Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA 1

BUDAYA ORGANISASI

KELOMPOK 3

RAHMA KAHAR A021181013

AMELIA NURKASIH A021181313

FINSENSIUS TITSE SESA A021181327

TABITA AULIA RAMADHANTI A021181332

NURUL MAGFIRA HAERUDDIN A021181338

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2019
i

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “Budaya Organisasi” dalam mata kuliah Manajemen
Sumber Daya Manusia 1.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Budaya Organisasi ini
dapat menjadi bahan pembelajaran yang bermanfaat dan sebagai referensi informasi
yang baru.

Makassar, 6 November 2019

Kelompok 3
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan……………………..…………………….……………..…2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
2.1 Pengertian Budaya, Organisasi dan Budaya Organisasi..................................3
2.2 Dasar Budaya Organisasi................................................................................4
2.3 Ciri – Ciri Budaya Organisasi.........................................................................5
2.4 Jenis – Jenis Budaya Organisasi......................................................................6
2.5 Dimensi Budaya Organisasi............................................................................8
2.6 Karakteristik Budaya Organisasi………………….…………….…….…….8

2.7 Fungsi Budaya Organisasi…………….……………………………………10

2.8 Tahap Pembentukan dan Model Budaya Organisasi…………………….…11

2.9 Tingkatan Budaya Organisasi……..…………………………………….…13

2.10 Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kinerja Karyawan…….13

BAB III PENUTUP......................................................................................................15


3.1 Kesimpulan....................................................................................................15
3.2 Saran..............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….....................16
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap organisasi memiliki budaya sendiri yang sifatnya spesifik karena


kenyataan bahwa setiap organisasi mempunyai kepribadian khas (unik) yang
dipengaruhi berbagai hal, antara lain; karakteristik dan struktur organisasinya serta
nilai dan norma yang dianut anggotanya, kepercayaan, kebiasaan yang berlaku di
dalam organisasi, dan filosofi organisasi yang dianut. Hal ini mendorong seseorang
untuk berperilaku tertentu dalam organisasi yang dapat mempengaruhi semua
kegiatan karyawan dalam organisasi, baik bekerja, cara memandang pekerjaan,
bekerja dengan kolega, maupun melihat ke masa depan mereka dan menjadi pembeda
antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. Berbagai faktor tersebut menurutnya
termasuk dalam pengertian budaya organisasi yakni sebagai suatu pola dari asumsi –
asumsi dasar yang ditemukan, diciptakan atau dikembangkan oleh suatu kelompok
tertentu dengan maksud agar organisasi belajar mengatasi atau menanggulangi
masalah – masalahnya yang timbul akibat adaptasi eksternal dan integrasi yang sudah
berjalan dengan cukup baik

Budaya organisasi yang telah diyakini sebagai sumber kekuatan baru dalam
meningkatkan kinerja organisasi, seharusnya juga telah menjadi tumpuan pada
pengembangan setiap organisasi termasuk pada organisasi publik, dalam
pengembangan organisasi tidak bisa lagi hanya bertumpu pada perangkat keras
organisasi (hard system tools) seperti strategi, struktur dan sistem, tanpa
memperhatikan budaya organisasi. Sebagai implikasinya dibutuhkan landasan budaya
organisasi yang paling sesuai dengan karakteristik yang cocok untuk diterapkan pada
seluruh lapisan organisasi yakni budaya organisasi yang mewakili persepsi yang sama
dari para anggota organisasi sebagai sebuah sistem makna bersama dengan harapan
bahwa setiap individuindividu yang memiliki latar belakang yang berbeda atau berada
di tingkatan yang tidak sama dalam organisasi, akan memahami budaya organisasi
dengan pengertian yang sama dan wajib diajarkan atau disosialisasikan kepada setiap
anggota – anggota baru sebagai cara yang benar untuk memahami, memikirkan dan
merasakan berkenaan dengan landasan budaya yang dimaksud.
2

1.2 Rumusan Masalah

1) Apa masing – masing definisi dari budaya, organisasi serta budaya organisasi
itu sendiri ?
2) Apa yang menjadi dasar dari budaya organisasi ?
3) Apa saja ciri – ciri budaya organisasi ?
4) Apa saja jenis – jenis budaya organisasi ?
5) Apa saja yang menjadi dimensi budaya organisasi ?
6) Bagaimana karakteristik budaya organisasi ?
7) Apa fungsi – fungsi dari budaya organisasi ?
8) Bagaimana tahap pembentukan dan model budaya organisasi ?
9) Apa saja tingkatan budaya organisasi ?
10) Bagaimana pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kinerja karyawan ?

