Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

RUANG RADIOLOGI
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keselamatan Pasien & K3
Dosen Pengampu : Herlina Lidiyawati, S. Kep., Ners., M. Kep.

Disusun oleh:

Ai Nina (C1AA20004)
Dissa Maulvi W (C1AA20024)
Ina Trimaryanti (C1AA20044)
Maulana Fadhilah S (C1AA20056)
Neneng Anisa (C1AA20066)
Nurvika Andriansyah (C1AA20074)
Rahma Azzahra (C1AA20080)
Rhadika Wangsa (C1AA20094)
Rise Andriani (C1AA20096)
Siti Zahra Tsuraya (C1AA20110)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TIGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Kemenkes RI (2015), keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu
sistem yang memastikan asuhan pada pasien jauh lebih aman.Sistem tersebut
dimaksudkan untuk menjadi cara yang efektif untuk mencegah terjadinya cidera atau
insiden pada pasien yang disebabkan oleh kesalahan tindakan.
keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem yang memastikan asuhan pada
pasien jauh lebih aman. Sistem tersebut meliputi pengkajian risiko, identifikasi insiden,
pengelolaan insiden, pelaporan atau analisis insiden, serta implementasi dan tindak lanjut
suatu insiden untuk meminimalkan terjadinya risiko. Sistem tersebut dimaksudkan untuk
menjadi cara yang efektif untuk mencegah terjadinya cidera atau insiden pada pasien
yang disebabkan oleh kesalahan tindakan.
Radiologi adalah bagian dari ilmu kedokteran yang mempelajari tentang teknologi
pencitraan, baik gelombang elektromagnetik maupun gelombang mekanik guna
memindai bagian dalam tubuh manusia untuk mendeteksi suatu penyakit. Ruang radiologi
yang digunakan untuk pemeriksaan radiologi pada umumnya terdiri atas beberapa bagian
tergantung pada fungsi dan jumlah sarana yang dimiliki oleh unit layanan kesehatan
tersebut. Beberapa contoh ruang radiologi yang umum dihadirkan di unit layanan
kesehatan seperti, seperti ruang CT scan, ruang X-ray, ruang USG, ruang MRI dan lain-
lain.

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah Manajemen Resiko Dalam Pasien Safety Di Ruangan Radiologi?

C. Tujuan Pembahasan
1) Tujuan umum

Memenuhi standar keselamatan pasien di ruangan radiologi


2) Tujuan khusus

a) Untuk mengetahui pengertian patient safety.

b) Untuk mengetahui tujuan dari keselamatan patient safety di ruangan radiologi

c) Untuk mengetahui tata laksana dan sop keselamatan patient safety di ruangan
radiologi
d) Contoh kasus

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian pasien safety

Menurut Supari tahun 2005, patient safety adalah bebas dari cidera aksidental
atau menghindarkan cidera pada pasien akibat perawatan medis dan kesalahan
pengobatan. Patient safety (keselamatan pasien) rumah sakit adalah suatu sistem
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk : assesment
resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insident dan tindak lanjutnya
serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko. Sistem ini
mencegah terjadinya cedera yang di sebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya dilakukan (DepKes
RI, 2006).

Menurut Kohn, Corrigan & Donaldson tahun 2000, patient safety adalah tidak
adanya kesalahan atau bebas dari cedera karena kecelakaan. Keselamatan pasien
(patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih
aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi untuk meminimalkan
resiko. Meliputi : assessment risiko, identifikasi dan pengelolaan hal berhubungan
dengan risiko pasien,pelaporan dan analisis insiden,kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjutnya implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.

B. Tujuan pasien safety

a. Tujuan Sistem Keselamatan Pasien di Rumah Sakit adalah ;


1) Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit
2) Meningkatnya akuntabilitas Rumah Sakit terhadap pasien dan masyarakat
3) Menurunya KTD di Rumah Sakit
4) Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
penanggulangan KTD
Sedangkan tujuan keselamatan pasien secara internasional adalah :
1) Identify patients correctly (mengidentifikasi pasien secara benar)
2) Improve effective communication (meningkatkan komunikasi yang efektif)
3) Improve the safety of high alert medications (meningkatkan keamanan dari
pengobatan risiko tinggi)
4) Eliminate wrong site, wrong-patient, wrong procedure surgery (mengeliminasi
kesalahan penempatan, kesalahan pengenalan pasien, kesalahan prosedur
operasi)
5) Reduce the risk of health care- associated infections ( mengurangi risiko
infeksi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan)
6) Reduce the risk of patient harm from falls (mengurangi risiko pasien terluka
karena jatuh)
b. Urgensi Patien Safety
Tujuan utama rumah sakit adalah merawat pasien yang sakit dengan tujuan
agar pasien segera sembuh dari sakitnya dan sehat kembali sehingga tidak dapat
ditoleransi bila dalam perawatan di rumah sakit pasien menjadi lebih menderita
akibat dari terjadinya risiko yang sebenarnya dapat dicegah, dengan kata lain
pasien harus dijaga keselamatannya dari akibat yang timbul karena error. Bila
program keselamatan pasien tidak dilakukan akan berdampak pada terjadinya
tuntutan sehingga meningkatkan biaya urusan hukum, menurunkan efisisiensi, dll
c. Isu, Elemen, dan Akar Penyebab Kesalahan yang Paling Umum dalam Patient
safety : Lima isu penting terkait keselamatan (hospital risk) yaitu :
1) Keselamatan pasien
2) Keselamatan pekerja (nakes)
3) Keselamatan fasilitas (bangunan,peralatan)
4) Keselamatan lingkungan
5) Keselamatan bisnis
Elemen pasien safety :
1) Advers drug events (ADE) / medication errors (ME) (ketidakcocokan
obat/kesalahan pengobatan)
2) Restraint use (kendali penggunaan)
3) Nosocomial infections (infeksi nosocomial)
4) Surgical mishaps (kecelakaan operasi)
5) Pressure ulcers (tekanan ulkus)
6) Blood product safrty/administration (keamanan produk darah/administrasi)
7) Antimicrobial resistance (resistensi antimikroba)
8) Immunization program (program imunitas
9) Falls (terjatuh)
10) Blood stream-vascular catheter care (aliran darah- perawatan kateter pembuluh
darah)
11) System review, follow-up, and reporting of patient/visitor incident reports
(tinjauan sistematis, tindakan lanjutan, dan pelaporan pasien/pengunjung
laporan kejadian)
Most Common Root Causes of Error (Akar Penyebab Kesalahan yang Paling
Umum)
1) Communication problems (masalah komunikasi)
2) Inadequate information flow (arus informasi yang tidak memadai)
3) Human problems (masalah manusia)
4) Patient-related issues (isu berkenaan dengan pasien)
5) Organizational transfer of knowledge (organisasi transfer pengetahuan)
6) Staffing patterns/work flow (pola staf/alur kerja)
7) Technical failures (kesalahan teknis)
8) Inadequate policies and procedures (kebijakan dan prosedur yang tidak
memadai) [Agency for Healthcare Research and Quality)Publication,2003].

C. Konsep dan prinsip pasien safety

Pengertian Patient Safety Patient Safety adalah suatu sistem yang membuat
asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Menurut Kohn, Corrigan &
Donaldson tahun 2000 patient safety adalah tidak adanya kesalahan atau bebas dari
cidera karena kecelakaan. Menurut Supari, tahun 2005, patient safety adalah bebas
dari cidera aksidental atau menghindarkn cidera pada pasien akibat perawatan medis
dan kesalahan pengobatan.
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan
pengelolaan yang berhubungan dengan resiko pasien, laporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi untuk
meminimalkan resiko. Cooper et al (2000) dalam mendifinisikan bahwa “patient
safety as the avoidance, prefention and amelioration of adverse outcomes or injurys
stemmink from the processes of health care. “ Pengertian ini maksudnya bahwa
pasien safety merupakan penghindaran, pencegahan dan perbaikan dari kejadian yang
tidak diharapkan atau mengatasi cidera-cidera dari proses pelayanan kesehatan.
Pasien safety melibatkan system operasional dan system pelayanan yang
meminimalkan kemungkinan kejadian adverst event/error dan memaksimalkan
langkah-langkah penanganan bila error telah terjadi. System ini mencegah terjadinya
cdera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

