Di Susun Oleh:
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
“Konsep Dasar K3 dalam Keperawatan” ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu , kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan kerendahan
hati kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini menjadi lebih baik.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat dan inspirasi
terhadap pembaca maupun penulis itu sendiri.
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui Pengertian K3 dalam Keperawatan
2. Mahasiswa mampu mengetahui tujuan, manfaat, dan etika dalam K3
3. Mahasiswa mampu mengetahui ruang lingkup K3 dalam keperawatan
4. Mahasiswa mampu mengetahui kebijakan K3 yang berkaitan dengan
keperawatan di Indonesia
5. Mahasiswa mampu mengetahu peran perawat dalam meningkatkan K3
6. Mahasiswa mampu mengetahui risiko & hazard yang berkaitan dalam
pemberian asuhan keperawatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih
aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak
2.3 Tujuan K3
Program keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk memberikan iklim
yang kondusif bagi para pekerja untuk berprestasi, setiap kejadian baik kecelakaan
dan penyakit kerja yang ringan maupun fatal harus dipertanggungjawabkan oleh
pihak- pihak yang bersangkutan (Rika Ampuh Hadiguna, 2009). Sedangkan menurut
Rizky Argama (2006), tujuan dari dibuatnya program keselamatan dan kesehatan
kerja adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan
penyakit akibat hubungan kerja. Tujuan umum dari K3 adalah menciptakan tenaga
kerja yang sehat dan produktif. Tujuan hyperkes dapat dirinci sebagai berikut
(Rachman, 1990) :
a. Agar tenaga kerja dan setiap orang berada di tempat kerja selalu dalam
keadaan sehat dan selamat.
b. Agar sumber-sumber produksi dapat berjalan secara lancar tanpa adanya
hambatan.
2.4 Manfaat K3
Manfaat prosedur Kerja K3 sebagai berikut :
a) Pekerjaan medis merasa aman melakukan pekerjaannya dan rumah sakit juga
diuntungkan
b) Hemat waktu, artinya perawat tidak harus berfikir panjang dan hanya
mengikuti prosedur yang telah diterapkan
Manfaat K3 ini tidak hanya berdampak pada rumah sakit saja, tapi perawat rumah
sakit dan pasien serta pengunjung.
1. Manfaat bagi rumah sakit
a. Meningkatkan mutu pelayanan.
b. Mempertahankan kelangsungan operasional rumah sakit.
c. Meningkatkan citras rumah sakit
2. Manfaat bagi perawat
a. Melindungi perawat dan penyakit akibat kerja (PAK)
b. Mencegah terjadinya kecelakaan akibat kerja (KAK)
3. Manfaat bagi pasien dan pengunjung
a. Mutu layanan yang baik
b. Kepuasan pasien dan pengunjung
2.5 Etika K3
Kode etik profesi kesehatan dan keselamatan kerja etika ahli kesehatan kerja
merupakan seperangkat perilaku anggota profesi ahli kesehatan kerja dalam
hubungannya dengan klien atau pasien, teman sejawat, dan masyarakat pekerja serta
merupakan bagian dari keseluruhan proses kesehatan kerja ditinjau dari segi norma
dan nilai norma. Masalah-masalah kecelakaan, penyakit akibat kerja, keluhan-
keluhan tenaga kerja, kehilangan waktu bekerja, banyaknya angka absens
menurunnya angka produktifitas tenaga kerja, dan sebagainya, memerlukan perhatian
penuh pihak profesi Ahli Kesehatan Kerja, hukum, agama dan masyarakat luas.
Etika yang berlaku dimasyarakat modern saat ini adalah Etika Terapan (applied
ethics) yang biasanya menyangkut suatu profesi, dimana di dalamnya membicarakan
tentang pertanyaan-pertanyaan etis dari suatu individu yang terlibat. Sehingga pada
masing-masing profesi telah dibentuk suatu tatanan yang dinamakan Kode Etik
Profesi. Perilaku ini memang agak sulit menanganinya, kecuali kesadaran sendiri
masing- masing Tenaga Kesehatan dalam menerapkan, mengaplikasikan,menghayati,
memahami, kode etik profesinya. Karena, etika profesi lebih bersifat moral, maka
kesalahan yang terjadi apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan kerja, sanksi yang
diberikan bersifat moral dan yang paling dirugikan adalah para kliennya (tenaga
kerja), sehingga untuk menangani pelanggaran yang dilakukan oleh para pelaku
pelayanan agar tidak terlalu merugikan pengguna pelayanan, dibentuklah suatu
Majelis Kode Etik Profesi yang berlandaskan pada Etika dan Hukum yang berlaku.
Fungsi kode etik profesi k3, yaitu etika tenaga kesehatan kerja yang di
dalamnya diikuti adanya kesadaran akan pilihan dari pihak manajemen, pihak tenaga
kerja, dan dari masyarakat sekitar perusahaan. Peranan ahli kesehatan kerja pada
etika kesehatan dan keselamatan kerja bisa dikatakan sangat bermakna, mengingat
tugas fungsional tenaga kesehatan dalam K3 begitu luas. Bisa dikatakan bahwa fokus
utama etika profesi kesehatan kerja adalah semua tindakan yang dilakukan tenaga
kesehatan kerja yang lebih mengutamakan pihak yang lebih menderita dalam hal ini
adalah (tenaga kerja) dengan penekanan pada pencegahan terjadinya penyakit dan
cedera.
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran.