Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ETIKA DAN BUDAYA ORGANISASI


PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN ETIKA KERJA TERHADAP
KINERJA KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING STUDI PADA PT TELEKOMUNIKASI TBK

Dosen Pengampu:
Ibu Safrieta Jatu Permatasari, S,IP., M,Si.

Disusun Oleh Kelompok 7 (Kelas B) :


1. Lintang Septiana S. 21231916
2. Rizqi Cahyani 21231984
3. Ismail Dwi Siswanto 21231992
4. Andriyanto 21231994

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 BANYUWANGI
TAHUN AJARAN 2023-2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dengan topik “ETIKAN DAN BUDAYA ORGANISASI” untuk memenuhi tujuan
salah satu mata Kuliah Teori Organisasi. Tidak lupa, kami ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Ibu Safrieta Jatu Permatasari, S.IP., M, Si.
2. Rekan-rekan mahasiswa Administrasi Publik Kelas B yang telah
membantu kami menemukan bahan untuk makalah ini.
3. Semua pihak yang telah mendukung penyusunan makalah ini.
Kami memahami di dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan serta jauh dari kesempurnaan. Jadi, dengan segala kerendahan hati kami
berharap demikian kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
penulisan selanjutnya. Semoga makalah ini bisa berguna bagi kita semua serta
dapat menambah ilmu, wawasan dan pengetahuan terutama bagi para pembaca
dan kami sebagai penulis.

Banyuwangi, 17 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................ 2
1.3 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
KAJIAN TEORI...................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Organisasi ................................................................................... 3
2.2 Pengertian Budaya Organisasi ...................................................................... 3
2.3 Ciri – Ciri Organisasi..................................................................................... 4
2.4 Unsur – Unsur Organisasi ............................................................................. 5
2.5. Tujuan Organisasi ......................................................................................... 7
2.6 Manfaat Organisasi ....................................................................................... 8
2.7 Teori Budaya Organisasi............................................................................... 9
2.8 Dimensi Budaya Organisasi ........................................................................11
2.9 Cara Karyawan Mempelajari Budaya Perusahaan ..................................... 14
3.0 Studi Kasus Dan Solusi ............................................................................... 15
BAB III.................................................................................................................. 16
PENUTUP ............................................................................................................. 16
A. Kesimpulan ................................................................................................... 16
B. Saran ............................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Budaya organisasi mencakup iklim atau atmosfer emosional dan
psikologis yang mencakup semangat kerja karyawan, sikap, dan tingkat
produktivitas. Hal ini mencerminkan cara hidup di dalam sebuah organisasi dan
menciptakan identitas yang membedakan organisasi tersebut dari organisasi lain.
Budaya organisasi memiliki peran penting dalam menetapkan batas yang jelas
antara satu organisasi dengan organisasi lainnya, serta membawa suatu rasa
identitas bagi anggota organisasi. Di sisi lain, etika organisasi mencakup pola
sikap dan perilaku yang diharapkan dari individu dan kelompok dalam organisasi.
Etika organisasi memengaruhi perilaku etis yang dapat menimbulkan saling
percaya antara perusahaan dengan stakeholder.
Dalam konteks ini, makalah bertujuan untuk memberikan informasi dan
pemahaman lebih lanjut tentang budaya dan etika dalam organisasi. Makalah juga
dimaksudkan untuk membantu pengembangan rasa memiliki jati diri bagi
karyawan, mengembangkan keterkaitan, serta memperkuat budaya organisasi.
Selain itu, makalah juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh etika terhadap
budaya perusahaan, serta memahami analisa kasus budaya dan etika pada
perusahaan tertentu.
Dengan memahami latar belakang ini, makalah dapat menggali lebih
dalam mengenai pentingnya budaya dan etika organisasi, pengaruhnya terhadap
kinerja, serta tantangan yang dihadapi dalam implementasinya. Sumber-sumber
yang relevan dapat digunakan untuk mendukung pemahaman ini dan memberikan
landasan yang kuat bagi makalah

1
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah tentang etika dan budaya organisasi adalah untuk
memberikan pemahaman yang komprehensif tentang peran penting budaya dan
etika dalam konteks organisasi

1.3 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari budaya organisasi ?
2. apa saja teori- teori mengenai budaya organisasi ?
3. apakah dimensi – dimensi budaya organisasi ?
4. bagaimana peranan budaya organisasi ?
5. bagaimana cara cara karyawan mempelajari budaya organisasi ?

2
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Organisasi


Organisasi pada dasarnya merupakan tempat atau wadah dimana orang-
orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terkendali, dengan
memanfaatkan sumber daya (dana, material, lingkungan, metode, sarana,
prasarana, data) dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif
untuk mencapai tujuan bersama.

2.2 Pengertian Budaya Organisasi


Robbins (1996) memberi pengertian budaya organisasi antara lain sebagai:
I. Nilai-nilai dominan yang didukung oleh organisasi.
II. Falsafah yang menuntun kebijaksanaan organisasi terhadap pegawai dan
pelanggan.
III. Cara pekerjaan dilakukan di tempat itu.
IV. Asumsi dan kepercayaan dasar yang terdapat di antara anggota organisasi.

Dari sudut pandang karyawan, budaya memberi pedoman bagi karyawan


akan segala sesuatu yang penting untuk dilakukan. Sejumlah peran penting yang
dimainkan oleh budaya perusahaan adalah:
1. Membantu pengembangan rasa memiliki jati diri bagi karyawan.
2. Dipakai untuk mengembangkan keterkaitan pribadi dengan organisasi.
3. Membantu stabilitas organisasi sebagai suatu sistem sosial.
4. Menyajikan pedoman perilaku sebagai hasil dari norma perilaku yang
sudah dibentuk.

Budaya organisasi yang terbentuk, dikembangkan, diperkuat atau bahkan


diubah, memerlukan praktik yang dapat membantu menyatukan nilai budaya
anggota dengan nilai budaya organisasi. Praktik tersebut dapat dilakukan melalui
induksi atau sosialisasi, yaitu melalui transformasi budaya organisasi. Sosialisasi

3
organisasi merupakan serangkaian aktivitas yang secara substantif berdampak
kepada penyesuaian aktivitas individual dan keberhasilan organisasi, antara lain
komitmen, kepuasan dan kinerja. Beberapa langkah sosialisasi yang dapat
membantu dan mempertahankan budaya organisasi adalah melalui seleksi calon
karyawan, penempatan, pendalaman bidang pekerjaan, penialian kinerja, dan
pemberian penghargaan, penanaman kesetiaan pada nilai-nilai luhur, perluasan
cerita dan berita, pengakuan kinerja dan promosi.
Berbagai praktik di atas dapat memperkuat budaya organisasi dan
memastikan karyawan yang bekerja sesuai dengan budaya organisasi memberikan
imbalan sesuai dukungan yang dilakukan. Sosialisasi yang efektif akan
menghasilkan kepuasan kerja, komitmen organisasi, rasa percaya diri pada
pekerjaan, mengurangi tekanan serta kemungkinan keluar dari pekerjaan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan organisasi untuk mempertahankan organisasi
adalah menyusun asumsi dasar, menyatakan dan memperkuat nilai yang
diinginkan dan menyosialisasikan melaui contoh.

2.3 Ciri – Ciri Organisasi


Kalau kita memperhatikan penjelasan di atas tentang pengertian organisasi
maka dapatlah di katakan bahwa setiap bentuk organisasi akan mempunyai unsur-
unsur tertentu, yang antara lain sebagai berikut:
1. Sebagai Wadah Atau Tempat Untuk Bekerja Sama
Organisasi adalah merupakan merupakan suatu wadah atau tempat dimana
orang-orang dapat bersama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan
tanpa adanya organisasi menjadi saat bagi orang-orang unutk melaksanakan suatu
kerja sama, sebab setiap orang tidak mengetahui bagaiman cara bekerja sama
tersebut akan dilaksankan. Pengertian tempat di sini dalam ari yang konkrit, tetapi
dalam arti yang abstrak, sehingga dengan demikian tempat sini adalah dalam arti
fungsi yaitu menampung atau mewadai keinginan kerja sama beberapa orang
untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pengertian umum, maka organisasi dapat
berubah wadah sekumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu

4
misalnya organisasi buruh, organisasi wanita, organisasi mahasiswa dan
sebagainya.
2. Proses kerja sama sedikitnya antar dua orang
Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerja sama juga merupaka proses
kerja sama sedikitnya antar dua orang. Dalam praktek, jika kerja sam atersebut di
lakukan dengan banyak orang, maka organisasi itu di susun harus lebih sempurna
dengan kata lain proses kerja sama di lakukan dalam suatu organisasi,mempunayi
kemungkinan untuk di laksanakan dengan lebih baik hal ini berarti tanpa suatu
organisasi maka proses sama itu hanya bersifat sementara, di mana hubungan
antar kerja sama antara pihak-pihak bersangkutan kurang dapat diatur dengan
sebaik-baiknya.
3. Jelas tugas kedudukannya masing-masing
Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan masing-masing orang
atau pihak hubngan satu dengan yang lain akan dapat lebih jelas, dengan demikian
kesimpulan dobel pekerjaan dan sebagainya akan dapat di hindarkan. Dengan kata
lain tanpa orang yang baik mereka akan bingung tentang apa tugas-tugasnya dan
bagaimana hubungan antara yang satu dengan yang lain.
4. Ada tujuan tertentu
Betapa pentingnya kemampuan mengorganisasi bagi seorang manajer. Suatu
perencana yang kurang baik tetapi organisasinya baik akan cendrung lebih baik
hasilnya dari pada perencanaan yang baik tetapi organisasi tidak baik.

2.4 Unsur – Unsur Organisasi


Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu ada orang, ada
kerjasama, dan ada tujuan bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri sendiri-
sendiri, akan tetapi saling kait atau saling berhubungan sehingga merupakan suatu
kesatuan yang utuh. Adapun unsur-unsur organisasi secara terperinci adalah :
1. Man
Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau ketatalembagaan
sering disebut dengan istilah pegawai atau personnel. Pegawai atau personnel
terdiri dari semua anggota atau warga organisasi, yang menurut fungsi dan

5
tingkatannya terdiri dari unsur pimpinan (administrator) sebagai unsur pimpinan
tertinggi dalam organisasi, para manajer yang memimpin suatu unit satuan kerja
sesuai dengan fungsinya masing-masing dan para pekerja
(nonmanagement/workers). Semua itu secara bersama-sama merupakan kekuatan
manusiawi (man power) organisasi.

2. Kerjasama
Kerjasama merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu
perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama.
Oleh karena itu, semua anggota atau semua warga yang menurut tingkatan-
tingkatannya dibedakan menjadi administrator, manajer, dan pekerja (workers),
secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
3. Tujuan Bersama
Tujuan merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan
menggambarkan tentang apa yang akan dicapai atau yang diharapkan. Tujuan
merupakan titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan. Tujuan juga
menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui prosedur, program, pola
(network), kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran (budgeting), dan peraturan-
peraturan (regulation) yang telah ditetapkan.
4. Peralatan (Equipment)
Unsur yang keempat adalah peralatan atau equipment yang terdiri dari
semua sarana, berupa materi, mesin-mesin, uang, dan barang modal lainnya (tanah,
gedung/bangunan/kantor).
5. Lingkungan (Environment)
Faktor lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi.
Termasuk dalam unsur lingkungan, antara lain :
a. Kondisi atau situasi yang secara langsung maupun secara tidak langsung
berpengaruh terhadap daya gerak kehidupan organisasi, karena kondisi
atau situasi akan selalu mengalami perubahan.
b. Tempat atau lokasi, sangat erat hubungannya dengan masalah komunikasi
dan transportasi yang harus dilakukan oleh organisasi.

