : Jumlah dan konsistensi
3).Muntah
4).Tube drainage dan IWL
5. Ukuran keseimbangan cairan dengan akurat : normalnya sekitar 200cc.
C. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik difokuskan pada :
1. Integument : Keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan, otot, tetani
dan sensasi rasa.
2. Kardiovaskuler : Distensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin dan bunyi
jantung.
3. Mata : cekung, air mata kering.
4. Neurology : Reflek, gangguan motorik dan sensorik, tingkatkesadaran.
5. Gastrointestinal : Keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-muntah
D. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan elektrolit serum
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kadar natrium, kalium, klorida, ion
bikarbonat.
b. Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan ini meliputi jumlah sel darah merah, hemoglobin (Hb), hematrokit (Ht).
Ht naik : adanya dehidrasi berat dan gejala syok.
Ht turun : adanya perdarahan akut, masif, dan reaksi hemolitik.
Hb naik : adanya hemokonsentrasi
Hb turun : adanya perdarahan habat, reaksi hemolitik.
c. pH dan berat jenis urine
Berat jenis menunjukkan kemampuan ginjal untuk mengatur konsentrasi urine.
Normalnya, pH urine adalah 4,5-8 dan berat jenisnya 1,003-1,030.
Diagnosa keperawatan
1) Resiko devisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan
2) Volume cairan berlebih berhubngan dengan retensi garam dan air
3) Ganguan keseimbangan elektrolit berhubungan dengan malnutrisi
E. Intervensi (Perencanaan)
Diagnosa
No Tujuan dan kriteria hasil Intervensi keperawatan Rasional
keperawatan
1. Risiko Tujuan :
Hipovolemia Menyeimbangkan volume a. Kaji cairan yang a. Membuat klien
cairan sesuai dengan disukai klien dalam lebih kooperatif.
kebutuhan tubuh batas diet.
Kriteria Hasil:
a. Terjadi peningkatan b. Mempermudah
asupan cairan min. b. Rencanakan target untuk memantauan
2000ml/hari (kecuali pemberian asupan kondisi klien.
terjadi kontraindikasi). cairan untuk setiap sif,
b. Menjelaskan perlu-nya mis : siang 1000 ml,
meningkatkan asupan sore 800 ml dan malam
cairan pada saat 200 ml. c. Pemahaman tentang
stress/cuaca panas. c. Kaji pemahaman klien alasan tersebut
tentang alasan membantu klien dlm
c. Mempertahankan berat mempertahankan mengatasi
jenis urine dalam batas hidrasi yg adekuat. gangguan.
normal.
d. Untuk mengontrol
d. Tidak menunjukan tanda- d. Catatasupan dan asupan klien.
tanda dehidrasi. haluaran.
e. Untuk mengetahui
e. Pantau asupan per oral, prkembangan status
min. 1500 ml/ 24 jam. kesehatan klien.
f. Pantau haluaran cairan
1000-1500ml /24jam.
Pantau beratjenis urine.
2. Kelebihan volume Tujuan:
cairan Kebutuhan cairan klien a. Kaji asupan diet dan a. Untuk mengontrol
dapat terpenuhi sesuai kebiasaan yang asupan klien.
dengan kebutuhan tubuh mendorong terjadinya
klien. retensi cairan.
Kriteria hasil:
a. Klien akan menyebutkan b. Anjurkan klien untuk b. Konsumsi garam
faktor penyebab dan menurunkan konsumsi yang berlebihan me-
metode pencegahan garam. ningktkan tekanan
edema. darah.
b. Klien mperlihatkan c. Anjurkan klien untuk: c. Makanan yg meng-
penurunan edema 1) Menghindari gunakan penyedap
makanan gurih, rasa dan pengawet.
makanan kaleng dan
makanan beku.
2) Mengkonsumsi
mkann tnpa garam
dan menambahkan
bumbu aroma.
