BUDAYA ORGANISASI
KELOMPOK 3
DEPARTEMEN MANAJEMEN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “Budaya Organisasi” dalam mata kuliah Manajemen
Sumber Daya Manusia 1.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Budaya Organisasi ini
dapat menjadi bahan pembelajaran yang bermanfaat dan sebagai referensi informasi
yang baru.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan……………………..…………………….……………..…2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
2.1 Pengertian Budaya, Organisasi dan Budaya Organisasi..................................3
2.2 Dasar Budaya Organisasi................................................................................4
2.3 Ciri – Ciri Budaya Organisasi.........................................................................5
2.4 Jenis – Jenis Budaya Organisasi......................................................................6
2.5 Dimensi Budaya Organisasi............................................................................8
2.6 Karakteristik Budaya Organisasi………………….…………….…….…….8
BAB I
PENDAHULUAN
Budaya organisasi yang telah diyakini sebagai sumber kekuatan baru dalam
meningkatkan kinerja organisasi, seharusnya juga telah menjadi tumpuan pada
pengembangan setiap organisasi termasuk pada organisasi publik, dalam
pengembangan organisasi tidak bisa lagi hanya bertumpu pada perangkat keras
organisasi (hard system tools) seperti strategi, struktur dan sistem, tanpa
memperhatikan budaya organisasi. Sebagai implikasinya dibutuhkan landasan budaya
organisasi yang paling sesuai dengan karakteristik yang cocok untuk diterapkan pada
seluruh lapisan organisasi yakni budaya organisasi yang mewakili persepsi yang sama
dari para anggota organisasi sebagai sebuah sistem makna bersama dengan harapan
bahwa setiap individuindividu yang memiliki latar belakang yang berbeda atau berada
di tingkatan yang tidak sama dalam organisasi, akan memahami budaya organisasi
dengan pengertian yang sama dan wajib diajarkan atau disosialisasikan kepada setiap
anggota – anggota baru sebagai cara yang benar untuk memahami, memikirkan dan
merasakan berkenaan dengan landasan budaya yang dimaksud.
2
1) Apa masing – masing definisi dari budaya, organisasi serta budaya organisasi
itu sendiri ?
2) Apa yang menjadi dasar dari budaya organisasi ?
3) Apa saja ciri – ciri budaya organisasi ?
4) Apa saja jenis – jenis budaya organisasi ?
5) Apa saja yang menjadi dimensi budaya organisasi ?
6) Bagaimana karakteristik budaya organisasi ?
7) Apa fungsi – fungsi dari budaya organisasi ?
8) Bagaimana tahap pembentukan dan model budaya organisasi ?
9) Apa saja tingkatan budaya organisasi ?
10) Bagaimana pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kinerja karyawan ?
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi Budaya
Budaya mengandung pengertian lingkup yg lebih luas. Negara di dunia pasti memiliki
budaya sendiri yang menjadi budaya nasional. Dalam satu Negara mungkin terdapat
banyak bermacam-macam suku budaya sendiri, sebagai landasan berdasarkan
kesukuan dan kewilayahan. Budaya yaitu suatu asumsi yang mendasar di
kembangkan dan di temukan di suatu kelompok untuk keperluan menguasai dan
mempelajari masalah adaptasi eksternal dan internal dan juga budaya terdiri dari
mental program bersama yang mensyaratkan respon individu pada lingkungan.
Pandangan lain dari definisi budaya didefinisikan sebagai cara hidup orang yang
hidup bepindah pindah dari generasi ke generasi melalui berbagai proses
pembelajaran dan pengetahuan untuk menciptakan kehidupan yang paling cocok di
lingkungannya.
Definisi Organisasi
Terdapat beberapa definisi budaya organisasi yang dapat dipahami secara umum.
Berbagai definisi tersebut yaitu :
Budaya organisasi adalah rangkaian sistem prinsip yang diakui bersama dan
diaplikasikan oleh seluruh elemen organisasi. Hal ini menjadi pembeda antara
organisasi satu dengan lainnya.
Definisi budaya organisasi yaitu cara organisasi menjalin interaksi dengan
lingkungan yang terintegrasi baik perilaku, asumsi, kisah, gagasan, mitos dan
pikiran-pikiran yang menekankan tentang makna bekerja dalam organisasi.
Budaya organisasi merupakan rangkaian dasar dari asumsi-asumsi yang ada.
Asumsi tersebut kemudian berkembang di suatu kelompok menjadi acuan
bertingkah laku dalam organisasi. Kebiasaan inilah yang akan diwariskan kepada
generasi penerus sebagai cara pandang, dasar bertindak dalam organsiasi.
