Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

RISIKO DAN HAZARD BUDAYA KERJA DALAM PEMBERIAN


ASUHAN KEPERAWATAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keselamatan pasien & K3

Disusun oleh :
Na’rulsyani Ravi Kallifah C1AA19069
Nawaf Erdiansyah C1AA19071
Nisya Nur Alifia C1AA19073
Putri Dalilah C1AA19079
Qonita Amalia C1AA19081
Randi Widya Septa C1AA19083
Ricky Meidiansyah C1AA19085
Riska Ajkianti C1AA19087
Siti Rismawati Dewi C1AA19103
Sutiragen Fitria Ulfa C1AA19107

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TIGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
2020

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua yang tak terhitung
sampai saat ini . Shalawat serta salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada
Rasullullah SAW beserta keluarganya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah ini dengan judul “Risiko Dan Hazard Budaya Kerja Dalam
Pemberian Asuhan Keperawatan”

Makalah ini di buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keselamatan Pasien Dan K3. Kami juga berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat


bermanfaat bagi para pembaca. Kami mengaharapkan kritik dan saran terhadap
makalah ini agar kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah ini
masih jauh dari kata sempurna.

Sukabumi,28 September 2020

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hazard Budaya Kerja 3
B. Jenis-jenis Budaya Kerja 4
C. Jenis Faktor Risiko 4
D. Pencegahan Hazard Budaya Kerja 6
E. Budaya Kerja yang di Aplikasikan 8
F. Contoh Kasus dan Asuhan Keperawatan 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 22
B. Saran 24
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULLUAN
A. Latar Belakang
Budaya kerja adalah suatu asumsi, nilai dan norma yang dilakukan
berulang-ulang oleh pegawai atau karyawan yang dikembangkan dalam
organisasi yang tercermin dari sikap menjadi perilaku, kepercayaan, cita-cita,
pendapat dan tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja sebagai
kekuatan untuk meningkatkan efisiensi kerja. Budaya kerja yang positif akan
menciptakan lingkungan yang nyaman dan juga kesempatan bagi karyawan
untuk berkembang. Tidak hanya mengutamakan kesuksesan organisasi,
budaya kerja yang baik juga seharusnya bisa membawa dampak positif bagi
anggota di dalamnya.
Sikap hidup yang individualis, hedonis, materialis dan konsumtif yang ada
di sebagian mental karyawan, yang akan sangat mempengaruhi dan
menghambat produktivitas di perusahaan tempat mereka bekerja. Karenanya,
inti dari kehidupan kerja ditemukan di dalam budayanya. Dalam hal ini,
budaya tidak berpacu pada keanekaragaman, ras, etnis dan latar belakang
individu. Budaya dalam hal ini adalah suatu cara hidup di dalam sebuah
pekerjaan. Budaya kerja mencakup iklim emosional dan psikologis, yang
mencakup sikap, tingkat produktifitas dan semangat kerja karyawan. Budaya
kerja juga menjakup symbol (tindakan, percakapan, rutinitas, dst) juga makna
yang diletakan pada symbol tersebut, makna dan pemahaman budaya dapat
diraih dengan interaksi yang terjadi antara karyawan dan pihak manajemen.
B. Rumusan Makalah
1. Apa pengertian hazard budaya kerja?
2. Apa saja jeni-jenis budaya kerja?
3. Sebutkan jenis faktor risiko?
4. Bagaimana pencegahan hazard budaya kerja?
5. Budaya Kerja apa saja yang di aplikasikan?

1
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui pengertian hazard budaya kerja.
2. Mengetahui jenis-jenis budaya kerja.
3. Mengetahui jenis faktor risiko.
4. Mengetahui pencegahan hazard budaya kerja.
5. Mengetahui budaya kerja yang diaplikasikan.
6. Contoh Kasus dan Asuhan Keperawatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hazard Budaya Kerja
Hazard adalah suatu keadaan/ kondisi yang dapat mengakibatkan
(berpotensi) menimbulkan kerugian (injury/ penyakit) bagi pekerja.
Sedangkan budaya kerja adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan
hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat,kebiasaan dan juga pendorong
yang dibudayakan dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi
perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai
kerja atau bekerja.
Komponen-komponen budaya kerja yaitu (Ndraha, 2005 : 209)
1. Anggapan dasar tentang kerja
Pendirian atau anggapan dasar atau kepercayaan dasar tentang kerja,
terbentuknya melalui konstruksi pemikiran silogistik. Premisnya adalah
pengalaman hidup empiric, dan kesimpulan.
2. Sikap terhadap pekerjaan
Manusia menunjukkan berbagai sikap terhadap kerja. Sikap adalah
kecenderungan jiwa terhadap sesuatu. Kecenderungan itu berkisar antara
menerima sepenuhnya atau menolak sekeras-kerasnya.
3. Perilaku ketika bekerja
Dan sikap terhadap bekerja, lahir perilaku ketika bekerja. Perilaku
menunjukkan bagaimana seseorang bekerja.
4. Lingkungan kerja dan alat kerja
Dalam lingkungan, manusia membangun lingkungan kerja yang
nyaman dan menggunakan alat (teknologi) agar ia bekerja efektif, efisien
dan produktif.
5. Etos kerja
Istilah ethos diartikan sebagai watak atau semangat fundamental
budaya, berbagai ungkapan yang menunjukkan kepercayaan, kebiasaan,
atau perilaku suatu kelompok masyarakat. Jadi etos berkaitan erat dengan
budaya kerja.Budaya kerja merupakan suatu organisasi komitmen yang