1.3 Tujuan Penulisan


1) Untuk memahami definisi budaya, organisasi dan definisi budaya organisasi
2) Untuk memahami hal – hal yang menjadi dasar budaya organisasi
3) Untuk memahami ciri – ciri budaya organisasi
4) Untuk memahami jenis – jenis budaya organisasi
5) Untuk memahami dimensi budaya organisasi
6) Untuk memahami karakteristik budaya organisasi
7) Untuk memahami fungsi – fungsi budaya organisasi
8) Untuk memahami tahap pembentukan serta model dari budaya organisasi
9) Untuk memahami setiap tingkatan budaya organisasi
10) Untuk memahami pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kinerja
karyawan
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Budaya, Organisasi dan Budaya Organisasi

Definisi Budaya

Budaya mengandung pengertian lingkup yg lebih luas. Negara di dunia pasti memiliki
budaya sendiri yang menjadi budaya nasional. Dalam satu Negara mungkin terdapat
banyak bermacam-macam suku budaya sendiri, sebagai landasan berdasarkan
kesukuan dan kewilayahan. Budaya yaitu suatu asumsi yang mendasar di
kembangkan dan di temukan di suatu kelompok untuk keperluan menguasai dan
mempelajari masalah adaptasi eksternal dan internal dan juga budaya  terdiri dari
mental program bersama yang mensyaratkan respon individu pada lingkungan.
Pandangan lain dari definisi budaya didefinisikan sebagai cara hidup orang yang
hidup bepindah pindah dari generasi ke generasi melalui berbagai proses
pembelajaran dan pengetahuan untuk menciptakan kehidupan yang paling cocok di
lingkungannya.

Definisi Organisasi

Organisasi didefinisikan sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok individu


(orang), yang saling berinteraksi menurut suatu pola yang terstruktur dengan cara
tertentu, sehingga setiap anggota organisasi mempunyai tugas dan fungsinya masing-
masing, dan sebagai suatu kesatuan mempunyai tujuan tertentu, dan juga mempunyai
batas-batas yang jelas, sehingga organisasi dapat dipisahkan secara tegas dari
lingkungannya. Menurut salah satu ahli, Philiph Selznick Organisasi adalah
pengaturan personil guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang telah
ditetapkan melalui alokasi fungsi dan tanggung jawab. Unsur-Unsur Organisasi, yaitu
Kumpulan orang, Kerjasama, Tujuan bersama, Sistem Koordinasi, Pembagian tugas
dan tanggung jawab, Sumber Daya Organisasi.
4

Definisi Budaya Organisasi

Terdapat beberapa definisi budaya organisasi yang dapat dipahami secara umum.
Berbagai definisi tersebut yaitu :

 Budaya organisasi adalah rangkaian sistem prinsip yang diakui bersama dan
diaplikasikan oleh seluruh elemen organisasi. Hal ini menjadi pembeda antara
organisasi satu dengan lainnya.
 Definisi budaya organisasi yaitu cara organisasi menjalin interaksi dengan
lingkungan yang terintegrasi baik perilaku, asumsi, kisah, gagasan, mitos dan
pikiran-pikiran yang menekankan tentang makna bekerja dalam organisasi.
 Budaya organisasi merupakan rangkaian dasar dari asumsi-asumsi yang ada.
Asumsi tersebut kemudian berkembang di suatu kelompok menjadi acuan
bertingkah laku dalam organisasi. Kebiasaan inilah yang akan diwariskan kepada
generasi penerus sebagai cara pandang, dasar bertindak dalam organsiasi.

2.2 Dasar Budaya Organisasi

Berdasarkan pengertian budaya atau kultur organisasi di atas, sebenarnya  konsep


budaya atau kultur dapat dipahami dari dua sisi, yaitu 

(1) memahami ditinjau dari sudut sumbernya

(2) memahami dari sisi manifestasi atau tampilannya.


