Anda di halaman 1dari 19

Asuhan

Keperawatan
Klien Dengan Gangguan
Tuberkulosis (TBC)
Oleh:
Risma Lusiana Sari
14.401.20.050
Keperawatan B
Definisi
TBC
Menurut Robinson, dkk (2014),TB Paru merupakan infeksi
akut atau kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis di tandai dengan adanya infiltrat paru,
pembentukan granuloma dengan perkejuan, fibrosis serta
pembentukan kavitas.

Mycrobacterium tuberculosis merupakan organisme bentuk


batang kecil dan relatif tumbuh lambat serta cepat asam dengan
kapsul luar berlilin, yang meningkatkan resistensinya untuk
hancur.
Etiolo
gi
TB paru disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis yang dapat ditularkan ketika seseorang penderita
penyakit paru aktif mengeluarkan organisme. Individu yang
rentan menghirup droplet dan menjadi terinfeksi. Bakteria di
transmisikan ke alveoli dan memperbanyak diri. Reaksi
inflamasi menghasilkan eksudat di alveoli dan
bronkopneumonia, granuloma, dan jaringan fibrosa. Ketika
seseorang penderita TB paru batuk, bersin, atau berbicara,
maka secara tak sengaja keluarlah droplet nuklei dan jatuh ke
tanah, lantai, atau tempat lainnya. Akibat terkena sinar
matahari atau suhu udara yang panas, droplet atau nuklei tadi
menguap. Apabila bakteri ini terhirup oleh orang sehat, maka
orang itu berpotensi terkena bakteri tuberkulosis.
Individu yang beresiko tinggi untuk tertular virus tuberculosis
adalah:
1. Mereka yang kontak dekat dengan seseorang yang
mempunyai TB aktif.
2. Individu imunnosupresif (termasuk lansia, pasien dengan
kanker, mereka yang dalam terapi kortikosteroid, atau
mereka yang terinfeksi dengan HIV).
3. Pengguna obat-obat IV dan alkhoholik.
4. Individu tanpa perawatan kesehatan yang adekuat
(tunawisma; tahanan; etnik dan ras minoritas, terutama anak-
anak di bawah usia 15 tahun dan dewasa muda antara yang
berusia 15 sampai 44 tahun).
Tanda dan Gejala
Gejala sistematik

20-50 Years
01
Demam
Demam dapat mencapai suhu
tinggi yaitu 40o – 41o C.
02
Malaise
50-80 Years rasa tidak enak badan, pegel-
pegel, nafsu makan berkurang,
dsb.
Gejala
Respiratorik

1. Batuk darah 2. Sesak nafas 3. Nyeri dada


Batuk darah tidak selalu Gejala ini ditemukan pada Gejala ini timbul apabila
timbul akibat pecahnya penyakit yang lanjut dengan sistem persyarafan yang
aneurisma pada dinding kerusakan paru yang cukup terdapat di pleura tertekan,
kavitas, juga dapat terjadi luas. Pada awal penyakit gejala ini dapat bersifat
karena ulserasi pada gejala ini tidak pernah di lokal atau pleuritik.
mukosa bronkhus. temukan.
Patofisiolo
gi
kebanyakan infeksi tuberculosis terjadi melalui udara (air bone),
yaitu melalui inhalasi droppet yang mengandung kuman basil tuberkel
yang berasal dari orang yang terjangkit infeksi. Basil turberkel yang
mencapai permukaan alveolus biasanya di inhalasi. Setelah berada di
dalam paru pada ruang alveolus biasanya di bagian bawah lobus atau
paru- paru, atau di bagian atas lobus bawah. Alveoli yang terserang akan
mengalami konsolidasi dan timbul gejala pnumonia akut. Pneumonia
seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya sehingga tidak ada sisa yang
tertinggal, atau proses dapat juga berjalan terus, basil juga menyebar
melalui getah bening menuju ke kelenjar bening regional. Magrofak
yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagaian bersatu
sehingga membentuk sel turberkel epi teloit, yang dikelilingi oleh fosit.
Reaksi ini biasanya membutuhkan waktu 10 sampai 20 hari.
Klasifikasi
A. pembagian secara patologis:
B. pembagian secara
1. tuberculosis primer aktifitas radiologis
(chilhood tuberculosis) tuberculosis paru (knoch
Batuk darah tidak selalu timbul pulmonum), non aktif dan
akibat pecahnya aneurisma pada quiescent (bentuk aktif yang
dinding kavitas, juga dapat mulai menyembuh).
terjadi karena ulserasi pada
mukosa bronkhus. C. Pembagian secara
radiolohis (luas lesi)
2. tuberculosis Sekunder • Tuberculosis minimal
Reaktifitas penyakit TB (TB • Modarately advanced tuberculosis
pascaprimer/ TB skunder) terjadi bila • Far advance tuberculosis
daya tahan tubuh menurun,
alkoholoisme, keganasan, silikolis,
diabetes miletus, dan AIDS.
Komplikasi
01
Homoustasis berat 02 03
(pendarahan dari saluran Kolaps dari Bronkiektasis (peleburan
nafas bawah) yang dapat lobus akibat bronkus setempat) dan
mengakibatkan kematian fibrosis (pembentukan
karena syok hipovolemik
retraksi jaringan ikat pada proses
atau tersumbatnya jalan bronchia pemulihan atau raktif) pada
paru
nafas
04 05
Peneumotorak (adanya Penyebab infeksi ke organ
udara di dalam rongga lain seperti otak, tulang,
pleura) spontan : kolaps persendian, ginjall dan
spontan karena kerusakan sebagainya.
jaringan paru.
B. KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
Tuberkulosis pada anak dapat terjadi di usia berapapun,
namun usia paling umum adalah antara 1-4 tahun. ) TB paru
paru pada usia 5- 12 tahun cukup rendah, kemudian
meningkat setelah usia remaja dimana TB paru – paru
menyerupai kasus pada pasien dewasa (sering disertai
lubang/ kavitas pada paru- paru).

