Dosen Pengampu:
Ibu Safrieta Jatu Permatasari, S,IP., M,Si.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dengan topik “ETIKAN DAN BUDAYA ORGANISASI” untuk memenuhi tujuan
salah satu mata Kuliah Teori Organisasi. Tidak lupa, kami ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Ibu Safrieta Jatu Permatasari, S.IP., M, Si.
2. Rekan-rekan mahasiswa Administrasi Publik Kelas B yang telah
membantu kami menemukan bahan untuk makalah ini.
3. Semua pihak yang telah mendukung penyusunan makalah ini.
Kami memahami di dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan serta jauh dari kesempurnaan. Jadi, dengan segala kerendahan hati kami
berharap demikian kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
penulisan selanjutnya. Semoga makalah ini bisa berguna bagi kita semua serta
dapat menambah ilmu, wawasan dan pengetahuan terutama bagi para pembaca
dan kami sebagai penulis.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................ 2
1.3 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
KAJIAN TEORI...................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Organisasi ................................................................................... 3
2.2 Pengertian Budaya Organisasi ...................................................................... 3
2.3 Ciri – Ciri Organisasi..................................................................................... 4
2.4 Unsur – Unsur Organisasi ............................................................................. 5
2.5. Tujuan Organisasi ......................................................................................... 7
2.6 Manfaat Organisasi ....................................................................................... 8
2.7 Teori Budaya Organisasi............................................................................... 9
2.8 Dimensi Budaya Organisasi ........................................................................11
2.9 Cara Karyawan Mempelajari Budaya Perusahaan ..................................... 14
3.0 Studi Kasus Dan Solusi ............................................................................... 15
BAB III.................................................................................................................. 16
PENUTUP ............................................................................................................. 16
A. Kesimpulan ................................................................................................... 16
B. Saran ............................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah tentang etika dan budaya organisasi adalah untuk
memberikan pemahaman yang komprehensif tentang peran penting budaya dan
etika dalam konteks organisasi
2
BAB II
KAJIAN TEORI
3
organisasi merupakan serangkaian aktivitas yang secara substantif berdampak
kepada penyesuaian aktivitas individual dan keberhasilan organisasi, antara lain
komitmen, kepuasan dan kinerja. Beberapa langkah sosialisasi yang dapat
membantu dan mempertahankan budaya organisasi adalah melalui seleksi calon
karyawan, penempatan, pendalaman bidang pekerjaan, penialian kinerja, dan
pemberian penghargaan, penanaman kesetiaan pada nilai-nilai luhur, perluasan
cerita dan berita, pengakuan kinerja dan promosi.
Berbagai praktik di atas dapat memperkuat budaya organisasi dan
memastikan karyawan yang bekerja sesuai dengan budaya organisasi memberikan
imbalan sesuai dukungan yang dilakukan. Sosialisasi yang efektif akan
menghasilkan kepuasan kerja, komitmen organisasi, rasa percaya diri pada
pekerjaan, mengurangi tekanan serta kemungkinan keluar dari pekerjaan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan organisasi untuk mempertahankan organisasi
adalah menyusun asumsi dasar, menyatakan dan memperkuat nilai yang
diinginkan dan menyosialisasikan melaui contoh.
4
misalnya organisasi buruh, organisasi wanita, organisasi mahasiswa dan
sebagainya.
2. Proses kerja sama sedikitnya antar dua orang
Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerja sama juga merupaka proses
kerja sama sedikitnya antar dua orang. Dalam praktek, jika kerja sam atersebut di
lakukan dengan banyak orang, maka organisasi itu di susun harus lebih sempurna
dengan kata lain proses kerja sama di lakukan dalam suatu organisasi,mempunayi
kemungkinan untuk di laksanakan dengan lebih baik hal ini berarti tanpa suatu
organisasi maka proses sama itu hanya bersifat sementara, di mana hubungan
antar kerja sama antara pihak-pihak bersangkutan kurang dapat diatur dengan
sebaik-baiknya.