D. Manajemen Risiko pasien safety di Ruang radiologi

1. Surat permintaan foto / radiologi


Pasien safety yang dilaksanakan di Instalasi Radiologi dimulai dari
penerimaan pasien oleh radiografer dengan membawa surat permintaan radiologi.
dibaca, dan diteliti dengan baik oleh radiografer. Penyesuaian identitas di surat
permintaan dengan pasien atau keluarga pasien secara langsung meliputi nama,
alamat, tempat dan tanggal lahir beserta keluhan yang dirasakan.
2. Inform consent
Untuk pemeriksaan radiografi konvensional dengan kontras maupun
pemeriksaan CT-Scan dengan kontras, dilakukan inform consent atau lembar
persetujuan antara dokter/radiografer pemegang dengan pasien dan keluarga
pasien tentang bagaimana pemeriksaan dilakukan, obat yang akan dimasukkan,
risiko obat, pemasukan obat, dan fungsi obat itu sendiri secara lengkap kepada
pasien dan keluarga pasien secara jelas serta anamnase alergi pasien juga
dilakukan oleh radiografer pemegang.
3. Peringatan pasien hamil
Tanda ini diletakkan di depan pintu ruangan pemeriksaan CT-Scan atau
pemeriksaan yang membutuhkan dosis radiasi yang tinggi. Hal ini dimaksudkan
untuk menghindari paparan radiasi yang tinggi untuk fetus atau ibu hamil dan
mencari solusi yang lain apabila bisa dilakukan pemeriksaan radiologi yang dapat
dilakukan selain pemeriksaan beradiasi tinggi tersebut.

4. Desain ruang dan indicator


Desain Ruang dan Indikator Lampu Merah Tanda Pemeriksaan Berlangsung
Desain ruangan yang menggunakan timbal di setiap
sisinya, begitu pula untuk daun pintu harus dilapisi
dengan Pb. Indikator lampu merah sebagai tanda
pemeriksaan berlangsung bertujuan untuk menghindari
intervensi dari orang yang tidak seharusnya masuk ketika
pemeriksaan berlangsung seperti keluarga pasien,
karyawan cleaning service, staf radiologi, maupun
petugas radiologi itu sendiri.
5. Tanda ada radiasi
Terdapatnya tanda radiasi ini dimaksudkan untuk
keluarga pasien atau pun pengunjung yang tidak
berkepentingan dalam pemeriksaan radiologi dapat
mengerti bahwa dalam ruang lingkup itu terdapat radiasi
yang dapat membahayakan diri mereka. Tanda-tanda ini
biasa dipasang di depan pintu pemeriksaan ataupun di
depan Instalasi Radiologi dimana tulisan terlihat jelas dan dapat dibaca oleh
banyak orang.
6. Penanganan risiko pasien jatuh
Pemakaian tanda ini dimaksudkan untuk pasien maupun keluarga ataupun
pengunjung dapat berhati-hati saat melewati daerah yag terdapat tanda tersebut
dikarenakan daerah tesebut biasanya daerah licin, menurun, dan sebagainya.
7. Tanda jalur evakuasi
Jalur evakuasi ini dimaksudkan untuk apabila terdapat kejadian yang tidak
diinginkan seperti gempa bumi, kebakaran, dan bencana alam lainnya, pengunjung
rumah sakit dapat segera keluar melalui jalan yang bertanda jalur evakuasi ini.
Jalur atau jalan yang bertanda ini biasanya mudah diakses dan mempunyai jarak
yang dekat atau pendek untuk mencapai ruangan
bebas atau di luar gedung.
8. Prosedur tetap proteksi radiasi untuk pasien
Berikut prosedur tetap proteksi radiasi untuk pasien
di Instalasi Radiologi :
a. Pada saat melakukan pemotretan pergunakan
diafragma sesuai obyek yang difoto/disinari
b. Pengaturan jarak pemotretan yang sesuai
standar pemotretan.
c. Pergunakan faktor eksposi yang sesuai standar sehingga tidak terjadi
pengulangan foto.
d. Berikan informasi awal sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan sehingga
pasien dapat bekerja sama dengan petugas.
e. Berikan proteksi pada organ yang sensitive reproduksi sepanjang tidak
mengganggu pemeriksaan.
f. Setelah selesai kembalikan apron pada tempat yang sudah disediakan
9. Prosedur tetap proteksi radiasi untuk pendamping pasien
Prosedur tetap proteksi radiasi untuk pendamping pasien di Instalasi Radiologi
adalah dengan menggunakan apron untuk meminimalkan paparan radiasi yang
diterima pendamping pasien tersebut. Berikut prosedur tetapnya:
a. Pada saat melakukan pemotretan yang perlu pendamping, maka radiographer
harus memberikan informasi petunjuk cara pemakaian apron agar tidak
terbalik atau keliru.
b. Diinformasikan kepada pendamping bahwa pelindung diri apron harus dipakai
agar aman.
c. Setelah selesai pendamping dibantu melepaskan apron mengembalikan apron
pada tempatnya agar tidak mudah rusak.
10. Rencana penanggulangan keadaan darurat
Jika terjadi keadaan darurat,dibutuhkan manajemen prosedur penanggulanga
keadaan darurat yaitu dengan mematikan panel kendali pesawat, mencabut
sakelar, memutuskan aliran listrik, mencatat detail posisi, arah berks, dan kondisi
eksposi.