b. Status kesehatan saat ini


1. Keluhan utama
a. Demam:subfebris, febris (40- 41o C)
b. batuk
c. sesak nafas
d. nyeri dada
e. malaise
f. sianosis
2. Alasan masuk rumah sakit
a) Batuk
b) Sesak
c) Nyeri dada
3. Riwayat penyakit sekarang
Klien TB paru sering menderita batuk darah. Adanya batuk darah
menimbulkan kecemasan pada diri klien karena batuk darah sering dianggap
sebagai suatu tanda dari beratnya penyakit yang diidapnya.

c. Riwayat kesehatan terdahulu


1) Riwayat Penyakit Sebelumnya
• Daya tahan tubuh menurun
• Riwayat kontak dengan penderita penyakit tuberculosis paru
• Pernah mengalami sakit batuk yang lama dan tidak sembuh-sembuh
• Pernah berobat tetapi jarang dan tidak teratur
2) Riwayat penyakit keluarga
Secara patologi TB paru tidak di turunkan, tetapi perawat perlu
menanyakan apakah penyakit ini pernah di alami oleh anggota keluarga
lainya sebagai faktor predisposisi penularan di dalam rumah.
3)Riwayat pengobatan
 Kapan pasien mendapatkan pengobatan sehubungan dengan sakitnya
 Jenis, warna, dosis obat yang di minum
 Sudah berapa lama pasien pernah menjalani pengobatan sehubungan
dengan penyakitnya
 Kapan pasien mendapatkan pengobatan terakhir.