3
luas dalam upaya untuk membangun sumber daya manusia, proses kerja
dan hasil kerja yang lebih baik.

B. Jenis-Jenis Budaya Kerja.

Terdapat beberapa jenis budaya kerja, yaitu sebagai berikut:

a. Budaya rasional. Dalam budaya ini, proses informasi individual


(klarifikasi sasaran pertimbangan logika, perangkat pengarahan)
diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan kinerja yang ditunjukkan
(efisiensi, produktivitas dan keuntungan atau dampak). 
b. Budaya ideologis. Dalam budaya ini, pemrosesan informasi intuitif
(dari pengetahuan yang dalam, pendapat dan inovasi) diasumsikan
sebagai sarana bagi tujuan revitalisasi (dukungan dari luar, perolehan
sumber daya dan pertumbuhan).
c. Budaya konsensus. Dalam budaya ini, pemrosesan informasi kolektif
(diskusi, partisipasi dan konsensus) diasumsikan untuk menjadi sarana
bagi tujuan kohesi (iklim, moral dan kerja sama kelompok).
d. Budaya hierarki. Dalam budaya hierarkis, pemrosesan informasi
formal (dokumentasi, komputasi dan evaluasi) diasumsikan sebagai
sarana bagi tujuan kesinambungan (stabilitas, kontrol dan koordinasi).

C. Jenis Faktor Risiko


Sebenarnya penerapan budaya kerja memang bermanfaat dan akan
memberikan dampak positif, namun jika ternyata dilakukan dengan berlebihan
maka tentu bisa menimbulkan permasalahan yang bisa berakibat pada
individu. Lalu apa saja permasalahan tersebut? Berikut ini jawabannya.
1. Kelelahan
Bahaya pertama yang disebabkan oleh budaya kerja yang berlebihan
adalah kelelahan. Perlu dipahami bahwa penerpaan budaya kerja memang
tidak sama antara perusahaan yang satu dengan yang lain. Ada yang
perusahaan sampai memaksa karyawannya bekerja melebihi batas waktu

4
yang ditentukan sehingga hal ini malah membuat karyawan tersebut
merasa kelalahan.
Ketika hal ini terus dipaksakan, membuat karyawan tersebut akan
merasa lelah. Maka dari itu, budaya kerja yang berlebihan seperti ini harus
dihindari.
2. Tidak ada waktu libur
Seseorang yang bekerja di perusahaan maupun juga di instansi pasti
memiliki hari libur. Ada yang liburnya sekali seminggu, namun ada juga
yang dua kali dalam seminggu. Akan tetapi, bagaimana jika ternyata
perusahaan tersebut malah mengambil jatah libur? Mungkin di awal
karyawan tersebut tidak merasakan dampaknya dan memang perusahaan
akan tetap memberi gaji yang lebih sesuai dengan tugasnya.
Akan tetapi, ketika waktu libur yang seharusnya dibuat untuk santai
malah digunakan untuk bekerja, di situlah awal mula munculnya masalah.
Bayangkan saja setiap hari harus bekerja dan tanpa ada waktu libur. Waktu
yang Anda miliki hanya untuk tidur dan kemudian keesokan harinya Anda
harus kembali kerja. Tentu kondisi ini akan membuat Anda terkadang
frustasi dan tertekan.
3. Tidak ada waktu berinteraksi dengan keluarga
Bahaya budaya kerja yang berlebihan juga bisa berdampak pada
kurangnya interaksi kepada anggota keluarga. Bukan hanya anggota
keluarga melainkan kepada teman maupun tetangga Anda pun terkadang
juga minim. Mengapa? Karena waktu Anda hanya dipergukan untuk
bekerja, sementara ketika Anda berada di rumah, waktu Anda digunakan
untuk tidur.
Ini merupakan kondisi yang tidak baik karena mau bagaimana pun
Anda memerlukan dan butuh berinteraksi dengan orang lain. Maka dari
itu, budaya kerja yang seperti ini benar-benar harus dihindari.

5
D. Pencegahan Hazard Budaya Kerja
1. Disain area kerja yang aman.
Di area kerja terdapat banyak peralatan. Dimulai dari peralatan yang
paling sederhana sampai pada peralatan yang canggih. Seperti:
bangku, lemari dan meja kerja; furnitur; konveyor; peralatan ringan s/d
berat; dan kendaraan. Pengaturan tata letak sangat penting untuk
membantu mencapai efisiensi dan efektifitas kerja, mencegah error, dan
terakhir menekan kejadian yang tidak diharapkan yang berakibat
kecelakaan.
2. Selalu Menjaga kebersihan area kerja.
Ini adalah bagian cara kerja yang aman dan sehat, area kerja yang
bersih adalah wilayah kerja yang aman dan sehat. Banyak usaha usaha
untuk meningkatkan kesehatan kerja yang dapat dilakukan. Pada area kerja
yang bersih bahaya tersingkirkan, disamping itu area kerja yang bersih
akan meningkatkan produktivitas yang lebih bersar dari karyawan.
3. Libatkan karyawan.
Cara mengatasi lingkungan kerja yang tidak aman yaitu salah satunya
dengan cara melibatkan karyawan anda dalam proses perencanaan safety.
Karyawan adalah orang pertama yang paling memahami situasi ditempat
kerja. Mereka juga akan termotivasi dengan baik untuk safety.
4. Memberikan Instruksi kerja yang jelas.
Pesan-pesan keselamatan dalam bekerja sangat penting bagi karyawan.
Berikan instruksi kerja yang jelas. Berikan pelatihan untuk
memperjelas dan meningkatkan pemahaman. Instruksi diberikan
dalam bentuk tertulis dan pastikan mereka karyawan membaca,
mempelajari dan memahaminya. Dan yang terakhir pastikan karyawan
anda mengakui sebagai penerimaan terhadap program kerja safety anda.
5. Fokus pada hal-hal yang feasible atau masuk akal dilakukan.
Fokuskan upaya keselamatan anda pada masalah yang paling
mungkin bisa dilakukan. Memberikan fokus kepada masalah yang
besar adalah penting, namun hal tsb termasuk yang tidak mungkin bisa

6
dilaksanaan oleh karyawan dan hal ini akan berkontribusi kepada terjadi
pelanggaran yang berdampak kepada cidera atau kecelakaan.
6. Membuka diri untuk menerima masukan, kritikan dari bawahan.
Ini bagian dari cara mengatasi lingkungan kerja yang tidak nyaman
bagi karywan. Mendorong karyawan untuk melaporkan kepada
anda tentang kekurangan, isu-isu, wawasan dalam masalah safety. Hal
ini akan berdampak terhadap membudayakan safety di tempat kerja.
Pimpinan tempat kerja harus membuka diri untuk menerima masukan,
kritikan dari bawahan.
7. Melakukan Observasi.
Anda harus melakukan observasi dan mempelajari setiap karyawan
melakukan pekerjaan mereka. Perhatikan dan lakukan koreksi pada
mereka yang melakukan jalan pintas, dan memberikan pengharggan
kepada mereka yang melakukan tugas-tugas secara baik dan mereka di
jadikan sebagai teladan bagi staf yang lain.
8. Menjaga semua mesin dan peralatan dalam keadaan baik.
Adalah tanggung jawab majikan untuk memastikan bahwa semua
mesin dan peralatan kerja berada didalam kondisi yang baik. Pastikan juga
memelihara shift kerja, roster kerja dengan sebaik-baiknya.
9. Hazard, bahaya.
Hindari bahaya yang tidak perlu. Untuk hal itu lakukan pemeriksaan
rutin atau sesering mungkin tempat kerja anda. Adalah perlu
pemahaman, kemahiran untuk melakukan Identifikasi Bahaya dengan baik
dan benar.
10. Melakukan Review.
Setiap tahun, atau tiap ada perubahan di tempat kerja harus dilakukan
peninjauan kembali pedoman kerja keselamatan di tempat kerja.
Mulailah review tahunan dengan melakukan pemeriksaan tempat kerja
anda, dan penelaahan menyeluruh terhadapa Sistem, program keselamatan
anda.

7
E. Budaya Kerja yang di Aplikasikan
a. Value (tata nilai perusahaan)
 Kepemimpinan otoriter vs demokrasi
 Profit oriented
 Kebersihan
b. Norma (peraturann atau kegiatan yang dikerjakan untuk mendukung
value)
c. Suasana kerja/iklim
 Kondusif untuk kerja
 Keterbukaan
 Tertutup
d. Kerja dalam teamwork
 Karyawan yang individualistic akan sulit bekerjasama dalam tim
 Adanya dukungan

F. Contoh Kasus dan Asuhan Keperawatan


Tn.H berusia 45 tahun yang berprofesi sebagai supir Bus antar Kota , dia
biasa mengemudikan bus dari Sukabumi ke Serang Banten. Setiap pagi pada
pukul 04.30 selepas sholat Shubuh ia harus sudah siap berangkat menuju terminal
Bis, karena pada pukul 05.00 bus jurusan Sukabumi-Serang yang ia kendarai
harus sudah mulai berangkat agar bisa tepat waktu sampai di tujuan. Estimasi
waktu yang di butuhkan untuk sampai ke Tujuan di Serang biasanya memakan
waktu kurang lebih 5 jam. Dengan begitu Bus yang di kendarai Tn.H bisa sampai
ke tujuan pada pukul 11.00 WIB pagi belum di perhitungkan dengan waktu macet
yg tak terduga.

Kemudian Tn.H biasa beristirahat sampai dengan pukul 14.00 WIB untuk
kembali mengangkut penumpang dari Serang -Sukabumi. Dan Biasa sampai pada
pukul 19.00 WIB di terminal Sukabumi. Setelah itu Tn.H tidak langsung

8
beristirahat akan tetapi kebiasannya selalu berkumpul bersama teman-temannya
sampai larut Malam.

Karena kebiasannnya berkumpul sampai Larut malam , hal ini membuat Tn.H
selalu bangun terlambat. Dia selalu bangun saat waktu adzan Subuh , setelah
melaksanakan Sholat subuh ia Mandi dan tidak sempat melakukan Sarapan
terlebih dahulu , karena jarak dari rumah ke Terminalnya kurang lebih 15 Menit.
Agar tepat waktu akhirnya Tn.H selalu tidak sarapan dan langsung berangkat ke
Terminal. Terlebih lagi pada waktu dini hari seperti itu belum ada warung nasi
yang buka untuk bisa di beli Tn.H. Setelah sampai, Tn.H langsung menyiapkan
diri dan Busnya untuk berangkat ke Serang dan tidak memiliki waktu untuk
sarapan. Tn.H bisa melakukan sarapan saat ia sudah sampai di serang yaitu pada
pukul 11.00 setiap harinya. Hal ini ternyata berdampak Buruk pada dirinya
dimana ia mengalami penyakut Magh Lambung akut, sehingga harus di larikan ke
Rumah Sakit. Karena pekerjaannya yang cukup menguras energi akan tetapi Ia
belum memiliki asupan energi dan juga makanan yang cukup untuk ia cerna . Hal
ini membuat asam lambungnya naik dan semakin parah setiap harinya.

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Identitas pasien
Nama : Tn.H
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Pekerjaan : Supir bus
Pendidikan : SMP
Status : Kawin
Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. T
Umur : 39 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga

9
Pendidikan : SD
Status : Kawin
Hubungan dengan pasien : Istri
2. Diagnosa Medis : Gastritis

3. Waktu Dan Tempat


Tgl masuk rumah sakit : 24 September 2020
Tgl pengkajian : 25 September 2020
Tempat Praktik : RSUD Syamsudin
4. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Saat masuk Rumah sakit   : Klien datang Ke IGD RSUD Syamsudin jam
19.00 tanggal 24 September 2020  dengan keluhan nyeri pada ulu hati 4
hari yang lalu  disertai mual muntah
b. Saat pengkajian (PQRST) : Pada tanggal 25 september 2020 dilakukan
pengkajian, klien mengeluh nyeri pada ulu hati, dengan skala nyeri 5
disertai mual muntah
c. Keluhan penyerta  : Klien mengatakan tidak nafsu makan.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
1) Pernah di rawat di Rumah sakit : Klien mengatakan pernah dirawat di
rumah sakit 2 tahun yang lalu, dengan penyakit yang sama
2) Obat-obatan yang pernah digunakan  : Obat-obatan yang sering
digunakan ketika di rumah biasanya obat dari  warung.
3) Tindakan (operasi) : Klien mengatakan belum pernah melakukan
operasi.
4) Alergi  : Klien mengatakan tidak memiliki alergi makanan maupun
alergi obat-obatan.
5) Kecelakaan : Klien mengatakan  pernah mengalami kecelakaan 3 tahun
yang lalu.
6) Imunisasi : Keluarga  mengatakan klien di imunisasi pada saat masih
kecil.
5. Pola Fungsi Kesehatan

