Pembimbing :
dr. Ike Yuliana
dr. Dara Kharisma
Latar Belakang
Epidemiologi Tuberkulosis
sembuh Sakit TB
Diagnosis Tuberkulosis
Komplikasi Tuberkulosis
Komplikasi dini : pleuritis, efusi pleura, empyema, laryngitis, usus, Poncet’s arthropathy
Komplikasi lanjut : obstruksi jalan napas, fibrosis paru, kor pulmonal, amyloidosis, karsinoma paru,
sindrom gagal napas (ARDS).
Pengobatan Tuberkulosis
Tabel OAT Lini Pertama Tabel Kisaran dosis OAT lini pertama bagi pasien dewasa
Tabel OAT yang digunakan dalam pengobatan TB MDR
Kategori 2: 2(HRZE)S / (HRZE) / 5(HR)3E3)
Paduan OAT KDT Lini Pertama dan Peruntukannya. untuk pasien BTA positif yang pernah diobati sebelumnya
Kategori 1 : 2(HRZE) / 4(HR)3 (pengobatan ulang):
diberikan untuk pasien baru: • Pasien kambuh
• Pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis. • Pasien gagal pada pengobatan dengan paduan OAT
• Pasien TB paru terdiagnosis klinis kategori 1 sebelumnya
• Pasien TB ekstra paru • Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost to
follow-up)
Dosis Paduan OAT KDT Kategori 1:
Dosis Paduan OAT KDT Kategori 2
b) Hepatitis Kronis
Pengobatan TB pada keadaan khusus
bila hasil pemeriksaan fungsi hati >3 x normal ,
1) Kehamilan
obat hepatotoksik perlu dihindari (R<H<Z). OAT yg
semua OAT aman, kecuali streptomisin /kanamisin
dipertimbangkan:
karena menimbulkan ototoksik bayi
• 2 obat hepatotoksik
2) Ibu menyusui dan bayinya
2 HRSE / 6 HR
Semua jenis OAT aman. Bayi dapat terus diberikan ASI.
9 HRE
Pencegahan dengan INH diberikan pada bayi sesuai BB.
• 1 obat hepatotoksik
3) Pasien TB pengguna kontrasepsi
2 HES / 10 HE
Rifampisin berinteraksi dengan kontrasepsi hormonal
• Tanpa obat yang hepatotoksik
sehingga menurunkan efektifitas kontrasepsi
18-24 SE + 1 golongan fluorokuinolon
4) Pasien TB dengan kelainan hati
(ciprofloxasin tidak direkomendasikan karena
a) Pasien TB dengan Hepatitis akut
potensimya sangat lemah).
ditunda sampai hepatitis akutnya sembuh
5) Pasien TB dengan gangguan fungsi ginjal
Paduan OAT : 2 HRZE/4 HR. H dan R diekskresi melalui empedu sehingga tidak perlu dilakukan perubahan
dosis. Dosis Z dan E harus disesuaikan karena diekskresi melalui ginjal.
Perlu diberi Piridoksin (vit. B6) untuk mencegah neuropati perifer. Hindari penggunaan Streptomisin dan
bila harus diberikan, dosis yang digunakan: 15 mg/kgBB, 2 atau 3 x /minggu, maksimum 1 gr/kali
pemberian .
6) Pasien TB dengan Diabetes Melitus (DM)
Rifampisin mengurangi efektifitas obat oral anti diabetes sulfonylurea, seperti glibenklamid.
7) Pasien TB yang perlu mendapat tambahan kortikosteroid
a) Meningitis TB
b) TB milier
c) Efusi pleura
d) Laringitis dengan obstruksi saluran nafas , limfadenopati dengan penekanan pada bronkus atau pembuluh
darah.
e) Hipersensitivitas berat terhadap OAT.
f) IRIS ( Immune Response Inflammatory Syndrome )
Efek samping berat OAT Efek samping berat OAT
Penatalaksanaan pasien dengan ”drugs induced hepatitis”
OAT lini pertama yang memberikan gangguan fungsi hati : H, R dan Z. Bila klinis (+),
OAT hepatotoksik harus dihentikan.
Bila klinis (-) tetapi SGOT/SGPT > 5x, OAT hepatotoksik harus dihentikan. Diberikan
streptomisin dan etambutol. Setelah klinis normal dan hasil laboratorium mendekati
normal, pengobatan dimulai dari obat yang paling tidak hepatotoksik, yakni rifampisin
lalu 3-7 hari kemudian diberikan INH.
Obat yang harus dihindari adalah pirazinamid karena paling hepatotoksik. Modifikasi
regimen pada pasien dengan drugs induced hepatitis :
Jika R penyebabnya, regimen menjadi 2HES/10HE
Jika INH penyebabnya, regimen akhir 6-9RZE
Gangguan fungsi hati berat dan tidak dapat menerima salah satu dari R atau H,
regimen akhir menjadi 18-24 SE + satu obat fluorokuinolon selain ciprofloxacin.