6
c. Wilayah operasi yang dijadikan sasaran kegiatan organisasi. Wilayah
operasi dibedakan menjadi : a). Wilayah kegiatan, yang menyangkut jenis
kegiatan atau macam kegiatan apa saja yang boleh dilakukan sesuai
dengan tujuan organisasi b). Wilayah jangkauan, atau wilayah geografis
atau wilayah teritorial, menyangkut wilayah atau daerah operasi organisasi.
c). Wilayah personil, menyangkut semua pihak (orang-orang, badan-badan)
yang mempunyai hubungan dan kepentingan dengan organisasi. d).
Wilayah kewenangan atau kekuasaan, menyangkut semua urusan,
persoalan, kewajiban, tugas, tanggung jawab dan kebijaksanaan yang
harus dilakukan dalam batas-batas tertentu yang tidak boleh dilampaui
sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan dan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6. Kekayaan Alam
Yang termasuk dalam kekayaan alam ini misalnya keadaan iklim, udara, air,
cuaca (geografi, hidrografi, geologi, klimatologi), flora dan fauna.

2.5. Tujuan Organisasi


Setiap manusia yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama,
menciptakan sebuah wadah atau badan dimana mereka saling berusaha untuk
mewujudkan tujuan tersebut. Dan hal ini lah yang menjadi sebab adanya tujuan
dari sebuah organisasi. Tujuan dicerminkan oleh sasaran yang harus dilakukan
baik dalam jangka pendek, maupun jangka panjang.
Tujuan dari sebuah organisasi sangat mempengaruhi kinerja dari organisasi itu
sendiri maupun untuk mencari massa atau anggota baru dalam pengembangan
sebuah organisasi dan untuk menjaga kaderisasi anggota. Kaderisasi bertujuan
untuk menjaga sebuah organisasi tetap bisa bertahan dan eksis dalam jangka
waktu yang panjang.
Ada beberapa tingkatan pengelompokan yang mendefinisikan prioritas sebuah
tujuan organisasi
1. Tujuan atau Misi umum : Pernyataan luas, atau tujuan dalam skala umum
yang mendefinisikan bagaimana tercipta sebuah organisasi tersebut,

7
biasanya tidak berubah dari tahun ke tahun dan sering menjadi pernyataan
pertama dalam konstitusi sebuah organisasi.
2. Tujuan adalah pernyataan yang menjelaskan apa yang sebuah organisasi
itu ingin di capai. Merupakan bagian dari tujuan dan misi dari sebuah
organisasi, tujuan seperti ini bisa seperti ini bisa berubah dari tahun ke
tahun tergantung pada kesepakatan dari kelompok tersebut.
3. Tujuan merupakan deskripsi dari apa yang harus dilakukan berasal dari
tujuan, spesifik yang jelas. laporan tugas terukur untuk mencapai tujuan
yang diharapkan dari sebuah kelompok, biasanya memiliki jangka pendek
dan batas waktu tertentu.
4. Pemilihan tujuan dari setiap organisasi sangat penting, karena dengan hal
tersebut, bisa menjadi semangat kerja, dan rasa bertanggungjawab,
komitmen dan motivasi dari setiap anggota dalam sebuah kelompok.

2.6 Manfaat Organisasi


Mengikuti atau menjadi bagian dari sebuah organisasi mempunyai dampak
sangat besar untuk kehidupan, karena dalam sebuah organisasi bisa di ibaratkan
sebagai masyarakat dalam lingkup kecil. Selalu ada masalah yang perlu
dipecahkan bersama, sikap saling menjaga dan bertanggungjawab terhadap
keutuhan anggota atau pun mempertahankan sebuah kelompok, memberikan
gambaran sebuah perjuangan panjang, dan ini akan sangat membantu ketika
dalam penyelesaian masalah atau memberikan masukan kepada masyarakat dalam
lingkup luas.
Pengertian, Manfaat dan Tujuan Organisasi
Selain itu beberapa manfaat lain yang bisa diperoleh dalam sebuah organisasi
antara lain :
1. Tercapainya sebuah tujuan : Organisasi dibentuk dari tujuan-tujuan bersama
yang berkaitan, maka pencapaian tujuan yang dilakukan oleh orang banyak atau
dalam artian anggota sebuah kelompok lebih berpeluang untuk mencapai tujuan
yang lebih maksimal dan efektif.