10
a. Pola Menejemen Kesehatan-Persepsi Kesehatan
1) Tingkat pengetahuan kesehatan/penyakit
Pasien mengatakan pasien tidak mengetahui tentang penyakit
yang dideritanya.
2) Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan
Istri pasien mengatakan jika sakit selalu berobat ke puskesmas.
3) Factor factor resiko sehubungan dengan kesehatan
Istri pasien mengatakan pasien sering tidak mau makan apalagi
sarapan.
b. Pola Istirahat Tidur
Sebelum Sakit : Istri pasien mengatakan sebelum sakit kebutuhan
tidur pasien terganggu. Tidur kurang dari 7-8 jam.dikarenakan sering
begadang dengan temannya, sering terjaga pada malam hari.
Selama Sakit : Istri pasien mengatakan selama sakit kebutuhan tidur
pasien terganggu. Tidurnya tidak teratur, mulai pukul 19.00, kadang
hanya 1-2 jam kemudian terbangun, lalu tidur lagi. Pasien sering
merasa gelisah, tidurnya tidak nyenyak, dan sering terjaga pada malam
hari karena nyeri pada perutnya dan pasien merasa nyei pada luka di
bokongnya.
c. Pola Nutrisi Metabolik
Sebelum Sakit : Istri pasien mengatakan, sebelum sakit makan dan
minum pasien mengalami masalah dikarenakan waktunya.
Selama Sakit :Anak pasien mengatakan, selama sakit nafsu makan
pasien menurun. Makan 3x/hari namun sedikit sedikit dan tidak habis.
Kadang pasien mengeluh mual dan ingin muntah. Minum hanya
sedikit, 3-4 gelas/hari.
d. Pola Eliminasi
Sebelum Sakit : Istri pasien mengatakan, sebelum sakit BAB pasien
teratur, 1x/hari, tidak keras dan tidak cair. BAK sering, 5-6x/hari dan
tidak nyeri saat BAK.

11
Selama Sakit : Istri pasien mengatakan, selama sakit BAB pasien
tidak teratur, kadang 3 hari baru BAB. BAK hanya sedikit. Pasien
terpasang kateter, urin hanya sekitar 300 cc/hari.
e. Pola Kognitif Perseptual
Sebelum sakit : Istri pasien mengatakan pasien dapat berkomunikasi
dengan baik dengan orang lain, dan mengerti apa yang
dibicarakan ,berespon dan berorientasi dengan baik dengan orang-
orang sekitar”.
Selama sakit : Istri pasien mengatakan selama sakit pasien masih
dapat berkomunikasi dan berespon dengan baik. Akan tetapi selama
sakit pasien jarang berbicara, berbicara hanya seperlunya saja.
f. Pola Konsep Diri
Gambaran diri : Istri pasien mengatakan pasien tidak pernah
mengeluh dengan kondisi tubuhnya.
Identitas diri : Istri pasien mengatakan pasien masih dapat mengenali
dirinya sendiri.
Peran diri : Istri pasien mengatakan pasien berperan sebagai tulang
punggung rumah tangga dan bekerja sebagai supir bus.
Ideal diri : Istri pasien mengatakan pasien selalu mengatakan ingin
hidup dengan baik, sehat, dan ingin melihat anaknya bahagia. Dan saat
ini bapak berharap ingin cepat sembuh.
Harga diri : Istri pasien mengatakan di rumah pasien sangat dihargai
oleh anak, dan keluarga.
g. Toleransi Stres Koping
Sebelum sakit : Istri pasien mengatakan jika mengalami masalah
pasien selalu bercerita dengan istri atau anaknya dan menyelesaikan
masalah secara bersama sama.
Selama sakit : Istri pasien mengatakan selama sakit jika mengalami
masalah masih selalu bercerita pada istri atau anaknya. Dan jika
merasa tidak nyaman atau sakit pasien selalu mengatakan pada
istrinya.
h. Pola reproduksi-seksualitas

12
Pasien berjenis kelamin laki-laki. Pasien memiliki 2 anak perempuan
dan 1 anak laki-laki.
i. Pola Hubungan peran
Sebelum sakit : Istri pasien mengatakan hubungan pasien dengan
anak anaknya maupun keluarga lainnya sangat baik dan tidak ada
masalah. Pasien berperan sebagai tulang punggung rumah tangga dan
bekerja sebagai supir bus.
Selama sakit : Istri pasien mengatakan hubungan pasien dengan istri
dan anaknya tetap baik dan tidak ada masalah. Selama sakit pasien
dirawat di rumah sakit sehingga tidak bisa bekerja seperti biasanya.
j. Pola Nilai dan Keyakinan
Sebelum sakit : Istri pasien mengatakan sebelum sakit pasien selalu
sholat 5 waktu.
Selama sakit : Istri pasien mengatakan selama sakit pasien belum
pernah sholat karena kondisi sakitnya.
6. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem pernafasan
Tidak nampak retraksi dada, bentuk dada simetris, tak nampak
penggunaan otot bantu nafas, tidak ada massa, pola nafas normal.
fokal fremitus normal, tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa. suara
paru sonor. suara paru vesikuler, tidak terdengar wheezing dan ronkhi
b. Sistem kardiovaskular
Tidak nampak retraksi dada, bentuk dada simetris, tak nampak
penggunaan otot bantu nafas, tidak ada massa, ictus cordis tampak
pada itercosta ke 5, tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa, pulse
teraba kuat, batas-batas jantung normal, suara redup, suara paru
reguler, tidak terdengar gallop.
c. Sistem pencernaan .
abdomen flat, simetris, auskultasi gaster normal, peristaltik usus 5x/
menit. Suara lambung tympani, batas hepar normal, ada nyeri tekan di
abdomen bagian kiri, tidak terasa pembesaran hepar, tak teraba adanya
massa. Mukosa Bibir tampak kering. Lidah tampak putik dan kotor.