E. Paparan kasus dan pembahasan

1. Paparan kasus
Seorang pasien anak berumur 5 tahun berjenis kelamin perempuan bernama
An. R datang ke Instalasi Radiologi bersama kedua orang tuanya membawa
lembar pemeriksaan radiologi yang bertuliskan pemeriksaan CT-Scan kepala
dengan diagnosa CKR yang dikirimkan oleh dokter spesialis saraf. Keluhan yang
dialami adalah terus menerus muntah dan merasa pusing. Kondisi umum pasien
masih baik masih bisa berjalan. Namun, saat akan dilakukan pemeriksaan, pasien
merasa ketakutan akan pemeriksaannya.
2. Pembahasan
Ketepatan identifikasi pasien sebelum dilakukan melalui pengecekan nama,
nomor RM, tempat dan tanggal lahir, alamat selalu dilakukan agar tidak terjadi
kesalahan. Tidak lupa dilakukan anamnase singkat dengan pasien bertujuan untuk
menyesuaikan antara diagnosa, keluhan dan dengan proyeksi foto yang akan
dilakukan. Ketepatan identifikasi ini sangat penting dikarenakan apabila terjadi
kesalahan dalam pemotretan ataupun dengan identitas pasien menjadi kesalahan
fatal apabila sampai salah dalam diagnosis dan tindakan dokter selanjutnya.
Inform consent harus selalu dilakukan untuk pemeriksaan intervensi atau
pemeriksaan yang memasukkan media atau benda lain ke dalam tubuh pasien.
Inform consent ini dilakukan di radiologi sebelum pemeriksaan dengan
memasukkan media kontras sebagai penyangat gambar ke dalam tubuh pasien.
Inform consent ini berisi tentang riwayat alergi pasien beserta tanda tangan dari
dokter radiologi dengan pendamping pasien. Tujuan inform consent ini dilakukan
agar apabila nantinya terjadi kejadian alergi atau apapun yang berkaitan dengan
media kontras akan dapat dipertanggungjawabkan.
Peringatan tanda ibu hamil harap lapor ke petugas sudah dengan jelas untuk
melindungi janin yang ada yang dimana apabila dilakukan pemeriksaan akan
mengakibatkan dampak buruk bagi janin sehingga sebaik-baiknya ibu hamil untuk
tidak harus menunggu di sekitar instalasi radiologi atau apabila melakukan
pemeriksaan radiologi diharuskan konsultasi dahulu mencari jalan keluar untuk
dapat melakukan pemeriksaan lainnya selain radiologi mengingat janin sangat
rentan terkena radiasi yang ditakutnya akan menyebabkan perubahan fisiologi
pada balita.
Kondisi kamar pemeriksaan yang menggunakan Pb di setiap dinding kamar
dan di daun-daun pintu untuk mencegah radiasi hambur keluar dari ruang
pemeriksaan dimana luar ruang pemeriksaan masih terdapat pengunjung yang
tidak seharusnya terkena radiasi hambur. Pemasangan tanda radiasi di bagian
depan instalasi radiologi dan di tempat tempat instalasi radiologi yang mudah
dilihat banyak pengunjung dimaksudkan agar pengunjung lebih baik menjauh
keluar instalasi apabila tidak berkepentingan. Tanda ini dipasang dengan warna
merah yang mencolok dan skema yang mudah dipahami oleh pembaca dan
diletakkan di tempat yang mudah dilihat oleh pengunjung maupun pasien.
Pemasangan dan dihidupkannya lampu merah sebagai tanda dimulai pemeriksaan
juga diharapkan memberi tahu pengunjung atau pendamping bahwa pemeriksaan
dengan radiasi sedang berlangsung.
Pemberian simbol resiko jatuh dan jalur evakuasi dimaksudkan agar pasien
dapat lebih mengerti mengenai daerah yang bersimbol tersebut. Simbol resiko
jatuh dimaksudkan agar tidak ada kejadian jatuh pengunjung maupun pasien yang
ditakutkan akan menambah cedera yang tidak diinginkan bagi pasien ataupun
pengunjung. Tanda jalur evakuasi dilakukan untuk dapat menyelamatkan pasien
dan pengunjung dengan melewati jalur evakuasi yang dimana jalur ini
menghubungkan daerah lapang dan mudah untuk menemukan jalan keluar untuk
menghindari atau menjauh dari sumber bahaya.
Pasien safety di Instalasi Radiologi lainnya adalah penetapan prosedur tetap
proteksi radiasi untuk pasien ataupun pendamping pasien. Dengan pembatasan
daerah kolimasi, menghindari pemotretan foto, pengaturan jarak pemotretan
diharapkan radiasi yang diterima pasien dapat optimal atau sebisa mungkin
menjadi lebih kecil begitu pula untuk pendamping pasien diharuskan untuk
menggunakan apron agar radiasi yang diterima juga dapat berkurang.
Prosedur tetap apabila dalam keadaan darurat juga disediakan untuk dapat
melakukan segera mungkin sesuai prosedur agar tujuan menyelamatkan
pengunjung, pasien, pesawat radiologi dan barang dapat terselamatkan dengan
cepat tanpa rusak suatu apapun.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tujuan pasien safety Tujuan Sistem Keselamatan Pasien di Rumah Sakit adalah ;
Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit Meningkatnya akuntabilitas Rumah
Sakit terhadap pasien dan masyarakat Menurunya KTD di Rumah Sakit Terlaksananya
program-program pencegahan sehingga tidak terjadi penanggulangan KTD Sedangkan tujuan
keselamatan pasien secara internasional adalah : Identify patients correctly (mengidentifikasi
pasien secara benar) Improve effective communication (meningkatkan komunikasi yang
efektif) Improve the safety of high alert medications (meningkatkan keamanan dari
pengobatan risiko tinggi) Eliminate wrong site, wrong-patient, wrong procedure surgery
(mengeliminasi kesalahan penempatan, kesalahan pengenalan pasien, kesalahan prosedur
operasi) Reduce the risk of health care- associated infections ( mengurangi risiko infeksi yang
berhubungan dengan pelayanan kesehatan) Reduce the risk of patient harm from falls
(mengurangi risiko pasien terluka karena jatuh) Urgensi Patien Safety Tujuan utama rumah
sakit adalah merawat pasien yang sakit dengan tujuan agar pasien segera sembuh dari
sakitnya dan sehat kembali sehingga tidak dapat ditoleransi bila dalam perawatan di rumah
sakit pasien menjadi lebih menderita akibat dari terjadinya risiko yang sebenarnya dapat
dicegah, dengan kata lain pasien harus dijaga keselamatannya dari akibat yang timbul karena
error.