5

Budaya atau kultur bersumber dari spirit dan nilai-nilai kualitas kehidupan. Beberapa
spirit dan nilai-nilai yang patut dianut sebuah organisasi, sebagaimana disarankan
oleh Torrington & Weightman, dalam Preedy (1993) diantaranya adalah

 spirit dan nilai-nilai disiplin, spirit dan nilai-nilai tanggung jawab


 spirit dan nilai-nilai kebersamaan
 spirit dan nilai-nilai  keterbukaan
 spirit dan nilai-nilai kejujuran
 spirit dan nilai-nilai semangat hidup
 spirit dan nilai-nilai sosial dan menghargai orang lain
 persatuan dan kesatuan.

Sedangkan budaya atau kultur dipahami dari sisi manifestasi atau tampilannya yaitu
dengan cara merasakan atau mengamati manifestasi atau tampilan yang tercermin
dalam aturan-aturan dan prosedur-prosedur  yang mengatur bagaimana pemimpin dan
anggota organisasi seharusnya bekerja, struktur organisasi yang mengatur  bagaimana
seorang anggota organisasi seharusnya berhubungan secara formal maupun informal
dengan orang lain, sistem dan prosedur kerja seharusnya diikuti, dan kebiasaan kerja
dimiliki seorang pemimpin maupun anggota organisasi.

2.3 Ciri – Ciri Budaya Organisasi

Budaya organisasi yang dapat diamati ialah pola-poola perilaku yang


merupakan manifestasi atau ungkapan-ungkapan dari asumsi-asumsi dasar dan nilai-
nilai. O'Reilly, Chatman, dan Caldwell menemukan ciri-ciri oranganisasi sebagai
berikut:
6

1. Inovasi dan pengambilan risiko (innovation and risk taking). Mencari peluang
baru, mengambil risiko, bereksperimen, dan tidak merasa terhambat oleh
kebijakan dan praktek-praktek formal.
2. Stabilitas dan keamanan (stability and security). Menghargai hal-hal yang dapat
diduga sebelumnya (predictability), keamanan, dan penggunaan dari aturan-aturan
yang mengarahkan perilaku.
3. Penghargaan kepada orang (respect for people). Memperlihatkan toleransi,
keadilan dan penghargaan terhadap orang lain.
4. Orientasi hasil (outcome orientation). Memiliki perhatian dan harapan yang tinggi
terhadap hasil, capaian dan tindakan.
5. Orientasi tim dan kolaborasi (team orientation and collaboration). Bekerja
bersama secaraa terkoordinasi dan berkolaborasi.
6. Keagresifan dan perjuangan (aggressiveness and competition). Mengambil
tindakan-tindakan tegas di pasar-pasar menghadapi para pesaing.

Robbins (1998) menyatakan hasil-hasil penelitian yang mutakhir menetapkan


bahwa ada tujuh ciri-ciri utama yang, secara keseluruhan, mencakup esensi dari
budaya organisasi. Ketujuh ciri-ciri tersebut adalah:

1. Inovasi dan pengembangan risiko. Sejumlah mana karyawan didukung untuk


menjadi inovatif dan berani mengambil risiko.
2. Perhatian terhadap detail. Sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan
kecermatan, analisa dan perhatian terhadap detail.
3. Orientasi ke keluaran. Sejauh mana manajemen lebih berfokus pada hasil-hasil
dan keluaran daripada kepada teknik-teknik dan proses yang digunakan untuk
mencapai keluaran tersebut.
4. Orientasi ke orang. Sejauh mana keputusan-keputusan yang diambil manajemen
ikut memperhitungkan dampak dari keluarannya terhadap para karyawannya.
5. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja lebih diorganisasi seputar
kelompok-kelompok (team) daripada seputar perorangan.
6. Keagresifan. Sejauh mana orang-orang  lebih agrasif dan kompetitif daripada
santai.
7

7. Stabilitas. Sejauh mana kegiatan-kegiatan keorganisasian lebih menekankan status


quo dibandingkan dengan pertumbuhan.

2.4 Jenis – Jenis Budaya Organisasi

Jenis – jenis budaya organisasi dapat ditentukan berdasarkan proses informasi dan
tujuannya.

Berdasarkan proses Informasi

Robert E. Quinn dan Michael R. McGrath (dalam buku Moh. Pabundu Tika)
membagi budaya organisasi berdassarkan proses informasi sebagai berikut.
a. Budaya rasional
Dalam budaya ini, proses informasi individual (klarifikasi sasaran pertimbangan
logika, perangkat pengarahan) diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan kinerja
yang ditunjukkan (efisiensi, produktivitas, dan keuntungan atau dampak).
b. Budaya ideologis
Dalam budaya ini, pemrosesan informasi intuitif (dari pengetahuan yang dalam,
pendapat dan inovasi) diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan revitalisasi
(dukungan dari luar, perolehan sumber daya dan pertumbuhan).
c. Budaya konsensus
Dalam budaya ini, pemrosesan informasi kolektif (diskusi, partisipasi, dan
consensus) diasumsikan untuk menjadi sarana bagi tujuan kohesi (iklim, moral,
dan kerja sama kelompok)
d. Budaya hierarkis
Dalam budaya hierarkis, pemrosesan informasi formal (dokumentasi, komputasi,
dan evaluasi) diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan kesinambungan (stabilitas,
control, dan koordinasi).

Sistem transaksi atau aturan pengelolaan keempat jenis budaya organisasi di


atas dapat dilihat pada Tabel 1.

Budaya Budaya Budaya


Penjelasan Budaya Ideologis
Rasional Konsensus Hierarkis
8

Keperluan/
Keperluan yang Memelihara Melaksanakan
tujuan Mengejar tujuan
luas kelompok aturan
organisasi

Dukungan
eksternal,
Produktivitas, Kontrol
Kriteria kerja pertumbuhan dan Moral kohesi
efisiensi stabilitas
perolehann
sumber daya

Lokasi
Bos Karisma Keanggotaan Aturan
otoritas

Dasar Pengetahuan
Kompetensi Nilai - nilai Status informal
kekuasaan teknis

Pernyataan Pandangan dari


Pengambilan Analisis
formal atas dalam yang Partisipasi
keputusan faktual
keputusan intuitif

Gaya Mengarahkan, Mengusulkan, Konservatif,


Hirau,
kepemimpina berorientasi pada berorientasi pada waspada/ hati
mendukung
n sasaran risiko hati

Komitmen
Pemberian Perjanjian Komitmen pada Pengawasan
berasal dari
pendapatan kontrak nilai - nilai dan kontrol
proses

Evaluasi Keluaran yang Intensitas untuk Kualitas


Kriteria formal
anggota tampak berusaha hubungan

Motif - motif
Pemeliharaan Pertumbuhan Aplikasi Keamanan
kepemilikan
9

2.5 Dimensi Budaya Organisasi

Ada beberapa dimensi yang membedakan budaya, Dimensi ini mempengaruhi


perilaku yang mengakibatkan kekeliruan pemahaman, ketidaksepakatan, dan juga
konflik. Konsep budaya pada awalnya berasal dari lapangan antropologi dan
mendapat tempat pada awal perkembangan ilmu perilaku organisasi. Dimensi-dimensi
yang digunakan untuk membedakan budaya. Gibson (1996) menyebutkan 7 dimensi
budaya, yaitu Hubungan Manusia dengan Alam, Individualisme versus Kolektivisme,
Orientasi Waktu, Orientasi Aktivitas, Informalitas, Bahasa, dan kepercayaan. Hofsede
mengemukakan empat dimensi budaya, yaitu:

1. Penghindaran atas ketidakpastian : Ialah tingkat dimana anggota masyarakat


merasa tidak nyaman dengan ketidakpastian dan ambiguitas. Perasaan ini
mengarahkan mereka untuk mempercayai kepastian yang menjanjikan dan untuk
memelihara lembaga- lembaga yang melindungi penyesuaian.

2. Maskulin vs feminism : Tingkat maskulinitas adalah kecenderungan dalam


masyarakat akan prestasi, kepahlawanan, ketegasan, dan keberhasilan materiil.
Feminitas berarti kecenderungan akan kesederhanaan, perhatian pada yang lemah, dan
kualitas hidup.

3. Individu vs kebersamaan : Individualisme adalah kecenderungan dalam kerangka


sosial dimana individu dianjurkan untuk menjaga diri sendiri dan keluarganya.
Kolektivisme berarti kecenderungan dimana individu dapat mengharapkan kerabat,
suku, atau kelompok lainnya melindungi mereka sebagai ganti atas loyalitas mutlak
yang mereka berikan.

4. Jarak kekuasaan : Ialah ukuran dimana anggota suatu masyarakat menerima bahwa
kekuasaan dalam lembaga atau organisasi tidak didistribusikan secara merata.

2.6 Karakteristik Budaya Organisasi

Penelitian menunjukkan bahwa ada tujuh karakteristik utama yang secara


keseluruhan merupakan hakikat budaya organisasi. Robbins mengemukakan tujuh
karakteristik primer atau utama yang digunakan secara bersama untuk memahami
hakikat dari suatu budaya organisasi. Ketujuh karakteristik primer tersebut meliputi:
10

1. Inovasi dan pengambilan resiko (innovation and risk taking) : Sejauh mana para
karyawan didorong agar inovatif dan mengambil resiko dalam melakukan tugas dan
pekerjaannya.

2. Perhatian terhadap detail (attention to detail) : Sejauh mana para karyawan


diharapkan memperlihatkan presisi (kecermatan), analisis, dan perhatian terhadap
detail.

3. Orientasi pada hasil (outcome orientation) : Sejauh mana manajemen memusatkan


perhatian pada hasil bukannya pada teknik dan proses yang digunakan untuk
mencapai hasil itu.

4. Orientasi orang (people crientation) : Sejauh mana keputusan manajemen


memperhitungkan dampak hasil-hasil pada orang-orang di dalam organisasi itu.

5. Orientasi pada tim (team orientation) : Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan
berdasar tim, bukannya berdasar individu.

6. Agresivitas (aggresiveness) : Sejauh mana orang-orang itu agresif dan kompetitif


dan tidak bersantai - santai.

7. Kemantapan (stability) : Sejauh mana kegiatan organisasi menekankan


dipertahankannya status quo bukannya pertumbuhan.

Setiap karakteristik tersebut berada pada bobot dari rendah ke tinggi. Oleh
karenanya dengan menilai organisasi berdasarkan tujuh karakteristik tersebut akan
diperoleh gambaran gabungan atas budaya organisasi itu. Gambaran itu menjadi dasar
bagi perasaan pemahaman bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi
itu, cara penyelesaian urusan di dalamnya, dan cara para anggota diharapkan
berperilaku.

Para karyawan membentuk persepsi keseluruhan mengenai organisasi


berdasarkan karakteristik budaya organisasi seperti yang telah diuraikan di atas.
Persepsi karyawan mengenai realitas budaya organisasinya menjadi dasar karyawan
berperi;aku, bukan mengenai realitas budaya organisasi itu sendiri. Persepsi yang
mendukung atau tidak mendukung berbagai karakteristik organisasi tersebut
kemudian mempengaruhi kinerja karyawan.
11

2.7 Fungsi Budaya Organisasi

Robbins (2008) menggemukan bahwa budaya organisasi tersebut mempunyai


beberapa fungsi pada suatu organisasi yakni memberi batasan untuk dapat
mendefinisikan peran sehingga dapat memperlihatkan perbedaan yang jelas antar
organisasi, memberikan suatu pengertian identitas terhadap sesuatu yang lebih besar
dibandingkan dengan minat anggota organisasi secara perorangan, menunjukkan
stabilitas pada sistem sosial, memberikan pengertian dan juga mekanisme
pengendalian yang dapat dijadikan sebagai pedoman untuk dapat membentuk sikap
serta perilaku anggota organisasi dan juga pada akhirnya budaya organisasi dapat
membentuk pola pikir serta perilaku anggota organisasi.

Menurut Robbins (1996 : 294), fungsi budaya organisasi sebagai berikut :

 Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.
 Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
 Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas
daripada kepentingan diri individual seseorang.
 Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu
dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.
 Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan
membentuk sikap serta perilaku karyawan.

Adapun fungsi lain dari budaya organisasi yaitu :

 Sebagai batasan pembeda terhadap lingkungan, organisasi ataupun kelompok lain.


 Sebagai perekat bagi staf pada suatu organisasi.
 Mempromosikan stabilitas sistem sosial.
 Sebagai mekanisme kontrol didalam memadu dan juga membentuk sikap serta
perilaku staf.
 Sebagai integrator
 Membentuk perilaku bagi para staf.
 Sebagai sarana untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah pokok organisasi.
12

 Sebagai acuan didalam menyusun suatu perencanaan perusahaan.


 Sebagai alat komunikasi.

2.8 Tahap Pembentukan dan Model Budaya Organisasi

Terbentuknya budaya organisasi sebagaimana dideskripsikan dalam gambar di atas,


berawal dari filsafat pendiri organisasi (pihak yang mempunyai visi terhadap tujuan
organisasi tersebut), budaya asli diturunkan dari filsafat pendirinya, yang kemudian
berpengaruh terhadap kriteria untuk penggunaan dalam mempekerjakan anggota /
karyawannya. Tindakan manajemen puncak juga mempunyai dampak besar dalam
pembentukan budaya organisasi (melalui perkataan dan perbuatan) dan seringkali
menentukan iklim umum dari perilaku yang dapat diterima atau tidak dapat diterima.
Ketentuan anggota / karyawan harus disosialisasikan akan tergantung baik pada
tingkat sukses yang dicapai dalam mencocokkan nilai – nilai anggota / karyawan baru
dengan nilai – nilai organisasi dalam proses seleksi maupun pada preferensi
manajemen puncak akan metode – metode sosialisasi. Tahapan pembentukan budaya
organisasi dilakukan dengan beberapa langkah – langkah berikut :

1. Tahap pertama : proses penciptaan / pembentukan budaya organisasi

Mengidentifikasi :

 Lingkungan Eksternal : Budaya politik nasional dan budaya global


 Lingkungan Internal : Filsafat pendiri organisasi dan sistem nilai organisasi
13

 Budaya Organisasi : Azas/prinsip – prinsip organisasi, landasan normatif


organisasi, pedoman umum/nilai intrinsik organisasi, seragam (uniform), tertulis
(verbal) dan tidak tertulis (non verbal)
2. Tahap kedua : proses sosialisasi / implementasi budaya organisasi

Mengidentifikasi :

 Pra kedatangan, perjumpaan dan metamorfosis


 Hasil interpretasi terhadap budaya organisasi
 Jika sama (disukai) : komitmen/konsensus, produktif, bertahan (status quo),
terjaga, keseimbangan dan kekuatan budaya tinggi
 Jika berbeda (tidak disukai) : konflik/krisis, menginginkan perubahan budaya,
keluarnya pegawai/karyawan dan kekuatan budaya lemah/rendah
3. Tahap ketiga : dampak atau konsekuensi budaya organisasi

Kekuatan budaya yang tinggi akan berdampak terhadap sinergi/kinerja organisasi dan
kepuasan kerja pegawai. Hal yang sama terjadi apabila sebaliknya pada kekuatan
budaya yang lemah.

4. Tahap keempat : umpan balik

Perlu atau tidaknya perubahan budaya organisasi terutama ketika budaya organisasi
dalam keadaan lemah tergantung pada; sifat angkatan kerja, aspek teknologi, kejutan
ekonomi, tingkat persaingan, tren sosial (tingkat keamanan dan demokratisasi) dan
kondisi politik dunia.

5. Tahap kelima : tindak lanjut

Jika menginginkan adanya perubahan budaya organisasi, maka terjadilah proses


pengembangan organisasi (organization development) sebagai bentuk pengelolaan
atau manajemen perubahan. Sebaliknya, jika tidak menginginkan adanya perubahan
14

budaya organisasi, maka terjadilah status quo (bertahan dengan budaya organisasi
yang ada).

Model Budaya Organisasi

- Kooperatif
- Kompetitif
- Kolektif - Mengembangkan
- Kompromi kemampuan kewirausahaan

1. Berani menghadapi risiko


2. Tidak mencari kesalahan pihak lain
3. Terbuka dengan kritik & umpan balik
4. Memahami perubahan
5. Adaptasi terhadap perubahan
6. Inovatif, kreatif dan apresiatif
7. Nasionalisme

2.9 Tingkatan Budaya Organisasi

Ada beberapa tingkatan budaya organisasi. Menurut Daft (2002), terdapat tiga
tingkatan budaya organisasi, yaitu :

1. Artefak (Artifact) : Artefak (artifact), adalah budaya organisasi tingkat pertama,


yaitu hal-hal yang dilihat, didengar dan dirasa ketika seseorang berhubungan
dengan suatu kelompok baru. Artefak bersifat kasat mata (visible), misalnya
lingkungan fisik organisasi, cara berperilaku, cara berpakaian, dan lain-lain.
Karena antara organisasi yang satu dengan organisasi lainnya artefaknya berbeda-
beda, maka anggota baru dalam suatu organisasi perlu belajar dan memberikan
perhatian terhadap budaya organisasi tersebut. 
2. Nilai (Espuosed Values) : Nilai (espoused values), merupakan alasan yang
diberikan oleh sebuah organisasi untuk mendukung caranya melakukan seseuatu.
15

Ini adalah budaya organisasi tingkat kedua yang mempunyai tingkat kesadaran
yang lebih tinggi daripada artefak. Pada tingkat ini, baik organisasi maupun
anggota organisasi memerlukan tuntunan strategi, tujuan dan filosofi dari
pemimpin organisasi untuk bersikap dan bertindak. Oleh karena itu, untuk
memahami espoused values ini, seringkali dilakukan wawancara dengan anggota
kunci organisasi misalnya, atau menganalisa kandungan artefak seperti dokumen.
3. Asumsi Dasar (Basic Asumption) : Asumsi dasar (basic assumption), merupakan
bagian penting dari budaya organisasi. Asumsi ini merupakan reaksi yang
dipelajari yang bermula dari nilai- nilai yang didukung karena merupakan
keyakinan yang dianggap sudah ada oleh anggota suatu organisasi seperti
kepercayaan, persepsi ataupun perasaan yang menjadi sumber nilai dan tindakan.
Budaya organisasi tingkat ketiga ini menetapkan cara yang tepat untuk melakukan
seseuatu dalam sebuah organisasi, yang seringkali dilakukan lewat asumsi yang
tidak diucapkan.

2.10 Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kinerja Karyawan

Definisi kepuasan kerja menurut Igbaria dan Guimaraes (1999) adalah adalah sebagai
berikut: Kepuasan kerja adalah yaitu keadaan emosional yang menyenangkan atau
tidak menyenangkan dengan mana karyawan memandang pekerjaan mereka.

Definisi kepuasan kerja menurut Handoko (1995) adalah sebagai berikut:


Kepuasan kerja yaitu keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan dengan mana karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan
kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Dari dua definisi
kepuasan kerja di atas maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan
suatu bentuk sikap manusia terhadap pekerjaan yang dilakukannya pada suatu masa.
Kepuasan kerja juga merupakan kondisi emosi seseorang dalam memandang
pekerjaannya yang setiap orang memiliki bobot yang berbeda.

Bagi perusahaan adalah penting dan sudah menjadi suatu keharusan untuk bisa

memenuhi kepuasan kerja karyawan, karena karyawan merupakan sumber daya yang
penting dalam mencapai tujuan. Bagi karyawan terciptanya kepuasan kerja akan
16

berdampak positif bagi dirinya sendiri. Karyawan dapat mengaktualisasikan dirinya


melalui segenap kemampuan yang dimiliki. Apabila kepuasan kerja ada pada
karyawan maka karyawan akan melakukan hal yang terbaik dan selalu
mengembangkan kemampuan bagi pekerjaannya. Karyawan dengan tingkat kepuasan
yang tinggi dapat mengaktualisasikan diri dalam pekerjaannya sehingga ia dapat
bekerja lebih produktif dan pada akhirnya tujuan perusahaan akan tercapai.

Sebagai contoh kasus yaitu PT Pos Indonesia (Persero) Bandung menyadari bahwa
sumber daya manusia memegang peranan penting dalam melancarkan kegiatan
operasional perusahaan. Salah satu upaya yang dilakukan perusahaan untuk
meningkatkan kepuasan kerja karyawan adalah dengan cara memenuhi kebutuhan
sumber daya tersebut berupa pengelolaan budaya organisasi. Dengan pengelolaan
budaya organisasi yang baik dan benar maka karyawan tersebut akan merasa puas
dengan apa yang telah diterapkan dan diberikan oleh organisasi kepadanya. Pada
penelitian ini penyusun menyimpulkan dengan menyebarkan kuesioner. Sebagai
sampel penelitian diambil 72 orang karyawan dari keseluruhan 88 orang karyawan.
Penyusun melakukan analisis terhadap data yang dikumpulkan dengan bantuan SPSS
for Wndow version 18,0 Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat budaya
organisasi dan kepuasan kerja karyawan tinggi. Berdasarkan hasil pengelolaan
kuesioner, budaya organisasi berpengaruh cukup tinggi terhadap kepuasan kerja
karyawan dengan R Square 38,8%. Berarti kepuasan kerja karyawan dipengaruhi
budaya organisasi sebesar 38,8% dan sisanya 61,2% dipengaruhi faktor lain.
17

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Budaya organisasi menunjukkan ciri – ciri, sifat, atau karakteristik tertentu


yang yang menunjukkan kesamaannya. Akar dari budaya organisasi adalah
serangkaian karakteristik inti yang secara kolektif dihargai oleh semua anggota
organisasi. karakteristik budaya organisasi menunjukkan ciri – ciri, sifat – sifat, unsur
– unsur, atau elemen – elemen yang terdapat dalam suatu budaya organisasi. Setiap
organisasi akan menampakkan sifat dan cirinya berdasarkan karakteristik budaya
organisasi yang dimilikinya. Perkembangan studi budaya dalam organisasi juga
seiring dengan berkembangnya anggapan bahwa organisasi tidak bebas nilai berarti
pula bahwa organisasi yang satu boleh jadi berbeda dengan organisasi lainnya meski
keduanya bergerak dalam bidang yang sama, karena masing-masing organisasi
memiliki budaya dan nilai-nilai tersendiri.

Budaya organisasi yang terjadi di lingkungan organisasi sangat ditentukan


oleh sistem struktur organisasi dan gaya manajemen. Secara umum, karakteristik
budaya dan kualitas kehidupan kerja organisasi yang terjadi masih bersifat parsial
sebagai dampak dari kebijakan organisasi yang ditetapkan. Berkenaan dengan faktor –
faktor dominan, baik internal maupun eksternal organisasi dapat diidentifikasi adanya
pembentukan karakteristik budaya organisasi. Faktor – faktor tersebut juga terindikasi
dalam pembentukan kualitas kehidupan kerja perusahaan namun tidak seluruh faktor
tersebut berpengaruh. Penerapan budaya organisasi berkontribusi pada peningkatan
motivasi kerja juga berdampak pada kinerja karyawan sendiri.

3.2 Saran
18

Setiap organisasi memiliki budaya sendiri yang spesifik dengan karakteristik yang
berbeda maka sangat penting bagi setiap organisasi memahami karakteristik budaya
organisasi yang sedang hidup dan berkembang dalam organisasinya, dan
menggantinya dengan karakteristik yang lebih tepat jika diperlukan. Karakteristik ini
sebaiknya menjadi pedoman bagi sikap pemahaman bersama yang dimiliki para
anggota mengenai organisasi, bagaimana segala sesuatu dilakukan di dalamnya dan
cara para anggota diharapkan berperilaku.

DAFTAR PUSTAKA

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/135958-T%2028091-Analisis%20pengembangan-
Literatur.pdf

http://etheses.uin-malang.ac.id/1728/6/09410050_Bab_2.pdf

http://e-journal.uajy.ac.id/652/3/2EM16484.pdf

http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_FPEB/197207152003121
-CHAIRUL_FURQON/Artikel-Organizational_Culture.pdf

http://anahuraki.lecture.ub.ac.id/files/2012/05/bab-13.-budaya-org.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/162827-ID-karakteristik-budaya-
organisasi-dan-hubu.pdf

https://www.researchgate.net/publication/327774595_Budaya_Organisasi_dalam_Me
ningkatkan_Kinerja_Karyawan

http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/download/2354/
2747

http://jurnalmanajemen.petra.ac.id/index.php/man/article/download/16362/16354

http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/assets/article/view/1289
19

Anda mungkin juga menyukai