13
d. Sistem perkemihan
Karakteristik urine/BAK jernih, frekuensi 2-3 sehari,tidak ada nyeri
pinggang, tidak terpasang alat bantu BAK, tidak ada darah, bau khas,
tidak ada benjolan.
e. Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfatik
f. Sistem genetalia
Klien tidak terpasang DC
g. Sistem musculoskeletal
Pergerakan sendi normal, kekuatan otot penuh, tidak ada edema,
turgor kulit baik, tidak ada deformitas, tidak ada nyeri gerak, nyeri
tekan, tidak ada pembengkakan pada sendi,tidak menggunakan alat
bantu, tidak ada fraktur, kemampuan ADL mandi, berpakaian,
eliminasi, mobilisasi di tempat tidur, pindah, ambulasi normal.
h. Sistem integument
Turgor kulit baik, tidak ada sianosis/anemis, warna kulit sawo matang,
tidak ada luka, tak ada edema, tidak ada memar, benjolan,lesi.
i. Sistem persarafan
Tidak ada tremor, reflex cahaya pupil bagus, pupil isokor 3 mm, gerak
bola mata bebas ke segala arah, GCS 15, Kesadaran compos mentis,
orientasi waktu, tempat, orang normal. Brudzinki negatif, kaku kuduk
negatif.
7. Terapi Obat
a. Peroral                   : Sukralfat, Paracetamol
b. Parenteral              : RL/12 jam
RUTE
JENIS TERAPI DOSIS INDIKASI TERAPI
TERAPI
Parenteral
Omeprazole  inj 2 x 1 amp Pengobatan anti emetik
(IV)
Parenteral
Ondansentron inj 3 x 1 amp Pengobatan anti mual
(IV)
3 x 500
Paracetamol Oral Pengobatan anti piretik
mg
Sukralfat Oral 3 x 1 cth Pengobatan anti tukak duodenum

14
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium darah, urine, feses
b. Pemeriksaan Rontgen
Jenis
Tanggal Hasil Pemeriksaan Nilai Normal
Pemeriksaan
HB 14,1 12-16 gram/ dl

Leukosit 9800 4500-10000 sel/mm

Hematokrit 42 40-48%

Trombosit 302.000 150.000-400.000 sel/mm

Eritrosit 4,42 4,6-6,2juta sel/mm

B.     ANALISA DATA KEPERAWATAN

Waktu Symptom/Signs Etiologi Problem

Hari/Tanggal

Kamis, 24 DS : Agen cedera Nyeri akut


Sep 2020
biologis
Pasien mengatakan “nyeri di
(Peradangan
ulu hati”
pada mukosa
Istri pasien
mengatakan lambung)
selama sakit kebutuhan tidur
pasien terganggu. Tidurnya
tidak teratur, mulai pukul
19.00, kadang hanya 1-2 jam
kemudian terbangun, lalu tidur
lagi. Pasien sering merasa
gelisah, tidurnya tidak
nyenyak, dan sering terjaga
pada malam hari karena nyeri
pada perutnya

15
DO :

Keadaan Umum   : Lemah,


gelisah, wajah terlihat
menahan nyeri.
RR : 32x/menit.
  Irama nafas irregular
  P : nyeri timbul saat makan
Q: nyeri terasa seperti mau
muntah
R: nyeri di ulu hati
S: 4
T: hilang timbul.
  Nyeri tekan pada daerah ulu
hati
  Leukosit 18.100/cmm

C.    DIAGNOSA KEPERAWATAN


Nama  Pasien                    : Tn. H                         Ruang/Unit    : A

No.  Register                     : 155466                      D. Medis        : Gastritis

No Dx Prioritas Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (peradangan pada


mukosa lambung)