3) Menggunakan cuka
pengganti garam utk
penyedap rasa sop,
rebusan dll.
d. Kaji adanya tanda d. Na+mengikat air,jadi
venostasis dan tubuhakan
bendungan vena pada lebihmerasa
bagian tubuh yang lebihcepat haus.
mengantung.
e. Untuk drainase limfatik e. Venostasis dapat
yang tidak adekuat. mengakibatkan
terhambatnya aliran
darah.
f. Tinggikan ekstremitas f. Guna memperlancar
dengan mnggunakn sirkulasi.
bantal, imobilitas, bidai/
balutan yang kuat, serta
berdiri/duduk dlm
waktu yg lama.
g. Jangan memberikan g. Perlukaan pada
suntikan/infuse pada daerah yang sakit
lengan yang sakit. menyebabkan
kurang lancarnya
sirkulasi peredaran
darah di daerah tsb.
h. Tingatkan klien untuk h. Semua kegiataan
menghindari detergen tersebut
yang keras, membawa memperparah
beban berat, memegang keadaan klien
rokok, mencabut
kutikula/ bintil kuku,
me-nyentuh kompor
gas, memgenakan
perhiasan atau jam
tangan. i. Untuk mepercepat
i. Lindungi kulit yg perbaikan jaringan
edema dari cidera. tubuh.
F. Implementasi (tindakan )
b. Mengkaji haluaran urin. Sedikitnya 25 ml/jam atau 600 ml/hari (haluaran urin yang
sedikti dapat menyebabkan hiperkalemia).
c. Melaporkan nilai kalium serum yang melebihi 5 mEq/l. batasi asupan kalium jika perlu.
(nilai kalium lebih dari 7 mEq/l dapat menyebabkan henti jantung)
d. Memantau EKG untuk melihat adanya pelebaran kompleks QRS dan gelombang T tinggi
yang merupakan tanda hiperkalema.
2. Pasien akan mengkonsumsi cairan sesuai dengan program (per oral, therapy intravena
atau TPN).
Nama : An, N
Umur : 3 Tahun
Jenis Kelamin : laki laki
Status perkawinan :belum kawin
Agama : islam
Identitas
dikonsumsi oleh pasien, kemudian dibawa ke bidan desa terdekat dan diberi obat
oleh bidan tersebut. Pasien juga mengalami muntah 3x seperti susu dan buang air
besar 4x dengan konsistensi cair, kemudian pasien dibawa ke Rumah Sakit
Muhammadiyah. Pada tanggal 14 Juli 2020 pukul 20.30 An. N dibawa ke RSK
Mojowarno.
Tanda Vital :TD : - Nadi : 104 x/ menit Suhu : 37,9 0 c RR : 23x/ menit
Kesadaran: Compos Mentis Apatis Somnolen Sopor Koma
Masalah Keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan
a. Bentuk Dada: normochest barrel-chest funnel-chest pigeon-chest
Keluhan: sesak nyeri waktu nafas/nyeri saat palpasi
Batuk: produktif tidak produktif hemoptoe
Sekret/jumlah:............... Konsistensi:...................
Warna:............... Bau:.............................
b. Ekspansi paru simetris tertinggal kiri/kanan
c. Irama nafas teratur tidak teratur
d. Jenis Dispnoe Kusmaul Cheyne Stokes Lainnya:….........
e. Suara nafas Trakeal/Vesikuler/bronco-vesikuler Stridor friction-rub
Ronchi Wheezing Serak/parau Lainnya: …
f. Alat bantu nafas ya tidak
B1 (Breath)
Pernafasan
Jenis:................. flow...........lpm
g. Deviasi trakea ya tidak
h. Pernafasan cuping hidung ya tidak
i. Retraksi supraclavicula ya tidak
j. Retraksi otot intercostalis/otot bantu nafas ya tidak
k. Perkusi dada sonor/resonan redup pekak hipersonor
l. Vocal/tactile fremitus simetris tidak simetris
m. Sianosis sentral (lidah/mukosa) perifer (kuku)
n. Peningkatan tekanan vena jugularis ya tidak
o. Clubbing fingers ya tidak
p. Lain-lain: …………………………
Masalah Keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan
Keluhan nyeri dada ya tidak
Lokasi nyeri : ………………………….. Intensitas/frekwensi: ………………
Kualitas nyeri: …………………………. Waktu: …………………………….
Irama jantung reguler ireguler
S1/S2 Tunggal ya tidak asystole cardiac arrest
Suara jantung normal (lub-dub) murmur gallop friction-rub
Kardiovaskuler
Palpitasi ya tidak
B2 (Blood)
Masalah Keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan
GCS: Eye : Verbal : Motorik : Total:
P
Reflek Fisiologis patella triceps biceps angkle
Reflek Patologis babinsky budzinzky kernig
Keluhan pusing/vertigo ya tidak
Pupil Isokor Anisokor Diameter......
Sklera/Konjunctiva Anemis Ikterus raccoon eyes
Gangguan Pandangan ya tidak jelaskan..................
Gangguan Pendengaran ya tidak jelaskan..................
Istirahat/ tidur:.........................jam/hari
ersyarafan
B3 (Brain)
Masalah Keperawatan:
a. Mulut bersih kotor berbau
palatoschizis
b. Mukosa lembab kering stomatitis
c. Gigi lengkap tidak lengkap palsu jelaskan:
…….
d. Tenggorokan sakit menelan kesulitan menelan
pembesaran tonsil nyeri tekan
e. Abdomen tegang kembung ascites spider-
nervi
Nyeri tekan ya tidak nyeri visceral
Luka operasi ada tidak
Jenis operasi:............... Lokasi/area :............ flatus
Keadaan: Drain ada tidak
Jumlah:............ warna:.......
Kondisi area sekitar insersi:.............
Pencernaan
B5 (Bowel)
f. Peristaltik: 33 x/menit
g. BAB: 6 x/hari Terakhir tanggal: 17 juli 2020
Konsistensi keras lunak cair lendir/darah
h. Diet padat lunak cair Jenis:
………….
i. Nafsu makan baik menurun frekuensi:3-4 x/hari
j. Porsi makan habis tidak keterangan:
mual ,munta
k. NGT ya tidak
l. Mual/muntah ya tidak
m. Strie ya tidak warna: ……………..
n. Psoas sign ya tidak
o. Obsturator sign ya tidak
p. Lainnya …………………….
Masalah Keperawatan:
Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan diare.
Kemampuan pergerakan sendi: bebas terbatas
Kekuatan otot
Muskuloskeletal/integumen
Hipoglikemi ya tidak
Luka ganggren ya tidak
Lain-lain:
Masalah Keperawatan:
Mandi : x/hari
Sikat gigi : x/hari
Keramas : x/hari
Pers. Higiene
Memotong kuku
Ganti pakaian : x/hari
Merokok ya tidak
Alkohol ya tidak
Lainnya: …………………………………..
Masalah Keperawatan:
Persepsi klien terhadap penyakitnya
Cobaan Tuhan Hukuman lainnya
Ekspresi klien terhadap penyakitnya
Murung/diam gelisah tegang marah/menangis
Reaksi saat interaksi kooperatif tidak kooperatif curiga
Psiko-sosio-spiritual
Kegiatan ibadah
Sebelum sakit sering kadang-kadang tidak pernah
Selama sakit sering kadang-kadang tidak pernah
Masalah Keperawatan:
Data Penunjang :
Hasil pemeriksaan diagnostik pada tanggal 14 Juli 2020,
Hemoglobin 13,3 g/dl (N: 11,5 - 13,5 g/dl), Hematokrit 38,8 % (N: 34 – 40 %),
Eritrosit 4,4 juta/mm^3 (N: 3,9 -5,9 juta/mm^3), Lekosit 10.900 /mm3(N: 4.500 –
14.500 /mm3), Trombosit 211.000 u/L (N: 150.000 – 450.000 u/L), Basofil 0,1 %
(N: 0 – 1 %), Esonofil 2,1 % (N: 0 -4 %), Neutrofil 79,2 % (N: 55 -80 %),
Limfosit 9,1 % (N: 36 – 52 %), Monosit 9,5% (N: 0 – 5 %), MCV 82 fL (N: 80 –
96 fL), MCH 28 pg (N: 28 – 33 pg), MCHC 34 % (N: 32 – 36 %),LED 5 mm/jam
(0-15 mm/jam), LED 2 jam26 mm/jam, golongan darah O/Rh (+).
Terapi tanggal 15 Juli 2020 pasien mendapatkan terapi obat infus RL 60 cc/jam,
obat parenteral Taxegram 2x200 mg, obat peroral L-Bio 3x250 mg, Smecta 3x750
mg, Sanmol 3x1 sendok teh diberikan bila panas.
Terapi tanggal 16 Juli 2020 pasien mendapatkan terapi obat infus RL 60 cc/jam,
obat parenteral Taxegram 2x200 mg, obat peroral L-Bio 3x250 mg, Smecta 3x750
mg.
Terapi tanggal 17 Juli 2020 pasien mendapatkan terapi obat infus RL 60 cc/jam,
obat parenteral Taxegram 2x200 mg, obat peroral L-Bio 3x250 mg, Smecta 3x750
mg.
DATA ETIOLOGI MASALAH
Risiko hipovolemia
DS: Diare
- Ibu pasien
Kehilangan cairan dan elektrolit
mengatakan
yang berlebih
pasien buang
air besar 6x
CES hilang cepat
Daftar Masalah
perhari.
1. Risiko hipovolemia
Ketidakseimbangan elektrolit
2. Hipertermia
3. Gangguan integritas kulit
DO:
Kehilangan cairan intraseluler
- Mukosa bibir
kering Kekurangan volume cairan
- Pasien
tampak lemas
- Nadi : 104
Surabaya,
x/menit
- Suhu :37,9 0 c
Ners
- Rr 23 x/menit
- Membran
mukosa
pucat, bising
ANALISA
usus DATA
hiperaktif
DS : Bakteri masuk kedalam aliran Hipertermi
darah
- Ibu Klien
mengatakan ↓
Anaknya
Lemas Bakteri mengeluarkan
- Ibu pasien endotoksin
mengatakan
↓
Anaknya
panas Hipotalamus
DO: ↓
- klien tampak
Hipertermi
gelisah
- Akral hangat
- Membran mukosa
kering
- TD :90/60 mmHg
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko hypovolemia b/d diare yang ditandai dengan ibu pasien mengatakan pasien
buang air besar 6x perhari dengan konsistensi cair.dengan data yang di dapat DS:Ibu
pasien mengatakan pasien buang air besar 6x perhari. DO:Mukosa bibir
kering,Pasien tampak lemas,Nadi : 104 x/menit,Suhu :37,9 0 c ,Rr 23
x/menit,Membran mukosa pucat, bising usus hiperaktif
2.
Hipertermi b/d proses infeksi yang ditandai dengan anaknya demam setelah
menggunakan produk susu dengan data yang di kaji DS Ibu Klien mengatakan
Anaknya Lema,Ibu pasien mengatakan Anaknya panas
DO klien tampak gelisah,Akral hangat,Membran mukosa kering,TD :90/60 mmHg
RR : 26X/menit,N :128 x/menit,S : 380 C.
3.
Gangguan integritas kulit (daerah perineal) berhubungan dengan frekuensi BAB
meningkat yang diatandai dengan terdapat kemrahan pada bokong anak,dan anak
selalu rewel
INTERVENSI KEPERAWATAN
HARI/ WAKT
MASALAH RENCANA RASIONAL
TANGGAL U
15 juli 2020 1. Risiko 80:00 -Jelaskan pada -Penjelasan yang
hypovolemi Orang Tua pasien efektif dapat membuat
a tentang tanda-tanda Orang Tua pasien
dari kekurangan
menjadi mengerti,
volume cairan dan
tindakan yang akan sehingga kooperatif
dilakukan. terhadap tindakan
keperawatan dan medis
yang akan diberikan
pada pasien.
keringat
5. Penatalaksanaan
pemberian :
1) Antipiretik
2) Antibiotic
Cairan parental.
HARI/
TANGGAL MASALAH WAKTU TINDAKAN TTD
08:25
Hipertermia 08:40 - Memonitor suhu tubuh
r/anak pasien masih demam
- Menyediakan suhu lingkungan dingin
08:45 R/ibu mengatakan anaknya merasa
nyaman dengan suhu yang sudah
diatur
- Longgarekan atau lepaskan pakian
R/ anak pasien memakai baju tipis
- Memberikan cairan oral
08:55 R/ ibu pasien selalu memberikan asi
dan anaknya pun menyusui
09:15
10:15
EVALUASI
Masalah Evaluasi
S :
Risiko hypovolemia ibu pasien mengatakan pasien buang air besar 8x
perhari sebanyak 50 cc,obyektifnya balance cairan -162
cc
O :
Hipertermia
S:
Ibu Klien mengatakan demam sudah menurun
O : klien tampak lemas,
TD : 120/80 mmHg Nadi : 95 x/menit Suhu : 36,5 0 c
RR : 20x/menit
A:
Masalah teratasi karena suhu tubuh dalam batas normal
P:
: Hentikan intervensi
Gangguan Integritas S
kulit Ibu pasien mengtakan anaknya masih bab 6x dengan
konsistensi cair
O
- Pasien tampak lemas,
- Mukosa bibir kering,
- Balance cairan -162 cc.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervenis keperawatan 1.2.3.4.5.6.dan 7
CATATAN PERKEMBANGAN
MASALAH EVALUASI
O
-Pasien tampak lemas
- Mukosa bibir kering
- Balance cairan: + 162 cc/24 jam
-N: 104x/menit, S: 37,90C Rr 23x/menit
I : Jam 07.40
2. Menganjurkan pasien
banyak minum
Jam 08.00
3. Memberikan Thianphenikol 500 mg
Jam 10.00
Memberikan diagit 2 tablet (2 jam setelah minum dengan obat
lain).
O
- Anak tampak rewel
- Kulit terlihat merah
- Balance cairan -162 cc.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervenis keperawatan 1.2.3.4.5.6.dan 7
I
- Waktu 09:00 wib Mencatat frekuensi defekasi.
R/ Orangtua anak mengatakan: “anak saya dari tadi pagi
sudah BAB 6x”.
Risiko hypovolemia S : ibu pasien mengatakan pasien buang air besar 4x perhari
sebanyak 50 cc,obyektifnya buang air besar pasien tampak
kuning dan konsistensinya cair. ibu pasien mengatakan mukosa
bibir agak kering
O
-Pasien tampak lemas
- Mukosa bibir kering
- N: 104x/menit, S: 37,90C Rr 23x/menit
I :
Jam 10.00 dan 13.00
5. Mengobservasi keadaan umum pasien, Mukosa bibir,
Keseimbangan cairan intake dan output, tanda-tanda vital (TD,
Nadi dan suhu)
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada BAB ini penulis akan membahas berbagai masalah dan kesenjangan yang diperoleh antara
kasus dengan landasan teoritis asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada
An.N dengan gangguan sistem pencernaan: Gastroenteritis yang dilakukan sesuai dengan tahap-
tahap proses keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi.
A. Pengkajian Keperawatan
Pada tahap pengkajian penulis mengacu pada pengkajian yang menjadi sumber
penulis yaitu BAB II. Dalam melakukan pengkajian penulis tidak mendapatkan
kesulitan, karena tersedianya format pengkajian, status klien, catatan keperawatan
dan medis, keluarga klien yang terbuka terhadap perawat dan perawat ruangan
yang membantu dalam pengkajian dan tindakan keperawatan yang dilakukan oleh
penulis. Pada saat pengkajian penulis melakukan pengkajian secara komprehensif
yang meliputi bio, psiko, social, kultural, dan spiritual sebagai dasar dalam
merumuskan diagnosa keperawatan pada An.s.
Identitas pasien An.N, umur 3 tahun, berat badan 15 kg tanggal lahir 18 Juni
2017, tanggal masuk 14 Juli 2020, rawat di ruang Cempaka RSK Mojowarno.
Diagnosa medis Gastroenteritis yang bertanggung jawab Ny.E, umur 27 tahun,
agama Islam, alamat Kartasura, hubungan dengan pasien sebagai ibu
Pengkajian pada tanggal 15 Juli jam 10.00 WIB. Data yang diperoleh dengan cara
auto anamnesa dan allo anamnesa, mengadakan pengamatan atau observasi
langsung, pemerisaan fisik, menelaah catatan medis dan catatan perawat dari data
pengkajian tersebut didapat hasil sebagai berikut. Keluhan utama, ibu pasien
mengatakan pasien buang air besar 6x perhari dengan konsistensi cair.tidak dapat
kesenjangan Antara teori dan kasus kasren keluhan utama dalah anka bab 6x
dengan konsistensisnya cair.
Manifestasi klinis yang terjadi pada An. I ialah sering buang air besar dengan
konsistensi tinja cair atau encer, demam, mual dan muntah, anorexia, kelemahan,
perubahan tanda-tanda vital (terutama peningkatan nadi dan pernafasan) mukosa
bibir dan mulut kering, mata cekung, frekuensi bising usus meningkat
(15x/menit), terdapat kemerahan di area perianal dan terjadinya penurunan BB.
Pada etiologi yang terdapat di tinjauan teoritis sesuai dengan kasus yang ada,
yang terjadi pada penyebab diare anak adalah faktor infeksi bakteri yang sudah
didapatkan dari hasil pemeriksaan penunjang feses GE pada anak. Hasil
pemeriksaan fases GE pada An. N terdapat bakteri. Bakteri didapat melalui
kebiasaan orang tua yang mengabaikan prilaku hidup bersih dan sehat. Pada saat
pengkajian didapatkan data sebagai berikut: Orang tua klien mengatakan saat
dirumah memberikan susu formula pada anaknya dengan botol yang tidak
dibersihkan dengan benar, kebiasaan orang tua yang tidak mencuci tangan saat
menyediakan makanan dan minuman serta saat memberikan ASI. Selain itu
dengan kebiasan penggunaan MCK secara bersamaan dan keadaan teras rumah
yang kotor dan berantakan. Hal tersebut, kemungkinan merupakan beberapa
penyebab terjadinya diare. Etiologi yang terjadi pada An. N,sesuai dengan
tinjauan teori.
Dalam pemeriksaan penunjang, pada kasus ini ada yang belum sesuai dan ada
yang sudah sesuai. Salah satu yang tidak sesuai antara tinjauan teoritis dengan
kasus An.N adalah tidak dilakukan pembiakan duodenal intubation. Pemeriksaan
ini tidak diperlukan karena An. N tidak mengalami gastroenteritis kronis,
sedangkan pembiakan kuman dan duodenal incubation hanya diperlukan jika
klien mengalami gastroenteritis kronik. Klien juga tidak dilakukan pemeriksaan
urinalisis, pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin, hal ini dikarenakan An.Ntidak
mengalami gangguan fungsi ginjal sebagai dampak dari kondisi dehidrasi berat.
Hal ini dapat dilihat dari pemeriksaan fisik yaitu palpasi dengan tidak adanya
pembesaran hepar dan ginjal.Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada An N
adalah pemeriksaan feses GE yang meliputi pemeriksan makroskopik,
mikroskopik dan pH feses. Pemeriksaan lainnya adalah pemeriksaan darah
lengkap dan elektrolit, hal ini sesuai dengan tinjauan teori.
B. Diagnosa Keperawatan
Dari 5 diagnosa keperawatan yang terdapat dalam tinjauan teoritis tidak semua
muncul pada tinjauan kasus yaitu:
Pada prioritas masalah penulis mendapatkan diagnosa keperawatan yaitu defisit
volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan output berlebih menjadi
diagnosa prioritas, karena menurut teori Maslow kebutuhan cairan dan elektrolit
adalah merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi setelah kebutuhan oksigen dan
pertukaran gas, jika kebutuhan dasar cairan terganggu maka harus segera
ditangani.
Sebagian besar dari tubuh anak terdiri dari cairan, kekurangan cairan akan
menyebabkan dehidrasi yang ditandai dengan kelemahan, pucat, tugor kulit
buruk, membrane mukosa mulut dan bibir kering, cubitan abdomen kembali
lambat >2 detik, mata cekung. Devisit volume cairan dan elektrolit juga dapat
mempengaruhi oleh peningkatan suhu tubuh.
Pada diagnosa kedua yaitu didapatkan masalah gangguan integritas kulit
berhubungan dengan iritasi pada anus (frekuensi BAB berlebih). Pengkajian pada
kasus ini sesuai dengan tinjauan teoritis. Didapatkan data dari kasus yaitu BAB
cair, berwarna kuning, tidak ada lendir dan darah, di daerah sekitar anus tampak
kemerahan, dan hasil pH : 5,0.
C. Perencanaan Keperawatan
Pada tahap perencanaan penulis mengacu pada perencanaan yang terdapat dalam
tinjauan teoritis perencanaan terdiri dari 5 tahap yaitu menentukan prioritas
masalah, menentukan tujuan, kriteria hasil dan merencanakan tindakan
keperawatan. adapun yang menjadi prioritas masalah pada An. N defisit volume
cairan dan elektrolit, diagnosa ini diprioritaskan karena data-data yang menunjang
baik, pemeriksaan fisik, maupun hasil laboratorium merupakan masalah yang
terjadi saat ini yang mengancam keselamatan anak dan merupakan masalah yang
terjadi saat ini yang mengancam keselamatan anak dan merupakan kebutuhan
dasar yang utama berdasarkan 5 kebutuhan dasar menurut maslow.tidak terdapat
kesenjangan dalam teori dan kasus.
D. Penatalaksanaan Keperawatan
Dalam rangka memberi asuhan keperawatan yang sesuai dengan rencana
keperawatan yang telah dibuat, maka penulis dalam melaksanakan rencana
keperawatan selama klien dirawat pada tindakan yang ada pada tinjauan teoritis.
E. Evaluasi Keperawatan
Pada tahap evaluasi ini dilihat dan perkembangan yang telah terjadi setelah
dilakukan tindakan sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil dirumuskan. Pada
kasus yang penulis hadapi setelah dievaluasi masalah teratasi namun pasien
belum pulang.
Evaluasi yang penulis dapatkan setelah tindakan keperawatan adalah sebagai
berikut:
1. Masalah defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan
output berlebih melalui feses masih teratasi sebagian karena cubitan
abdomen kembali segera,mukosa bibir kering,mata tidak
cekung,pasien belum mau pulang.
2. Masalah gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi pada
anus teratasi, dikarenakan di bokong An. N tidak terdapat kemerahan
dan tidak rewel.
BAB V
PENUTUP
Setelah penulisan membahas secara keseluruhan tentang asuhan keperawatan dalam pemenuhan
kebutuhan dasar pada An. N dengan gangguan sistem pencernaan : gastroenteritis baik dari segi
tinjauan teoritis maupun tinjauan kasus, maka didapatkan kesimpulan dan saran sebagai berikut
Asuhan keperawatan pada An.N dengan diagnosa medis Gastrointeritis dan masalah
keperawatan prioritas risiko hypovolemia.
5.1.1 Simpulan
5.1.1 Identitas pasien
1) Nama : An.N
2) Usia : 3 tahun
4) Diagnose gastroenteritis
Identitas pasien An.N, umur 3 tahun, berat badan 15 kg tanggal lahir 18 Juni 2017, tanggal
masuk 14 Juli 2020, rawat di ruang Cempaka RSK Mojowarno. Diagnosa medis Gastroenteritis
yang bertanggung jawab Ny.E, umur 27 tahun, agama Islam, alamat Kartasura, hubungan dengan
pasien sebagai ibu
Pengkajian pada tanggal 15 Juli jam 10.00 WIB. Data yang diperoleh dengan cara auto anamnesa
dan allo anamnesa, mengadakan pengamatan atau observasi langsung, pemerisaan fisik,
menelaah catatan medis dan catatan perawat dari data pengkajian tersebut didapat hasil sebagai
berikut. Keluhan utama, ibu pasien mengatakan pasien buang air besar 6x perhari dengan
konsistensi cair.
Riwayat kesehatan pasien, ibu pasien mengatakan pada tanggal 13 Juli 2020 pasien mengalami
demam setelah ibu pasien mengganti produk susu yang biasa dikonsumsi oleh pasien, kemudian
dibawa ke bidan desa terdekat dan diberi obat oleh bidan tersebut. Pasien juga mengalami
muntah 3x seperti susu dan buang air besar 4x dengan konsistensi cair, kemudian pasien dibawa
ke Rumah Sakit Muhammadiyah. Pada tanggal 14 Juli 2020 pukul 20.30 An. N dibawa ke RSK
Mojowarno.
Risiko hypovolemia yang berhubungan dengan diare yang ditandai dengan bab 6x dengan
konsistensisnya cair,mukosa bibir kering,lemas dan anak tampak rewael.
DAFTAR PUSTAKA
P Mubarak, Wahid.I & Chayatin, NS.Nurul. (2008). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC.
enerbit Buku Kedokteran. EGC.