Keperawatan
Klien Dengan Gangguan
Tuberkulosis (TBC)
Oleh:
Risma Lusiana Sari
14.401.20.050
Keperawatan B
Definisi
TBC
Menurut Robinson, dkk (2014),TB Paru merupakan infeksi
akut atau kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis di tandai dengan adanya infiltrat paru,
pembentukan granuloma dengan perkejuan, fibrosis serta
pembentukan kavitas.
20-50 Years
01
Demam
Demam dapat mencapai suhu
tinggi yaitu 40o – 41o C.
02
Malaise
50-80 Years rasa tidak enak badan, pegel-
pegel, nafsu makan berkurang,
dsb.
Gejala
Respiratorik
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
a) Kesadaran: terdiri dari atas compos metis, apatis, somnolen, sopor,
soporokoma, atau koma
b) Tanda-tanda vital
perlu dinilai secara umum tentang kesadaran klien yang terdiri dari
atas compos metis, apatis, samnolen, sopor, soporokoma, atau
koma.
2. Body System
a. Sistem pernafasan
Ispeksi: Bentuk dada dan gerakan pernafasan. Sekilas pandang klien dengan TB paru
biasanya tampak kurus sehingga terlihat adanya penurunan proporsi diameter bentuk
dada antero- posterior di bandingkan proporsi diameter lateral.
Palpasi trakea: Adanya pergeseran trakhea menunjukan – meskipiun tetapi tidak spesifik
–penyakit dari libus atau paru.
Perkusi: pada klien TB paru minimal tanpa komplikasi, biasanya akan didapatkan bunyi
resonan atau sonor pada seluruh lapang paru.
Auskultasi: pada klien dengan penyakit TB paru didapatkan bunyi napas tambahan
(Ronkhi) pada bagian sisi yang sakit.
b. Sistem kardiovaskuler
Inspeksi:inspeksi tentang adanya perut dan keluhan kelemahan fisik.
Palpasi: denyut nadi peifer melemah
Perkusi: batas jantung mengalami sebuah pergeseran pada penderita TB paru dengan efusi
pleura masif mendorong ke sisi sehat.
Auskultasi: tekanan darah biasanya normal. Bunyi jantung gambahan biasanya tidak
didapatkan
c. Sistem persarafan
Kesadarn biasanya bersifat compos metis, di temukan adayasianosis perifer apabila
gangguan perfusi jaringan berat.
d. Sistem perkemihan
Klien diberikan informasi agar terbiasa dengan urine yang mempunyai warna jingga pekat
dan berbau yang menandakan fungsi ginjal masih normal sebagai ekskresi karena meminum
OAT terutama Rifampisin.
e. Sistem pencernaan
Klien biasanya mengalami mual, muntah, penurunan nafsu makan, dan penulran berat badan.
f. Sistem integument
Gejala yang muncul antara lain yaitu kelemahan, kelelahan, insomnia, pola hidup menetap,
dan jadwal olahraga menjadi tidak teratur.
g. Muskulosekeletal
Intolerensi aktifitas berhubungan dengan keletihan dan perubahan status nutrisi.
h. Endokrin
Pada pasien perempuan kadang kadang terjadi gangguan siklus haid.
i. Reproduksi
Tidak terjadi kelainan pada system reproduksi kecuali jika adanya penyakit penyakit yang
menyertai
j. Pengindraan
Mata: Sklera tampak iterik pada TB paru dengan gangguan fungsi hati.
Telinga: Tidak terdapat kelainan pada telinga kecuali jika ada komplikasi penyakit telinga
yang menyertai.
hidung: tidak terdapat kelainan terhadap hidung kecuali jika ada komplikasi penyakit
hidung yang menyertai.
k. imun
sisitem imun terganggu karena fagosit menekan bakteri limfosit spesifik tuberculosis
menghancurkan bakteri dan jaringan normal
L. Penatalaksanaan
Pengobatan tuberkulosis paru menggunakan obat anti tuberkolosis (OAT) dengan metode
Directy Observed treatment (DOTS)
• Kategori I (2HRZE / 4H3R3) untuk pasien penderita TBC
• kategori II (2 HRZES / HERZE / 5H3R3E3) untuk pasien ulangan (pasien yang
pengobatan kategori I nya gagal atau pasien yang kambuh).
• Kategori III (2HRZ / 4H3RE) untuk pasien baru dengan BTA (-), Ro (+)
• Sisipan (HRZE) digunakan sehingga tambahan bila pada pemeriksaan akhir tahap intensif
dari pengobatan dengan kategori I atau kategori II ditemukan BTA (+)
KATEGORI:
Tahap diberikan setiap hari selama 2 (dua) bulan (2HRZE):
• INH (H) : 300 mg – 1 tablet.
• Rifanspisin (R) :450 mg – 1 kaplet
• Pirazinamid (Z) :1500 mg – 1 kaplet @500 mg
• Etambutol (E) :750 -3 kaplet @ 250 mg
Obat tersebut di minum setiap hari secara intensif sebanyak 60 kali.Regimen
ini disebut KOMBIPAK II
Tahap lanjutan di berikan 3 (tiga) kalindalam seminggu selama 4 bulan (4H3R):
• INH (H) : 600 mg – 2tablet @300 mg
• Rifampisin (R) :450 mg – 1 kaplet
Obat tersebut di minum 3 kali dalam seminggu (interminen) sebanyak 54 kali .
Diagnosis
A. Kebersihan jalan nafas B. Ganguan pertukaran gas
Ketidak mampuan membersihkan sekret Kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan
atau obstruksi jalan nafas untuk atau eleminasi karbondioksida pada membran
mempertahankan jalan nafas tetap paten. alveolus- kapiler
Intervensi Intervensi
Jalan nafas tidak efektif Gangguan pertukaran gas
Penyuluhan untuk pasien / keluarga Penyuluhan untuk pasien/keluarga
1. Ajarkan pasien untuuk membebat/ 1. Jelaskan penggunaan alat bantu yang
menganjal luka insisi pada batuk diperlukan (oksigen, pengisap, spirometer, dan
2. Ajarkan pada klien dan keluarga kklien IPPB)
tentang perubahan warna sputum, karakter, 2. Ajarkan kepada pasien teknik bernpas dan
jumlah, dan bau relaksasi
3. Pengisapan jalan nafas (NIC) : Jelaskan kepada pasien dan keluarga
instruksikan kepada pasien dan / atau 3. jelaskan pemberian oksigen dan tindakan
keluarga tentang cara pengisapan jalan lainnya
nafas, jika perlu 4, Manajemen Jalan Napas (NIC) :
4. Informasikan kepada pasien dan a. Ajarkan tentang batuk efektif
keluarga tentang larangan merokok di b. Ajarkan kepada pasien bagaimana
dalam ruang perawatan; beri penyuluhan menggunakan inhaler yang
tentang pentingnya berhenti merokok dianjurkan, sesuai dengan kebutuhan
Our Team