D.    INTERVENSI KEPERAWATAN

16
Tgl/Waktu Tujuan
No. Rencana Tindakan TTD/
Keperawatan
Dx ( NIC ) Nama
( NOC )

1. Setelah dilakukan Pain Management :


tindakan         Observasi reaksi nonverbal
keperawatan dari ketidaknyamanan
selama …x 24 jam,        Kaji nyeri secara
diharapkan nyeri komprehensif meliputi
berkurang sampai ( lokasi, karakteristik, dan
dengan hilang onset, durasi, frekuensi,
dengan criteria kualitas, intensitas nyeri )
hasil:         Kaji skala nyeri
Pain Control :         Gunakan komunikasi
7.      Pasien dapat terapeutik agar klien dapat
mengontrol nyeri mengekspresikan nyeri
8.      Pasien melaporkan        Kaji faktor yang dapat
nyeri berkurang menyebabkan nyeri timbul
atau hilang         Anjurkan pada pasien untuk
9.      Frekuensi nafas cukup istirahat
dbn (16-24x/menit)         Control lingkungan yang
10.  Skala 0-1 dari 4 dapat mempengaruhi nyeri
11.  Pasien tidak        Monitor tanda tanda vital
gelisah         Ajarkan tentang teknik
12.  Leukosit dbn nonfarmakologi (relaksasi)
(4000-10.000 untuk mengurangi nyeri
/cmm) 10.     Jelaskan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi nyeri
11.     Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat

E.     IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

17
Waktu No. TTD/
Implementasi Respon
Tgl Jam Dx Nama

Jum’at 14.00 1 Menanyakan keluhan yang DS : pasien mengatakan


, 25
dirasakan klien nyeri pada perutnya
Sept
2020 DO : pasien terlihat lemah
dan wajah terlihat
menahan nyeri
14.15 1& Mengukur TD, Suhu, DO : TD : 110/70mmHg
2 menghitung nadi, RR Nadi : 95x/menit
Suhu : 38,8°C
RR : 32x/menit
14.30 Melihat ekspresi wajah nyeri DO : skala nyeri 4
klien untuk menentukan
skala nyeri
16.00 Mengajarkan teknik relaksasi DS : Pasien mengatakan
1 nafas dalam pada pasien nyeri sedikit berkurang
untuk mengurangi nyeri
17.00 Menganjurkan klien untuk DS : pasien mengatakan
1 beristirahat “iya”
DO : pasien terlihat
gelisah
DO : obat ranitidine 25 mg
masuk melalui inj.selang
18.00 Memberikan injeksi ranitidin infus
1& 25 mg DS : keluarga pasien
2 mengatakan pasien hanya
mau makan sedikit karena
perutnya merasa nyeri dan
mual
DS : keluarga pasien
mengatakan “iya mbak,

18
19.00 Menganjurkan pada keluarga saya mengerti.
untuk memberikan makan Terimakasih”
2 pasien sedikit sedikit tapi
sering dan menganjurkan DO : TD : 124/89 mmHg
untuk minum yang cukup Suhu : 36,4°C
19.30 Mengukur TD, suhu, Nadi : 68x/menit
menghitung nadi dan RR RR : 28x/menit
2 Urin : 300 cc
DO : Obat furosemid 20
mg masuk melalui
20.00 Mengecek urin output inj.selang infuse
DS : keluarga pasien
2 mengatakan “terimakasih
20.30 Memberikan injeksi mbak”
furosemid 20 mg DS : keluarga pasien
mengatakan pasien sering
21.00 Melihat kondisi pasien dan terlihat gelisah dan
menanyakan keluhan yang mengatakan pasien sering
dirasakan pasien mengeluh merasa tidak
nyaman/nyeri pada
perutnya
DO : skala nyeri 3, pasien
terlihat gelisah
DS : pasien mengatakan
“iya”
DS : keluarga pasien
Sabtu, 07.00 Menganjurkan pada pasien mengatakan pasien masih
26 Sep untuk segera tidur terlihat gelisah dan sulit
2020 1& Menanyakan pada keluarga tertidur. Pasien juga
2 pasien kondisi dan keluhan mengeluh perutnya masih
pasien terasa tidak nyaman dan
kadang nyeri pada luka di

19
bokongnya
DS : keluarga pasien
mengatakan “sama sama
mbak, dan terimakasih
08.00 Memberikan pengertian pada juga’
keluarga pasien, mengakhiri
tindakan (mengucapkan
terimakasih dan salam) DO : TD: 127/88 mmHg
Menutup tirai dan membatasi Nadi : 71x/menit
pengunjung Suhu : 37,1°C
Mengukur TD, suhu, RR : 26x/menit
menghitung nadi dan RR DS : pasien mengatakan
perutnya kadang kadang
masih terasa nyeri,
09.30 Menayakan kondisi dan DS : keluarga pasien
keluhan pasien mengatakan tadi malam
pasien terlihat gelisah dan
1& beberapa kali terbangun
2
DS : keluarga pasien
mengatakan pasien sudah
makan, namun hanya
10.00 Menanyakan pada keluarga sedikit karena pasien
makan dan minum pasien masih mengeluh mual,
minum sudah 1 gelas (240
cc)
2 DS : keluarga pasien
mengatakan “iya mbak,
saya mengerti.
10.25 Mengajarkan pada keluarga Terimakasih”
teknik perawatan luka yang DS : pasien mengatakan
tepat “Iya”

