Untuk Memenuhi Tugas Perbaikan Mata Kuliah Keselamatan Pasien dan K3 Dalam
Keperawatan
Dosen Pengampu : Dedi Wahyudin, S. Kep., Ners., M.Kep
Disusun Oleh :
Rhadika Wangsa Nugraha
Kesehatan (Health) berarti derajat/ tingkat keadaan fisik dan psikologi individu (the degree
of physiological and psychological well being of the individual). Kesehatan Kerja, yaitu
suatu ilmu yang penerapannya untuk meningkatkan kulitas hidup tenaga kerja melalui
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit akibat kerja yang diwujudkan melalui
pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan asupan makanan yang bergizi. Keselamatan kerja
adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat
kecelakaan kerja, atau keadaan terhindar dari bahaya saat melakukan kerja Tasliman
(1993:1). Keselamatan (safety) meliputi:(1). Mengendalikan kerugian dari kecelakaan
(control
of accident loss) dan (2). kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menghilangkan
(mengontrol) resiko yang tidak bisa diterima (the ability to identify and eliminate
unacceptable risks)
Kesehatan dan keselamatan kerja (Occupational Health & Safety) adalah upaya untuk
memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh
dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di
tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan, dan rehabilitasi (WHO / ILO, 1995). Menurut
America Society of Safety and Engineering (ASSE), K3 diartikan sebagai bidang kegiatan
yang ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan
lingkungan dan situasi kerja. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan suatu
program yang dibuat sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit
akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja
(WHO).Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya
dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
(Rejeki, 2016).
Konsep K3 pertama kali dimulai di Amerika Tahun 1911 dimana K3 sama sekali tidak
memperhatikan keselamatan dan kesehatan para pekerjanya. Pada Tahun 1931, H.W.
Heinrich mengeluarkan suatu konsep yang dikenal dengan Teori Domino. Berdasar Teori
Domino, kecelakaan dapat terjadi karena adanya kekurangan dalam lingkungan kerja dan
atau kesalahan tenaga kerja.Dalam perkembangannya, konsep ini mengenal kondisi tidak
aman (unsafe condition) dan tindakan tidak aman (unsafe act).
C. Tujuan K3
F. Ruang Lingkup K3
2) Beban Pekerjaan
Jumlah & jenis pekerjaan
Karyawan tidak dibebani pekerjaan yang dia tidak bisa
Fasilitas yang memadai
Reward yang sesuai
3) Faktor stress kerja berupa beban kerja berlebih atau pembagian pekerjaan yang tidak
proporsional, budaya kerja sampai jauh malam dan mengabaikan kehidupan sosial
pekerja
Manajemen risiko K3 berkaitan dengan bahaya dan risiko yang harus dikelola di tempat
kerja, dimana diprediksi dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Keberadaan risiko
dalam kegiatan perusahaan mendorong perlunya adanya upaya keselamatan untuk
mengendalikan semua risiko yang ada. Implementasi manajemen risiko K3 dimulai
dengan perencanaan yang baik yang meliputi, Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Dan
Penetapan Pengendalian Risiko disingkat dengan IBPRPB (Hazards identification, Risk
assessment, dan Determining Control_HIRADC). HIRADC inilah yang menentukan arah
penerapan K3 dalam perusahaan.
Secara umum manajemen risiko dapat diaplikasikan dalam setiap tahapa
aktivitas yaitu diantaranya :
1. Tahap konsepsional
2. Tahap rancang bangun
3. Tahap konstruksi
4. Tahap operasi
5. Tahap pemeliharaan
6. Tahap Pasca Operasi.
PERTEMUAN KE 7
A. Implementasi Askep
Menurut Putri, T.E.R,2017, kesalahan saat melakukan implementasi atau
pelaksanaan tindakan keperawatan yaitu merupakan kesalahan yang sangat fatal.
Kesalahan ini dapat mengakibatkan kecelakaan pada pasien atau perawat, misalnya
kesalahan dalam pemberian obat kepada pasien, dikarenakan perawat lupa
membaca instruktur atau catatan an-nur dokumen rekam medik dari pasien
tersebut.
Penggunaan alat pelindung diri (APD)
B. Evaluasi
Kesalahan pada saat melakukan evaluasi dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
dapat mengakibatkan pendokumentasian Asuhan Keperawatan yang kurang data yanq
sudah dilakukan oleh perawat. Terkadang perawat lupa mengkonfirmasi ke dalam
dokumentasi asuhan keperawatan, sehingga yang tertulis atau yang telah dilaksanakan
oleh perawat kepada pasiennya tidak ada dokumentasi asuhan keperawatan.
PERTEMUAN KE 8
a. Miminize
b. Subtitute
c. Moderate
2) Passive Control
Passive control adalah mengurangi bahaya atau resiko dengan merancang proses
dan peralatan yang lebih aman. Passive control dapat mengurangi frekuensi atau
konsekuensi dari bahaya tersebut tanpa fungsi aktif peralatan apapun, misalnya
tempat penampungan (contaiment), dinding tahan api, pipa atau tangki yang tahan
terhadap tekanan tinggi.
3) Active Control
Active control menggunakan sistem engineering control, misalnya safety
interlock, emergency shutdown system, smoke detector dan lain sebagainya.
4) Procedural Control
Procedural control disebut juga administrative control, yaitu proses pengendalian
dengan cara membuat prosedur administratif menggurangi bahaya dan resiko dari
bahaya kimia. Misalnya work instruction, safe operating limit, work permit dan
sebagainya.
PERTEMUAN KE 9
A. Pengertian
Suatu sistem yang membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman.
Suatu sistem dimana RS membuat asuhan pasien lebih aman, mencegah terjadinya
cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
Patient safety is a discipline that emphasizes afety in health care through the
prevention, reduction, reporting, and analysis of medical error that often leads to
adverse effects Patient Safety adalah isu terkini, global, penting (highprofile), dalam
Pelayanan RS, praktis belum lama, dimulai sejak “Landmark” Laporan IOM th
2000. WHO memulai Program Patient Safety th 2004 : “Safety is a fundamental
principle of patient care and a critical component of quality management.” (World
Alliance for Patient Safety, Forward Programme WHO,2004)
KOMITE KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT (KKP-RS) dibentuk
PERSI, pd tgl 1 Juni 2005
PERTEMUAN KE 14
a) Aplikasi pengontrolan dan pencegahan infeksi, prosedur invasif
c) Medication safety