8
2. Melatih mental bicara di publik : mental berbicara didepan umum tidak setiap
orang bisa peroleh dengan mudah, harus dengan pelatihan lama dan berkala.
Sebuah organisasi, kelompok belajar, atau kelompok studi ilmiah bagi para
mahasiswa adalah sebuah wadah yang tepat untuk pengembangan public speaking.
3. Mudah memecahkan masalah : karena dalam sebuah organisasi permasalahan
adalah hal yang sangat sering terjadi, entah karena perbedaan pendapat atau
permasalahan dalam segi fiskal sebuah kelompok. Pemecahan dari setiap
permasalahan yang ada mengajarkan bagaimana harus bersikap dan menyikapi
permasalahan yang ada dalam kehidupan masyarakat yang lebih kompleks dan
majemuk.
Selain hal-hal diatas, masih banyak manfaat organisasi yang bisa diperoleh,
namun disini tidak dijabarkan lebih lanjut, hal lain yang bisa kita dapatkan antara
lain :
1. Melatih Leadership
2. Memperluas pergaulan
3. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan
4. Membentuk karakteristik seseorang
5. Kuat dalam menghadapi tekanan
6. Mampu mengatur waktu dengan sangat baik
7. Sebagai ajang pembelajaran kerja yang sesungguhnya

2.7 Teori Budaya Organisasi


Terdapat tiga asumsi yang mengarahkan pada teori budaya organisasi yaitu:
1. Angota-anggota organisasi menciptakan dan mempertahankan perasaan yang
dimiliki bersama mengenai realitas organisasi, yang berakibat pada pemahaman
yang lebih baik mengenai nilai-nilai sebuah organisasi.
Asumsi yang pertama berhubunan dengan pentingya orang di dalam kehidupan
organisasi. Secara khusus, individu saling berbagi dalam menciptakan dan
mempertahankan realitas. Individu-individu ini mencakup karyawan, supervisor,
dan atasan. Pada inti dari asumsi ini adalah yang dimiliki oleh organisasi. Nilai
adalah standar dan prinsip-prinsip dalam sebuah buadanya yang memiliki nilai

9
intrinsik dari sebuah budaya. Nilai menunjukkan kepada anggota organisasi
mengenai apa yang penting. Orang berbagi dalam proses menemukan nilai-nilai
perusahaan. Menjadi anggota dari sebuah organisasi membutuhkan partisipasi
aktif dalam organisasi tersebut. Makna dari simbol-simbol tertentu misalnya,
mengapa sebuah perusahaan terus melaksanakan wawancara terhadap calon
karyawan ketika terdapat sebuah rencana pemutusan hubungan kerja besar-
besaran dikomunikasikan baik oleh karyawan maupun oleh pihak manajemen.
Makna simbolik dari menerima karyawan baru ketika yang lainnya dipecat tidak
akan dilewatkan oleh pekerja yang cerdik; mengapa memberikan uang pada
karyawan baru ketika yang lama kehilangan pekerjan mereka? Karyawan
memberikan kontribusi dalam pembentukan budaya organisasi. Perilaku mereka
sangatlah penting dalam menciptakan dan pada akhirnya mempertahankan realitas
organisasi.
2. Penggunaan dan intepretasi simbol sangat penting dalam budaya orgaisasi.
Realitas organisasi juga sebagiannya ditentukan oleh simbol-simbol, dan
ini merupakan asumsi kedua dari teori ini. Perspektif ini menggaris bawahi
pengguanaan simbol di dalam organisasi. Simbol merupakan representasi untuk
makna. Angota-angota . organisasi menciptakan, menggunakan, dan
mengintrepetasikan simbol setiap hari. Simbol-simbol ini sangat penting bagi
budaya perusahaan. Simbol-simbol mencakup komunikasi verbal dan nonverbal
di dalam organisasi. Seringkali, simbol-simbol ini mengkomunikasikan nilai-nilai
organisasi. Simbol dapat berupa slogan yang memiliki makna. Sejauh mana
simbol-simbol ini efektif bergantung tidak hanya pada media tetapi bagaimana
karyawan perusahaan mempraktikannya.
3. Budaya bervariasi dalam organisasi-organisasi yang berbeda, dan interpretasi
tindakan dalam budaya ini juga beragam
Asumsi yang ketiga mengenai teori budaya organisasi berkaitan dengan
keberagaman budaya organisasi. Sederhana, budaya organisasi sangat bervariasi.
Persepsi mengenai tindakan dan aktivitas di dalam budaya-budaya ini juga
seberagam budaya itu sendiri.