Budaya atau kultur bersumber dari spirit dan nilai-nilai kualitas kehidupan. Beberapa
spirit dan nilai-nilai yang patut dianut sebuah organisasi, sebagaimana disarankan
oleh Torrington & Weightman, dalam Preedy (1993) diantaranya adalah
Sedangkan budaya atau kultur dipahami dari sisi manifestasi atau tampilannya yaitu
dengan cara merasakan atau mengamati manifestasi atau tampilan yang tercermin
dalam aturan-aturan dan prosedur-prosedur yang mengatur bagaimana pemimpin dan
anggota organisasi seharusnya bekerja, struktur organisasi yang mengatur bagaimana
seorang anggota organisasi seharusnya berhubungan secara formal maupun informal
dengan orang lain, sistem dan prosedur kerja seharusnya diikuti, dan kebiasaan kerja
dimiliki seorang pemimpin maupun anggota organisasi.
1. Inovasi dan pengambilan risiko (innovation and risk taking). Mencari peluang
baru, mengambil risiko, bereksperimen, dan tidak merasa terhambat oleh
kebijakan dan praktek-praktek formal.
2. Stabilitas dan keamanan (stability and security). Menghargai hal-hal yang dapat
diduga sebelumnya (predictability), keamanan, dan penggunaan dari aturan-aturan
yang mengarahkan perilaku.
3. Penghargaan kepada orang (respect for people). Memperlihatkan toleransi,
keadilan dan penghargaan terhadap orang lain.
4. Orientasi hasil (outcome orientation). Memiliki perhatian dan harapan yang tinggi
terhadap hasil, capaian dan tindakan.
5. Orientasi tim dan kolaborasi (team orientation and collaboration). Bekerja
bersama secaraa terkoordinasi dan berkolaborasi.
6. Keagresifan dan perjuangan (aggressiveness and competition). Mengambil
tindakan-tindakan tegas di pasar-pasar menghadapi para pesaing.
Jenis – jenis budaya organisasi dapat ditentukan berdasarkan proses informasi dan
tujuannya.
Robert E. Quinn dan Michael R. McGrath (dalam buku Moh. Pabundu Tika)
membagi budaya organisasi berdassarkan proses informasi sebagai berikut.
a. Budaya rasional
Dalam budaya ini, proses informasi individual (klarifikasi sasaran pertimbangan
logika, perangkat pengarahan) diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan kinerja
yang ditunjukkan (efisiensi, produktivitas, dan keuntungan atau dampak).
b. Budaya ideologis
Dalam budaya ini, pemrosesan informasi intuitif (dari pengetahuan yang dalam,
pendapat dan inovasi) diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan revitalisasi
(dukungan dari luar, perolehan sumber daya dan pertumbuhan).
c. Budaya konsensus
Dalam budaya ini, pemrosesan informasi kolektif (diskusi, partisipasi, dan
consensus) diasumsikan untuk menjadi sarana bagi tujuan kohesi (iklim, moral,
dan kerja sama kelompok)
d. Budaya hierarkis
Dalam budaya hierarkis, pemrosesan informasi formal (dokumentasi, komputasi,
dan evaluasi) diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan kesinambungan (stabilitas,
control, dan koordinasi).
Keperluan/
Keperluan yang Memelihara Melaksanakan
tujuan Mengejar tujuan
luas kelompok aturan
organisasi
Dukungan
eksternal,
Produktivitas, Kontrol
Kriteria kerja pertumbuhan dan Moral kohesi
efisiensi stabilitas
perolehann
sumber daya
Lokasi
Bos Karisma Keanggotaan Aturan
otoritas
Dasar Pengetahuan
Kompetensi Nilai - nilai Status informal
kekuasaan teknis
Komitmen
Pemberian Perjanjian Komitmen pada Pengawasan
berasal dari
pendapatan kontrak nilai - nilai dan kontrol
proses
Motif - motif
Pemeliharaan Pertumbuhan Aplikasi Keamanan
kepemilikan
9
4. Jarak kekuasaan : Ialah ukuran dimana anggota suatu masyarakat menerima bahwa
kekuasaan dalam lembaga atau organisasi tidak didistribusikan secara merata.
1. Inovasi dan pengambilan resiko (innovation and risk taking) : Sejauh mana para
karyawan didorong agar inovatif dan mengambil resiko dalam melakukan tugas dan
pekerjaannya.
5. Orientasi pada tim (team orientation) : Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan
berdasar tim, bukannya berdasar individu.
Setiap karakteristik tersebut berada pada bobot dari rendah ke tinggi. Oleh
karenanya dengan menilai organisasi berdasarkan tujuh karakteristik tersebut akan
diperoleh gambaran gabungan atas budaya organisasi itu. Gambaran itu menjadi dasar
bagi perasaan pemahaman bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi
itu, cara penyelesaian urusan di dalamnya, dan cara para anggota diharapkan
berperilaku.
Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.
Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas
daripada kepentingan diri individual seseorang.
Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu
dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.
Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan
membentuk sikap serta perilaku karyawan.
Mengidentifikasi :
Mengidentifikasi :
Kekuatan budaya yang tinggi akan berdampak terhadap sinergi/kinerja organisasi dan
kepuasan kerja pegawai. Hal yang sama terjadi apabila sebaliknya pada kekuatan
budaya yang lemah.
Perlu atau tidaknya perubahan budaya organisasi terutama ketika budaya organisasi
dalam keadaan lemah tergantung pada; sifat angkatan kerja, aspek teknologi, kejutan
ekonomi, tingkat persaingan, tren sosial (tingkat keamanan dan demokratisasi) dan
kondisi politik dunia.
budaya organisasi, maka terjadilah status quo (bertahan dengan budaya organisasi
yang ada).
- Kooperatif
- Kompetitif
- Kolektif - Mengembangkan
- Kompromi kemampuan kewirausahaan
Ada beberapa tingkatan budaya organisasi. Menurut Daft (2002), terdapat tiga
tingkatan budaya organisasi, yaitu :
Ini adalah budaya organisasi tingkat kedua yang mempunyai tingkat kesadaran
yang lebih tinggi daripada artefak. Pada tingkat ini, baik organisasi maupun
anggota organisasi memerlukan tuntunan strategi, tujuan dan filosofi dari
pemimpin organisasi untuk bersikap dan bertindak. Oleh karena itu, untuk
memahami espoused values ini, seringkali dilakukan wawancara dengan anggota
kunci organisasi misalnya, atau menganalisa kandungan artefak seperti dokumen.
3. Asumsi Dasar (Basic Asumption) : Asumsi dasar (basic assumption), merupakan
bagian penting dari budaya organisasi. Asumsi ini merupakan reaksi yang
dipelajari yang bermula dari nilai- nilai yang didukung karena merupakan
keyakinan yang dianggap sudah ada oleh anggota suatu organisasi seperti
kepercayaan, persepsi ataupun perasaan yang menjadi sumber nilai dan tindakan.
Budaya organisasi tingkat ketiga ini menetapkan cara yang tepat untuk melakukan
seseuatu dalam sebuah organisasi, yang seringkali dilakukan lewat asumsi yang
tidak diucapkan.
Definisi kepuasan kerja menurut Igbaria dan Guimaraes (1999) adalah adalah sebagai
berikut: Kepuasan kerja adalah yaitu keadaan emosional yang menyenangkan atau
tidak menyenangkan dengan mana karyawan memandang pekerjaan mereka.
Bagi perusahaan adalah penting dan sudah menjadi suatu keharusan untuk bisa
memenuhi kepuasan kerja karyawan, karena karyawan merupakan sumber daya yang
penting dalam mencapai tujuan. Bagi karyawan terciptanya kepuasan kerja akan
16
Sebagai contoh kasus yaitu PT Pos Indonesia (Persero) Bandung menyadari bahwa
sumber daya manusia memegang peranan penting dalam melancarkan kegiatan
operasional perusahaan. Salah satu upaya yang dilakukan perusahaan untuk
meningkatkan kepuasan kerja karyawan adalah dengan cara memenuhi kebutuhan
sumber daya tersebut berupa pengelolaan budaya organisasi. Dengan pengelolaan
budaya organisasi yang baik dan benar maka karyawan tersebut akan merasa puas
dengan apa yang telah diterapkan dan diberikan oleh organisasi kepadanya. Pada
penelitian ini penyusun menyimpulkan dengan menyebarkan kuesioner. Sebagai
sampel penelitian diambil 72 orang karyawan dari keseluruhan 88 orang karyawan.
Penyusun melakukan analisis terhadap data yang dikumpulkan dengan bantuan SPSS
for Wndow version 18,0 Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat budaya
organisasi dan kepuasan kerja karyawan tinggi. Berdasarkan hasil pengelolaan
kuesioner, budaya organisasi berpengaruh cukup tinggi terhadap kepuasan kerja
karyawan dengan R Square 38,8%. Berarti kepuasan kerja karyawan dipengaruhi
budaya organisasi sebesar 38,8% dan sisanya 61,2% dipengaruhi faktor lain.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
18
Setiap organisasi memiliki budaya sendiri yang spesifik dengan karakteristik yang
berbeda maka sangat penting bagi setiap organisasi memahami karakteristik budaya
organisasi yang sedang hidup dan berkembang dalam organisasinya, dan
menggantinya dengan karakteristik yang lebih tepat jika diperlukan. Karakteristik ini
sebaiknya menjadi pedoman bagi sikap pemahaman bersama yang dimiliki para
anggota mengenai organisasi, bagaimana segala sesuatu dilakukan di dalamnya dan
cara para anggota diharapkan berperilaku.
DAFTAR PUSTAKA
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/135958-T%2028091-Analisis%20pengembangan-
Literatur.pdf
http://etheses.uin-malang.ac.id/1728/6/09410050_Bab_2.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/652/3/2EM16484.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_FPEB/197207152003121
-CHAIRUL_FURQON/Artikel-Organizational_Culture.pdf
http://anahuraki.lecture.ub.ac.id/files/2012/05/bab-13.-budaya-org.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/162827-ID-karakteristik-budaya-
organisasi-dan-hubu.pdf
https://www.researchgate.net/publication/327774595_Budaya_Organisasi_dalam_Me
ningkatkan_Kinerja_Karyawan
http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/download/2354/
2747
http://jurnalmanajemen.petra.ac.id/index.php/man/article/download/16362/16354
http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/assets/article/view/1289
19