Rumah Sehat
Rumah sehat : rumah yang memenuhi kriteria sehat yaitu :
1. Data Primer
Peneliti menggunakan penilaian kriteria rumah sehat berdasarkan Keputusan Kementerian Kesehatan RI
Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan kesehatan perumahan serta menggunakan penilaian
PHBS berdasarkan WHO
2. Data Sekunder
Peneliti memperoleh data sekunder dari Puskesmas Kanigaran berupa jumlah responden yang terkena TB Paru
mulai Bulan Januari - November 2018
Instrumen Penelitian
penilaian kondisi rumah dengan ceklist penilaian kriteria rumah sehat dan
PHBS
I
Intepretasi hasil penilaian PHBS
Hasil Penelitian
31%
Rumah Sehat
69%
Rumah Tidak
Sehat
No Variabel Kategori Jumla %
h
I Komponen Rumah
1. Langit-langit a. Tidak ada 0 0
b. Ada, kotor, sulit dibersihkan, dan rawan 2 12.5
kecelakaan
c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 14 87.5
Distribusi Frekuensi 2. Dinding a. Bukan tembok (terbuat dari anyaman
Komponen Rumah Sehat
bambu/ilalang) 0 0
b. Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata
atau batu yang tidak diplester/papan yang tidak 0 0
kedap air
c. Permanen (Tembok/pasangan batu bata yang
diplester) papan kedap air. 16 100
3. lantai a. Tanah 2 12.5
b. Papan/anyaman bambu dekat dengan 0 0
tanah/plesteran yang retak dan berdebu
c. Diplester/ubin/keramik/papan (rumah 14 87.5
panggung)
4. Jendela kamar a. Tidak ada 10 62.5
tidur b. Ada 6 37.5
5. Jendela ruang a. Tidak ada 1 6.25
keluarga b. Ada 15 93.7
6. Ventilasi a. Tidak ada 0 0
b. Ada, lubang ventilasi < 10% dari luas lantai 9 56.2
c. Ada, lubang ventilasi > 10% dari luas lantai 7 43.75
7. Lubang asap a. Tidak ada 8 50
dapur b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas 5 31.25
lantai dapur
c. Ada, lubang ventilasi dapur > 10% dari luas 3 18.75
lantai dapur (asap keluar dengan sempurna)
atau ada exhaust fan atau ada peralatan lain
yang sejenis.
8. Pencahayaan a. Tidak terang, tidak dapat dipergunakan untuk 0 0
membaca
b. Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk 10 62.5
membaca dengan normal
c. Terang dan tidak silau sehingga dapat 6 37.5
dipergunakan untuk membaca dengan normal
II Sarana Sanitasi
1. Sarana air a. Tidak ada 0 0
bersih b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak 0 0
(SGL/SPT/ memenuhi syarat kesehatan
PP/KU/PA c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi 0 0
H). syarat kesehatan
d. Ada, bukan milik sendiri dan 0 0
memenuhi syarat kesehatan
e. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat 16 100
kesehatan
4. Sarana
Pembuangan a. Tidak ada 0 0
Sampah / b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup 1 6.25
2. Membuka
Jendela
Ruang a. Tidak pernah dibuka 2 12.5
Ber-
PHBS
19%
Tidak
Ber-
PHBS
81%
Penilaian Status Rumah Sehat
&PHB S
Sehat saja
13%
19% 6% Ber-PHBS saja
Untuk Puskesmas
Diharapkan terus melakukan promosi kesehatan tentang
rumah sehat dan PHBS sehingga seluruh masyarakat
menerapkan rumah sehat dan PHBS dalam menunjang
pencegahan TB
Diharapkan petugas kesehatan melakukan kunjungan ke
rumah penderita TB agar dapat menilai kondisi rumah dan
sanitasi.
Memberikan penyuluhan pada waktu kunjungan rumah dan
memberi saran terciptanya rumah sehat, sebagai upaya
mengurangi penyebaran penyakit.
saran
Untuk Masyarakat
Menerapkan PHBS untuk mencegah Untuk peneliti selanjutnya
penyakit TB dan agar dapat menjaga Perlu diteliti lebih lanjut mengenai
kondisi rumah selalu dalam keadaan penilaian faktor-faktor komponen
bersih dan sehat rumah sehat dan PHBS serta
Mengupayakan kesehatan lingkungan hubungannya dengan kejadian TB.
perumahan dengan memodifikasi Perlu diteliti lebih lanjut tentang
desain rumah agar ventilasi dan kondisi rumah dan PHBS pada
pencahayaan memenuhi syarat penderita TB paru putus obat.
sehingga memperkecil kejadian TB.
Dokumentasi