Bila program keselamatan pasien tidak dilakukan akan berdampak pada terjadinya
tuntutan sehingga meningkatkan biaya urusan hukum, menurunkan efisisiensi, dll Isu,
Elemen, dan Akar Penyebab Kesalahan yang Paling Umum dalam Patient safety : Lima isu
penting terkait keselamatan (hospital risk) yaitu : Keselamatan pasien Keselamatan pekerja
(nakes) Keselamatan fasilitas (bangunan,peralatan) Keselamatan lingkungan Keselamatan
bisnis Elemen pasien safety : Advers drug events (ADE) / medication errors (ME)
(ketidakcocokan obat/kesalahan pengobatan) Restraint use (kendali penggunaan) Nosocomial
infections (infeksi nosocomial) Surgical mishaps (kecelakaan operasi) Pressure ulcers
(tekanan ulkus) Blood product safrty/administration (keamanan produk darah/administrasi)
Antimicrobial resistance (resistensi antimikroba) Immunization program (program imunitas
Falls (terjatuh) Blood stream-vascular catheter care (aliran darah- perawatan kateter
pembuluh darah) System review, follow-up, and reporting of patient/visitor incident reports
(tinjauan sistematis, tindakan lanjutan, dan pelaporan pasien/pengunjung laporan kejadian)
Most Common Root Causes of Error (Akar Penyebab Kesalahan yang Paling Umum)
Communication problems (masalah komunikasi) Inadequate information flow (arus informasi
yang tidak memadai) Human problems (masalah manusia) Patient-related issues (isu
berkenaan dengan pasien) Organizational transfer of knowledge (organisasi transfer
pengetahuan) Staffing patterns/work flow (pola staf/alur kerja) Technical failures (kesalahan
teknis) Inadequate policies and procedures (kebijakan dan prosedur yang tidak memadai)
[Agency for Healthcare Research and Quality)Publication,2003].

B. Saran

Setiap rumah sakit masih terdapat kekurangan entah dari prosedur tetap,simbol
keselamatan pasien, dan kekurangan dalam melakukan suatu prosedurdiharapkan dapat
melengkapinya sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan oleh BAPETEN.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/406301918/Pengertian-Konsep-Dan-Prinsip-Keselamatan-Pasien

https://id.scribd.com/document/396209826/Identifikasi-Patient-Safety-Di-Radiologi-k3-Kelompok-2-
3a

Anda mungkin juga menyukai