3. Jelas tugas kedudukannya masing-masing
Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan masing-masing orang
atau pihak hubngan satu dengan yang lain akan dapat lebih jelas, dengan demikian
kesimpulan dobel pekerjaan dan sebagainya akan dapat di hindarkan. Dengan kata
lain tanpa orang yang baik mereka akan bingung tentang apa tugas-tugasnya dan
bagaimana hubungan antara yang satu dengan yang lain.
4. Ada tujuan tertentu
Betapa pentingnya kemampuan mengorganisasi bagi seorang manajer. Suatu
perencana yang kurang baik tetapi organisasinya baik akan cendrung lebih baik
hasilnya dari pada perencanaan yang baik tetapi organisasi tidak baik.
5
tingkatannya terdiri dari unsur pimpinan (administrator) sebagai unsur pimpinan
tertinggi dalam organisasi, para manajer yang memimpin suatu unit satuan kerja
sesuai dengan fungsinya masing-masing dan para pekerja
(nonmanagement/workers). Semua itu secara bersama-sama merupakan kekuatan
manusiawi (man power) organisasi.
2. Kerjasama
Kerjasama merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu
perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama.
Oleh karena itu, semua anggota atau semua warga yang menurut tingkatan-
tingkatannya dibedakan menjadi administrator, manajer, dan pekerja (workers),
secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
3. Tujuan Bersama
Tujuan merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan
menggambarkan tentang apa yang akan dicapai atau yang diharapkan. Tujuan
merupakan titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan. Tujuan juga
menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui prosedur, program, pola
(network), kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran (budgeting), dan peraturan-
peraturan (regulation) yang telah ditetapkan.
4. Peralatan (Equipment)
Unsur yang keempat adalah peralatan atau equipment yang terdiri dari
semua sarana, berupa materi, mesin-mesin, uang, dan barang modal lainnya (tanah,
gedung/bangunan/kantor).
5. Lingkungan (Environment)
Faktor lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi.
Termasuk dalam unsur lingkungan, antara lain :
a. Kondisi atau situasi yang secara langsung maupun secara tidak langsung
berpengaruh terhadap daya gerak kehidupan organisasi, karena kondisi
atau situasi akan selalu mengalami perubahan.
b. Tempat atau lokasi, sangat erat hubungannya dengan masalah komunikasi
dan transportasi yang harus dilakukan oleh organisasi.
6
c. Wilayah operasi yang dijadikan sasaran kegiatan organisasi. Wilayah
operasi dibedakan menjadi : a). Wilayah kegiatan, yang menyangkut jenis
kegiatan atau macam kegiatan apa saja yang boleh dilakukan sesuai
dengan tujuan organisasi b). Wilayah jangkauan, atau wilayah geografis
atau wilayah teritorial, menyangkut wilayah atau daerah operasi organisasi.
c). Wilayah personil, menyangkut semua pihak (orang-orang, badan-badan)
yang mempunyai hubungan dan kepentingan dengan organisasi. d).
Wilayah kewenangan atau kekuasaan, menyangkut semua urusan,
persoalan, kewajiban, tugas, tanggung jawab dan kebijaksanaan yang
harus dilakukan dalam batas-batas tertentu yang tidak boleh dilampaui
sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan dan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6. Kekayaan Alam
Yang termasuk dalam kekayaan alam ini misalnya keadaan iklim, udara, air,
cuaca (geografi, hidrografi, geologi, klimatologi), flora dan fauna.
7
biasanya tidak berubah dari tahun ke tahun dan sering menjadi pernyataan
pertama dalam konstitusi sebuah organisasi.
2. Tujuan adalah pernyataan yang menjelaskan apa yang sebuah organisasi
itu ingin di capai. Merupakan bagian dari tujuan dan misi dari sebuah
organisasi, tujuan seperti ini bisa seperti ini bisa berubah dari tahun ke
tahun tergantung pada kesepakatan dari kelompok tersebut.
3. Tujuan merupakan deskripsi dari apa yang harus dilakukan berasal dari
tujuan, spesifik yang jelas. laporan tugas terukur untuk mencapai tujuan
yang diharapkan dari sebuah kelompok, biasanya memiliki jangka pendek
dan batas waktu tertentu.
4. Pemilihan tujuan dari setiap organisasi sangat penting, karena dengan hal
tersebut, bisa menjadi semangat kerja, dan rasa bertanggungjawab,
komitmen dan motivasi dari setiap anggota dalam sebuah kelompok.
8
2. Melatih mental bicara di publik : mental berbicara didepan umum tidak setiap
orang bisa peroleh dengan mudah, harus dengan pelatihan lama dan berkala.
Sebuah organisasi, kelompok belajar, atau kelompok studi ilmiah bagi para
mahasiswa adalah sebuah wadah yang tepat untuk pengembangan public speaking.
3. Mudah memecahkan masalah : karena dalam sebuah organisasi permasalahan
adalah hal yang sangat sering terjadi, entah karena perbedaan pendapat atau
permasalahan dalam segi fiskal sebuah kelompok. Pemecahan dari setiap
permasalahan yang ada mengajarkan bagaimana harus bersikap dan menyikapi
permasalahan yang ada dalam kehidupan masyarakat yang lebih kompleks dan
majemuk.
Selain hal-hal diatas, masih banyak manfaat organisasi yang bisa diperoleh,
namun disini tidak dijabarkan lebih lanjut, hal lain yang bisa kita dapatkan antara
lain :
1. Melatih Leadership
2. Memperluas pergaulan
3. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan
4. Membentuk karakteristik seseorang
5. Kuat dalam menghadapi tekanan
6. Mampu mengatur waktu dengan sangat baik
7. Sebagai ajang pembelajaran kerja yang sesungguhnya
9
intrinsik dari sebuah budaya. Nilai menunjukkan kepada anggota organisasi
mengenai apa yang penting. Orang berbagi dalam proses menemukan nilai-nilai
perusahaan. Menjadi anggota dari sebuah organisasi membutuhkan partisipasi
aktif dalam organisasi tersebut. Makna dari simbol-simbol tertentu misalnya,
mengapa sebuah perusahaan terus melaksanakan wawancara terhadap calon
karyawan ketika terdapat sebuah rencana pemutusan hubungan kerja besar-
besaran dikomunikasikan baik oleh karyawan maupun oleh pihak manajemen.
Makna simbolik dari menerima karyawan baru ketika yang lainnya dipecat tidak
akan dilewatkan oleh pekerja yang cerdik; mengapa memberikan uang pada
karyawan baru ketika yang lama kehilangan pekerjan mereka? Karyawan
memberikan kontribusi dalam pembentukan budaya organisasi. Perilaku mereka
sangatlah penting dalam menciptakan dan pada akhirnya mempertahankan realitas
organisasi.
2. Penggunaan dan intepretasi simbol sangat penting dalam budaya orgaisasi.
Realitas organisasi juga sebagiannya ditentukan oleh simbol-simbol, dan
ini merupakan asumsi kedua dari teori ini. Perspektif ini menggaris bawahi
pengguanaan simbol di dalam organisasi. Simbol merupakan representasi untuk
makna. Angota-angota . organisasi menciptakan, menggunakan, dan
mengintrepetasikan simbol setiap hari. Simbol-simbol ini sangat penting bagi
budaya perusahaan. Simbol-simbol mencakup komunikasi verbal dan nonverbal
di dalam organisasi. Seringkali, simbol-simbol ini mengkomunikasikan nilai-nilai
organisasi. Simbol dapat berupa slogan yang memiliki makna. Sejauh mana
simbol-simbol ini efektif bergantung tidak hanya pada media tetapi bagaimana
karyawan perusahaan mempraktikannya.
3. Budaya bervariasi dalam organisasi-organisasi yang berbeda, dan interpretasi
tindakan dalam budaya ini juga beragam
Asumsi yang ketiga mengenai teori budaya organisasi berkaitan dengan
keberagaman budaya organisasi. Sederhana, budaya organisasi sangat bervariasi.
