Anda di halaman 1dari 13

BUDAYA ORGANISASI

Mata Kuliah: Perilaku Keorganisasian

Dosen Pengampu: DIAN TRIYANI, S.E., M.M.

Disusun Oleh:

Kelompok:

1. Ika Marlisa (B.111.20.0079)


2. Mutia Yuni Rahman (B.111.20.0118)
3. Ade Evi Afifah (B.111.20.0121)
4. Wulan Nurdiah (B.111.20.0131)
5. Novianti Widia Maharani (B.111.20.0133)
6. Galuh Kuncoro Jati (B.111.20.0235)
7. Rega Raihan Apriliano (B.111.20.0242)

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................. 2
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 2
1.3 Tujuan .................................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................... 4
2. 1 Pengertian Budaya Organisasi ............................................................................................ 4
2. 2 Fungsi Budaya Organisasi.................................................................................................... 5
2. 3 Karakteristik Budaya Organisasi ........................................................................................ 6
2. 4 Jenis-Jenis Budaya Organisasi ............................................................................................ 8
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................... 11
3. 1 Kesimpulan .......................................................................................................................... 11
3. 2 Saran .................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 12

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap organisasi mempunyai budayanya masing-masing yang menjadi ciri khas suatu
organisasi. Budaya sebuah organisasi memegang peranan yang cukup penting dalam organisasi
tersebut karena budaya yang baik akan dapat memberikan kenyamanan yang kemudian
menunjang peningkatan kinerja anggotanya. Sebaliknya, budaya organisasi yang kurang baik
atau yang kurang sesuai dengan pribadi anggotanya akan memicu penurunan kinerja setiap
anggota.

Dewasa ini banyak perusahaan yang mengubah budayanya agar dapat menunjang kemajuan
perusahaan tersebut. Hal ini semakin membuktikan bahwa budaya suatu organisasi dapat
sedemikian mempengaruhi sebuah organisasi. Keberlangsungan suatu organisasipun sedikit-
banyak terpengaruh oleh budaya organisasi. Sebagai contoh, budaya nepotisme di suatu
organisasi atau perusahaan sudah tentu akan mengantarkan organisasi atau perusahaan tersebut
ke gerbang kehancuran. Bagaimana tidak, dengan merekrut orang-orang yang hanya satu ras
saja atau satu keluarga dalam perusahaan tersebut tanpa merujuk pada prestasi, kredibilitas,
kemampuan serta kesetiaan pada perusahaan sudah pasti akan menurunkan kualitas suatu
perusahaan yang lama kelamaan akan tersingkir oleh perusahaan lain yang lebih merekrut
karyawan dengan kualitas yang baik tanpa melihat ras, agama atau warna kulit.

Namun, dalam hal menciptakan serta menumbuhkan sebuah budaya organisasi tidak hanya
bertitik tumpu pada kenyamanan anggota saja. Ada banyak faktor-faktor lain yang harus
diperhatikan. Diperlukan pemikiran yang matang untuk dapat menciptakan dan menumbuh-
kembangkan budaya yang akan dapat berdampak baik perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari budaya organisasi ?
2. Apa fungsi dari budaya organisasi ?
3. Apa saja karakteristik budaya organisasi ?
4. Apa saja jenis-jenis budaya organisasi?

2
1.3 Tujuan
Berikut ini merupakan tujuan dari dilakukannya penelitian ini:

1. Untuk mempelajari secara mendasar mengenai budaya organisasi.


2. Sebagai referensi penulis dan pembaca dalam berbudaya di lingkungan kerja.
3. Mengungkapkan nilai-nilai budaya dalam dunia kerja.
4. Menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai budaya yang ada di suatu
perusahaan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 Pengertian Budaya Organisasi


Budaya organisasi adalah sebuah sistem kepercayaan dan sikap bersama yang
berkembang dan dianut oleh sekelompok orang. Sistem kepercayaan dan sikap bersama suatu
organisasi ini akan membedakannya ke kelompok atau organisasi lainnya.

Budaya organisasi juga bisa didefinisikan sebagai filosofi, ideologi, nilai-nilai, asumsi,
kepercayaan, harapan, sikap dan norma yang menyatakan suatu organisasi dan menampung
semua keberagaman atau pluralisme.