10
2.8 Dimensi Budaya Organisasi
Terdapat banyak dimensi yang membedakan budaya. Dimensi ini
mempengaruhi perilaku yang dapat mengakibatkan kekeliruan pemahaman,
ketidakepakatan, atau bahkan konflik. Konsep budaya pada awalnya berasal dari
lapangan antropologi dan mendapat tempat pada awal perkembangan ilmu
perilaku organisasi. Dimensi-dimensi yang digunakan untuk membedakan budaya.
organisasi, menurut Robbins (1996) ada tujuh karakteristik primer yang secara
bersama-sama menangkap hakikat budaya organisasi, yaitu:
1. Inovasi dan pengambilan resiko.
2. Perhatian ke hal yang rinci.
3. Orientasi hasil.
4. Orientasi Orang.
5. Orientasi Tim.
6. Keagresifan.
7. Kemantapan.
Luthan (1998) menyebutkan sejumlah karakteristik yang penting dari budaya
organisasi, yang meliputi:
1. Aturan-aturan perilaku Yaitu bahasa, terminologi, dan ritual yang biasa
dipergunakan oleh anggota organisasi.
2. Norma Adalah standar perilaku yang menjadi petunjuk bagaimana
melakukan sesuatu. Lebih jauh di masyarakat kita kenal adanya norma
agama, norma susila, norma sosial, norma adat, dll.
3. Nilai-nilai dominan Adalah nilai utama yang diharapkan dari organisasi
untuk dikerjakan oleh para anggota, misalnya tingginya kualitas produk,
rendahnya tingkat absensi, tingginya produktivitas dan efisiensi, serta
tingginya disiplin kerja.
4. Filosofi Adalah kebijakan yang dipercaya organisasi tentang hal-hal yang
disukai para karyawan dan pelanggannya, seperti “Kepuasan Anda adalah
harapan Kami”.

11
5. Peraturan-peraturan Adalah aturan yang tegas dari organisasi. Pegawai baru
harus mempelajari peraturan ini agar keberadaannya dapat diterima dalam
organisasi.
6. Iklim Organisasi Adalah keseluruhan “perasaan” yang meliputi hal-hal fisik,
bagaimana para anggota berinteraksi dan bagaimana para anggota organisasi
mengendalikan diri dalam berhubungan dengan pelanggan atau pihak luar
organisasi.
Hofsede (dalam Gibson, 1996) mengemukakan empat dimensi budaya, yaitu:
1. Penghindaran atas ketidakpastian
Adalah tingkat dimana anggota masyarakat merasa tidak nyaman dengan
ketidakpastian dan ambiguitas. Perasaan ini mengarahkan mereka untuk
mempercayai kepastian yang menjanjikan dan untuk memelihara lembaga-
lembaga yang melindungi penyesuaian.
2. Maskulin vs feminim
Tingkat maskulinitas adalah kecenderungan dalam masyarakat akan
prestasi, kepahlawanan, ketegasan, dan keberhasilan materiil. Feminitas berarti
kecenderungan akan kesederhanaan, perhatian pada yang lemah, dan kualitas
hidup.
3. Individu vs kebersamaan
Individualisme adalah kecenderungan dalam kerangka sosial dimana
individu dianjurkan untuk menjaga diri sendiri dan keluarganya. Kolektivisme
berarti kecenderungan dimana individu dapat mengharapkan kerabat, suku, atau
kelompok lainnya melindungi mereka sebagai ganti atas loyalitas mutlak yang
mereka berikan.
4. Jarak kekuasaan
Adalah ukuran dimana anggota suatu masyarakat menerima bahwa
kekuasaan dalam lembaga atau organisasi tidak didistribusikan secara merata.
Selanjutnya budaya organisasi dapat ditemukan dalam tiga tingkatan, yaitu:
a. Artefak
Pada tingkat ini budaya bersifat kasat mata tetapi seringkali tidak dapat
diartikan, misalnya lingkungan fisik organisasi, teknologi, dan cara berpakaian.