Persepsi mengenai tindakan dan aktivitas di dalam budaya-budaya ini juga
seberagam budaya itu sendiri.
10
2.8 Dimensi Budaya Organisasi
Terdapat banyak dimensi yang membedakan budaya. Dimensi ini
mempengaruhi perilaku yang dapat mengakibatkan kekeliruan pemahaman,
ketidakepakatan, atau bahkan konflik. Konsep budaya pada awalnya berasal dari
lapangan antropologi dan mendapat tempat pada awal perkembangan ilmu
perilaku organisasi. Dimensi-dimensi yang digunakan untuk membedakan budaya.
organisasi, menurut Robbins (1996) ada tujuh karakteristik primer yang secara
bersama-sama menangkap hakikat budaya organisasi, yaitu:
1. Inovasi dan pengambilan resiko.
2. Perhatian ke hal yang rinci.
3. Orientasi hasil.
4. Orientasi Orang.
5. Orientasi Tim.
6. Keagresifan.
7. Kemantapan.
Luthan (1998) menyebutkan sejumlah karakteristik yang penting dari budaya
organisasi, yang meliputi:
1. Aturan-aturan perilaku Yaitu bahasa, terminologi, dan ritual yang biasa
dipergunakan oleh anggota organisasi.
2. Norma Adalah standar perilaku yang menjadi petunjuk bagaimana
melakukan sesuatu. Lebih jauh di masyarakat kita kenal adanya norma
agama, norma susila, norma sosial, norma adat, dll.
3. Nilai-nilai dominan Adalah nilai utama yang diharapkan dari organisasi
untuk dikerjakan oleh para anggota, misalnya tingginya kualitas produk,
rendahnya tingkat absensi, tingginya produktivitas dan efisiensi, serta
tingginya disiplin kerja.
4. Filosofi Adalah kebijakan yang dipercaya organisasi tentang hal-hal yang
disukai para karyawan dan pelanggannya, seperti “Kepuasan Anda adalah
harapan Kami”.
11
5. Peraturan-peraturan Adalah aturan yang tegas dari organisasi. Pegawai baru
harus mempelajari peraturan ini agar keberadaannya dapat diterima dalam
organisasi.
6. Iklim Organisasi Adalah keseluruhan “perasaan” yang meliputi hal-hal fisik,
bagaimana para anggota berinteraksi dan bagaimana para anggota organisasi
mengendalikan diri dalam berhubungan dengan pelanggan atau pihak luar
organisasi.
Hofsede (dalam Gibson, 1996) mengemukakan empat dimensi budaya, yaitu:
1. Penghindaran atas ketidakpastian
Adalah tingkat dimana anggota masyarakat merasa tidak nyaman dengan
ketidakpastian dan ambiguitas. Perasaan ini mengarahkan mereka untuk
mempercayai kepastian yang menjanjikan dan untuk memelihara lembaga-
lembaga yang melindungi penyesuaian.
2. Maskulin vs feminim
Tingkat maskulinitas adalah kecenderungan dalam masyarakat akan
prestasi, kepahlawanan, ketegasan, dan keberhasilan materiil. Feminitas berarti
kecenderungan akan kesederhanaan, perhatian pada yang lemah, dan kualitas
hidup.
3. Individu vs kebersamaan
Individualisme adalah kecenderungan dalam kerangka sosial dimana
individu dianjurkan untuk menjaga diri sendiri dan keluarganya. Kolektivisme
berarti kecenderungan dimana individu dapat mengharapkan kerabat, suku, atau
kelompok lainnya melindungi mereka sebagai ganti atas loyalitas mutlak yang
mereka berikan.
4. Jarak kekuasaan
Adalah ukuran dimana anggota suatu masyarakat menerima bahwa
kekuasaan dalam lembaga atau organisasi tidak didistribusikan secara merata.