Pada dasarnya, pengertian budaya organisasi adalah suatu karakteristik yang ada di suatu
kelompok dan digunakan sebagai tuntunan mereka dalam berperilaku serta membedakannya
dengan kelompok lain. Artinya, budaya organisasi merupakan suatu normal dan nilai-nilai
perilaku yang harus dipahami dan dipatuhi oleh kelompok orang yang menganutnya.

Budaya organisasi biasanya melibatkan seluruh pengalaman, filosofi, pengalaman,


ekspektasi, dan seluruh nilai di dalamnya. Sehingga, budaya organisasi ini akan direfleksikan
melalui kegiatan mereka sehari-hari, mulai dari interaksinya dengan orang lain, caranya
bekerja dan ekspektasi di masa depan.

Pengertian Budaya Organisasi Menurut Para Ahli

1. Sarpin (1995)
Menurut Sarpin, pengertian budaya organisasi adalah suatu sistem nilai, kepercayaan
dan kebiasaan dalam suatu organisasi yang saling berinteraksi dengan struktur sistem
formalnya untuk menghasilkan norma-norma perilaku organisasi.
2. Kreitner dan Kinicki (2005)
Kreitner dan Kinicki menyatakan budaya organisasi biasanya digambarkan dalam arti
yang sama. Pola-pola dari kepercayaan, simbol-simbol, ritual-ritual dan mitos-mitos
yang berkembang dari waktu ke waktu berfungsi sebagai perekat yang menyatakan
organisasi. Setiap organisasi yang beraneka ragam bentuknya pasti memiliki budaya
berbeda-beda. Perbedaan budaya organisasi ini hal yang sangat wajar, karena
lingkungannya yang berbeda-beda.

4
3. Susanto
Susanto mengatakan budaya organisasi adalah nilai-nilai yang menjadi pedoman bagi
sumber daya manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha
penyesuaian integrasi ke dalam organisasi. Sehingga setiap anggota organisasi wajib
memahaminya dan bertingkah laku serta berperilaku sama.
4. Lathans (1998)
Lathans berpendapat budaya organisasi adalah norma-norma dan nilai-nilai yang
mengarah pada perilaku anggota organisasi. Semua anggota akan berperilaku sesuai
dengan budaya yang berlaku agar diterima oleh lingkungannya.
5. Schein (1992)
Menurut Schein, budaya organisasi adalah sebuah pola dari berbagai asumsi dasar
yang ditemukan, diciptakan atau dikembangkan oleh sebuah kelompok. Tujuannya,
organisasi bisa belajar mengatasi dan menanggulangi masalah-masalah yang timbul
akibat adaptasi eksternal dan integrasi internal yang sudah berjalan dengan baik.

2. 2 Fungsi Budaya Organisasi


Pemimpin sebuah organisasi memiliki peran penting dalam membentuk budaya
organisasi. Banyak pemimpin yang menggunakan teori budaya organisasi yang ada saat ini
untuk diterapkan di perusahaannya. Oleh karena itu, budaya organisasi yang mengandung
nilai-nilai dan norma-norma memiliki 5 fungsi, antara lain:

1. Meningkatkan rasa kepemilikan


Budaya organisasi berfungsi sebagai identitas yang meningkatkan rasa kepemilikan
dan loyalitas bagi seluruh anggotanya. Rasa kepemilikan berarti penerimaan sebagai
anggota atau bagian dari sesuatu. Misalnya, suatu organisasi sangat menekankan
budaya kedisiplinan. Maka, anggotanya akan memiliki identitas bahwa mereka
kumpulan orang-orang yang disiplin.
2. Alat untuk mengorganisir
Fungsi budaya organisasi kedua, yaitu sebagai alat untuk mengorganisir setiap
anggota atau karyawan suatu perusahaan. Maksudnya, mengorganisasi atau mengatur
suatu kelompok agar membentuk satu kesatuan. Nilai-nilai dan norma-norma dalam
budaya organisasi bisa menjadi batasan-batasan yang harus dipahami dan dipatuhi
semua anggotanya. Hal ini bisa membedakan antara satu organisasi dengan organisasi
lainnya.
5
3. Meningkatkan kekuatan organisasi
Budaya organisasi memiliki fungsi untuk meningkatkan kekuatan nilai suatu
organisasi. Maksudnya, meningkatkan kualitas suatu organisasi melalui nilai-nilai
dan norma-norma yang ada dalam budaya organisasi tersebut. Karena itu, budaya
organisasi juga dikenal sebagai pedoman dalam menyatukan organisasi dengan
memberikan standar tepat mengenai tutur kata dan tingkah laku para anggotanya.
4. Mengontrol perilaku
Ketiga, Fungsi budaya organisasi sebagai mekanisme dalam mengontrol perilaku
setiap anggota di dalam maupun di luar lingkungan organisasi. Nilai-nilai dan norma
dalam budaya organisasi bisa memandu dan membentuk sikap serta perilaku
karyawannya. Perilaku adalah serangkaian tindakan yang dibuat oleh individu,
organisme, sistem atau entitas buatan dalam hubungannya dengan diri sendiri atau
lingkungannya, yang mencakup sistem atau organisme lain di sekitarnya serta
lingkungan fisik.
5. Mendorong kinerja anggota
Budaya organisasi juga berfungsi membantu mendorong seluruh anggota organisasi
atau karyawan perusahaan untuk meningkatkan performa kerja, baik itu dalam jangka
pendek maupun jangka panjang. Sehingga, budaya organisasi akan mendorong para
anggota agar lebih mengedepankan kepentingan organisasi dibandingkan kepentingan
pribadi. Jadi, mereka lebih sadar bahwa kepentingan bersama harus lebih
diprioritaskan.
6. Menentukan tujuan organisasi
Budaya organisasi berfungsi sebagai alat untuk menentukan arah atau hal-hal yang
bisa dilakukan dan tidak. Tujuan adalah penjabaran dari visi dan misi yang ingin
dicapai oleh suatu organisasi atau perusahaan.

2. 3 Karakteristik Budaya Organisasi


1. Inovasi dan Keberanian Mengambil Risiko
Budaya organisasi memiliki karakteristik yang mendorong anggota atau karyawannya
lebih inovatif dan berani mengambil risiko. Karena, setiap anggota organisasi
memiliki tingkat tanggung jawab yang tinggi, bebas dalam bekerja dan memiliki
banyak peluang untuk inisiatif dalam organisasi. Sehingga, mereka perlu didorong

6
untuk melakukan inovasi. Di sisi lain, seluruh anggota juga harus lebih berani
mengambil risiko ketika berinovasi.
Inovasi adalah proses atau hasil pengembangan mobilisasi pengetahuan, keterampilan,
dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki suatu produk maupun sistem.
Risiko, di sisi lain, adalah bahaya, konsekuensi, atau konsekuensi yang terjadi sebagai
akibat dari proses yang sedang berlangsung atau peristiwa di masa depan.
2. Perhatian Terhadap Detail
Budaya organisasi juga ditandai dengan lebih berorientasi pada detail, seberapa
banyak presisi, analisis, dan perhatian terhadap detail yang diharapkan dari para
anggotanya. Dalam hal ini, organisasi mengharapkan anggota untuk melakukan
pekerjaan yang lebih rinci, analitis dan terfokus. Organisasi melakukan lebih dari
sekedar menciptakan tujuan dan harapan yang jelas untuk kinerja karyawan. Tetapi
ada juga struktur yang jelas untuk pekerjaan anggota dan karyawan.
3. Orientasi Hasil
Budaya organisasi juga ditandai dengan penekanan pada hasil atas metode dan proses
untuk mencapainya. Artinya, perusahaan atau organisasi lebih berorientasi pada hasil
atau mencapai tujuan karyawannya. Orientasi hasil adalah kemampuan untuk
mempertahankan komitmen pribadi tingkat tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan,
menjadi kredibel dan akuntabel, dan untuk mengidentifikasi risiko secara sistematis.
Oleh karena itu, pemahaman hubungan antara rencana dan hasil diperlukan untuk
mencapai keberhasilan organisasi.
4. Orientasi Orang
Karakteristik lain dari budaya organisasi adalah bahwa organisasi memiliki fokus
terbesar pada anggota atau karyawannya. Anggota organisasi atau karyawan
perusahaan adalah aset terbesar perusahaan. Orientasi adalah proses atau upaya
individu atau kelompok untuk memahami lingkungannya. Dalam kontak budaya
organisasi, organisasi dapat beralih ke anggota yang berpartisipasi.
Oleh karena itu, manajemen biasanya mempertimbangkan dampak konsekuensi dari
setiap keputusan terhadap orang-orang yang bekerja dalam organisasi atau bisnis.
Namun, beberapa organisasi mengesampingkan karakteristik budaya organisasi ini.
5. Orientasi Tim
Orientasi tim juga merupakan ciri budaya organisasi. Dengan kata lain, pemimpin
memprioritaskan aktivitas kerja dalam organisasi berdasarkan tim daripada individu.
Orientasi tim dapat didefinisikan sebagai aktivitas kerja yang diorganisir di sekitar
7
anggota organisasi maupun individu untuk mendukung kolaborasi. Pemimpin
organisasi dapat memberikan dukungan berupa komunikasi yang jelas, sikap ramah,
motivasi, dan bimbingan kepada seluruh anggota organisasi.
6. Agresivitas
Ciri-ciri budaya organisasi juga termasuk agresi. Agresi adalah perilaku yang
membuat orang lain menjadi agresif atau bermusuhan dalam bentuk bahasa yang tegas,
pemaksaan diri, dan dominasi. Dalam budaya organisasi, agresi adalah keadaan di
mana setiap anggota cenderung menjadi lebih kompetitif dan agresif. Karakteristik
budaya organisasi ini juga dapat diartikan sebagai toleransi konflik. Budaya
organisasi yang kuat dapat berhasil menyelesaikan masalah dan konflik internal. Ini
karena organisasi sangat toleran terhadap konflik.
7. Stabilitas
Stabilitas adalah kemampuan suatu organisme, populasi, komunitas, atau ekosistem
untuk mempertahankan dirinya sendiri atau meredakan berbagai gangguan dan
tekanan. Budaya organisasi harus menunjukkan karakteristik stabilitas di mana
kegiatan organisasi diarahkan untuk mempertahankan status quo daripada
berkembang.

2. 4 Jenis-Jenis Budaya Organisasi


1. Budaya Organisasi yang Kuat
Budaya organisasi yang kuat merupakan suatu budaya yang nilai luhur secara intensif
dianut dan disebarkan secara luas. Semakin banyak anggota yang menerima nilai luhur
dan semakin besar komitmen mereka, maka akan semakin kuat budaya dan semakin
besar pengaruhnya terhadap perilaku anggota. Hal tersebut dikarenakan tingkat yang
tinggi terhadap nilai dan dibagikan dan intensitas yang dapat menciptakan iklim
pengendalian perilaku yang diharapkan mereka.
Budaya organisasi yang kuat merupakan jenis budaya organisasi yang mengacu pada
kondisi dimana karyawan dapat beradaptasi, menghormati kebijakan organisasi, serta
mematuhi pedoman organisasi.
Setiap anggota benar-benar menikmati pekerjaan mereka serta melihat setiap tugas
sebagai pengalaman baru dalam budaya organisasi yang kuat. Itu berarti bahwa mereka
dengan sepenuh hati atau rela menerima peran dan tanggung jawab dalam suatu
organisasi atau perusahaan.
8
2. Budaya Organisasi yang Lemah
Budaya organisasi yang lemah merupakan jenis budaya organisasi dimana setiap
anggotanya mengambil peran serta tanggung jawab hanya karena takut pada pemimpin.
Mereka takut dengan kebijakan semua jenis organisasi, sehingga mereka melihat
organisasi sebagai platform untuk mencuri pendapatan. Tetapi mereka juga tidak
merasa terhubung dengan organisasi atau perusahaan.
3. Budaya Organisasi yang Terbuka dan Partisipatif
Budaya organisasi yang terbuka dan partisipatif ditandai dengan adanya pencapaian
tujuan yang lebih tinggi serta rasa saling percaya dengan bawahan atau anggota
organisasi. Budaya organisasi yang terbuka dan partisipatif juga ditandai dengan
komunikasi yang lebih terbuka, kepemimpinan kolaboratif serta penuh kasih,
pemecahan masalah kolaboratif, otonomi karyawan dan berbagai segala jenis informasi.
4. Budaya Organisasi yang Tertutup dan Otokratis
Budaya organisasi yang tertutup dan otokratis dicirikan oleh tujuan yang tinggi, tetapi
tidak didukung oleh rasa saling percaya. Dengan kata lain, pencapaian tujuan organisasi
dibebankan kepada anggota oleh pemimpin. Bahkan, budaya organisasi tertutup juga
ditandai dengan kepemimpinan dictator yang kuat.
5. Budaya Adhokrasi
Adhokrasi adalah kata yang menggabungkan “ad hoc” dan birokrasi. Oleh karena itu,
organisasi dengan budaya ad-hoc fleksibel dan tidak terbebani oleh prosedur dan
kebijakan birokrasi. Penekanannya adalah pada inovasi dan peningkatan yang konstan,
dan langkahnya biasanya sangat cepat, menantang status quo sementara mungkin
berhasil.
Sebagian besar perusahaan rintisan dan teknologi seperti Apple, Google, dan Facebook
didorong oleh budaya adhokratis. Ini sangat penting untuk merek Anda dan
keberhasilannya di pasar yang selalu berubah dan kompetitif.
Tetapi ketika perusahaan rintisan menjadi raksasa teknologi seperti ini, Adhocratic
menjadi kurang menguntungkan di seluruh perusahaan. Ada beberapa fungsi dan unit
bisnis yang membutuhkan lebih banyak struktur, tetapi sebenarnya, di bidang etika dan
kepatuhan, semakin lambat organisasi semakin baik. Adhocracy oleh karena itu dapat
ditransfer ke unit tertentu untuk membantu perusahaan tetap inovatif dan kompetitif di
pasar.
6. Budaya Klan

9
Sebuah "klan" adalah sekelompok keluarga yang terkait erat dan terhubung, atau
sekelompok orang dengan kepentingan bersama yang kuat. Budaya klan umum terjadi
dalam bisnis kecil atau keluarga yang tidak hierarkis. Karyawan dihargai terlepas dari
tingkat atau lingkungan yang mendukung mereka.
Budaya ini adalah tentang bekerja sama sebagai sebuah tim dengan memastikan bahwa
semua karyawan merasa setara. Anda dapat merasa nyaman memberikan umpan balik
yang jujur dan apa adanya. Selain kerja tim, keterampilan dan nilai diturunkan dari
generasi ke generasi, sehingga Anda dapat fokus pada pendampingan dan pelatihan.
Budaya ini biasanya memiliki tingkat keterlibatan karyawan yang tinggi, yang
diterjemahkan menjadi layanan pelanggan yang sangat baik. Namun, kelemahan dari
varietas ini adalah sulit dirawat saat tumbuh. Seiring pertumbuhan organisasi, operasi
dapat menjadi kurang fokus dan lancar.
7. Budaya Hierarki
Budaya hierarki adalah budaya perusahaan yang umum di Amerika Serikat. Hal ini
ditentukan oleh struktur, prosedur yang ditetapkan, dan tingkat kewenangan. Karyawan
dalam yang bertanggung jawab, siapa yang melapor dan apa aturannya. Melakukan hal
yang benar sangat penting dalam budaya ini.
Tugas didefinisikan dengan baik dan cenderung menyederhanakan proses. Lembaga
keuangan, asuransi kesehatan, dan perusahaan minyak dan gas semuanya memiliki
hierarki. Jenis budaya perusahaan ini memungkinkan kami untuk mengelola risiko
dengan lebih baik, lebih stabil, dan lebih efisien. Namun, hal itu dapat menghambat
inovasi, kelincahan, dan daya tanggap terhadap perubahan pasar dan industri yang tiba-
tiba. Ini mungkin tidak memiliki fleksibilitas yang dibutuhkan oleh pasar saat ini dan
masa depan.
8. Budaya Pasar
Budaya pasar adalah tentang margin keuntungan dan tetap menjadi yang terdepan
dalam persaingan. Ini berorientasi pada hasil dan fokus untuk memastikan pelanggan
puas. Contoh perusahaan yang didorong oleh budaya pasar adalah Tesla, Amazon dan
General Electric.
Inovasi sangat penting untuk keberhasilan organisasi ini. Jadi Anda harus selalu lebih
kreatif dan membawa produk baru dan lebih baik ke pasar sebelum pesaing Anda.
Budaya semacam ini menjamin kelangsungan hidup perusahaan, tetapi karyawan sering
bosan dengan harapan yang tinggi dan permintaan produksi yang konstan. Juga,
pengalaman karyawan dan kepuasan karyawan mungkin tidak ditekankan.
10
BAB III

PENUTUP

3. 1 Kesimpulan
Budaya organisasi adalah sebuah sistem kepercayaan dan sikap bersama yang berkembang
dan dianut oleh sekelompok orang. Sistem kepercayaan dan sikap bersama suatu organisasi ini
akan membedakannya ke kelompok atau organisasi lainnya. Budaya organisasi juga bisa
didefinisikan sebagai filosofi, ideologi, nilai-nilai, asumsi, kepercayaan, harapan, sikap dan
norma yang menyatakan suatu organisasi dan menampung semua keberagaman atau pluralisme.
Pada dasarnya, pengertian budaya organisasi adalah suatu karakteristik yang ada di suatu
kelompok dan digunakan sebagai tuntunan mereka dalam berperilaku serta membedakannya
dengan kelompok lain. Artinya, budaya organisasi merupakan suatu normal dan nilai-nilai
perilaku yang harus dipahami dan dipatuhi oleh kelompok orang yang menganutnya. Sehingga,
budaya organisasi ini akan direfleksikan melalui kegiatan mereka sehari-hari, mulai dari
interaksinya dengan orang lain, caranya bekerja dan ekspektasi di masa depan.

Budaya organisasi yang mengandung nilai-nilai dan norma-norma memiliki 5 fungsi,


antara lain meningkatkan rasa kepemilikan, alat untuk mengorganisir, meningkatkan kekuatan
organisasi, mengontrol perilaku, mendorong kinerja anggota, serta menentukan tujuan
organisasi.

Budaya organisasi juga memiliki beberapa karakteristik, diantaranya adalah inovasi dan
keberanian mengambil risiko, perhatian terhadap detail, orientasi hasil, orientasi orang,
orientasi tim, agresivitas, dan stabilitas.

Dan jenis-jenis yang terdapat dalam budaya organisasi diantaranya yaitu budaya organisasi
yang kuat, budaya organisasi yang lemah, budaya organisasi yang terbuka dan partisipatif,
budaya organisasi yang tertutup dan otokratis, budaya adhokrasi, budaya klan, budaya hierarki,
dan budaya pasar.

3. 2 Saran
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh penulis, maka
untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendasar lagi, disarankan kepada pembaca untuk
membaca literatur-literatur yang telah dilampirkan pada daftar rujukan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abdhul, Y. (2021, September 9). Pengertian Budaya Organisasi: Fungsi, Jenis, Karakteristik,
Dan Contoh. Retrieved from https://deepublishstore.com/:
https://deepublishstore.com/materi/budaya-organisasi/#Jenis-
jenis_Budaya_Organisasi

Fariza, A. N. (2021, November 2). Mengulas Jenis Budaya Organisasi untuk Kelancaran
Bisnis Anda. Retrieved from sekawanmedia.co.id:
https://www.sekawanmedia.co.id/blog/mengenal-budaya-organisasi/

Ibnu. (2021, Maret 10). Budaya Organisasi: Pengertian dari Ahli, Fungsi, dan
Karakteristiknya. Retrieved from accurate.id: https://accurate.id/marketing-
manajemen/budaya-organisasi/#Kesimpulan

Stephen P. Robbins, T. A. (2015). Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

12

Anda mungkin juga menyukai