12
Analisis pada tingkat ini cukup rumit karena mudah diperoleh tetapi sulit
ditafsirkan.
b. Nilai
Nilai memiliki tingkat kesadaran yang lebih tinggi daripada artefak. Nilai
ini sulit diamati secara langsung sehingga untuk menyimpulkannya seringkali
diperlukan wawancara dengan anggota organisasi yang mempunyai posisi kunci
atau dengan menganalisis kandungan artefak seperti dokumen.
c. Asumsi dasar
Merupakan bagian penting dari budaya organisasi. Pada tingkat ini budaya
diterima begitu saja, tidak kasat mata dan tidak disadari. Asumsi ini merupakan
reaksi yang bermula dqari nilai-nilai yang didukung. Bila asumsi telah diterima
maka kesadaran akan menjadi tersisih. Dengan kata lain perbedaan antara asumsi
dengan nilai artefak terletak pada apakah nilai-nilai tersebut masih diperdebatkan
dan diterima apa adanya atau tidak.
Tahap-tahap pembentukan atau pembangunan budaya organisasi dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Seorang (biasanya pendiri) datang dengan ide atau gagasan tentang sebuah
usaha baru.
2. Pendiri membawa orang-orang kunci yang merupakan para pemikir,
dan menciptakan kelompok inti yang mempunyai visi yang sama dengan
pendiri.
3. Kelompok inti memulai serangkaian tindakan untuk menciptakan organisasi,
mengumpulkan dana, menentukan jenis dan tempat usaha dan lain-lain yang
relevan.
Orang-orang lain dibawa ke dalam organisasi untuk berkarya bersama-sama
dengan pendiri dan kelompok inti, memulai sebuah sejarah bersama.
Pembianaan budaya perusahaan dapat dilakukan dengan serangkaian langkah
sosialisasi sebagai berikut:
* Seleksi pegawai yang objektif.
* Penempatan orang dalam pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan
bidangnya, “the right man on the right place at the right time”.

13
* Perolehan dan peningkatan kemahiran melalui pengalaman.
* Pengukuran prestasi dan pemberian imbalan yang sesuai.
4. Penghayatan akan nilai-nilai kerja atau hal lain yang penting.
5. Ceritera-ceritera dan faktor-faktor organisasi yang menumbuhkan semangat
dan kebanggan.
6. Pengakuan dan promosi bagi karyawan yang berprestasi.

2.9 Cara Karyawan Mempelajari Budaya Perusahaan


Proses transformasi budaya oleh karyawan dapat dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu:
1. Ceritera-ceritera
Ceritera-ceritera mengenai bagaimana kerasnya perjuangan pendiri organisasi
di dalam memulai usaha sehingga kemudian menjadi maju seperti sekarang
merupakan hal yang baik untuk disebarluaskan. Bagaimana sejarah pasang-surut
perusahaan dan bagaimana perusahaan mengatasi kemelut dalam situasi tak
menentu merupakan kisah yang dapat menodorong dan memotivasi karyawan
untuk bekerja keras jika mereka mau memahaminya.
2. Ritual / Upacara-upacara
Semua masyarakat memiliki corak ritual sendiri-sendiri. Di dalam perusahaan,
tidak jarang ditemui acara-acara ritual yang sudah mengakar dan menjadi bagian
hidup perusahaan. Sehingga tetap dipelihara keberadaannya, contohnya adalah
selamatan mulai musim giling di pabrik gula.
3. Simbol-simbol material
Simbol-simbol atau lambang-lambang material seperti pakaian seragam, ruang
kantor dan lain-lain, atribut fisik yang dapat diamati merupakan unsur penting
budaya organisasi yang harus diperhatikan sebab dengan simbol-simbol itulah
dapat dengan cepat diidentifikasi bagaimana nilai, keyakinan, norma, dan
berbagai hal lain itu menjadi milik bersama dan dipatuhi anggota organisasi.
4. Bahasa
Bahasa merupakan salah satu media terpenting di dalam mentransformasikan
nilai. Dalam suatu organisasi atau perusahaan, tiap bidang, divisi, strata atau

14
semacamnya memiliki bahasa atau jargon yang khas, yang kadang-kadang hanya
dipahami oleh kalangan itu sendiri. Hal ini penting karena untuk dapat diterima di
suatu lingkungan dan menjadi bagian dari lingkungan, salah satu syaratnya adalah
memahami bahasa yang berlaku di lingkungan itu. Dengan demikian menjadi
jelas bahwa bahasa merupakan unsur penting dalam budaya perusahaan.

3.0 Studi Kasus Dan Solusi


"Pengaruh Budaya Organisasi dan Etika Kerja terhadap Kinerja Karyawan
dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening Studi pada PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk". Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh budaya organisasi dan etika kerja terhadap kinerja karyawan dengan
kepuasan kerja sebagai variabel intervening.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi dan etika kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, baik secara
langsung maupun melalui kepuasan kerja sebagai variabel intervening. Selain itu,
kepuasan kerja juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Namun, penelitian ini juga menemukan beberapa tantangan dalam
implementasi budaya organisasi dan etika kerja, seperti perbedaan latar belakang
budaya karyawan dan kurangnya kesadaran akan pentingnya etika kerja. Untuk
mengatasi tantangan tersebut, penelitian ini merekomendasikan beberapa solusi,
seperti meningkatkan komunikasi dan sosialisasi mengenai budaya organisasi dan
etika kerja, serta memberikan pelatihan dan pengembangan karyawan.
Studi kasus ini menunjukkan bahwa budaya organisasi dan etika kerja
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan, namun
implementasinya juga dapat menghadapi tantangan. Oleh karena itu, perusahaan
atau organisasi perlu memperhatikan dan mengelola budaya organisasi dan etika
kerja dengan baik untuk meningkatkan kinerja karyawan dan mencapai tujuan
organisasi.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian di atas, pada bab ini dapat dikemukakan beberapa
pokok kesimpulan sebagai berikut:
1. Budaya perusahaan tidak muncul dengan sendirinya di kalangan anggota
organisasi, tetapi perlu dibentuk dan dipelajari karena pada dasarnya
budaya perusahaan adalah sekumpulan nilai dan pola perilaku yang
dipelajari, dimiliki bersama, oleh semua anggota organisasi dan
diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
2. Budaya perusahaan sangat penting peranannya dalam mendukung
terciptanya suatu organisasi atau perusahaan yang efektif. Secara lebih
spesifik, budaya perusahaan dapat berperan dalam menciptakan jati diri,
mengembangkan keikutsertaan pribadi dengan perusahaan dan menyajikan
pedoman perilaku kerja bagi karyawan.
B. Saran
Seorang pemimpin harus mengetahui semua hal yang menyangkut tentang
organisasi baik secara individu mau kelompok

16
DAFTAR PUSTAKA

Dharma Agus.Organisasi, Perilaku, Struktur dan proses (Terjemahan).


Jakarta:Erlangga. .1992
Miftah Thoha. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta. CV.
Rajawali, 1983
Sondang P.Siagian.Organisasi Kepemimpinan dan perilaku Administrasi,
Jakarta:Gunung Agung, 1992
http://ryusaki69.wordpress.com/2010/05/20/budaya-organisasi/

17

Anda mungkin juga menyukai