PENDIDIKAN ISLAM
Dosen: Nasrul Syakur Chan, SS, M.Pd
Disusun Oleh:
Nurul Delilah Harahap 0306183214
PGMI 4/SEMESTER 3
Assalamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan kita kesehatan dan kekuatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Budaya Organisasi Dalam Pendidikan Islam”. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah manajemen organisasi pendidikan. Dalam makalah
ini mengulas pengertian budaya organisasi, jenis-jenis budaya organisasi, membangun
budaya organisasi yang kuat, internalisasi budaya organisasi dan manfaat budaya organisasi
terhadap manajemen lembaga pendidikan.
Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dosen Nasrul Syakur Chan, SS,
M.Pd yang bersedia membimbing kami. Kemudian tak lupa pula atas bantuan teman-teman
yang turut membantu kelancaran dalam menyusunan makalah ini. Kami juga berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman dan pembaca.
Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami
harapkan dari para pembaca dan teman-teman guna untuk meningkatkan dan memperbaiki
pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang. Sekian dan terima
kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap lembaga pendidikan memiliki riwayat perjalanannya masing-masing.
Sebagaimana makhluk hidup mengalami fase-fase tertentu, seperti fase pendirian,
kebangkitan, dan pengembangan. Bahkan ada pula lembaga pendidikan yang akhirnya bubar.
Budaya organisasi menjadi salah satu faktor penyumbang sangat besar bagi kemajuan
ataupun kemunduran lembaga pendidikan.
Budaya organisasi sebagai perangkat lunak dalam suatu lembaga mempunyai peranan
penting, karena diharapkan lembaga tersebut dapat bersifat dan besikap lentur dan fleksibel.
Sebagaimana budaya yang tidak akan pernah mengalami kejumudan dan akan menjadi sangat
sempurna jika dipadu dengan agama yang bersumber pada wahyu illahi. Tidak sedikit yang
mengatakan bahwa agama termasuk dalam lingkup kebudayaan, itupun jika umat beragama
mampu mengaplikasikan ajaran-ajaran agama dalam kehidupan budayanya. Jika tidak
demikian, justru akan menjadi budaya umat yang termarginalkan dalam persaingan dalam
dunia pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka rumusan masalah
yang penulis kemukakan adalah:
1. Apa itu budaya organisasi?
2. Bagaimana jenis-jenis budaya organisasi?
3. Bagaimana membangun budaya organisasi yang kuat?
4. Bagaimana manfaat budaya organisasi di lembaga pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui buadaya organisasi
2. Untuk mengetahui jenis-jenis budaya organisasi
3. Untuk mengetahui membangun budaya organisasi yang kuat
5. Untuk mengetahui manfaat budaya organisasi di lembaga pendidikan
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Hetty Ismainar, Manajemen Unit Kerja (Yogyakarta: Deepublish, 2018), h. 6
2
B. Jenis-jenis budaya organisasi
Jenis budaya organisasi berdasarkan informasi menurut robert E. quinn dan michaelR
McGrath dalam Tika (2006: 7-8) sebagai berikut:
1. Budaya rasional
Proses informasi individual (klarifikasi sasaran pertimbangan logika, perangkat
pengarahan) diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan kinerja yang ditunjukkan (efisiensi,
produktivitas dan keuntungan atau dampak).
2. Budaya ideologis
Proses informasi intuitif (dari pengetahuan yang dalam,pendapat dan inovasi)
diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan revitalisasi dukungandari luar, perolehan sumber
daya dan pertumbuhan).
3. Budaya konsensus
Proses informasi kolektif (diskusi, partisipasi, dan consensus) diasumsikan untuk
menjadi sarana bagi tujuan kohesi (iklim, moral, dan kerja sama kelompok).
4. Budaya hierarkis
Proses informasi formal (dokumentasi, komputasi, danevaluasi) diasumsikan sebagai
sarana bagi tujuan kesinambungan (stabilitas control,dan koordinasi).2
Robert E. Quinn and Kim S. Cameron mengembangkan suatu Instrumen Penilaian
Budaya Organisasi yang disebut dengan Organizational Culture Assessment Instrument atau
disingkat dengan OCAI dengan metode survei yang telah divalidasi untuk menilai budaya
organisasi yang telah ada pada organisasi yang bersangkutan dan bentuk budaya organisasi
seperti apa yang lebih disukai oleh para anggota organisasinya atau karyawan organisasi
tersebut.
2
Hari Sulaksono, Budaya Organisasi dan Kinerja (Yogyakarta: Deepublish, 2015), h. 36
3
dimana mereka bekerja, rasa memiliki merupakan modal dasar bagi seorang pemimpin dalam
mendorong karyawan untuk mencapai misi dan tujuan dari organisasi, tanpa adanya ikatan
pribadi (rasa memiliki) karyawan terhadap organisasi, seorang pemimpin akan kesulitan
untuk menterjemahkan visi, misi dan tujuannya dalam memimpin organisasi.
Pada dasarnya, untuk membangun budaya organisasi yang kuat memerlukan waktu
yang cukup lama dan bertahap, boleh jadi dalam perjalanannya akan mengalami pasang surut
yang berbeda dari waktu ke waktu. Budaya organisasi yang kuat memiliki beberapa tujuan,
salah satunya adalah mendapatkan usahausaha produktif karyawan dan membantu setiap
orang untuk bekerja mencapai tujuan-tujuan yang sama.
4
4. Mengetahui secara pasti tentang karirnya di perusahaan sehingga mendorong mereka
untuk konsisten dengan tugas dan tanggung jawab.
Sekolah atau madrasah sebagai organisasi pembelajar merupakan kumpulan dari
individu-individu pembelajar yang ada di dalamnya. Disamping itu, sekolah atau madrasah
dapat dikatakan sebagai organisasi pembelajar apabila memiliki ciri-ciri: Pertama, sekolah
atau madrasah memberikan kesempatan dan mendorong setiap individu yang ada di
dalamnya untuk terus belajar dan memperluas kapasitas dirinya. Kedua, sekolah atau
madrasah tersebut merupakan organisasi yang siap menghadapi perubahan dengan mengelola
perubahan itu sendiri. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa yang ada di dalam suatu sekolah
atau madarasah tersebut bukan sesuatu yang terjadi secara alami, dan juga bukan sesuatu
yang terjadi secara kebetulan.
Dalam hal ini, Peter Senge membagi lima bentuk capaian dalam budaya organisasi
pembelajar, antara lain:
1) Keahlian Pribadi (Personal mastery)
Keahlian Pribadi (Personal mastery) adalah suatu budaya dan norma organisasi yang
diterapkan sebagai cara bagi semua individu dalam organisasi untuk bertindak dan melihat
dirinya.
2) Model Mental (Mental Model)
Model Mental (Mental Model) adalah suatu prinsip yang mendasar dari organisasi
pembelajar. Di sisi lain dapat diartikan sebagai suatu aktivitas perenungan yang dilakukan
dengan terus-menerus memperbaiki gambaran- gambaran di sekitar, dan melihat bagaimana
hal itu membentuk tindakan dan keputusan kita.
3) Visi Bersama (Shared Vision)
Visi Bersama (Shared Vision) merupakan suatu gambaran umum dari organisasi dan
tindakan (kegiatan) organisasi yang mengikat orang-orang secara bersama-sama dari
keseluruhan identifikasi yang dituju.
4) Pembelajaran Tim (Team Learning)
Pembelajaran Tim (Team Learning) yaitu suatu keahlian dalam percakapan dan
keahlian berpikir kolektif dalam organisasi. Kemampuan di mana membentuk individu-
individu cakap dalam percakapan dan cakap dalam berpikir kolektif, sehingganya dapat
meningkatkan kecerdasan dan kemampuan sebuah organisasi.
5) Pemikiran sistem (System Thinking)
Kerangka kerja konseptual, di mana suatu cara dalam menganalisis dan berpikir
tentang suatu kesatuan dari seluruh prinsip-prinsip organisasi pembelajar.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budaya organisasi merupakan suatu kepercayaan, nilai, norma perilaku yang diterima
dan disosialisasikan secara berkesinambungan sebagai pembentuk karakteristik organisasi
dalam menghadapi tantangan/adaptasi eksternal dan integrasi internal. Budaya yang kuat
akan mengantar sebuah organisasi menjadi sukses dan menjadikan inovasi serta tercapainya
sasaran-sasaran yang diinginkan oleh organisasi tersebut. Dan lebih-lebih lagi anggota
organisasi dapat mempertahankan kesetiaan, ketekunan dan ulet dalam melaksanakan
berbagai macam tugas yang diberikan serta diamanatkan oleh lembaga/organisasi.
Budaya organisasi di lembaga pendidikan Islam dibangun atas dasar nilai perjuangan dan
mengedapankan unsur ketawadhu’an terhadap pemimpinnya. Pentingnya Aplikasi Budaya
Organisasi di lembaga pendidikan terletak pada penanaman nilai-nilai spiritual yang harus
dilestarikan agar suatu organisasi tetap eksis, karena dengan adanya internalisasi nilai-nilai di
dalamnya maka budaya organisasi itu tidak akan luntur.
B. Saran
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kami harap
kedepannya akan menjadi lebih baik. Maka dari itu kami mohon bimbingan dan saran dari
teman-teman dan Dosen pengampu.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan dan
wawasan tentang makalah budaya organisasi dalam pendidikan islam yang saya bawakan.
6
DAFTAR PUSTAKA
Muklis Kanto, Patta Rapanna, 2017. Filsafat Manajemen. Makassar: Celebes Media
Perkasa
Mansur dan Mahmud Jumaedi. 2005. Rekonstruksi Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia.
Jakarta: Departemen Agama RI.
Mutho, Asyfiq. 2013. PeranTokoh Muslim dan Badan Penasehat Pusat (ChioSangi-In)
MenujuKemerdekaan Indonesia.Skripsi: UIN SunanAmpel Surabaya.
Perdana, Adi Nugroho. 2010. PengaruhPendudukanJepangTerhadap Masyarakat Magelang.
Paramita Vol. 20 No. 2.
Permadi, Edo Galih dan Sri MastutiPurwaningsih.2015. Politik Bahasa pada Masa
PendudukanJepang.AvataraJurnal Pendidikan Sejarah Vol. 3 No. 3.
Yasmis. 2007. Jepang dan PerjuanganKemerdekaan Indonesia.Jurnal Sejarah Lontar Vol. 4
No. 2.
Aman. 2014. Indonesia: Dari Kolonialisme sampai Nasionalisme. Yogyakarta: Pujangga
Press.
Sartono Kartodirdjo. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900 dari Emporium ke
Imperium. Jakarta, Gramedia, 1987.
Hasan Said Hamid. 1993. Materi Pokok Pendidikan Ips 2, Jakarta: PT. Rosda Offset.
7
8