20
10.30 2 Menjelaskan pada pasien dan
keluarga mengenai factor
factor yang dapat DO : obat ranitidin 25 mg
menimbulkan nyeri dan masuk melalui inj.selang
1 memperparah nyeri infus
Memberikan injeksi ranitidin DS : Keluarga pasien
25 mg mengatakan “terimakasih”

11.00 Persiapan pasien akan


dipindahkan

1&
2

F.     EVALUASI KEPERAWATAN

Waktu TTD/
Dx. Keperawatan Evaluasi
Hari/Tgl Jam Nama

Sabtu, 26 17.00 Nyeri akut berhubungan DS : Pasien mengatakan


Sept
dengan agen cedera biologis perutnya kadang masih
2020
terasa nyeri
(peradangan pada mukosa
lambung ) DS : P : nyeri timbul ketika
makan Q : nyeri seperti
mau muntah R: nyeri di
daerah ulu hati T : nyeri
hilang timbul

DO : Skala : 3

21
Wajah terlihat gelisah

A : Tujuan belum tercapai

P : lanjutkan intervensi

( 1-11)

22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budaya kerja adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan
hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat,kebiasaan dan juga
pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelompok dan tercermin
dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta
tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja. Budaya kerja juga
dapat diasumsikan sebagai nilai dan norma yang dilakukan secara
berulang oleh pegawai ataupun karyawan yang dikembangkan dalam
organisasi yang tercermin dari sikap menjadi perilaku. Budaya kerja
ini sudah dikenal manusia akan tetapi belum disadari suatu
keberhasilan kerja yang berakar pada nilai yang dimiliki dan perilaku
yang sudah menjadi kebiasaan. Kemudian ada jenis-jenis budaya kerja
yaitu Budaya Rasional, Ideologis, Hierarki dan Konsensus.
Setiap pekerjaan mempunyai resikonya masing-masing termasuk
budaya kerja itu sendiri. Salah satu factor resiko yaitu adanya
kelelahan yang mengakibatkan seseorang mengalami penyakit akibat
kerja.
Cara pencegahan hazard budaya kerja yaitu:
1. Disain area kerja yang aman.
2. Selalu Menjaga kebersihan area kerja.
3. Libatkan karyawan.
4. Memberikan Instruksi kerja yang jelas.
5. Fokus pada hal-hal yang feasible atau masuk akal dilakukan.
6. Membuka diri untuk menerima masukan, kritikan dari bawahan.
7. Melakukan Observasi.
8. Menjaga semua mesin dan peralatan dalam keadaan baik.
9. Mengetahui hazard, bahaya.
10. Melakukan Review.

23
B. Saran
Demikian hasil makalah yang telah kami buat, semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca terkhusus
untuk pemakalah sebagai bahan pembelajaran maupun yang lainnya.
Tentu makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu mohon kritik dan
sarannya untuk memperbaiki dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Kita selaku tenaga kesehatan yang termasuk kedalam tenaga kerja
yang profesional, harus bisa menyesuaikan serta memahami budaya
dalam bekerja agar terjaganya lingkungan serta ketentraman dalam
bekerja sehingga kita dapat mengubah serta membawa budaya baru
yang berdampak baik bagi perusahaan ataupun rumah sakit.

24
DAFTAR PUSTAKA
Lidiyawati, Herlina , S.Kep.,Ners.,M.Kep. 2020. _Konsep Dasar K3 Sehat,
Kesehatan Kerja, Risiko & Hazard Dalam Pemberian Asuhan
Keperawatan_ _(Somatik, Perilaku, Lingkungan, Ergonomi,
Pengorganisasian Pekerjaan, Budaya Kerja)_ . Sukabumi : Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Sukabumi.
https://www.pahlevi.net/pengertian-budaya-kerja/
https://thidiweb.com/budaya-kerja/
https://www.safetyshoe.com/cara-menjaga-keselamatan-kerja-sekaligus-
membudayakan-keselamatan-di-tempat-kerja/
https://hukamnas.com/bahaya-budaya-kerja
https://id.scribd.com/presentation/392130884/Hazard-Budaya-Kerja

25
26

Anda mungkin juga menyukai