d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
a) Kesadaran: terdiri dari atas compos metis, apatis, somnolen, sopor,
soporokoma, atau koma
b) Tanda-tanda vital
perlu dinilai secara umum tentang kesadaran klien yang terdiri dari
atas compos metis, apatis, samnolen, sopor, soporokoma, atau
koma.
2. Body System
a. Sistem pernafasan
Ispeksi: Bentuk dada dan gerakan pernafasan. Sekilas pandang klien dengan TB paru
biasanya tampak kurus sehingga terlihat adanya penurunan proporsi diameter bentuk
dada antero- posterior di bandingkan proporsi diameter lateral.
Palpasi trakea: Adanya pergeseran trakhea menunjukan – meskipiun tetapi tidak spesifik
–penyakit dari libus atau paru.
Perkusi: pada klien TB paru minimal tanpa komplikasi, biasanya akan didapatkan bunyi
resonan atau sonor pada seluruh lapang paru.
Auskultasi: pada klien dengan penyakit TB paru didapatkan bunyi napas tambahan
(Ronkhi) pada bagian sisi yang sakit.
b. Sistem kardiovaskuler
Inspeksi:inspeksi tentang adanya perut dan keluhan kelemahan fisik.
Palpasi: denyut nadi peifer melemah
Perkusi: batas jantung mengalami sebuah pergeseran pada penderita TB paru dengan efusi
pleura masif mendorong ke sisi sehat.
Auskultasi: tekanan darah biasanya normal. Bunyi jantung gambahan biasanya tidak
didapatkan
c. Sistem persarafan
Kesadarn biasanya bersifat compos metis, di temukan adayasianosis perifer apabila
gangguan perfusi jaringan berat.
d. Sistem perkemihan
Klien diberikan informasi agar terbiasa dengan urine yang mempunyai warna jingga pekat
dan berbau yang menandakan fungsi ginjal masih normal sebagai ekskresi karena meminum
OAT terutama Rifampisin.
e. Sistem pencernaan
Klien biasanya mengalami mual, muntah, penurunan nafsu makan, dan penulran berat badan.
f. Sistem integument
Gejala yang muncul antara lain yaitu kelemahan, kelelahan, insomnia, pola hidup menetap,
dan jadwal olahraga menjadi tidak teratur.
g. Muskulosekeletal
Intolerensi aktifitas berhubungan dengan keletihan dan perubahan status nutrisi.
h. Endokrin
Pada pasien perempuan kadang kadang terjadi gangguan siklus haid.
i. Reproduksi
Tidak terjadi kelainan pada system reproduksi kecuali jika adanya penyakit penyakit yang
menyertai
j. Pengindraan
Mata: Sklera tampak iterik pada TB paru dengan gangguan fungsi hati.
Telinga: Tidak terdapat kelainan pada telinga kecuali jika ada komplikasi penyakit telinga
yang menyertai.
hidung: tidak terdapat kelainan terhadap hidung kecuali jika ada komplikasi penyakit
hidung yang menyertai.
k. imun
sisitem imun terganggu karena fagosit menekan bakteri limfosit spesifik tuberculosis
menghancurkan bakteri dan jaringan normal
L. Penatalaksanaan
Pengobatan tuberkulosis paru menggunakan obat anti tuberkolosis (OAT) dengan metode
Directy Observed treatment (DOTS)
• Kategori I (2HRZE / 4H3R3) untuk pasien penderita TBC
• kategori II (2 HRZES / HERZE / 5H3R3E3) untuk pasien ulangan (pasien yang
pengobatan kategori I nya gagal atau pasien yang kambuh).
• Kategori III (2HRZ / 4H3RE) untuk pasien baru dengan BTA (-), Ro (+)
• Sisipan (HRZE) digunakan sehingga tambahan bila pada pemeriksaan akhir tahap intensif
dari pengobatan dengan kategori I atau kategori II ditemukan BTA (+)
KATEGORI:
Tahap diberikan setiap hari selama 2 (dua) bulan (2HRZE):
• INH (H) : 300 mg – 1 tablet.
• Rifanspisin (R) :450 mg – 1 kaplet
• Pirazinamid (Z) :1500 mg – 1 kaplet @500 mg
• Etambutol (E) :750 -3 kaplet @ 250 mg
Obat tersebut di minum setiap hari secara intensif sebanyak 60 kali.Regimen
ini disebut KOMBIPAK II
Tahap lanjutan di berikan 3 (tiga) kalindalam seminggu selama 4 bulan (4H3R):
• INH (H) : 600 mg – 2tablet @300 mg
• Rifampisin (R) :450 mg – 1 kaplet
Obat tersebut di minum 3 kali dalam seminggu (interminen) sebanyak 54 kali .
Diagnosis
A. Kebersihan jalan nafas B. Ganguan pertukaran gas
Ketidak mampuan membersihkan sekret Kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan
atau obstruksi jalan nafas untuk atau eleminasi karbondioksida pada membran
mempertahankan jalan nafas tetap paten. alveolus- kapiler
Intervensi Intervensi
Jalan nafas tidak efektif Gangguan pertukaran gas
Penyuluhan untuk pasien / keluarga Penyuluhan untuk pasien/keluarga
1. Ajarkan pasien untuuk membebat/ 1. Jelaskan penggunaan alat bantu yang
menganjal luka insisi pada batuk diperlukan (oksigen, pengisap, spirometer, dan
2. Ajarkan pada klien dan keluarga kklien IPPB)
tentang perubahan warna sputum, karakter, 2. Ajarkan kepada pasien teknik bernpas dan
jumlah, dan bau relaksasi
3. Pengisapan jalan nafas (NIC) : Jelaskan kepada pasien dan keluarga
instruksikan kepada pasien dan / atau 3. jelaskan pemberian oksigen dan tindakan
keluarga tentang cara pengisapan jalan lainnya
nafas, jika perlu 4, Manajemen Jalan Napas (NIC) :
4. Informasikan kepada pasien dan a. Ajarkan tentang batuk efektif
keluarga tentang larangan merokok di b. Ajarkan kepada pasien bagaimana
dalam ruang perawatan; beri penyuluhan menggunakan inhaler yang
tentang pentingnya berhenti merokok dianjurkan, sesuai dengan kebutuhan
Our Team

Risma Lusiana Sari


TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai