Anda di halaman 1dari 11

BUDAYA ORGANISASI DALAM

PENDIDIKAN ISLAM
Dosen: Nasrul Syakur Chan, SS, M.Pd

Disusun Oleh:
Nurul Delilah Harahap 0306183214
PGMI 4/SEMESTER 3

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan


Universitas Negeri Islam Sumatera Utara
Medan
T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan kita kesehatan dan kekuatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Budaya Organisasi Dalam Pendidikan Islam”. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah manajemen organisasi pendidikan. Dalam makalah
ini mengulas pengertian budaya organisasi, jenis-jenis budaya organisasi, membangun
budaya organisasi yang kuat, internalisasi budaya organisasi dan manfaat budaya organisasi
terhadap manajemen lembaga pendidikan.
Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dosen Nasrul Syakur Chan, SS,
M.Pd yang bersedia membimbing kami. Kemudian tak lupa pula atas bantuan teman-teman
yang turut membantu kelancaran dalam menyusunan makalah ini. Kami juga berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman dan pembaca.
Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami
harapkan dari para pembaca dan teman-teman guna untuk meningkatkan dan memperbaiki
pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang. Sekian dan terima
kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Medan, 28 September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................. i


Daftar Isi ....................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 1
BAB II Pembahasan .................................................................................... 2
A. Pengertian budaya organisasi ............................................................. 2
B. Jenis-jenis budaya organisasi ............................................................ 3
C. Membangun budaya organisasi yang kuat ......................................... 3
D. Internalisasi budaya organisasi .......................................................... 4
E. Manfaat budaya organisasi di lembaga pendidikan. .......................... 4
BAB III Penutup ......................................................................................... 6
A. Kesimpulan ....................................................................................... 6
B. Saran ........................................................................................... ...... 6
Daftar Pustaka ............................................................................................ 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap lembaga pendidikan memiliki riwayat perjalanannya masing-masing.
Sebagaimana makhluk hidup mengalami fase-fase tertentu, seperti fase pendirian,
kebangkitan, dan pengembangan. Bahkan ada pula lembaga pendidikan yang akhirnya bubar.
Budaya organisasi menjadi salah satu faktor penyumbang sangat besar bagi kemajuan
ataupun kemunduran lembaga pendidikan.
Budaya organisasi sebagai perangkat lunak dalam suatu lembaga mempunyai peranan
penting, karena diharapkan lembaga tersebut dapat bersifat dan besikap lentur dan fleksibel.
Sebagaimana budaya yang tidak akan pernah mengalami kejumudan dan akan menjadi sangat
sempurna jika dipadu dengan agama yang bersumber pada wahyu illahi. Tidak sedikit yang
mengatakan bahwa agama termasuk dalam lingkup kebudayaan, itupun jika umat beragama
mampu mengaplikasikan ajaran-ajaran agama dalam kehidupan budayanya. Jika tidak
demikian, justru akan menjadi budaya umat yang termarginalkan dalam persaingan dalam
dunia pendidikan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka rumusan masalah
yang penulis kemukakan adalah:
1. Apa itu budaya organisasi?
2. Bagaimana jenis-jenis budaya organisasi?
3. Bagaimana membangun budaya organisasi yang kuat?
4. Bagaimana manfaat budaya organisasi di lembaga pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui buadaya organisasi
2. Untuk mengetahui jenis-jenis budaya organisasi
3. Untuk mengetahui membangun budaya organisasi yang kuat
5. Untuk mengetahui manfaat budaya organisasi di lembaga pendidikan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Budaya Organisasi


Memahami Budaya Organisasi merupakan sebuah sistem informasi untuk
mempertahankan dan kepercayan, mitos-mitos, dan tingkah laku mentransmisikan
pengetahuan. Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian budaya organisasi menurut
beberapa ahli:
 Menurut Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn (2001:391), budaya
organisasi adalah sisem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan oleh organisasi
dimana hal itu menuntun perilaku dari a. anggota organisasi itu sendiri.
 Menurut Tosi, Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:263), budaya
organisasi adalah cara- cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola
tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi.
 Menurut Robbins (1996:289) dalam Armia, Chairumam (1995), budaya organisasi
adalah suatu bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi itu.
 Menurut Schein (1992), budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh
organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan yang
mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-anggota
organisasi. Untuk itu harus diajarkan kepada anggota termasuk anggota yang baru
sebagai suatu cara yang benar dalam mengkaji, berpikir dan merasakan masalah yang
dihadapi.
 Menurut Cushway dan Lodge (2000), budaya organisasi merupakan sistem nilai
organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dan cara para karyawan
berprilaku.1
Dari pengertian budaya organisasi doatas dapat disimpulkan pengertian dari budaya
organisasi adalah karakteristik yang harus dijunjung tinggi di dalam organisasi dan harus
menjadi panutan organisasi sebagai perbedaan satu organisasi dengan organisasi lain. Budaya
organisasi juga dapat diartikan dengan nilai dan norma-norma perilaku yang diterima serta
harus dipahami secara keseluruhan oleh anggota organisasi sebagai dasar aturan perilaku
yang diterapkan dan ada di dalam organisasi tersebut.

1
Hetty Ismainar, Manajemen Unit Kerja (Yogyakarta: Deepublish, 2018), h. 6

2
B. Jenis-jenis budaya organisasi
Jenis budaya organisasi berdasarkan informasi menurut robert E. quinn dan michaelR
McGrath dalam Tika (2006: 7-8) sebagai berikut:
1. Budaya rasional
Proses informasi individual (klarifikasi sasaran pertimbangan logika, perangkat
pengarahan) diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan kinerja yang ditunjukkan (efisiensi,
produktivitas dan keuntungan atau dampak).
2. Budaya ideologis
Proses informasi intuitif (dari pengetahuan yang dalam,pendapat dan inovasi)
diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan revitalisasi dukungandari luar, perolehan sumber
daya dan pertumbuhan).
3. Budaya konsensus
Proses informasi kolektif (diskusi, partisipasi, dan consensus) diasumsikan untuk
menjadi sarana bagi tujuan kohesi (iklim, moral, dan kerja sama kelompok).
4. Budaya hierarkis
Proses informasi formal (dokumentasi, komputasi, danevaluasi) diasumsikan sebagai
sarana bagi tujuan kesinambungan (stabilitas control,dan koordinasi).2
Robert E. Quinn and Kim S. Cameron mengembangkan suatu Instrumen Penilaian
Budaya Organisasi yang disebut dengan Organizational Culture Assessment Instrument atau
disingkat dengan OCAI dengan metode survei yang telah divalidasi untuk menilai budaya
organisasi yang telah ada pada organisasi yang bersangkutan dan bentuk budaya organisasi
seperti apa yang lebih disukai oleh para anggota organisasinya atau karyawan organisasi
tersebut.

C. Membangun budaya organisasi yang kuat


Pemimpin yang efektif merupakan orang-orang dengan motivasi tinggi dalam
memimpin dan mengendalikan organisasi, para pemimpin yang efektif dengan sukarela akan
berusaha mencapai sasaran dan target yang tinggi dengan menetapkan standar-standar
prestasi yang tinggi bagi mereka sendiri.
Seorang pemimpin efektif dalam membangun budaya organisasi yang dipimpinnya
harus berperan menjadi sosok dari budaya yang akan dibangunnya, pemimpin harus mampu
membantu bawahan untuk menciptakan rasa memiliki jati diri bagi para pekerjanya, seorang
pemimpin harus mampu mengembangkan keikatan pribadi antara karyawan dengan institusi

2
Hari Sulaksono, Budaya Organisasi dan Kinerja (Yogyakarta: Deepublish, 2015), h. 36

3
dimana mereka bekerja, rasa memiliki merupakan modal dasar bagi seorang pemimpin dalam
mendorong karyawan untuk mencapai misi dan tujuan dari organisasi, tanpa adanya ikatan
pribadi (rasa memiliki) karyawan terhadap organisasi, seorang pemimpin akan kesulitan
untuk menterjemahkan visi, misi dan tujuannya dalam memimpin organisasi.
Pada dasarnya, untuk membangun budaya organisasi yang kuat memerlukan waktu
yang cukup lama dan bertahap, boleh jadi dalam perjalanannya akan mengalami pasang surut
yang berbeda dari waktu ke waktu. Budaya organisasi yang kuat memiliki beberapa tujuan,
salah satunya adalah mendapatkan usahausaha produktif karyawan dan membantu setiap
orang untuk bekerja mencapai tujuan-tujuan yang sama.

D. Internalisasi budaya organisasi


Internalisasi memiliki hubungan yang erat dengan komunikasi. Internalisasi budaya
dalam suatu organisasi, membutuhkan suatu komunikasi yang baik agar pesan-pesan yang
disampaikan dari tingkat teratas dapat diterima dengan baik oleh seluruh anggota organisasi.
Komunikasi dapat mempermudah internalisasi budaya organisasi, karena dengan adanya
komunikasi yang optimal (dilakukan secara konsisten dan bisa dimengerti dengan jelas),
maka anggota akan memiliki kesadaran yang tinggi terhadap budaya yang ada di dalam
organisasi. Oleh karena itu, peneliti ingin melihat lebih jauh seperti apa budaya organisasi
yang dimiliki oleh Cognatio Orkest serta bagaimana budaya itu dapat terinternalisasi dengan
baik dalam diri setiap anggota melalui komunikasi dalam organisasi tersebut.

E. Manfaat budaya organisasi terhadap manajemen lembaga pendidikan


Susanto mengungkapkan dua sisi manfaat yang diperoleh apabila budaya perusahaan
dipahami oleh seluruh lapisan sumber daya manusia dan bagi perusahaan. Manfaat bagi
sumber daya manusia sebagai berikut:
1. Sebagai pedoman berperilaku di dalam perusahaan. Dalam hal ini karyawan tidak
dapat semena-mena bertindak atau berperilaku sekehendak hati, melainkan harus
menyesuaikan diri dengan siapa dan dimana mereka berada.
2. Adanya kesamaan langkah dan visi di dalam melakukan tugas dan tanggung jawab
masing-masing individu dapat meningkatkan fungsinya dan mengembangkan tingkat
interpendensi antar individu atau bagian karena Individu atau bagian yang lain saling
melengkapi dalam kegiatan usaha perusahaan.
3. Memberikan dorongan kepada karyawan untuk mencapai prestasi kerja atau
produktivitas yang lebih baik.

4
4. Mengetahui secara pasti tentang karirnya di perusahaan sehingga mendorong mereka
untuk konsisten dengan tugas dan tanggung jawab.
Sekolah atau madrasah sebagai organisasi pembelajar merupakan kumpulan dari
individu-individu pembelajar yang ada di dalamnya. Disamping itu, sekolah atau madrasah
dapat dikatakan sebagai organisasi pembelajar apabila memiliki ciri-ciri: Pertama, sekolah
atau madrasah memberikan kesempatan dan mendorong setiap individu yang ada di
dalamnya untuk terus belajar dan memperluas kapasitas dirinya. Kedua, sekolah atau
madrasah tersebut merupakan organisasi yang siap menghadapi perubahan dengan mengelola
perubahan itu sendiri. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa yang ada di dalam suatu sekolah
atau madarasah tersebut bukan sesuatu yang terjadi secara alami, dan juga bukan sesuatu
yang terjadi secara kebetulan.
Dalam hal ini, Peter Senge membagi lima bentuk capaian dalam budaya organisasi
pembelajar, antara lain:
1) Keahlian Pribadi (Personal mastery)
Keahlian Pribadi (Personal mastery) adalah suatu budaya dan norma organisasi yang
diterapkan sebagai cara bagi semua individu dalam organisasi untuk bertindak dan melihat
dirinya.
2) Model Mental (Mental Model)
Model Mental (Mental Model) adalah suatu prinsip yang mendasar dari organisasi
pembelajar. Di sisi lain dapat diartikan sebagai suatu aktivitas perenungan yang dilakukan
dengan terus-menerus memperbaiki gambaran- gambaran di sekitar, dan melihat bagaimana
hal itu membentuk tindakan dan keputusan kita.
3) Visi Bersama (Shared Vision)
Visi Bersama (Shared Vision) merupakan suatu gambaran umum dari organisasi dan
tindakan (kegiatan) organisasi yang mengikat orang-orang secara bersama-sama dari
keseluruhan identifikasi yang dituju.
4) Pembelajaran Tim (Team Learning)
Pembelajaran Tim (Team Learning) yaitu suatu keahlian dalam percakapan dan
keahlian berpikir kolektif dalam organisasi. Kemampuan di mana membentuk individu-
individu cakap dalam percakapan dan cakap dalam berpikir kolektif, sehingganya dapat
meningkatkan kecerdasan dan kemampuan sebuah organisasi.
5) Pemikiran sistem (System Thinking)
Kerangka kerja konseptual, di mana suatu cara dalam menganalisis dan berpikir
tentang suatu kesatuan dari seluruh prinsip-prinsip organisasi pembelajar.

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budaya organisasi merupakan suatu kepercayaan, nilai, norma perilaku yang diterima
dan disosialisasikan secara berkesinambungan sebagai pembentuk karakteristik organisasi
dalam menghadapi tantangan/adaptasi eksternal dan integrasi internal. Budaya yang kuat
akan mengantar sebuah organisasi menjadi sukses dan menjadikan inovasi serta tercapainya
sasaran-sasaran yang diinginkan oleh organisasi tersebut. Dan lebih-lebih lagi anggota
organisasi dapat mempertahankan kesetiaan, ketekunan dan ulet dalam melaksanakan
berbagai macam tugas yang diberikan serta diamanatkan oleh lembaga/organisasi.
Budaya organisasi di lembaga pendidikan Islam dibangun atas dasar nilai perjuangan dan
mengedapankan unsur ketawadhu’an terhadap pemimpinnya. Pentingnya Aplikasi Budaya
Organisasi di lembaga pendidikan terletak pada penanaman nilai-nilai spiritual yang harus
dilestarikan agar suatu organisasi tetap eksis, karena dengan adanya internalisasi nilai-nilai di
dalamnya maka budaya organisasi itu tidak akan luntur.

B. Saran
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kami harap
kedepannya akan menjadi lebih baik. Maka dari itu kami mohon bimbingan dan saran dari
teman-teman dan Dosen pengampu.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan dan
wawasan tentang makalah budaya organisasi dalam pendidikan islam yang saya bawakan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Muammad Rifai, 2019. Manajemen Organisasi Pendidikan. Malang: Cv. Humanis

Hetty Ismainar, 2018. Manajemen Unit Kerja. Yogyakarta: Deepublish

Hari Sulaksono, 2015. Budaya Organisasi dan Kinerja. Yogyakarta: Deepublish

Muklis Kanto, Patta Rapanna, 2017. Filsafat Manajemen. Makassar: Celebes Media
Perkasa

Alifiulahtin Utaminingsih, 2014. Perilaku Organisasi Malang. UB: Press

Mansur dan Mahmud Jumaedi. 2005. Rekonstruksi Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia.
Jakarta: Departemen Agama RI.
Mutho, Asyfiq. 2013. PeranTokoh Muslim dan Badan Penasehat Pusat (ChioSangi-In)
MenujuKemerdekaan Indonesia.Skripsi: UIN SunanAmpel Surabaya.
Perdana, Adi Nugroho. 2010. PengaruhPendudukanJepangTerhadap Masyarakat Magelang.
Paramita Vol. 20 No. 2.
Permadi, Edo Galih dan Sri MastutiPurwaningsih.2015. Politik Bahasa pada Masa
PendudukanJepang.AvataraJurnal Pendidikan Sejarah Vol. 3 No. 3.
Yasmis. 2007. Jepang dan PerjuanganKemerdekaan Indonesia.Jurnal Sejarah Lontar Vol. 4
No. 2.
Aman. 2014. Indonesia: Dari Kolonialisme sampai Nasionalisme. Yogyakarta: Pujangga
Press.
Sartono Kartodirdjo. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900 dari Emporium ke
Imperium. Jakarta, Gramedia, 1987.
Hasan Said Hamid. 1993. Materi Pokok Pendidikan Ips 2, Jakarta: PT. Rosda Offset.

7
8

Anda mungkin juga menyukai