Selanjutnya budaya organisasi dapat ditemukan dalam tiga tingkatan, yaitu:
a. Artefak
Pada tingkat ini budaya bersifat kasat mata tetapi seringkali tidak dapat
diartikan, misalnya lingkungan fisik organisasi, teknologi, dan cara berpakaian.
12
Analisis pada tingkat ini cukup rumit karena mudah diperoleh tetapi sulit
ditafsirkan.
b. Nilai
Nilai memiliki tingkat kesadaran yang lebih tinggi daripada artefak. Nilai
ini sulit diamati secara langsung sehingga untuk menyimpulkannya seringkali
diperlukan wawancara dengan anggota organisasi yang mempunyai posisi kunci
atau dengan menganalisis kandungan artefak seperti dokumen.
c. Asumsi dasar
Merupakan bagian penting dari budaya organisasi. Pada tingkat ini budaya
diterima begitu saja, tidak kasat mata dan tidak disadari. Asumsi ini merupakan
reaksi yang bermula dqari nilai-nilai yang didukung. Bila asumsi telah diterima
maka kesadaran akan menjadi tersisih. Dengan kata lain perbedaan antara asumsi
dengan nilai artefak terletak pada apakah nilai-nilai tersebut masih diperdebatkan
dan diterima apa adanya atau tidak.
Tahap-tahap pembentukan atau pembangunan budaya organisasi dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Seorang (biasanya pendiri) datang dengan ide atau gagasan tentang sebuah
usaha baru.
2. Pendiri membawa orang-orang kunci yang merupakan para pemikir,
dan menciptakan kelompok inti yang mempunyai visi yang sama dengan
pendiri.
3. Kelompok inti memulai serangkaian tindakan untuk menciptakan organisasi,
mengumpulkan dana, menentukan jenis dan tempat usaha dan lain-lain yang
relevan.
Orang-orang lain dibawa ke dalam organisasi untuk berkarya bersama-sama
dengan pendiri dan kelompok inti, memulai sebuah sejarah bersama.
Pembianaan budaya perusahaan dapat dilakukan dengan serangkaian langkah
sosialisasi sebagai berikut:
* Seleksi pegawai yang objektif.
* Penempatan orang dalam pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan
bidangnya, “the right man on the right place at the right time”.
13
* Perolehan dan peningkatan kemahiran melalui pengalaman.
* Pengukuran prestasi dan pemberian imbalan yang sesuai.
4. Penghayatan akan nilai-nilai kerja atau hal lain yang penting.
5. Ceritera-ceritera dan faktor-faktor organisasi yang menumbuhkan semangat
dan kebanggan.
6. Pengakuan dan promosi bagi karyawan yang berprestasi.
14
semacamnya memiliki bahasa atau jargon yang khas, yang kadang-kadang hanya
dipahami oleh kalangan itu sendiri. Hal ini penting karena untuk dapat diterima di
suatu lingkungan dan menjadi bagian dari lingkungan, salah satu syaratnya adalah
memahami bahasa yang berlaku di lingkungan itu. Dengan demikian menjadi
jelas bahwa bahasa merupakan unsur penting dalam budaya perusahaan.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian di atas, pada bab ini dapat dikemukakan beberapa
pokok kesimpulan sebagai berikut:
1. Budaya perusahaan tidak muncul dengan sendirinya di kalangan anggota
organisasi, tetapi perlu dibentuk dan dipelajari karena pada dasarnya
budaya perusahaan adalah sekumpulan nilai dan pola perilaku yang
dipelajari, dimiliki bersama, oleh semua anggota organisasi dan
diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
2. Budaya perusahaan sangat penting peranannya dalam mendukung
terciptanya suatu organisasi atau perusahaan yang efektif. Secara lebih
spesifik, budaya perusahaan dapat berperan dalam menciptakan jati diri,
mengembangkan keikutsertaan pribadi dengan perusahaan dan menyajikan
pedoman perilaku kerja bagi karyawan.
B. Saran
Seorang pemimpin harus mengetahui semua hal yang menyangkut tentang
organisasi baik secara individu mau kelompok
16
DAFTAR PUSTAKA
17